NovelToon NovelToon
Perfect Love Revenge

Perfect Love Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Mengubah Takdir
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Rania, seorang gadis desa yang lembut, harus menanggung getirnya hidup ketika Karmin, suami dari tantenya, berulang kali mencoba merenggut kehormatannya. Belum selesai dari satu penderitaan, nasib kembali mempermainkannya. Karmin yang tenggelam dalam utang menjadikan Rania sebagai pelunasan, menyerahkannya kepada Albert, pemilik sebuah klub malam terkenal karena kelamnya.

Di tempat itu, Rania dipaksa menerima kenyataan pahit, ia dijadikan “barang dagangan” untuk memuaskan para pelanggan Albert. Diberi obat hingga tak sadarkan diri, Dania terbangun hanya untuk menemukan bahwa kesuciannya telah hilang di tangan seorang pria asing.

Dalam keputusasaan dan air mata yang terus mengalir, Rania memohon kepada pria itu, satu-satunya orang yang mungkin memberinya harapan, agar mau membawanya pergi dari neraka yang disebut klub malam tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 16

“Apa kamu sudah memastikan Rania pulang dengan aman?”

Suara Airon memecah keheningan ruang kerja saat Ergan melangkah masuk sore itu. Matanya tetap tertuju pada berkas di meja, namun pikirannya melayang pada vila yang kini tak lagi sunyi.

“Sudah, Tuan,” jawab Ergan singkat.

“Bagus. Siapkan mobil, saya ingin makan di luar.” Ergan segera bergerak cepat, menyiapkan kendaraan untuk mengantar Airon menuju restoran mewah langganannya. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di hati Ergan, sesuatu yang ia rasa harus ia sampaikan.

“Mohon maaf, Tuan. Saya masih merasa cukup kenyang jika harus menemani Anda makan sekarang,” jujur Ergan saat mereka berada di dalam mobil.

Alis Airon bertaut. “Kenapa?”

“Tadi Nyonya Muda memasak di vila. Beliau mengajak saya untuk makan bersama setelah kami selesai berbelanja tadi siang,” jelas Ergan tanpa beban.

Detik itu juga, suasana di dalam mobil terasa mendingin. Airon terdiam, namun tatapannya yang tajam seketika berubah menjadi tidak menyenangkan. Ada desiran panas yang tiba-tiba membakar dadanya saat membayangkan Ergan, asistennya sendiri, menikmati masakan istrinya, bahkan duduk di meja yang sama dengan Rania.

“Maaf, Tuan, jika hal itu membuat Anda tidak nyaman. Saya tidak bermaksud lancang,” ucap Ergan yang mulai menyadari perubahan aura bosnya.

“Mulai sekarang, jangan pernah lagi makan bersamanya. Paham?” Kalimat itu keluar seperti perintah militer. Airon merasa terusik dengan kenyataan bahwa ada laki-laki lain yang mendapatkan keramahan Rania lebih dulu daripada dirinya. Ia sendiri bahkan belum mencicipi masakan gadis itu.

“Baik, Tuan,” sahut Ergan patuh. Dalam hati, Ergan membatin; sepertinya singa ganas ini telah benar-benar mendapatkan pawangnya, meski sang singa masih terlalu angkuh untuk mengakuinya.

Sore itu, Airon pulang ke vila lebih awal dari biasanya. Rania menyambutnya di depan pintu dengan wajah cerah, namun keraguan menyelimuti matanya.

“Tuan pulang awal hari ini?” tanya Rania pelan.

“Kenapa? Kamu tidak suka kalau saya pulang lebih cepat?” Airon menatap Rania dengan sorot menuduh. Bayangan Rania tertawa bersama Ergan saat makan siang tadi masih menghantui kepalanya.

“Bukan begitu, Tuan. Maksud saya....” Rania menunduk, lidahnya kelu. Setiap kata yang ia ucapkan seolah selalu salah di telinga Airon.

“Tuan sudah makan? Jika belum, saya bisa siapkan. Tadi saya sudah memasak beberapa lauk,” tawar Rania, mencoba mengalihkan ketegangan.

“Tidak perlu. Saya tidak lapar,” ketus Airon. Ia melangkah lebar menaiki tangga, meninggalkan Rania yang terpaku kebingungan.

