Keikhlasan Hati Anita

***

Setelah mendengar itu Anita berusaha bangkit dari duduknya ia tak ingin berlama lama diam begitu saja.

"Mas.."

"Bukankah kau tau dari awal aku memang tidak menginginkanmu bukan".Potong Danil sebelum anita menyelesaikan ucapannya.

Anita hanya bisa menunduk mendengar ucapan yang dilontarkan Danil, sederhana tapi menusuk.

"Aku ingat mas..aku tak akan lupa akan hal itu".Ucap Anita mendongak.

"Tapi...".berniat melanjutkan tapi keburu di potong oleh Danil

"Tapi APA..HAH..tapi kamu berusaha mengelak akan hal itu..IYAAA!!!".Bentak Danil seperti ingin menerkam mangsanya.

"Dengarkan baik baik Anita Az zahra".Geram Danil.

"Sampai kapan pun aku tidak akan berbalik mencintaimu..jadi kubur jauh jauh mimpimu itu".Lanjutnya.

Air mata anita kembali menetes ke lantai karena ia tengah menunduk.

"Apa salah ku padamu mas".

"Sehingga kau sangat membenciku".

"Pernikahan ini bukan aku yang menginginkannya mas..tapi aku berusaha menghargai ikatan sakral itu".

"Apa aku salah mas".

Melontarkan beberapa kalimat yang membuat hatinya sendiri yang sakit.

"Aku mencintaimu mas karena Allah..dan karena Allah aku mempertahankanmu".

Danil yang mencerna setiap bait kata yang dilontarkan oleh Anita hanya menatap datar.

"Apa kamu fikir aku akan diam saja melihat suamiku direbut oleh wanita lain mas".Ucap Anita berani

"Kamu tidak berhak akan hal itu Anita".Teriak Danil tak kalah keras.

"Aku berhak mas". Membalas teriakan Danil

PLAKKKKKK

Dengan refleks Anita memegang pipinya yang terasa perih tapi hatinya tak kalah perih..ia benar benar gak nyangka Danil dengan setega itu menamparnya.

Emosi Danil sudah di ubun ubun ia tidak peduli dengan perasaan Anita.

"Kamu tidak berhak atas diriku..kenapa jika aku lebih memilih wanita lain dari pada kamu..HAH".

"Bukankah sudah kubilang aku tidak pernah menginginkanmu".

"Aku sangat yakin sebenarnya bukan aku yang kamu inginkan, tapi uangku bukan..aku sudah bisa menebak pikiran licik wanita ular sepertimu".

"Kamu tidak usah berpura pura polos didepanku padahal sebenarnya hati kamu itu busuk"

Setiap bait kata yang keluar dari mulut Danil seperti benturan keras yang membuat hati Anita lebih sakit daripada sakit.

"Bukannya kamu tau jika aku sering meniduri Jessi??..Seharusnya itu sebagai peringatan buat kamu bahwa kamu memang tidak dibutuhkan".

Danil berhenti sejenak mengatur nafas kemudian kembali berbicara tanpa memberi kesempatan Anita untuk membela diri.

H**uffffgh."Dengarkan ini baik baik, aku menikahimu hanya karena oma dan sekarang oma sudah tidak ada jadi tidak ada lagi alasanku untuk mengikatmu, jadi..."

Anita yang melihat Danil menggantung ucapannya berusaha mengendalikan dirinya harap cemas hal buruk yang akan terjadi setelah ini.

"Jadi Saya Danil Putra Wijaya telah menjatuhkan talak dua kepada Anita Az zahra."

JJDAAAAARRRRRRRRRRRR

Bagaikan disambar petir dunia Anita seakan hancur, hal yang selama ini ia hindari akhirnya ia dengar dari mulut suaminya.

"Mulai saat ini kita tidak memiliki hubungan lagi".Belum selesai dengan keterkejutannya Danil kembali berucap.

"Saya akan mengurus secepatnya surat perceraian kita...satu hari waktu kamu untuk mengemasi barang barang kamu".Ucap Danil lagi sebelum benar benar berlalu.

Seketika badan Anita terkulai lemas tak mampu lagi menopang tubuhnya, pikirannya kosong seakan tak memiliki semangat hidup lagi.

Hatinya masih belum mampu menerima ucapan Danil beberapa menit yang lalu, dengan kesabarannya berusaha mempertahankan pernikannya.

Akhirnya ia telah kalah, ia kalah mengambil hati suaminya,ia kalah mempertahankan hubungannya, dan ia kalah oleh wanita yang saat ini sedang bersama suaminya...lebih tepatnya mantan suami.

***

Para pelayan yang sedari tadi mendengarkan pertengkaran hebat kedua majikannya itu tak bisa berbuat apa apa, ia merasa iba dengan majikan perempuannya

Tak ada pelayan yang tidak mengetahui penderitaan Anita selama ini.

Majikannya yang selalu baik, ramah, dan tidak malu bergaul kepada mereka, dan sebentar lagi ia harus kehilangan sosok Anita.

Mereka mendengar sendiri bagaimana Danil memutuskan hubungan mereka tanpa peduli dengan perasaan Anita yang hancur.

"Non".tak bisa menunggu lama akhirnya bi Sumi berlari memeluk Anita yang sedang bersimpuh.

Tangis Anita semakin menjadi saat bi Sumi memeluknya.

"Bi Apa salahku sehingga mas Danil tega menyakiti aku".Keluh Anita dalam pelukan bi Sumi.

"Non anita yang sabar ya..semoga kelak non mendapatkan laki laki yang menyayangi non".Ucap bibi menenangkan.

Setelah dirasa sudah mulai tenang Anita mencoba bangkit dibantu bi Sumi.

"Bi nanti bantuin Anita yah buat beres beres".Ucap Anita sambil mengelap sisa air matanya.

Dengan berat bi Sumi mengiyakannya.

***

"Non nanti jangan lupain bibi ya".Ucap bibi memecah keheningan.

Saat ini bi Sumi sedang membantu Anita membereskan barang barangnya karena besok ia sudah harus meninggalkan rumah itu.

"Anita gak akan lupain bibi..Anita sayang sama bibi".Balas Anita berhambur kepelukan bi Sumi.

"Mulai sekarang jangan memanggil Anita non lagi..kan sekarang Anita bukan lagi suaminya mas Danil bi".Ujarnya lagi mendongak menatap wajah keriput bi Sumi masih dalam posisi memeluk.

"Iya non..ehh maksudnya nak".Bi Sumi belum terbiasa dengan panggilan barunya terhadap Anita.

"Bibi anggap saja Anita ini anaknya bibi..itupun kalau bibi gak keberatan".

"Bahkan bibi sangat bahagia kalau nak Anita mau bibi anggap sebagai anak".Timpal bibi tulus.

Beberapa saat mengemasi barang barang Anita kini waktunya mereka untuk istirahat.

"Terima kasih ya bi".ucap Anita sebelum bibi keluar.

.

.

.

.

.

"Y**akinlah akan ada kebahagiaan di akhir penderitaan".-St khadijah-

Bersambung