 
                            "Karina, seorang gadis kecil dengan hati yang penuh warna, terutama biru. Ia memiliki sahabat bernama Alaska yang dingin dan misterius. Meskipun berbeda, mereka menjadi tak terpisahkan. Namun, Alaska tiba-tiba menghilang dari hidup Karina. Tahun berganti, Karina tumbuh menjadi gadis cantik yang masih menyimpan kenangan indah dengan Alaska. Suatu hari, ia bertemu dengan El, cowok tampan yang ceria dan suka bermain-main. Apakah Karina akan menemukan cinta baru dengan El, ataukah Alaska akan kembali ke dalam hidupnya? Baca cerita ini untuk mengetahui bagaimana Karina menghadapi kehilangan dan menemukan cinta baru dalam hidupnya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dara bluv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21- sisi lain karina
"kalo kalian mengira gua pengecut kalian salah besar" ucap karina yang tertawa kecil.
vasha berjalan mendekat ke arah karina.
"ternyata selain lo caper lo juga pandai dalam membual" vasha mencengkeram dagu karina hingga berbekas. Namun karina tidak meringis kesakitan malahan sebaliknya ia tertawa kencang lalu meludahi wajah vasha.
cuih..
"sialan lo jalang" vasha kembali memberikan tamparan keras yang membuat sudut bibir karina berdarah.
"HAHAHAHA" bukan nya menangis malah karina tertawa kencang yang membuat suasana menjadi aneh.
"sudah main main nya?" karina melepaskan ikatan yang di ikat kan oleh giselle ke bangku.
vasha dan giselle sangat kaget saat melihat karina berjalan ke arah mereka.
"mundur lo atau gua bunuh pakai pisau ini" vasha menyodorkan pisau yang ia pegang.
karina hanya tertawa kecil ia trus melanjutkan berjalan kearah vasha dan giselle.
tanpa aba aba hantaman keras dari pukulan karina membuat vasha oleng dan terjatuh.
tidak sampai situ karina menyeret vasha lalu menghantarkan kepala nya ke tembok dengan brutal.
lalu ia memijak tepat di batang leher vasha yang membuat vasha hampir mati.
"hahaha mana katanya lo mau nge bunuh gua?" remeh karina yang melihat vasha tergeletak.
lalu mata karina menatap keberadaan giselle yang tengah ketakutan.
karina berjalan mendekatinya.
"kenapa? takut?"
"rin gua minta maaf rin gua tau gua salah" giselle memohon ampun kepada karina.
"gua udah percaya sama lo tapi kenapa lo nge hianati gua bajingan" karina menampar pipi giselle.
karina yang ingin kembali memberikan pelajaran tiba tiba saja ia di pukul dengan kursi kayu yang membuat kepalanya berdarah.
"lo belagu banget" seorang pria berjalan mendekat ke arah karina.
"lo banci nyerang secara diam diam" ucap karina yang tergeletak dengan bersimbah darah di kepalanya.
pria itu hanya tertawa lalu memberikan sebuah pukulan ke pipi karina.
cuih...
karina meludahi tepat di wajah pria itu.
"sialan" pria itu ingin memberikan pukulan namun karina mengindari nya.
karina mencoba berlari mengindari pria itu yang tengah mengejar nya.
"LO KENAPA DIAM AJA KEJAR DIA SIALAN" teriak laki laki itu ke arah giselle.
giselle segera berlari mengejar karina yang tengah kabur.
pria itu mengambil sebuah pisau lalu mengejar ke arah karina.
dengan sempoyongan karina mencoba melarikan diri.
karina mengambil sebuah batu bata lalu melempar kan nya tepat ke kepala pria itu.
BRUK..
tetesan cairan merah mulai keluar namun pria itu trus berjalan ke arah karina.
namun kali ini giselle tidak kelihatan.
karina berjalan menurunin anak tangga satu persatu.
"mau lari kemana lo hah?" pria itu trus berlari mengejar karina.
seseorang jauh dari sana menghubungi bantuan.
karina yang terpojok mau tidak mau melawan pria itu.
karina mencoba menghindari tusukan pria itu.
"mati lo jalang" pria itu berusaha melukai karina.
BRUK.
Karina melempar kursi kayu yang mengenai kaki pria itu.
"aw sialan bajingan" ringis pria itu.
pria itu memegang kaki karina yang membuat karina ikutan terjatuh.
srek..
satu tusukan mengenai perut karina cairan gelap berwarna merah mulai berceceran.
karina mengambil sebuah balok kayu lalu menghantam kan nya ke kepala pria itu.
karina berusaha berdiri dengan memegang bekas tusukan itu.
