NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Asri

Mengejar Cinta Asri

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

Mengambil sebuah keputusan membuat cinta terpisah antara Sam dan Asri, adalah suatu kesalahan besar yang di lakukan Sam, saat sudah tak ada beban dalam hidupnya kini Sam berusaha mengejar cinta sejatinya, begitu banyak rintangan yang di lalui tak lupa juga saingan besar untuk memperoleh kembali cinta Asri yang sempat hilang 6 bulan lamanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

INGATAN KEMBALI

Juvi pun tersenyum-senyum melihat kotak makan yang di berikan oleh Lia, lalu Lia bertanya mengapa dirinya tersenyum-senyum sendiri.

"Eh.. Kamu kenapa?"

"Oh gak apa-apa kok, makasih ya Lia, Aku akan makan habiskan makanan ini"

Lia seneng melihat Juvi yang bersemangat makan memakan masakannya.

"Ya sudah Aku ke ruang Makmun dulu ya"

Dan Mereka pun berpisah disini.

Makmun terkejut melihat kedatangan istrinya di kantor.

"Loh Sayang, Kamu kesini sendirian?"

"Iya.. Aku bawa makanan nih untuk makan siang Kamu"

Makmun tersenyum lalu Ia melihat kotak makan itu dan mengatakan terimakasih karena selalu perhatian dengannya, lalu Makmun berkata jika Ia akan makan nanti setelah pekerjaannya selesai.

Makmun sedang bekerja di depan layar komputer, dan Lia merasa harus memberitahu Makmun soal amplop yang berisikan sejumlah uang.

"Mun.. Aku mau tanya?"

"Iya tanya apa Lia?"

Makmun menjawab sambil terus menghadap layar komputer.

"Ini uang Kamu?"

Makmun langsung melihat apa yang di tunjukkan Lia di tangannya.

"Apa itu.. uang?"

Makmun sungguh tak tahu jika uang pemberiannya pada Kasih waktu semalam ternyata di kembalikan melalui pos, lalu Makmun meminta amplop tersebut, Ia memandangi amplop itu lalu membuka isinya, dan ketika Ia melihat sejumlah uang itu Makmun berusaha mengingat uang apakah ini.

Begitu ingatannya kembali, Makmun kini sadar bahwa jumlah uang ini sama persis dengan uang yang Ia berikan untuk Kasih waktu malam itu, lalu Lia bertanya lagi sebab Makmun belum memberikan jawaban yang cukup puas untuknya.

"Ini uang bonus Aku sayang"

"Bonus, kenapa lewat pos bukan kah biasanya lewat transfer"

Makmun bingung harus menjawab apa, tidak mungkin Dia mengatakan jika ini uang pemberiannya untuk Kasih.

"Ya karena kemarin itu sedang ada trouble di bank, jadi ada beberapa karyawan yang menerima bonus lewat pos"

Makmun tak tahu apakah jawabnya cukup masuk akal atau tidak, tapi sepertinya Lia percaya dengan apa yang di katakan oleh Makmun.

"Oh.. begitu, ya sudah Aku pikir uang apa begitu"

Sambil menunggu Makmun yang harus menyelesaikan pekerjaannya Lia pun meminta untuk ke ruangannya yang dulu di bagian admin gudang.

"Kamu mau kesana"

"Aku rindu tempat kerja itu, Aku kan pertama kali kerja di Retro di bagian admin, boleh ya Mun, cuma lihat kok"

Takut Lia menunggu disini bosan, akhirnya Makmun mengijinkan Lia untuk ke ruang admin sambil jalan-jalan di sekelilingnya kantor.

"Tapi ingat ya jangan mengganggu orang sedang bekerja"

Lia tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Saat melihat-lihat di mana dulu Ia pernah bekerja, Lia pun mengingat kembali kenangan-kenangan lama sewaktu dulu, Lia berdiri dibatas tumpukan barang, entah bagaimana barang tersebut jatuh menimpa kepala Lia.

"Aduh.."

Lia merasakan sakit akibat barang yang jatuh tadi, lalu seketika kepalanya mulai pusing, dan munculah ingatan- ingatan saat Lia terjatuh dari kursi yang menyebabkan dirinya koma.

