Hanya segelintir kisah dari jeon jungkook si single mom yang berusaha melawan kenangan buruk masa lalu bersama dengan sosok gadis kecil nya yang kini bahkan sudah bisa menjadi pembela nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon seanjeon01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Kim Taehyung masih terpaku di tempat dia berdiri. Menatap ke arah perginya jungkook tadi. Taehyung melihat jungkook begitu mudah menggendong shine meski shine bahkan sudah berusia 16 tahun dan tubuhnya cukup berisi. Namun taehyung tidak melihat raut kesusahan atau keberatan dari jungkook tadi.
Punggung wanita cantik itu tampak jauh lebih tegap dari dulu dan masih tegap meski menggendong shine. Taehyung berfikir sejauh apa jungkook berubah. Di tambah dengan perusahaan yang kini ia injaki adalah milik jungkook. Sebuah perusahaan yang besar dan benar benar menjadi incaran bagi para pebisnis untuk menjalin kerja sama.
Taehyung ingat gedung ini dulunya bukan lah gedung JSJ tapi adalah sebuah perusahaan penghasil kertas yang tiba tiba saja bangkrut dan saat hendak menjalin kerja sama dengan JSJ yang ada di korea taehyung malah di antarkan ke sini.
Taehyung yakin kalau perusahaan sebelumnya sudah di akuisisi oleh perusahaan milik jungkook. Taehyung cukup kagum pada jungkook melihat apa yang dia punya sekarang. Seketika taehyung tersentak.
Dia kembali menatap lekat pada arah kepergian jungkook tadi. Dia ingat ucapan shine. Anak itu mengatakan kalau taehyung adalah ayahnya. Namun mengatakan tidak sudi memiliki ayah sepertinya.
Taehyung mulai berfikir apa saat dia pertama dan terahir berhubungan dengan jungkook menghasilkan shine? Fikirnya. Seketika taehyung tersenyum lalu berjalan cepat ke arah resepsionis.
Para resepsionis dan beberapa pekerja yang tadinya bekerja di lantai itu sedikit heran melihat taehyung yang berubah ubah ekspresinya dari tadi. mulai dari terkejut syok, sampai kini dia malah tersenyum senyum dan berakhir berjalan cepat ke arah mereka. kedua wanita yang berdiri di balik meja resepsionis itu saling lirik.
"hei kalian berdua, beri tahu aku di mana ruangan jungkook" ujar taehyung menghilangkan kata tuan di sana.
kedua resepsionis ini mengernyit melihat sikap taehyung yang tidak menunjukan sopan santun pada bos mereka. ah mereka ingat perkataan shine anak dari bos mereka tadi. dan mereka sudah menebak bagaimana masa lalu bos mereka dengan pria di depan mereka ini.
"maaf tuan, untuk keperluan apa tuan ingin mengetahui ruangan nyonya jeon?" tanya salah satu petugas resepsionis itu.
"ada hal yang harus ku selesaikan dengan jungkook. Kau tidak dengar tadi anak nyonya kalian mengatakan aku adalah ayah nya jadi aku perlu bertemu dengan bos kalian. cepat katakan padaku" desak taehyung dan mau tidak mau dua resepsionis itu memberi tahu di mana ruangan bos mereka itu.
"ruangan nyonya jeon di lantai 10 tuan" jawab si resepsionis itu.
taehyung melebarkan senyumnya dan berjalan cepat menuju lift. menekan angka 10 di tombol lift. dia tersenyum lebar, tidak menyangka kalau dia akan memiliki anak dengan jungkook. tidak peduli apa yang sudah terjadi antara mereka belakangan ini taehyung memilih abai akan itu, yang penting dia memiliki anak. sesuatu yang selalu dia inginkan dan entah kenapa saat mengetahui jika shine adalah anaknya membuat taehyung bahagia bukan main.
berbeda sekali rasanya saat irene mengatakan jika dia hamil yeri dulu ini jauh lebih mendebarkan dadanya dan rasa bahagia itu jauh lebih hangat di dalam dadanya. dan taehyung tidak peduli lagi akan penolakan shine nantinya. dia seolah lupa akan ucapan shine tadi, yang dia ingat hanya shine yang mengatakan kalau dia adalah ayah dari shine.
ting
pintu lift terbuka menampilkan sebuah lantai yang berbeda dari lantai lantai yang pernah taehyung kunjungi di perusahaan ini. di lantai ini hanya ada satu lorong menuju arah kanan dan ada dua pintu berhadap[an di sana. satu ruangan transparan berdinding kaca dan satunya tertutup.
