Disarankan untuk membaca novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2.
Dila yang di besarkan dari keluarga paling kaya no dua di dunia, selalu di jaga ketat oleh sang Daddy. Membuat Dila menjadi sosok gadis yang culun, dengan tampilan khas kacamata besar, rambut di kepang dua, dan selalu memakai pakaian yang longgar. Selain penampilannya yang culun, Dila juga seorang gadis yang sangat ceroboh.
Dibalik tampilannya yang culun, Dila adalah gadis yang sangat cantik dan pintar. Membuatnya di terima bekerja sebagai sekertaris di perusahaan terkenal di Inggris.
Di perusahaan itulah Dila bertemu dengan atasannya yang tampan dan gagah yang di juluki Mr Perfect yang ternyata sudah memiliki seorang putri yang sama angkuhnya! Bagaimana kehidupan gadis culun dan ceroboh ketika bertemu dengan seorang pria yang perfect? Yuk baca ceritanya😍
Cerita ini seri ke 3 dari Novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2 dan Mr Arrogant. selamat membaca🥰🥰🥰
Ig : mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25
Diruang tengah keluarga Mateo, kini duduk Dimitri, Keyla, Dila dan juga Aiden. Dimitri yang tidak mau kehilangan Keyla, mau tidak mau membiarkan Aiden untuk masuk dan duduk diruang tengah mansion mereka. Suasana tegang sangat terasa diruangan tersebut, dan tidak ada satu orang pun yang berani untuk berbicara terlebih dahulu.
"Ehem ... " Aiden berdehem memecah suasana yang tegang diantara mereka berempat. "Jadi kedatangan aku kemari, karena aku ingin melamar Dila menjadi istriku." Ucap Aiden, menatap pada Dila dengan tatapan penuh arti.
"Tidak diterima." Jawab Dimitri dengan penuh penekanan.
"Sayang, yang dilamar itu Dila. Kenapa kau yang menjawab?" Seru Keyla dengan tatapan mata yang tajam.
"Tapi aku Dadnya, dan aku berhak untuk menerima atau menolaknya." Ujar Dimitri, dengan bersikukuh.
"Sayang ...!" Keyla semakin menatap tajam pada Dimitri. Membuat Dimitri langsung terdiam. "Dila sayang, kau mau menerima lamaran Aiden atau tidak?" Tanya Keyla, menatap pada wajah putrinya.
"A-aku." Dila terdiam, lalu menatap pada Dadnya. Ingin rasanya Dila menolak lamaran dari Aiden, karena tidak ingin melukai dan mengecewakan hati Daddy tersayangnya. Tapi kalau dirinya menolak lamaran Aiden, kesempatan untuk terbebas dari sikap posesif Dadnya akan lenyap.
Aiden yang melihat keraguan dimata Keyla, langsung berjalan dan menekuk satu kakinya dihadapan Dila sambil menyodorkan kotak kecil yang dibawanya lalu membuka kotak tersebut. Membuat Dila sangat terkejut pada apa yang dilakukan oleh Aiden.
"Will you marry me ... " Pinta Aiden.
Dila yang ditanya hanya terdiam dengan perasaan campur aduk, walaupun Dila tahu Aiden melamarnya tanpa cinta. Tapi entah mengapa tetap saja membuat Dila menjadi baper.
"So sweet." Seru Keyla dengan tersenyum bahagia. Sementara Dimitri hanya terdiam dengan wajah yang tanpa ekspresi apa pun.
"Jadi apakah kau mau menikah denganku?" Tanya Aiden kembali, karena belum mendapatkan jawaban dari Dila.
"Aku-aku mau menikah denganmu." Jawab Dila dengan tersenyum.
Aiden yang mendengar jawaban Dila, langsung memasangkan cincin kejari manis Dila.
Keyla yang merasa bahagia putrinya sudah dilamar oleh seorang pria, langsung memeluk Dila dengan sangat erat. Keyla merasa sangat lega karena putri kesayangan, akan melepas status perawan tua nya. Dimitri yang merasa tidak terima, langsung pergi dari ruangan tersebut dengan wajah penuh amarah. Dila yang melihat Dadnya pergi langsung merasa sedih dan ingin menyusul kedalam.
"Kau disini saja, temani Aiden. Biar Mom yang berbicara pada Daddy." Seru Keyla dan langsung pergi dari ruang tengah untuk menyusul suaminya.
Kini hanya ada Dila dan juga Aiden diruang tengah, Dila langsung meletakan buket bunga yang tadi diberikan oleh Aiden untuknya.
"Sebenarnya apa tujuanmu kemari?" Tanya Dila, dengan menaikkan kacamatanya yang melorot.
"Tujuanku hanya ingin melamarmu." Jawab Aiden dengan datar.
"Come on Aiden, apa kau lupa pernikahan ini hanya -- " Dila tidak meneruskan perkataannya.
"Kau itu sangat pintar," Seru Aiden. "Aku datang kemari hanya ingin menujukkan pada Dadmu, kalau aku masih bisa berdiri dengan tegak." Aiden tersenyum dengan wajah yang penuh percaya diri.
"Kau itu jangan terlalu sombong!" Dila tersenyum sinis.
