Bisakah kalian bayangkan, gadis 17 tahun yang baru masuk universitas di paksa untuk menjual tubuhnya kepada pria hidung belang? ya, Siera tidak akan pernah mau melakukan itu. melawan paman dan bibinya yang berbuat jahat padanya. bertemu seorang pria dan langsung mengajaknya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awas kamu
Keesokan pagi kepala pelayan Andi mendatangi Abraham untuk memberitahu mengenai sebuah informasi yang sangat luar biasa.
"Tuan besar." panggil kepala pelayan Andi.
"Ada apa, Andi?" tanya Abraham.
"Tuan, saya mendapatkan sebuah kabar yang sangat baik." jawab Andi.
"Memangnya kabar baik apa?" tanya tuan Abraham kembali. pria tua itu masih membaca koran pagi sebagai rutinitas hariannya.
Pelayan Andi kemudian membuka ponselnya, memperlihatkan beberapa video berdurasi lumayan panjang kepada tuan Abraham. Tuan Abraham melihat video yang diberikan oleh pelayan Andi, setelah itu kedua matanya nampak membulat seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
"Apa maksudnya ini, Andi?" tanya tuan Abraham yang sedikit kebingungan.
Pelayan Andi kemudian memberitahu mengenai video itu, Tuan Abraham yang melihat video itu kedua matanya nampak terkejut. Di dalam video itu putranya dimaki habis-habisan oleh seorang gadis muda yang begitu belia. Alis tuan Abraham nampak berkerut, sesaat kemudian dia tersenyum dengan begitu lebar.
"Hahaha..., ternyata ada juga yang berani memperlakukan putraku seperti itu. Aku yakin gadis ini benar-benar sangat luar biasa." kata Tuan Abraham dengan suara yang begitu keras.
"Benar apa yang saya katakan kan tuan, suatu saat nanti tuan muda pasti bertekuk lutut kepada seseorang." kata pelayan Andi.
Dua pria tua itu duduk bersama menonton video yang diunggah oleh seseorang yang berada di restoran.
"Ini benar-benar sangat menarik Andi, lihatlah gadis itu berani menunjuk dahi putraku bahkan memukulnya." ucap Tuan Abraham kembali.
Pelayan Andi malah tertawa terbahak-bahak ketika majikan mudanya itu terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Inilah menantu yang aku inginkan Andi, dia bisa menaklukkan putraku, dia bahkan membuat putraku seperti orang bodoh seperti itu." ucap Tuan Abraham kembali. dua pria tua itu menatap dengan begitu tajam kemudian tertawa bersama.
"Cepat cari tahu mengenai gadis itu Andi, aku mau menjadikannya menantuku." ucap Tuan Abraham.
Pelayan Andi kemudian terdiam dia menatap Sierra yang berada di dalam video tersebut. "Tuan, kelihatannya gadis ini masih sekolah SMA." ucap pelayan Andi.
Tuan Abraham memperhatikan wajah Sierra yang memang begitu mudah, begitu cantik kulitnya terlihat begitu halus. "Jangan-jangan dia masih kelas 1 SMA, kalau begitu dia tidak bisa jadi menantuku dong?" kata tuan Abraham sembari mengerutkan alisnya. "Tidak tidak, Andi kamu cari tahu mengenai gadis itu, aku yakin gadis itu sudah dewasa." jawab Tuan Abraham bersikukuh.
Pagi itu seperti biasanya Sierra pergi ke tempat kuliahnya, rutinitas setiap paginya dia harus menjemput Emilia terlebih dahulu karena orang tua Emilia meminta Sierra untuk menjemputnya. Emilia adalah gadis sembrono yang selalu mengemudi secara ugal-ugalan, hal itu membuat beberapa mobil yang dibelikan oleh ayahnya rusak, hancur atau tidak berwujud. untung saja Emilia masih diberi kesempatan hidup berkali-kali.
"Bagaimana, Apa kamu mau meminta saudaraku untuk menjadi walimu?" tanya Emilia.
"Tidak ah, saudaramu itu mata duitan, dia bilang kalau aku meminta bantuan aku harus membayarnya dengan mahal." jawab Sierra.
"Iya juga sih, kamu aja tidak punya uang, masa dimintai uang." Emilia nampak menggerutu.
"Tinnnnn!!!!"
tiba-tiba saja dari belakang mereka suara klakson dibunyikan dengan sangat keras, hingga membuat Sierra dan Emilia sangat terkejut. Sierra langsung menurunkan kecepatan motornya dan melajukan motor itu berdampingan dengan mobil yang membunyikan klakson dengan sangat keras.
