Arinsa, sorang dokter residen tahun ke-4 meninggal karena kelelahan. Tapi dia tiba-tiba membuka matanya dan melihat suasana yang jauh berbeda dengan kehidupan sebelumnya.
" Weeeh dimana ini, bukannya aku sudah mati? Beeeuh diiiingiiin."
Awalnya Arinsa tidak bisa mengetahui situasi nya hingga dia mendapatkan semua ingatan dari tubuh ini.
" Putri terbuang, dasar bajingan. Mereka yang tidak bisa mengendalikan kelaminnya tapi anak yang jadi korban. Tenang saja Arinsa, nama kita sama-sama Arinsa. Aku akan membalas semua rasa sakit hatimu. Dan kamu bisa istirahat dengan tenang. Kerajaan ini, akan aku hancurkan dengan tanganku."
Bagaimana cara Arinsa bertahan hidup dengan status barunya sebagai Putri Arinsa De Rouglas?
Dan bagaimana cara dia membalas dendam pemilik tubuh asli yang sudah diabaikan oleh keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAP 21
Drap drap drap
Dengan langkah yang sangat cepat, Ariga pergi menemui putra dan putri Grand Duke Adentine. Ariga sangat tidak mengira, dia yang kemarin mendatangi kediaman Adentine dan gagal untuk menemui Glencia, kini wanita itu malah sudah datang sendiri ke hadapannya.
" Tuhan memang sangat baik padaku," ucap Ariga senang. Namun rasa senangnya itu sirna seketika itu juga ketika yang ada di sana hanyalah Duke Muda Glen Heart Adentine. Berapa kali Ariga menelisik ruangan itu, namun Glencia sama sekali tidak ada di sana.
" Apa Yang Anda Cari, Pangeran Mahkota Ariga De Rouglas?" Glen bertanya dengan nada yang tidak bersahabat sama sekali. Dia sangat tidak suka dengan Ariga, apalagi rumor beredar di Rou bahwa Glencia merupakan kandidat putri mahkota. Terang saja Glen tidak suka, terlebih dia sudah tahu bagaimana reputasi pria yang ada di depannya ini.
Meskipun Ratu Beatrix melindunginya, namun Glen tentu dapat mencium kebusukan dari ulah-ulah Ariga. Maka dari itu dia sangat tidak suka jika melihat Ariga yang tampak berusaha keras untuk mendekati Glencia.
" Maaf, putri Glencia, apa tidak ikut bersama?"
" Oh dia langsung ke tempat temannya berada."
Apa?
Ariga mengernyitkan keningnya. Wajah bodohnya itu tampak tengah berpikir. Namun Glen tidak peduli.
Berada diantara orang-orang yang menurutnya menjengkelkan ini, sungguh rasanya kesal dan muak. Glen ingin cepat-cepat pergi dari sana.
Klaak
" Oh maafkan Aku Duke Muda, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan dulu. Jadi~"
" Tidak masalah Baginda, saya hanya ingin menyampaikan surat ini. Ini dari Ayah, kalau begitu saya permisi."
Ya?
Raja Flamenco merasa kebingungan melihat Glen yang terkesan terburu-buru. Bagaimanapun Glen adalah tamu negara. Jadi dia akan dijamu di istana ini.
" Anda mau pergi? Kemana?"
" Ke tempat Putri Arinsa. Aah dan ekspedisi ini, And tidak perlu melakukan upacara pelepasan atau apapun. Saya beserta kesatria Adentine akan langung berangkat lusa dari kastel Putri Arinsa. Baiklah saya permisi, saya datang kemari memang hanya untuk memberikan itu."
" Tapi?"
Raja Flamenco tidak bisa berkata-kata lagi. Terlebih Glen sudah pergi meninggalkan ruangan. Ia lalu menatap tajam ke arah putranya. Seolah-olah ada yang salah dilakukan Ariga sehingga membuat Glen pergi.
Ariga yang memahami tatapan ayahnya itu langsung menggelengkan kepalanya cepat sebagai jawaban bahwa ia tidak melakukan apa yang ayahnya pikirkan.
" Dasar anak bodoh," umpat Raja Flamenco. Ia lalu ikut pergi juga meninggalkan ruangan itu dan menyisakan Ariga seorang diri.
Drap drap drap
" Yang Mulia Duke Mu~ kemana Duke Muda pergi, Ariga?"
" Ke tempat Arinsa."
" Apa? Mengapa kesana? Ada apa di sana? Dia kan tamu kita, mengapa pergi ke tempat gadis rendahan itu! Bedebah sialan! Apa yang gadis itu miliki sampai-sampai keluarga Grand Duke dari Sein begitu memerhatikan nya. Arghhh bangsat!"
Ratu Beatrix tampak sangat marah. Padahal dia tadi tidak segera datang untuk menemui Glen karena tengah mempersiapkan jamuan, dan ternyata saat datang ke mari malah dia tidak menemukan tamu yang diharapkan.
Ratu Beatrix sudah membayangkan akan bercengkrama dengan Glencia. Tapi semua hanya semu semata karena orang-orang yang diharapkan nyatanya tidak ada.