BRUK...
seseorang menerobos masuk ke dalam. ia kaget melihat karina bersimbah darah.
"KARINA" teriak histeris clara yang segera berlari ke arah karina yang tergeletak bersimbah darah.
ternyata bukan hanya clara yang berada di sana.
angkasa rayya dan Alaska juga berada di sana.
"rin lo kenapa bisa gini siapa yang buat lo begini rin" tangis clara pecah ia memeluk kepala karina yang berada di pangkuan nya.
rayya segera menghubungi polisi dan ambulans.
"maaf" ucap karina yang masih sadar kan diri.
lalu ia melihat ke arah Alaska yang terdiam kaku melihat ke arahnya.
pria yang melukai karina segera melarikan diri bersama vasha.
"RIN LO JANGAN TINGGALIN KITA RIN" ucap rayya yang tengah menangis.
karina hanya tersenyum membalas nya hingga tak lama mata karina mulai terpejam.
karina segera di larikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.
karina di larikan ke ruangan ICU.
semua orang menangis menunggu di luar.
"apa yang terjadi clara?" tanya seorang paruh baya yang mengenakan pakaian stelan kantor.
"tadi karina pergi bersama Alaska om trus pas tadi clara tanya sama Alaska katanya karina udah pergi mau nyusulin rayya sama clara trus pas kami cari cari ngga ketemu" jelas clara dengan isak tangis nya.
"ada seseorang yang nelpon clara dia ngasih tau keberadaan karina jadi kami semua nyusul ke sana tapi kami terlambat karina udah luka luka" clara melanjutkan cerita nya.
ganta yang mendengar itu menelpon seseorang di seberang sana.
"cari tau siapa yang buat putri ku begini" ucap ganta dengan nada datar. terlihat jelas ia menahan emosi agar tidak gegabah mengambil tindakan.
sedangkan Alaska hanya terdiam dengan pikiran kosong perasaan marah takut kehilangan penyesalan semua menjadi satu.
"bajingan bakal gua temui orang yang buat karina begini" tangan Alaska terkepal kuat membuat urat urat di lehernya menonjol.
lalu ia pergi meninggalkan rumah sakit begitu saja. Alaska menuju tempat kejadian tadi menggunakan motor sport nya. ia ingin mencari jejak pelaku.
srek...
Alaska menginjak benda yang tidak asing bagi nya. sebuah gantungan berbentuk serigala hitam.
"pasti salah satu dari anggota gua" tebak Alaska. Alaska meremas gantungan kunci itu yang membuat telapak tangan nya berdarah.
lalu ia segera mengendarai motor nya menuju markas geng Blackwood.
BRUK..
Alaska menendang pintu markas, banyak yang melihat ke arah Alaska.
"lo kenapa nendang nendang pintu ege entar rusak lo mau tanggung jawab?" celetuk velix yang tengah bermain pc bersama arga.
"mana vion?" tanya Alaska dengan nada datar.
"kenapa lo nyariin gua?" vion berjalan menuju ke arah Alaska.
BUGH..
Satu pukulan melayang di rahang vion.
"aw bajingan kenapa lo mukul gua" ringis vion yang kesakitan.
"lo kenapa Alaska datang datang mukul vion" velix berusaha melerai mereka berdua.
"LO NGAKU AJA LO KAN YANG BUAT KARINA MASUK RUMAH SAKIT" teriak marah Alaska.
"maksud lo apa nuduh nuduh gua?"
Alaska melempar gantungan kunci yang ia temuin tadi.
Alaska berjalan ke arah vion lalu menyerang nya dengan membabi buta.
arga dan velix hanya bisa terdiam karna mereka tau betul kalo Alaska marah sangat lah menyeramkan ia tidak memandang bulu.
"a-asal lo tau gua cuman di suruh seseorang" ucap vion yang tak berdaya lagi.
melihat keadaan vion yang sangat memprihatinkan velix dan arga berusaha melepaskan vion dari Alaska.
"lo gila ya Alaska nanti kalo dia mati gimana" arga menarik kerah kemeja Alaska.
lalu velix membawa vion pergi dari sana.
"lepasin gua bangsat" Alaska menghempaskan tangan arga.
"iya gua tau lo lagi marah tapi dengan amarah lo gini ga bakal nyelesain masalah"
"lo ga tau apa apa gausah ikut campur" Alaska berjalan pergi meninggalkan arga yang tengah menatap punggung Alaska.