Terjebak Cinta Tuan Presdir

Tomy yang mendengar pertanyaan dari bos nya, tidak langsung menjawab.

"Tomy kenapa diam aku butuh jawaban kamu dengan cepat, aku tidak bisa menunggu terlalu lama." bentak Ronal.

"tuan bukan kah nyonya saat ini bersama dengan Miss Alana.?" ucap Tomy.

"Tomy aku meminta kamu mencari cara supaya aku cepat mendapatkan cara buat bisa cepat test DNA. bukan menanyakan mama ku.!" bentak Ronal ke ajudan nya itu.

"tuan karena itu lah saya bertanya. Bukan kah kita bisa meminta tolong dengan nyonya untuk mendapatkan sample test DNA. Minta nyonya ambilkan rambut anak miss Alana." ucap Tomy yang membuat sadar Ronal.

"oh iya betul, kenapa kau gak kepikiran kesitu. Ya sudah aku hubungi mama ku dulu.!" jawab Ronal yang langsung menghubungi mama nya via telepon.

di sebuah kafe di dalam mall. Bu alea yang mendengar handphone nya berdering langsung mengambil handphone nya yang berada di dalam tas.

"Alana bentar ya, Tante angkat telfon dulu, ini Ronal menelpon." kata Bu alea.

"oh iya Tante." jawab Alana mengangguk. Kemudian ia menyuapi Dira yang sedang makan.

"hallo Ron, ada apa ?" tanya Bu alea pelan.

"ma, apakah mama sedang bersama Alana dengan anak-anak nya.!" tanya Ronal langsung di dalam telefon.

Bu alea yang mendengar pertanyaan Ronal mengeryitkan keningnya. "Ronal kamu memata-matai mama.!" ucap Bu alea dengan sedikit nada marah.

"ma jangan marah dulu. Apakah mama bisa menjauh dulu dari Alana.? Ini penting banget ma,? ini mengenai anak ku. Cucu mama.! kata Ronal yang membuat mama nya sangat terkejut.

"Ronal apa maksud kamu. Cucu, anak kamu. Apa maksud nya Ronal.!" tanya Bu alea sedikit keras sampai di dengar oleh Alana.

Alana yang mendengar kata cucu dan anak. Jantung nya langsung dah Dig dug der. "kenapa Ronal tiba -tiba menyebut anak. jangan-jangan" pikir Alana . "engak, enggak mungkin Ronal mengetahui Andra dan dira anak nya " batin Alana yang berusaha kembali mendengarkan obrolan Ronal dan mama nya.

Kembali di mana Bu alea yang masih menerima telefon dari ronal. Ia masih syok dengan ucapan Ronal barusan.

menyadari percakapan ini terdengar sangat serius, ia segera berdiri dari kursinya dan berjalan menjauh dari meja agar Alana tidak terlalu mendengar percakapannya.

sedangkan Alana yang melihat Bu alea menjauh, fikiran nya semakin curiga kalau Ronal kemungkinan sudah mengetahui, kalau dirinya perempuan yang telah ambil kesucian nya oleh Ronal 7 tahun lalu.

Bu alea yang sudah menjauh langsung berkata "Ronal, apa yang kamu bicarakan ini? Jelaskan dengan jelas!" desaknya, masih berusaha menurunkan suaranya agar tidak menarik perhatian Alana.

Di seberang telepon, Ronal menghela napas. "Ma, aku baru saja mendapatkan hasil investigasi ku mengenai Alana,,? Alana ternyata wanita yang aku cari selama ini ma. Dia la yang selalu ada di hati ku ma, cinta pertama Ku, dia ternyata tidak pernah pergi dengan lelaki lain. Dia tidak pernah menikah ma. dan anak kembar yang bersamanya kemungkinan besar adalah anakku." kata Ronal dengan nada yang terdengar bersemangat.

Mata Bu Alea membesar. Hatinya bergetar mendengar ucapan putranya. "Jadi Andra dan Dira... mereka cucuku?" bisiknya, hampir tak percaya.

"Itulah yang ingin kupastikan Ma!" Ronal menjawab dengan nada tegang.

"Aku butuh bantuan Mama untuk mendapatkan sampel DNA salah satu dari mereka. Bisa rambut, bisa juga sesuatu yang mereka gunakan. Mama bisa membantuku.?"

Pinta Ronal.

Bu Alea terdiam sejenak, menatap Alana dan anak-anak yang masih menikmati makanan mereka. Pikirannya berkecamuk. Jika benar Andra dan Dira adalah cucunya, bagaimana mungkin dari tadi ia tidak menyadarinya?

"Ma?" suara Ronal di telepon membuatnya tersadar.

Bu Alea menarik napas dalam-dalam. "mama akan mencoba, tapi Ronal… kalau ini benar, apa rencanamu?" tanah Bu alea.

"Aku akan menebus segalanya. Aku tidak akan membiarkan Alana dan anak-anakku hidup tanpa aku lagi, aku akan menikahi Alana ma.?" jawab Ronal penuh tekad.

Bu Alea menggigit bibirnya, lalu berbisik. "Baiklah, mama akan mencari cara. Tapi jangan gegabah Ronal. Ini bukan hanya tentang kamu. Ini tentang perasaan Alana dan anak-anak itu juga. Jujur mama suka dengan kepribadian Alana. dan jika apa yang kamu ucapkan ini benar. Selama ini Alana pasti sangat menderita." kata Bu alea.

Ronal mengangguk meski ibunya tak bisa melihatnya. "Aku tahu Ma. Aku akan bersabar... tapi aku tidak akan tinggal diam lagi." jawab Ronal

Bu Alea menutup telepon dan kembali ke meja dengan hati yang tak tenang. Ia menatap Andra dan Dira dengan perasaan yang berbeda kini. Jika benar mereka cucunya, bagaimana ia harus bersikap?

Sementara itu, Alana menatapnya dengan curiga. "Tante… apa ada masalah?" tanyanya pelan.

Bu Alea tersentak, lalu segera memasang senyum. "Oh, tidak sayang. Hanya urusan kecil," jawabnya, berusaha terdengar santai.

Namun, Alana tidak mudah tertipu. Ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Dan jika firasatnya benar… maka semuanya akan berubah.

"sayang boleh Tante minta tolong.?" tanya Bu alea yang mulai menjalankan rencana nya untuk segera mendapatkan sample DNA anak-anak Alana.