"Aku bukan sombong, tapi apa yang aku katakan itu adalah sebuah fakta." Aiden berkata, dengan suara penuh penekanan.
"Sudahlah aku tidak ingin berdebat denganmu, sekarang kau pergilah dari mansionku!" Ucap Dila.
"Kau mengusirku?" Aiden mengerutkan keningnya.
"Ya aku mengusirmu!" Jawab Dila dengan ketus.
"Aku tidak akan pergi, sebelum tujuan utamaku tercapai." Aiden tersenyum penuh arti pada Dila.
"Tujuan utama?" Tanya Dila dengan bingung. "Apa tujuan utamamu?"
"Kau akan tahu nanti." Seru Aiden.
"Katakan ... !" Seru Dila dengan tatapan tajam.
"Nanti." Jawab Aiden.
"Katakan!" Dila yang kesal langsung mengambil buket bunga mawar dan memukulkannya pada Aiden.
"Tidak mau!" Aiden menatap tajam pada Dila karena memukulnya.
"Katakan!" Dila semakin keras memukul buket bunga itu hingga bunga mawarnya hancur dan berjatuhan dilantai.
"Tidak mau." Aiden berkata dengan wajah yang marah, karena Dila sudah membuat setelan jasanya dipenuhi kelopak mawar. "Dan berhentilah memukul!" Seru Aiden.
"Aku tidak akan berhenti sebelum kau katakan, apa tujuan utamamu?" Dila semakin memukul Aiden dengan kencang. Dan terjadilah perang dunia ketiga antara Dila dan Aiden diruang tengah.
Sementara itu disebuah ruangan kerja, tampak Dimitri yang terdiam dikursi kerjanya dengan tangan yang mengepal menahan rasa amarahnya. Keyla yang menyusul suaminya, kini melihat Dimitri yang terlihat dengan wajah yang marah duduk diatas kursi kerjanya.
"Sayang, kau jangan marah seperti itu!" Pinta Keyla, sambil berjalan mendekati suaminya.
"Kenapa kau menentang keputusanku Key?" Tanya Dimitri.
"Aku bukan menentangmu! Aku hanya tidak ingin kau merusak masa depan dan kebahagian putrimu sendiri."
"Aku merusak masa depan dan kebahagian Dila ... ?" Dimitri menggelengkan kepalanya. "Aku sangat sayang pada Dila, mana mungkin aku ingin merusak masa depan dan kebahagiannya." Ucap Dimitri.
"Dengan kau menentang pernikahan Dila, kau sudah merusak masa depannya dan membuat Dila bersedih." Keyla duduk dipangkuan suaminya dan bergelayut manja pada leher Dimitri. "Apa kau tidak bersedih selama ini didiamkan oleh Dila dan aku?" Tanya Keyla.
"Tentu saja aku sedih." Jawab Dimitri merangkul pinggang Keyla.
"Begitu pun dengan kami, aku dan Dila sangat bersedih mendiamkan kau. Bahkan tadi Dila ingin meninggalkan Aiden hanya untuk menyusulmu saat kau meninggalkan ruang tengah." Ujar Keyla.
"Keyla, aku hanya ingin Dila mendapatkan yang terbaik."
"Aku tahu sayang. Tapi jika menurut Dila, Aiden adalah yang terbaik untuknya. Kita sebagai orang tua harus mendukungnya." Keyla mengecup kening Dimitri. "Selama aku menikah denganmu, aku tidak pernah meminta apa pun padamu. Tapi untuk kali ini aku minta kau merestui mereka." Pinta Keyla dengan wajah yang memohon.
Dimitri menatap Keyla dengan tatapan intensnya sambil berfikir dengan sangat keras. Diusapnya wajah Keyla dengan jarinya. "Baiklah aku akan merestui mereka." Ucap Dimitri, dengan tersenyum.
"Terima kasih sayang" Keyla langsung menghujani wajah suaminya dengan ciuman yang bertubi-tubi.
"Aku bahagia sayang, kau sekarang sudah berubah jadi lebih bijaksana dalam bertutur kata." Ucap Dimitri.
"Tentu saja aku lebih bijaksana dalam bertutur kata. Karena aku belajar berbicara seperti ini dari Kak Nayra." Seru Keyla dengan entengnya.
Dimitri langsung menghela nafasnya dengan panjang, sambil mencubit pipi Keyla dengan gemas. "Pantas saja kau itu berubah lebih pintar dan bijaksana, karena ternyata istriku ini belajar perkataan dari Nayra." Ujar Dimitri. Mereka berdua pun langsung tertawa dengan sangat lepas.
"Kita harus kembali keruang tengah sayang, karena Aiden calon menantu kita masih berada disana." Bujuk Keyla.
"Baiklah." Dengan gerakan malas Dimitri bangkit dari duduknya dan berjalan bersama Keyla keruang tengah untuk menemui Dila dan Aiden.
Sementara itu diruang tengah, Dila dan Aiden yang masih bertengkar. Kini saling berebut buket mawar yang dipegang oleh Dila.
"Kalian sedang apa?" Tanya Keyla, dengan wajah yang terkejut melihat ruang tengahnya yang berantakan dan dipenuhi oleh kelopak mawar putih yang bertebaran di mana-mana.