"Apa itu.."

Lia masih merasakan pusing dan melihat ingatan itu agak remang-remang.

"Aku jatuh dari kursi, karena..."

Dan kini ingatan itu sangat jelas terlihat dalam benaknya, sebelum Ia koma Ia pernah jatuh dari kursi ketika Ia sedang memasang gorden di ruang tamu"

"Iya.. Aku mengingatnya, tapi kenapa Makmun tidak pernah cerita soal ini, dia bilang Aku jatuh dari kamar mandi"

Lia langsung mendatangi Makmun meminta penjelasan tentang ini semua.

"Makmun Aku sudah ingat semuanya"

Makmun yang baru saja selesai mengerjakan pekerjaannya bingung melihat Lia yang datang tiba-tiba mengatakan hal itu.

"Ingat apa...maksud Kamu ingat apa?"

"Aku jatuh dari kursi bukan dari kamar mandi"

Makmun terkaget mendengar Lia mengatakan ingatannya.

"Kamu sudah mulai ingat"

Lia pun menunjukkan raut wajah yang sedih, lalu Ia berkata,

"Jadi Aku keguguran waktu itu karena Ibu Kamu"

Makmun mendekati Lia, dan langsung menggenggam tangan Lia, menjelaskan situasi yang terjadi.

"Lia.. maafkan Aku, waktu itu Aku tidak bisa berkata jujur soal ini, karena kondisi Kamu baru saja siuman"

Lia langsung melepaskan genggaman tangan Makmun.

"Kamu jahat Mun, dan mamah gak merasa bersalah atas semua itu, mamah terlihat biasa-biasa saja sampai saat ini"

"Gak sayang, Mamah sangat menyesal waktu itu, Aku sampai bermusuhan dengan mamah waktu Kamu koma, tolong sayang maafkan Mamah ya, mamah sudah mengakui kesalahan pada Ku waktu itu"

Lia masih terdiam tak menyangka, mendengar jawaban Makmun, lalu Lia memutuskan untuk pulang sekarang juga.

"Tapi Aku baru saja selesai dengan pekerjaan ku, Kita makan dulu ya"

"Aku gak nafsu makan, Aku mau pulang"

Lia langsung mengambil tasnya kemudian pergi dari ruangan Makmun berjalan dengan cepat.

"Lia.. "

Makmun memanggil Lia sambil mengejar Lia, namun Lia terus berjalan tak menghiraukan panggilan dari Makmun.

Karena jalan terlalu buru-buru Lia pun tersandung hingga akhirnya Dia jatuh di lantai, Juvi yang sedang berjalan di dekat situ ketika melihat Lia terjatuh, Juvi langsung menghampiri Lia, kemudian mengulurkan tangannya di depan wajah Lia.

Lia menengok ke atas dan melihat Juvi di hadapannya Ia pun langsung menerima uluran tangan itu.

"Kamu kenapa, sampai terjatuh"

Tanya Juvi merasa khawatir terhadap Lia.

"Aku gak apa-apa kok, makasih ya Aku mau pulang dulu"

"Lia tunggu"

Makmun menghampiri Lia, namun Lia terus berjalan tanpa menghiraukan panggilannya, melihat hal itu Juvi pun bertanya pada Makmun apa yang sebenarnya terjadi pada Lia, namun Makmun tak menjawab Ia masih memandangi Istrinya dari belakang.

"Ini bukan urusan Kamu"

Tiba-tiba Makmun menjawab seperti itu kepada Juvi, lalu Makmun kembali ke ruang kerjanya dengan rasa kecewa.

Di sepanjang jalan Lia merasa kesal kecewa karena tak ada yang mengatakan hal ini padanya.

Lalu tiba-tiba Bu Alya menelpon dan menanyakan soal kepulangan Makmun waktu malam tadi.

"Makmun pulang jam setengah sebelas"

Ucap Lia dengan singkat dan jutek.

"Oh..tapi Lia Kamu tidak sedang bertengkar kan dengan Makmun?"

Lia rasanya geram mendengar mertuanya bicara lembut seolah-olah tak punya salah.