Rasa kesal yang saat ini dirasakan oleh raja, ratu dan pangeran mahkota kerajaan Rou, berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh putri satu-satunya sang raja. Putri terbuang yang terasingkan itu, begitu senang dengan kehadiran teman barunya.
Namun dia juga tidak merasa senang, pasalnya dirinya tidak mampu memberikan hal yang layak di kastel nya yang buruk ini.
" Maafkan aku Glencia, di sini sangat buruk. Sangat jauh berbeda dengan kediaman Grand Duke."
" Tidak Arinsa, aku tidak masalah dengan ini semua. Aku sungguh salut padamu karena sudah bisa bertahan di tempat yang seperti ini."
Kata-kata yang keluar dari bibir Glencia memanglah lancar tanpa hambatan. Namun tidak dengan hatinya. Hatinya sakit seolah teriris melihat kondisi Arinsa yang demikian. Untuk ukuran putri raja, tempat yang ditinggali ini sangat buruk.
Kastel ini memang cukup besar, namun minim pencahayaan sehingga nampak suram. Dinding-dindingnya sudah mulai mengelupas. Terdapat banyak lumut di sana. Barang-barang yang usang, perabotan yang tidak pernah diganti, entah sudah berapa umurnya. Sungguh sangat memprihatinkan.
Kalau boleh dikata, malah masih bagus kediaman para pelayan di kediaman Adentine dibandingkan dengan kastel milik putri raja ini.
Glencia mengepalkan tangannya erat. Dia marah dengan situasi Arinsa. Bagaimana bisa ada orang tua yang sekeji ini memperlakukan putrinya. Entah dari ibu mana Arinsa lahir, tapi seharusnya dia tidak boleh dibeginikan. Karena anak tidak ada yang salah, yang salah murni Raja Flamenco di sini. Dan Arinsa juga punya hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
" Jangan memandangku begitu, Glencia. Aku sungguh tidak apa-apa. Dan sebentar lagi, aku bisa membuat mereka mendapatkan balasan dari perbuatannya."
" Maafkan aku, Arinsa. Ya kau benar, ayo kita berusaha untuk mewujudkan mimpimu itu. Aku yakin bahwa kau bisa melakukannya,"
Keduanya saling menggenggam tangan satu sama lain. Arinsa merasa senang karena mendapatkan seorang teman. Dalam benak Arinsa berkata ' andai Arinsa yang asli tahu, bahwa masih ada orang yang peduli padanya, pasti dia akan sangat bahagia sekali."
Tes
Bulir bening itu tanpa disadari meluncur ke pipi. Ada rasa sakit dalam dada yang saat ini Arinsa rasakan.
Glencia sedikit terkejut, namun dia tidak bicara apapun. Putri dari Grand Duke Adentine itu bangkit dari duduknya lalu memeluk Arinsa sambil mengusap lembut punggungnya.
" Menangislah, Arinsa. Kau berhak melakukan itu."
Hiks hiks
Tangis Arinsa terdengar pilu. Glencia seolah bisa merasakan betapa sakit dan menderitanya gadis ini.
Di ujung sana, Glen yang sudah lumayan berdiri sedari tadi melihat dan mendengar pembicaraan adiknya dan sang putri. Pria itu menghela nafasnya panjang. Ia bisa melihat jelas wajah Arinsa yang begitu sedih. Dan hatinya entah mengapa ikut sakit.
" Haah, merepotkan."
Sreet
Tap tap tap
Hanya itu yang keluar dari bibir Glen. Sungguh lain di hati lain di bibir. Padahal hatinya merasa tidak nyaman melihat Arinsa menangis, dia merasa kasihan dengan gadis itu. Akan tetapi yang keluar dari bibirnya hanya satu kata itu.
Tanpa Glen sadari, tangannya mengepal erat dan rahangnya mengeras. Ia sontak membandingkan antara Ariga dan Arinsa. Istana megah yang ditempati Ariga, dan kastel buruk yang ditempati Arinsa, semua nampak bertolak belakang. Dan Glen yakin semuanya pun demikian.
" Dasar keluarga bangsat, memang sudah selayaknya mereka hancur. Huh, sebenarnya aku lebih suka langsung meruntuhkannya. Tapi itu pasti akan merepotkan, dan Ayah juga tidak ingin melakukan dengan cara itu. Tapi, apa benar Naga Es yang katanya hanya legenda itu ada? Haah, entahlah, semoga memang ada."
TBC
Halo teman-teman, mohon maaf jika kedepannya agak sedikit terhambat UP nya. Retensi karya ini ternyata tidak mencukupi. Tapi tidak apa-apa. Saya tetap akan lanjutkan, meskipun nanti akhirnya ceritanya hanya akan singkat saja. Maaf ya teman-teman semua.
wow apakah naga es disana? lagi kak jadi g sabar nih /Proud/
ayo reader sawerannya biar othor semangat /Kiss/
semoga tidak akan menjadi bibit hama untuk kehidupan arinsa /Sweat/
kangen banget nih, Ama othor juga walaupun lebih banyak Ama babang Glen /Smirk//Sly/