Farah meninggal karena dibunuh. Namun itu bukanlah akhir kehidupannya. Farah diberi kesempatan untuk hidup kembali sebagai siswi bernama Rasti. Siswi yang tidak lain adalah murid di sekolah suaminya bekerja.
Nama suami Farah adalah Yuda. Sudah memiliki dua anak. Hidup Yuda sangat terpuruk setelah kematian Farah. Hal itu membuat Farah berusaha kembali lagi kepada suaminya. Dia juga harus menghadapi masalah yang di alami pemilik tubuhnya. Yaitu menghadapi orang-orang yang sering membuli dan meremehkan Rasti. Sebagai orang yang pernah bekerja menjadi pengacara, Farah mampu membuat Rasti jadi gadis kuat.
Apakah Farah bisa membuat suami dan anak-anaknya mau menerimanya? Mengingat dia sekarang adalah gadis berusia 17 tahun. Lalu bagaimana nasib Rasti yang selalu diremehkan karena bodoh dan berbadan gemuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28 - Obrolan Rasti & Yuda
Rasti mengangguk sambil menunjukkan wajah sedihnya. Membuat Yuda merasa kasihan pada jiwa istrinya yang kini terjebak dalam tubuh remaja. Namun di sisi lain, Yuda masih belum terbiasa dengan wajah Rasti yang jelas sangat berbeda dari Farah. Apalagi Rasti memiliki badan yang sedikit berisi.
Yuda lantas hanya tersenyum tipis untuk menanggapi anggukan Rasti. Namun Rasti tampaknya keberatan dengan reaksi yang terlalu biasa baginya.
"Kenapa cuman senyum doang? Di elus kek kepala istrinya," tukas Rasti sambil cemberut.
"Itu karena aku belum terbiasa dengan wajah ini. Aku butuh waktu, oke? Dan aku yakin anak-anak pasti juga akan butuh waktu," tutur Yuda.
"Cih! Bilang saja kau tak suka dengan tubuh gendut ini," balas Rasti. "Ternyata kau body shaming," tambahnya.
"Astaga... Nggak gitu. Selama kau Farah, aku tak peduli dengan bagaimana dirimu? Di dunia ini hanya dia wanita yang aku cintai," ungkap Yuda.
Seketika senyuman mengembang di wajah Rasti. Rasa kesalnya lantas sirna.
"Tapi... Aku pengen menguruskan badan ini. Aku nggak terbiasa sama sekali. Nafsu makannya luar biasa, aku benar-benar tersiksa," kata Rasti.
"Lihat siapa sekarang yang body shaming," komentar Yuda.
"Ini bukan masalah body shaming, tapi kesehatan juga. Makanya aku butuh bantuanmu untuk menguruskan badan," jelas Rasti.
"Oke, oke." Yuda setuju. Untuk menyenangkan istrinya, dia akhirnya mengelus pelan puncak kepala Rasti.
Bersamaan dengan itu, Yuda dan Rasti tak tahu kalau ada dua pasang mata yang tertuju ke arah mereka. Mereka tidak lain adalah Yoga dan Jali. Dua orang yang kini diperkirakan sedang menaruh hati pada Rasti.
Di waktu yang sama, Rasti merasa senang karena mendapat elusan tangan Yuda. Namun dia menginginkan lebih.
"Kalau cium boleh nggak?" tanya Rasti.
"Hush! Kau ini! Ada-ada saja. Lagian kita di tempat umum sekarang. Umur kita sekarang beda jauh! Kau mau aku di penjara karena dituduh menyentuh anak di bawah umur?!" Yuda tentu menolak. Dia juga menjelaskan hal yang sangat logis pada Rasti.
"Benar juga ya. Aku kadang lupa kalau sedang berada dalam tubuh ini. Kau tahu hal gila lainnya?" tanggap Rasti.
"Apa?" Yuda penasaran.
Rasti menepuk dadanya dan berucap, "Jantung ini selalu berdebar saat dekat dengan gebetannya!"
"Apa?! Siapa gebetannya?" mendengar itu, Yuda tentu merasa cemburu.
"Yoga! Yang ketua osis itu loh," kata Rasti.
"Cih! Yoga? Gantengan juga aku. Dia menang di muda doang," ujar Yuda. "Tunggu dulu. Bagaimana saat denganku? Apa jantungmu berdebar juga?" sambungnya.
"Iya! Makanya aku bingung dengan perasaanku sekarang..." Rasti tahu Yuda cemburu, makanya dia sengaja memancing lelaki tersebut.
"Kenapa bingung? Jelas-jelas aku suamimu. Ya pilih aku lah! Lagian kita nggak pernah bercerai," balas Yuda.
"Tapi kan aku dikenal sabagai Rasti sekarang. Semua orang mengira aku gadis SMA yang polos," sahut Rasti.
Yuda terdiam seribu bahasa. Ia tak bisa membantah ucapan Rasti karena semua yang dikatakannya benar.
Rasti mendadak menepuk jidatnya sendiri. "Benar juga! Rasti masih perawan. Berarti aku ngerasain sakitnya dua kali dong," keluhnya.
"Sakit apaan?" dahi Yuda berkerut.
"Sakit dibobol terong! Kamu lupa sama malam pertama kali kita melakukannya? Kau ingatkan aku kesakitan saat pertama melakukannya. Sumpah! Itu sakit banget..." Rasti menggigit bibir bawahnya. Ia masih ingat bagaimana sakitnya pecah perawan, dan Rasti harus menerima kenyataan kalau dirinya akan merasakannya lagi.
Ati ati yah ,jgn ampe kena jebakan betmen 😁