Di dalam kamarnya, Airon mengusap wajahnya dengan kasar. Ia merasa seperti remaja bodoh yang sedang terbakar cemburu, sesuatu yang sangat ia benci. Wine di dalam gelas rampingnya ia teguk hingga tandas dalam sekali tenggak. Rasa panas alkohol itu tak cukup memadamkan api di hatinya.

Dengan langkah terburu, ia berjalan menuju kamar Rania. Tanpa mengetuk, ia menerobos masuk.

“Tuan Airon? Ada apa....”

Belum sempat Rania menyelesaikan kalimatnya, Airon sudah mencengkeram bahunya dan melumat bibir tipis gadis itu dengan ganas. Ada aroma Wine dan amarah dalam ciumannya. Rania yang terkejut mencoba berontak, namun itu justru menyulut emosi Airon lebih jauh.

“Kenapa?! Apa kamu sekarang menolak melayani saya setelah menghabiskan waktu dengan asisten saya?!” bentak Airon setelah melepaskan tautan bibir mereka dengan kasar.

“Bukan begitu, Tuan! Saya....”

“Diam!” Airon kembali membungkam bibir Rania, kali ini lebih kasar hingga Rania mengerang kesakitan.

“Aww... Tuan, sakit!” Rania memegangi bibirnya yang kini berdarah.

Airon tertegun melihat noda merah di bibir mungil itu. Kesadarannya kembali. “Kamu kenapa?” tanyanya, ada nada khawatir yang terselip di balik suara seraknya.

“Saya sedang sariawan, Tuan. Tadi saya mau mengatakannya, tapi Tuan langsung...” Rania menahan isak, rasa perih di bibirnya membuat matanya berair.

Airon merasa seperti laki-laki paling brengsek di dunia. Rasa bersalah menghantamnya telak. “Duduk di sana. Saya ambilkan obat,” perintahnya dengan nada yang jauh lebih lembut.

Rania meringis saat Airon dengan telaten mengoleskan salep pada lukanya. Keheningan yang terjadi terasa jauh lebih tenang daripada sebelumnya.

Permintaan yang Mendesak

“Tuan?” panggil Rania pelan saat Airon hendak beranjak kembali ke kamarnya.

Airon berhenti, tangannya masih di saku celana. “Apa lagi?”

“Bolehkah saya... meminta sesuatu?” Rania tampak sangat ragu, jemarinya memilin ujung gaunnya. “Mengenai pakaian saya.”

“Bukankah tadi siang kamu sudah belanja bersama Ergan?”

Wajah Rania memerah padam. “Saya malu, Tuan. Saya merasa tidak pantas membeli... pakaian dalam saat laki-laki yang menemani saya bukan suami saya. Saya tidak nyaman.”

Mendengar kata ‘suami’, hati Airon yang tadinya panas mendadak mendingin, berganti dengan rasa puas yang aneh. “Baiklah. Bersiaplah sekarang. Kita pergi.”

Lampu-lampu ibu kota yang gemerlap menghiasi perjalanan mereka. Rania menatap keluar jendela dengan takjub, sebuah pemandangan yang tak pernah membosankannya. Ia tak menyangka pria dingin yang membawanya dari klub malam itu kini benar-benar menjadi suaminya. Meski terkadang kasar, ada kebaikan-kebaikan kecil Airon yang mulai menyentuh hatinya.

Sesampainya di sebuah butik pakaian dalam eksklusif, Rania kembali dibuat ternganga melihat label harga. Satu set kain tipis dihargai jutaan rupiah.

“Kenapa sepotong baju kecil ini harganya bisa setinggi langit?” bisik Rania saat seorang pegawai menghampirinya. “Mbak, apa tidak ada yang lebih murah?”

Pegawai itu tersenyum kaku. “Maaf, Nona. Ini koleksi impor, harganya sudah tetap.”

Airon yang bosan menunggu akhirnya mendekat. “Ada masalah?”

“Harga sepasangnya terlalu mahal, Tuan,” bisik Rania di telinga Airon, takut terdengar orang lain. “Di pasar desa, uang segini bisa dapat satu karung baju, Tuan!”