"Tidak, Aku dan Makmun baik-baik saja, sudah ya Mah Aku sedang di jalan, banyak suara kendaraan terlalu berisik"

Tanpa mendengar jawaban Bu Alya, Lia langsung mematikan panggilan itu.

Saat jam makan siang, Sam datang ke rumah sakit berniat ingin mengantar pak Faris pulang ke rumah.

"Pak Faris, bagaimana kabarnya?"

"Alhamdulillah Sam Saya sudah enakan, terimakasih ya Kamu mau mengantar Saya pulang"

Lalu Sam menceritakan kejadian tadi pagi yang bertemu dengan Dery orang suruhan Herman saat merampok dirinya waktu itu.

"Jadi dia mau menjadi saksi saat di persidangan nanti"

"Iya Pak.. Aku yakin Kita akan memenangkan kasus ini, lagi pula, hari ini Aku berniat menemui pengacara untuk membantu kita saat di persidangan nanti"

"Tapi uang dari mana Sam, Saya tidak bisa membayar pengacara hebat, pasti bayarannya sangat mahal"

Sam pun berkata jika Pak Faris tak perlu khawatir soal pengacara, keuangan perusahaan masih stabil, ada sebagian saham Pak Faris di dalamnya dan uang hasil komisi Pak Faris bisa di pakai setengahnya untuk membayar pengacara.

Pak Faris sungguh sangat berterimakasih pada Sam, kalau bukan Sam yang mengurus perusahaan, mungkin saat ini PT. Jaya abadi sudah kolaps.

"Sam.. Aku sungguh kagum pada mu, Kamu mau membantu Saya, dan juga menjaga aset Saya di perusahaan"

"Sudah Pak.. Aku melakukan ini karena Aku tidak ingin Herman semakin semena-mena dengan orang bawah seperti Kita"

Fahmi pun datang membawa resep obat dari dokter.

"Sam.. Dari tadi disini?, maaf ya lama menunggu"

"Gak masalah, oh ya Fahmi, Papah kamu kan sudah bisa pulang, sebaiknya Kamu bekerja supaya biaya hidup kalian tidak begitu tergantung pada hasil komisi saham"

Fahmi sangat mengerti dengan apa yang di maksud Sam.

"Iya Aku tahu, Aku juga akan mencari pekerjaan nanti"

Lalu Sam memberi solusi, jika dirinya bisa bergabung kembali di perusahaan bekas ayahnya.

"Di PT. Jaya abadi maksud Kamu?"

"Iya... bagaimana? Kamu bisa masuk sebagai staf dulu, setelah itu Kamu bisa memulai karir Kamu di dalamnya, Kamu tunjukkan prestasi Kamu kompetensi kinerja Kamu, karena Aku tidak akan bisa membuat mu langsung menduduki jabatan tinggi di kantor"

Fahmi terdiam memikirkan tawaran dari Sam, dan tiba-tiba Fahmi membicarakan soal Tini, yang di rawat di rumah Sakit ini.

"Aku sudah tidak punya urusan dengan Tini lagi, jadi tolong jangan bicarakan soal Tini di depan Aku"

Setelah berbincang Mereka segera bersiap untuk pulang.

Setelah mengantar pak Faris Sam langsung mendatangi pengacara yang akan membantu Sam menangani kasus sabotase.

"Selamat siang Pak Malik, Saya Sam yang menelpon anda tadi pagi"

"Oh iya, silahkan duduk Pak, bagaimana sudah membawa semua buktinya"

"Sudah Pak semua ada di laptop Saya, silahkan bapak lihat"

Setelah melihat dokumen-dokumen penting yang akan menjadi bukti, pak Malik segera memindahkan file tersebut di laptopnya.

1
Alang Sari
konflik di dalam cerita cukup rumit namun salut bagi penulis bisa menjabarkan dengan detail, dan tersusun rapih
Alang Sari
ceritanya menarik, semakin penasaran
Nur Yawati
lnjut
Arya wijaya: Thank you Kaka atas like nya di setiap episode.. terimakasih banyak sudah mampir terus.. 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!