NovelToon NovelToon
Menikahi Paman Mantan (Pura-pura) Buta

Menikahi Paman Mantan (Pura-pura) Buta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:155k
Nilai: 5
Nama Author: FT.Zira

Menikah dulu... Cinta belakangan...
Apakah ini cinta? Atau hanya kebutuhan?

Rasa sakit dan kecewa yang Rea Raveena rasakan terhadap kekasihnya justru membuat ia memilih untuk menerima lamaran dari seorang pria buta yang memiliki usia jauh lebih tua darinya.

Kai Rylan. Pria buta yang menjadi target dari keserakahan Alec Maverick, pria yang menjadi kekasih Rea.

Kebenaran tanpa sengaja yang Rea dengar bahwa Kai adalah paman dari Alec, serta rencana yang Alec susun untuk Kai, membuat Rea menerima lamaran itu untuk membalik keadaan.

Disaat Rea menganggap pernikahan itu hanyalah sebuah kebutuhan hatinya untuk menyembuhkan luka, Kai justru mengikis luka itu dengan cinta yang Kai miliki, hingga rahasia di balik pernikahan itu terungkap.

Bisakah Rea mencintai Kai? Akankah pernikahan itu bertahan ketika rahasia itu terungkap? Apa yang akan terjadi jika Alec tidak melepaskan Rea begitu saja, dan ingin menarik Rea kembali?

Ikuti kisah mereka....!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Terjebak Situasi

Suara DJ yang memekakan telinga memenuhi ruangan night club yang gelap dan berasap. Kelap-kelip dari lampu neon menciptakan suasana energetic bagi pria dan wanita yang berada di dalamnya, siraman cahaya lampu yang tidak cukup untuk memberikan penerangan secara menyeluruh dari ruangan itu, tetapi cukup jika untuk melihat wajah-wajah setiap orang dalam jarak dekat.

Di tengah suasana ramai yang sedang berlangsung, seorang pria duduk seorang diri di depan meja bar, memandang gelas kosong di depannya dengan rasa kesal yang masih memenuhi hatinya. Lampu neon yang berkedip sesekali menyorot wajahnya, menampilkan lebih jelas wajah Alec yang kini mengangkat satu tangannya ke arah bartender sembari memberi isyarat untuk mengisi kembali gelas miliknya.

"Shi*t..."

Alec mengumpat, menegak minuman yang baru saja dituangkan untuknya dan meminta untuk kembali di isi sementara satu tangannya mengeluarkan ponsel dari saku celana, menggulirnya selama beberapa saat untuk mencari nomor yang ingin ia hubungi.

'Nomor yang anda tuju tidak tersedia...'

Alec menghembuskan napas kasar, berulang kali ia menghubungi kekasihnya, dan berulang kali juga panggilan itu tidak terhubung. Usaha terakhirnya justru membuat kekesalan di hatinya kian meluap. Nomornya diblokir.

Beberapa waktu sebelumnya, usai dirinya pergi meninggalkan acara pesta pernikahan Rea, ia mengirim pesan dan membuat panggilan, meminta untuk bertemu wanita itu. Di dalam benaknya ia masih yakin Rea masih mencintainya dan akan pergi meninggalkan pria yang sudah resmi menjadi suaminya di malam pertama mereka. Sayangnya, semua harapan itu musnah begitu saja setelah ia menunggu lama di restoran favorit sang kekasih, tetapi kekasihnya tidak datang.

Beberapa minggu sebelum pernikahan itu digelar, Alec sengaja tidak menghubungi Rea, berpikir bahwa wanita itu akan datang kepadanya sesuai dengan apa yang ia inginkan saat terakhir kali bertemu di rumah sakit. Namun, Rea bahkan tidak menghubunginya sama sekali.

Meski pada akhirnya pernikahan itu dilangsungkan sesuai dengan apa yang ia rencanakan, perubahan sikap Rea padanya berada di luar rencananya.