Airon hampir ingin tertawa mendengar logika desa istrinya. “Kamu harus tetap membelinya. Saya tidak mungkin mengantarmu ke pasar desa hanya untuk urusan ini. Pilih saja yang kamu suka, jangan lihat harganya.”

“Tapi Tuan.....”

“Atau kamu mau saya yang memilihkan? Kamu tahu selera saya, kan? Yang tipis dan menerawang?” goda Airon dengan nada rendah.

Wajah Rania semakin memerah. “Tidak! Saya pilih sendiri!” Rania segera bergerak cepat, takut Airon benar-benar menjalankan ancamannya. Ia masih ingat pakaian dalam "mengerikan" yang dibelikan Airon sebelumnya.

Di kasir, Rania nyaris pingsan saat mendengar totalnya mencapai 20 juta rupiah hanya untuk lima pasang pakaian dalam. Sepanjang jalan pulang di dalam mobil, ia terus bergumam gelisah.

“Seharusnya kita tidak beli di sana, Tuan. 20 juta itu bisa beli satu buah motor baru.” keluh Rania dengan wajah penuh penyesalan.

Airon hanya melirik sekilas, sudut bibirnya terangkat tipis. Tadi, karena Rania terlalu lama menimbang-nimbang karena takut akan harga, Airon-lah yang langsung mengambil beberapa set dan menyerahkan kartu kreditnya tanpa kompromi.

Malam itu, di dalam kamarnya, Rania menjejalkan belanjaan mahalnya di atas kasur. Ia menatap kain-kain halus itu seolah mereka adalah benda keramat.

“Aku akan memperlakukan kalian dengan sangat hati-hati. Harga kalian... argh, benar-benar tidak masuk akal!” Rania menutup wajahnya dengan kedua tangan, merasa terbebani hanya untuk memakai pakaian dalam semahal itu.

Di balik celah pintu yang sedikit terbuka, Airon berdiri memperhatikan tingkah laku istrinya. Ia tersenyum kecil, sebuah senyuman tulus yang jarang terlihat. Kepolosan Rania benar-benar mulai merasuki hatinya, menjadikannya satu-satunya hiburan di tengah hidupnya yang penuh dengan kekosongan dan kekuasaan.

******

Jangan lupa berikan dukungan kalian dengan VOTE/BINTANG, klik LIKE, dan tuliskan KOMENTAR kalian yang paling seru! Dukungan kalian sangat berarti bagi Author. Salam sayang.

1
Bintang Nabila
bagus sih ini. kita kayak nonton drama, aku bisa bayangin adengannya. untuk author keren sih
Lingga Ganesa
mantappuuuuuu thorrrrrrr
Ririn Wati
Good novel thor
Syifa Nabila
Keren sih ini
Bestreetg
karya author is the best
Lela Alela
🥳🥳🥳🥳🥳🥳
Delisa
Bagus banget jalan ceritanya kak author
Delisa
Bagus banget jalan ceritanya kak author
partini
ya kalau dah merasa kamu sebagai asisten ya harus menjaga dong ,be smart don't be stupid lah Edgar
masa tangan kanan ga punya rencana 🤦🤦
Ariany Sudjana
apapun yang terjadi Rania, tetap percaya sama Airon, apalagi sudah ada calon pelakor hadir di kantor
Ariany Sudjana
puji Tuhan, hubungan Rania dan Airon sudah lebih baik dan mereka saling mencintai 😄
partini
ko sama Thor
Ariany Sudjana
ini gimana sih penulisnya, bab 21 dan 22, kok sama isinya? hanya sedikit beda di akhir
Ariany Sudjana
semoga Rania tetap sabar yah mendampingi Airon, apalagi sekarang pelakor murahan sudah muncul, pasti akan selalu meneror Riana
Ariany Sudjana
foto itu foto masa kecil Airon dan Rania yah?
partini
ini Casanova patah hati karena wanita weleh 😂😂😂😂
partini
apa Arion Suka lobang sana sini yah 🙄agak lupa TK kira dia frustasi Karnena di tinggal cewenya
partini
pawangnya di temukan kuntinya berdatangan 😂😂😂
Mayya
Best sih menurut aku
Delila
Good banget ceritanya Thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!