Alzahro adalah pria miskin dan hanya bekerja serabutan. Awalnya pernikahan itu terjadi karena kecelakaan kecil, ya itu Saat Genisa hendak menikah, tunangan Genisa kabur di hari pernikahannya. kebetulan Alzahro sedang lewat ia pun di tarik oleh Genisa sebagai pengganti pengantin pria.
Selama hidupnya di rumah keluarga Genisa, ia tidak pernah di anggap sebagai keluarga, melainkan seorang pembantu di rumah itu, tapi meskipun Genisa tidak mencintainya, Genisa juga tidak membencinya. Hanya Genisa yang baik padanya di rumah itu.
Berkali-kali Ibu Genisa minta Alzahro bercerai dengan Genisa, tapi Alzahro selalu menolaknya, hingga akhirnya Ibu mertuanya itu pun melakukan sesuatu padanya, memukulnya dengan kayu hingga ia sekarat.
Di saat ia sekarat, ia mendapatkan sebuah berkah, yaitu sistem yang mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Bertemu Dengan Pria Asing
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......
......Happy reading......
...☘️☘️☘️☘️☘️☘️...
Senja menyelimuti kota, langit berubah warna perlahan-lahan menjadi gelap. Alzahro dan Genisa sepakat untuk merayakan malam pindah rumah baru dengan makan malam di restoran mewah "Bintang Timur," tempat yang terkenal dengan hidangannya yang lezat dan pemandangan kota yang spektakuler. Mobil mewah Alzahro meluncur mulus di jalanan.
Genisa masih tertegun. Ia menatap Alzahro dari samping, senyum tipis terukir di bibirnya.
Kehidupan yang ia jalani kini terasa seperti mimpi. Ia tak menyangka jika suaminya adalah orang kaya. Tapi Kekayaan Alzahro bukanlah hal yang terpenting baginya; kebaikan hati, pengertian, dan kelembutannya lah yang sungguh memikat.
Bahkan Alzahro sangat pintar memasak. Dan malam ini, Genisa menyadari, Alzahro tampak semakin tampan, aura kedewasaan terpancar dari wajahnya.
Genisa bersandar pada pundak Alzahro, tangannya masih menggenggam erat tangan Alzahro. Rambutnya yang lembut menyentuh pipi Alzahro, menciptakan sensasi hangat dan nyaman. Keheningan menyelimuti mereka, hanya diiringi suara lembut musik yang mengalun pelan dari pengeras suara. Genisa memejamkan mata, menikmati kedamaian yang selama ini ia rindukan.
"Sayang," suara Alzahro lembut, penuh kelembutan, "kamu kenapa? Pusing, ya?" Ia mengusap lembut rambut Genisa.
Genisa membuka matanya perlahan, menatap Alzahro dengan tatapan penuh kasih sayang. "Enggak kok," jawabnya, suaranya lirih, "Aku hanya… ingin merasakan kenyamanan di pundak suamiku." Ia kembali memejamkan mata, menikmati sentuhan lembut Alzahro.
Senyum Alzahro mengembang. Ia merasakan sebuah perasaan yang mendalam. Selama ini, ia berusaha keras untuk mendekati Genisa yang tampak menjaga jarak. Kini menjadi dekat. Ia memeluk Genisa dengan lembut, merasakan kasih sayangnya sang istri.
Malam ini, sikap Genisa yang biasa saja yang selama ini memisahkan mereka, perlahan mulai mencair, digantikan oleh kehangatan cinta.
Mobil mewah Alzahro berhenti di depan restoran "Bintang Timur". Mobil milik Alzahro terparkir secara otomatis.
Alzahro membantu Genisa turun dari mobil, tangannya masih menggenggam tangan Genisa dengan penuh kasih sayang.
Mereka melangkah masuk ke dalam restoran, disambut aroma harum hidangan lezat yang sedang disiapkan.
Suasana di dalam restoran begitu tenang dan nyaman dihiasi dengan lampu-lampu temaram dan dekorasi yang indah. Alzahro dan Genisa memilih meja di dekat jendela, yang menawarkan pemandangan kota malam yang memesona. Lampu-lampu kota berkelap-kelip seperti bintang-bintang yang tersebar di langit malam.