"Tidak bisa begini. Aku masih membutuhkannya," Alec bergumam pelan, menegak minumannya lagi dan meminta untuk kembali di isi.

"Dia tidak mungkin melakukan itu malam ini bukan?" Alec berpikir, lalu menggeleng cepat.

"Rea hanya mencintaiku! Rea tidak mungkin menghabiskan malam ini bersama si tua itu meski dia sekarang menjadi suami Rea, dan itu tertulis dalam perjanjian yang sudah aku berikan pada Rea," tekannya pada diri sendiri.

"Aku yakin Rea sudah meminta si tua itu untuk tandatangan," lanjutnya.

Untuk kesekian kalinya Alec menegak minumannya, dan untuk kesekian kalinya pula Alec meminta gelasnya diisi kembali. Berpikir sejenak sembari menggoyang-goyangkan gelas di tangannya, menimbulkan suara dentingan lembut dari balok es yang membentur sisi gelas.

"Kurasa aku tahu bagaimana cara agar Rea menemuiku besok, dan dia akan datang!"

Alec tersenyum, menegak habis minumannya dan meletakkan beberapa lembar uang di bawah gelas yang ia gunakan sebelum pergi meninggalkan night club yang sering ia datangi. Mengemudikan mobilnya menuju sebuah hunian mewah yang ia ketahui sebagai rumah Rea.

.

.

.

Suhu dingin yang menusuk kulit meski sudah berada dalam balutan selimut membuat Rea memeluk tubuhnya sendiri. Sedikit menggigil.

Entah sudah berapa lama Rea terlelap, tubuhnya terus bergerak untuk mengeratkan selimut yang membungkus tubuhnya.

"Uhh... Kenapa dingin sekali?" Rea mengeluh pelan.

Usaha untuk membuat tubuhnya hangat dengan menarik selimut sampai menutupi kepala justru membuat Rea tidak bisa bernapas. Namun, begitu selimut di buka dan hanya mencapai sebatas leher, suhu dingin itu kembali menusuk kulitnya yang hanya terbungkus piama berlengan pendek.

"Apakah pendinginnya rusak?"

Rea bergumam lagi, membuka sedikit selimut untuk bangun dari berbaringnya. Pandanganya mengedar, mencari sesuatu yang ia butuhkan, tetapi nihil. Pandanganya beralih ke sisi tempat tidur, melihat Kai sudah terlelap membuat dirinya tidak sampai hati untuk membangunkan pria itu hanya untuk bertanya di mana remote AC berada.

"Ish..."

Rea kembali berbaring, merapatkan selimut dan berusaha untuk tidur.

"Dingin..." Rea terus menggigil.

Tanpa sadar, Rea beringsut mundur, berharap dapat mengunakan selimut lebih banyak. Naluri tubuhnya dalam mencari kehangatan justru membuat punggungnya membentur Kai yang terlelap di belakangnya dan menemukan sedikit kehangatan di sana.

Rea berbalik, merapatkan tubuhnya pada Kai hingga ia tidak menyadari sudah masuk ke dalam dekapan pria yang berstatus sebagai suaminya.

Hangat. Nyaman. Dan tidak ingin menjauh. Rea seakan sudah menemukan tempat terbaik baginya, merasa aman dan hangat dalam pelukan Kai yang segera melingkarkan tangannya pada Rea.

Kai yang sejak awal memang belum tidur kini tersenyum, merasakan tubuh mungil istrinya benar-benar berada di dalam pelukannya. Dan itulah awal yang justru membuat dirinya terjebak dalam permainannya sendiri.

Aroma lembut yang menguar dari tubuh Rea masuk ke dalam indra penciuman Kai, mengacaukan pikirannya dalam sekejap. Bayangan saat Rea mengenakan bathrobe dengan rambut setengah basah menari di pelupuk mata, seakan sengaja untuk memancing hasratnya kaluar.

Degup jantungnya berpacu saat Rea kian mengeratkan pelukannya untuk mencari kehangatan, tindakan yang sama sekali tidak wanita itu sadari, tetapi berdampak besar pada Kai dan berakhir dengan membuat Kai tidak bisa tidur.