taehyung yakin kalau ruangan yang transparan itu adalah ruangan sekretaris dan ruangan yang satunya adalah ruangan jungkook.
tok tok tok
taehyung mengetuk pintu itu dengan sedikit keras. dia tidak sabar ingin menatap shine sekali lagi. dia terlalu bahagia hingga mengabaikan masalah masalah yang dia alami belakangan ini bahkan itu melibatkan shine.
ceklek
pintu terbuka, lisa menatap terkejut pada sosok taehyung yang berada di depannya ini lalu melirik ke dalam di mana jungkook duduk di sova dengan shine di pangkuannya dan anak itu tengan tertidur dengan nyamannya.
sret
lisa terkejut kembali saat tiba tiba taehyung mendorong tubuhnya dengan mudah karena mengingat taehyung laki-laki yang tentu saja memiliki tenaga yang kuat.
jungkook menoleh saat mendengar langkah kaki. tia melotot terkejut saat mendapati mantan kekasihnya sudah berdiri di dalam ruangannya menatap berbinar pada nya ah tidak tepatnya menatap pada shine. sangat berbeda dari tatapan tatapan sebelumnya pada shine. ada apa ini fikirnya.
"tuan kim" ujar jungkook pelan sembari terus mengusap kepala shine di dadanya.
taehyung berjalan pelan ke arah jungkook yang duduk di sova lalu tiba tiba dia berlutut menatap shine. tatapannya masih belum berubah. apakah dia lupa kalau sebelumnya tatapan mata tajam itu penuh dengan kebencian pada shine bahkan dirinya fikir jungkook.
" katakan padaku kalau semua yang di katakan shine tadi sungguhan jungkook. katakan padaku kalau shine benar anakku. katakan padaku jungkook kalau shine anak kita" ujar taehyung dengan suara lembut.
jungkook bergetar mendengar suara lembut itu. dia seperti di bawa ke masa lalu di mana sosok di depannya ini memang selalu berujar lembut seperti itu. jungkook menatap shine sekilas lalu beralih menatap taehyung.
"itu benar tuan kim. kau memang ayah dari shine tapi dia hanya anakku tuan kim. harus ku tekankan. kalau shine hanya anakku" jungkook mengernyit melihat raut wajah taehyung yang bersinar.
ada apa ini fikirnya. apa taehyung tidak mendengar ucapannya fikir jungkook. taehyung mendongak, tatapannya dari yang mulanya menatap shine penuh minat kini beralih menatap jungkook penuh terima kasih.
"terima kasih sudah melahirkan anak kita jungkook. terima kasih aku--" ucapan taehyung terhenti karena jungkook lebih dulu memotong ucapan itu.
"aku rasa kau tidak mendengar ucapanku tadi tuan kim, kau memang ayah dari shine tapi shine hanya anakku. bukan anakmu. dan apapun yang ada di dalam otakmu sekarang itu tidak akan terjadi. tidak perlu berterima kasih karena shine memang akan aku lahirkan meski tanpa kau. aku tidak akan sudi memberikan shine padamu apapun bentuknya" ujar jungkook pelan. takut membangunkan anaknya ini meski jungkook tau kalau shine itu tertidur sepertinya sangat sulit terusik.
"jungkook tolong--" lagi lagi jungkook memotong ucapan taehyung.
"aku sendiri tau dan yakin kau pun bisa melihat akan seperti apa respon anakku padamu kan tuan kim. mau kau melakukan apapun anakku tidak akan mau memiliki ayah sepertimu. dia mungkin mengakui kau ayahnya tapi hanya sampai di sana. tidak akan sampai untuk bersama denganmu bahkan untuk sekedar memanggilmu ayah" ujar jungkook
ceklek
baru saja taehyung akan bicara pintu kembali terbuka. lisa yang tadinya berdiri di dekat pintu menyaksikan pembicaraan dua orang itu sedikit terkejut. taehyung dan jungkook menoleh. taehyung tidak bisa untuk tidak melotot melihat siapa yang baru saja masuk.
"ayah? apa yang ayah lakukan disini? " tanya taehyung pada sosok yang baru saja masuk. sementara jungkook hanya bisa menghela nafas pasrah. benar benar benar timing yang tidak tepat fikirnya. sementara taehyung hanya menatap sang ayah dan jungkook bergantian.
.
.
.