Seorang pelayan restoran, dengan seragam yang rapi dan senyum ramah, menghampiri mereka.
"Selamat malam, Tuan dan Nyonya," sapa pelayan itu dengan sopan. "Silakan lihat menu kami. Apabila ada yang ingin ditanyakan, jangan ragu untuk bertanya kepada saya." Ia meletakkan buku menu di atas meja dengan hati-hati, sambil menunggu Alzahro dan Genisa untuk memilih hidangan yang mereka inginkan.
Sebelum Genisa sempat membuka buku menu, Alzahro sudah lebih dulu bertanya kepada pelayan, "Hidangan apa yang Anda rekomendasikan untuk malam ini?"
Pelayan itu tersenyum ramah, "Kami memiliki beberapa hidangan spesial, Tuan. Namun, untuk pasangan, kami merekomendasikan 'Romantis Malam,' sebuah hidangan istimewa yang terdiri dari steak wagyu pilihan dan lobster panggang, disajikan dengan saus truffle. Apakah Tuan dan Nyonya tertarik untuk mencobanya?"
Alzahro mengangguk, "Baiklah, hidangan 'Romantis Malam' saja."
Genisa, yang memperhatikan percakapan mereka, tiba-tiba memegang tangan Alzahro dengan lembut. Matanya membulat.
"Mas… makanan itu cukup mahal. Tidak perlu sampai segitunya, kok." Wajahnya menunjukkan kekhawatiran, karena harga makanan itu memang cukup mahal.
"Udah, sayang. Tenang saja, tidak perlu khawatir," bisiknya lembut, matanya menatap Genisa dengan penuh kasih sayang. Alzahro menggenggam tangan Genisa lebih erat memberi isyarat agar istrinya itu tidak khawatir.
"Baik, Tuan dan Nyonya. Silakan menunggu sebentar, hidangan akan segera kami sajikan," ucap pelayan itu dengan senyum ramah, lalu pergi untuk menyiapkan pesanan mereka.
Sambil menunggu pesanan mereka datang, Alzahro tersenyum hangat menatap Genisa, menikmati kebersamaan mereka berdua, karena sangat jarang mereka bisa berdua romantis seperti ini.
Keheningan menyelimuti mereka, hanya diiringi alunan musik yang lembut dan pemandangan kota malam yang indah dari balik jendela.
Tiba-tiba saja Dua orang datang. Seorang pria dan wanita, duduk di meja di samping mereka, dan pandangan mereka tertuju pada Genisa.
"Yo, Genisa! Tidak kusangka bertemu di sini," sapa seorang pria dengan nada mengejek. Pria itu datang bersama seorang wanita cantik yang duduk di depannya, tersenyum sinis. Suara pria itu langsung menarik perhatian Alzahro dan Genisa.
Genisa mengerutkan kening, wajahnya langsung berubah tidak senang. Ia merasa tidak nyaman dengan kehadiran pria itu.
Alzahro, yang menyadari perubahan pada istrinya itu bertanya dengan lembut, "Siapa, Sayang?" Tanya Alzahro penasaran, ia melihat pria dan wanita itu dengan tatapan tajam.
Genisa berusaha tersenyum, tangannya menggenggam tangan Alzahro lebih erat. "Bukan siapa-siapa, Mas. Anggap saja dia tidak ada," jawabnya, mencoba untuk tetap tenang.
Namun, pria itu melanjutkan ucapannya dengan nada mengejek, "Yo, jadi ini ya suami kamu? Yang… katanya miskin itu? Akhirnya aku bisa melihatnya secara langsung. Benar-benar tidak habis pikir, kamu bisa menikah dengan pria miskin seperti ini." Ucapan pria itu semakin membuat Genisa kesal.
Ia merasakan tangan Alzahro menegang di genggamannya. Suasana berubah menjadi tidak enak. Alzahro menatap pria itu dengan tatapan dingin.
"Kenapa memangnya jika aku miskin? Apa urusannya dengan mu?" tanya Alzahro melayangkan senyum sinisnya ke arah pria tersebut.
Jangan lupa like, vote, komen, subscribe, dan hadiah ya gaes 🥰
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......