"Sial!"

Kai mengumpat dalam hati, merenggangkan pelukannya untuk mencari remote yang ia sembunyikan. Sayangnya, usahanya justru membuat Rea kian mengeratkan pelukannya.

"Tahan..."

Kai bergumam pelan, mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak bertindak terburu-buru, menundukkan wajah untuk melihat wajah istrinya yang kini sudah terlelap.

"Dasar... Kamu sungguh tidak memiliki kewaspadaan sama sekali, Re," Kai berkata pelan, kembali tersenyum sembari memandangi wajah istrinya tanpa berpura-pura buta seperti yang biasa ia lakukan.

"Süße träume, Liebes (mimpi indah, Sayang)," bisik Kai lembut seraya mengecup kening istrinya.

Kai memejamkan kedua matanya, berusaha untuk tidur. Namun, sesuatu kembali terjadi.

Rea memasukkan satu kakinya di antara kaki Kai, lalu bergerak naik yang membuat Kai reflek menahan kaki Rea agar berhenti bergerak dan menurunkannya kembali tanpa membangunkan wanita itu.

"Tahan... Tenangkan dirimu!" gumam Kai pada diri sendiri.

Kai mengusap wajah dalam usahanya menenangkan dirinya sendiri. Sementara wanita yang terlelap di dalam pelukannya sedikitpun tidak menyadari pergulatan sengit yang terjadi antara pikiran Kai dengan alam bawah sadar Rea.

. . . . . .

. .. .

To be continued...

1
aleena
huh begini ni
Kaya aku gak tegas
uang dipinjam,
bahkan gak tau kapan bayarnya
ttep aja di kasih percaya. udah di ingetin sama orang lain
masih yakin klo dia jujur
dan sekarang entah gimana
aleena
nenek peot kenapa tidak dibasmi
sekalian si kakek lintah juga
ngapain sih masih dipeliara
aleena
wah parah pasti sengaja supaya keguguran
aleena
🤩🤩🤩⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
aleena
disini mulai terungkap
bahawa dia tidak.buta
aleena
kenapa dibiarkan ular masuk dalam rumah
jika sudah tau mereka rubah yg licik

ooh semoga reya baik baik aja
Zenun
uhuuyy 😍
Zenun
minta ditarik itu handuknya 😁
aleena
siapa butler
rsepenting apa
aleena
siapa mereka semua
kenapa selalu ingin mencelakai Kai bahkan ibunya yg sudah tiada

lalu bagaimana dfn ayah Kai
apakah dia tau jika fany yg jadi dalang kematian ibunya kai
〈⎳ FT. Zira: akan terjawab secara bertahap di babb selanjutnya kaka🥰
total 1 replies
Miu Nih.
apa itu? aurora 🤔 ,, kembang api? meteor? bom?
〈⎳ FT. Zira: bukan...tapi fenomena alam yg menampilkan cahaya warna warni di langit malam..
biassnya sering terjadi di daerah bersalju
total 1 replies
Miu Nih.
ulululu gitu aja kagett,, biasa gitu loh biasaaaa!! godain genti dong Reaaaa 🤤 ,, jgn lupa semuanya tinggalin jejak dgn anu~
〈⎳ FT. Zira: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/ ini yg dinamakan ngomporin
total 1 replies
Miu Nih.
lah,, drama lagi donk 😩
Miu Nih.
wong jahat itu, secerdas apapun siasatny hanya berujung pada kegagalan... kamu hebat akak thor bikin ceritanya 😍
Miu Nih.
ih, takut ya moms /Chuckle/
Miu Nih.
sadar bener gk nih /Proud/
Miu Nih.
ibuny asliny Rea? 🤔
Miu Nih.
ah keren nih,, aku pingin bikin kek begini aahh
Miu Nih.
tentang LGBT ny ya
Miu Nih.
alah alah... sama Jim sendiri toh,, itumah modus bang bang jagoo~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!