Brakk!! Brakk!!
tangan Sierra memukul kaca mobil yang tadi tiba-tiba membunyikan klakson dengan sangat keras, mobil yang dilajukan oleh seseorang itu berhenti, seorang wanita dan seorang pria keluar dari mobil itu, mereka nampak terlihat sangat marah.
"Kenapa kamu memukul kaca mobilku!" seru si wanita.
Emilia turun dari motor dan memaki si wanita. "Seharusnya aku yang marah, kenapa kalian tiba-tiba membunyikan klakson sekeras itu! kalian kira kami tidak kaget!" bentak Emilia.
Si pria yang melihat kekasihnya dimarahi oleh Emilia, dia langsung mendorong tubuh Emilia hingga membuat Emilia terjatuh. Melihat itu Sierra langsung menendang si pria dengan sangat keras hingga tubuh si pria itu terpental lumayan jauh.
"Jangan berani kamu memukul temanku." ujar Sierra yang kemudian melepas helmnya.
"Aku akan melaporkan kalian ke kantor polisi." ancam si wanita.
"Laporkan saja, aku yang akan menuntut balik padamu, kalian mencoba mencelakai kami, kami bisa membuat laporan percobaan pembunuhan kepada kalian, bagaimana?" tanya Sierra. kedua matanya sudah melotot dia kemudian menjambak rambut si wanita dengan sangat keras. "Jangan coba-coba main-main nona, Aku bukan wanita yang bisa ditindas jika kamu tidak segera pergi dari sini akan ku hancurkan mobilmu itu." ujar Sierra yang membuat si wanita langsung berlari ke tempat pacarnya, pria itu merintih kesakitan setelah ditendang oleh Sierra dengan sangat keras.
"Dasar pecundang!" bentak Sierra. setelah itu dia kembali menggunakan helmnya dan pergi bersama dengan Emilia.
Setelah mereka pergi, Emilia dan Sierra menatap si wanita dan si pria brengsek. Emilia dan Sierra langsung mengacungkan jari tengah mereka, tanda kalau mereka brengsek.
Seorang pria yang tidak lain adalah Christopher, dia sempat keluar dari mobilnya untuk menolong Sierra, namun melihat Sierra yang sudah menghajar si pria terlebih dahulu, Christopher malah berdiri di depan pintu mobilnya sembari tersenyum. "Ternyata mahasiswi ku itu jagoan juga." ucap Christopher yang kemudian masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya.
Di jalan itu Sierra melajukan motornya dengan kecepatan yang sangat tinggi. "Jangan terlalu cepat Sierra, rambutku berantakan!" seru Emilia.
"Mending rambutmu yang berantakan daripada nyawamu yang berantakan!" jawab Sierra dengan suara yang begitu keras dan tertawa terbahak-bahak.
"Sierra nanti kamu jadi kencan buta nggak?" tanya Emilia.
"Ya jadi dong." jawab Sierra sembari tersenyum.
Sesaat kemudian mereka sudah sampai di tempat parkir universitas, Sierra memarkirkan motornya menaruh helmnya kemudian berjalan menuju kelasnya.
"Emilia, Sierra." panggil teman-teman mereka.
Sierra tidak menjawab Dia hanya melambaikan tangannya. "Hei, kalian tahu nggak, hari ini ada tamu seorang pengusaha di kampus kita." ucap teman Sierra.
"Benarkah? siapa dia?" tanya Emilia dengan semangat.
"Katanya dia seorang pengusaha sukses, matang tampan dan dia itu kaya raya." jawab teman mereka.
"Benarkah? wah kita bisa mengajukan diri untuk menjadi calonnya dong." canda Emilia.
Suara canda tawa mereka terdengar begitu keras. "Sudah-sudah, ngapain sih kalian ngomongin yang tidak-tidak, lebih baik kita masuk ke kelas. nanti kalau sampai dosen killer itu tahu kita terlambat bisa-bisa kita akan dijemur di atap bangunan." kata Sierra yang kemudian menguncir rambutnya.
Wajah yang cantik dengan make up sederhana, bibir berwarna merah segar dan pakaian formal seadanya. jeans dipadukan dengan kemeja berwarna biru garis, Sierra memasuki kampus, dia selalu menjadi pusat perhatian para mahasiswa yang ada di sana.
"Hai Sierra." panggil seorang pemuda.
Sierra hanya memberi balasan dengan kedipan mata sebelah, hal itu membuat si pemuda tersenyum kegirangan.
*bersambung*