Ikhtisar :
Untuk menyelamatkan pesantren dari seorang mafia yang ingin menggusur pesantren yang bernama Jack Jatnika, Khalisa Amira rela menjadi istri Jack sekaligus menjadi budaknya. Tapi siapa sangka Khalisa bukan wanita biasa, yang menerima apa yang terjadi padanya. Jack terkejut saat mengetahui masa lalu Khalisa, bahkan dialah tunduk padanya. Taktik apa yang Khalisa gunakan untuk menaklukkan mafia kejam sepertinya itu ?
Baca selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Kejutan
Jack dan Khalisa pergi menelusuri hutan, mereka mencari keberadaan Marwa. Keduanya sama-sama waspada, mata dan hidung keduanya lebih tajam dari sebelumnya. Langkah kakinya semakin jauh, mereka berdua mengandalkan insting.
“Tunggu sayang” Ucap Jack
“Kenapa sayang ?” Tanya Khalisa
Jack memanjat pohon besar, dia terlihat sangat lihai.
“Kamu sedang apa ?” Tanya Khalisa
“Aku ingin melihat dari atas” Jawab Jack
Khalisa tersenyum, dia pun ikut naik pohon tapi pohon yang sebelahnya.
“Aku akan lebih dulu sampai di atas” Ucap Khalisa
“Untuk hal ini aku tidak akan mengalah dari dirimu” Ujar Jack menantang
“Oke buktikan kalau kamu bukan pembohong” Tantang Khalisa
Jack tersenyum licik, dia memanjat lagi lebih cepat dan gesit dari sebelimnya hingga dia naik ke atas pohon. Sayangnya Khalisa lebih dulu sampai.
“Bagaimana ?” Tanya Khalisa
“Nanti malam aku akan memuaskanmu” Jawab Jack
Khalisa tersenyum dari balik cadarnya
“sayang ada asap di sebelah sana” Ucap Jack menunjuk tempat tersebut
“Ada asap seperti ada kehidupan, bisa jadi di sana markas orang-orang yang mencurikan itu” Jawab Khalisa, dia juga memperhatikan dengan seksama
“Tempatnya tidak jauh dari sini” Ucap Jack
Khalisa mengangguk dan da menoleh kea rah suaminya.
“Sudah lama aku tidak bermain, sepertinya ada yang harus aku bantai sayang” Ucap Jack
Bruuug …
Khalisa turun dan berjalan lebih dulu
“Sayang” Teriak Jack
Bruuug …
Jack juga turun, dia menyusul Khalisa yang sudah lebih dulu turun.
Sementara itu jauh dari hutan, sebuah rumah kayu seadanya menjadi tempat hunian dari sekelompok orang mereka menyebut diri mereka dengan sebutan para pejuang keadilan. Mereka hidup sangat sulit dan ingin melawan pemerintah, merekaingin memperbanyak anggota dan membentuk pasukkan besar. Mecuci otak satu persatu orang yang di tangkap dan akhirnya memutuskan untuk menjadi pengikut mereka dengan suka rela. Salah satunya Marwa, wanita itu di ikat di sebuah ruangan. Dia hanya diam dengan beberapa orang di dalamnya.
“Hidup ini memang tak adil, bahkan sejak lahir pun sudah tidak ada keadilan. Orang tua kita selalu membedakan antara kita dan saudara kita. Mereka akan menyayangi anak yang lebih kecil atau pun yang lebih unggul. Dan di masyarakat pun yang lebih menonjol dan bisa di andalkan akan jadi orang-orang yang selalu memimpin. Kita yang tidak memiliki keistimewaan akan berakhir seperti sampah, tidak di terima dan tidak berguna” Ucap Seseorang itu
Marwa terdiam, dia tidak bisa mengeluarkan suaranya. Sebuah racun bersarang di mulutnya, jika ketelan akan membuat racun itu menggerogoti tubuhnya, dia hanya bisa tetap menahannya di dalam mulut. Sama seperti yang lainnya, penawar racun itu akan di berikan saat dia memutuskan untuk menyerah dan menerima akan keyakinan mereka.
“Uo uo uo” Seseorang memuntahkan dan mengangkat tangannya, dia sudah tak sanggup lagi menahan racun dalam mulutnya. Dia memutuskan untuk ikut menjadi bagian dari mereka.
“Bagus, semakin cepat efek racunnya semakin mudah di atasi dengan baik” Jawab Seseorang itu
Marwa masih menahan racun di mulutnya, meski dia kesulitan. Mulutnya sedikit getir dan baal, dia berusaha untuk tetap berdzikir memohon perlindungan kepada Allah. Semua laki-laki menggunakan baju berwarna hitam, mereka seperti pasukan yang memang memiliki kekuatan untuk bertempur.
“Jangan terlalu lama berpikir racunnya akan menjalar di mulut kamu, semakin panas dan membakar. Kalian akan kesulitan bernafas dan mati sia-sia” Ucap Seseorang itu
Mulut Marwa mulai sedikit panas, tapi dia beusaha untuk menahannya meski beberapa orang tak bisa menahannya dan mereka memilih menyerah.
“Hei, kamu masih kuat menahan racunnya ?” Tanya Seseorang itu
Marwa hanya diam, tubuhnya mulai lemas dan mulutnya terbakar. Tangannya terikat dan mulutnya di tutup oleh kain, dia tidak bisa memuntahkan racunnya. Orang-orang it uterus mencuci otak beberapa orang yang putus asa sedangkan Marwa mulai lemah.
Bruuuk
Marwa jatuh pingsan, dia berbaring dengan posisi miring. Tubuhnya mulai merasa tidak enak, rasa ngilu menjalar di seluruh tubuhnya.
“Ya Allah, apakah ini akhir hidupku, aku tidak mau berkhianat tapi aku juga tidak bisa bertahan dengan racun yang berada di mulutku. Aku serahkan semuanya kepadamu, hamba hanya makhluk yang lemah” Batin Marwa
“Menyerahlah nona, nafasmu akan semakin sulit dan tubuhmu akan semakin sakit” Ucap Seseorang itu
Marwa hanya diam, matanya berkaca-kaca. Dia hanya bisa menunggu antara matu dan datangnya pertolongan dari Allah.
Braaak …
Pintu ruangan itu di dobrak dengan kencang dan membuat pintunya rusak.
“Sialan, siapa itu ?” Tanya Seseoang itu
Orang-orang yang berbaju hitam mulai berhamburan, mereka bersiaga, sebagian dari mereka mengambil senjata. Tempat itu cukup sempit, mereka tidak mengkin bertarung di dalam.
Jack masuk ke dalam rumah itu, kedatangannya sudah di sambut semua orang yang ada di dalam.
“Ada yang sedang main petak umpet seperti anak kecil, apakah aku boleh ikut bermain ?” Tanya Jack
“Siapa kamu ?” Tanya Seseorang itu
“Aku hanya suka membuat keributan, bolehkah aku membuat keributan di sini ?” Ucap Jack
“Sialan, hajar mereka” Titah Pemimpin dari kelompok itu
Anggota kelopok itu menganggukkan kepalanya, bergegas maju ke depan untuk menyerang Jack dan Jack mulai menyerang mereka satu persatu.
Dug Dug Dug
Pukulan dan tendangan di layangkan kepadanya dan Jack masih santai, dia hanya menghindar agar menghemat tenaganya. Namun saat mereka menggunakan senjata tajam, Jack mulai berhat-hati karena belati yang di pegang oleh orang-orang itu beracun. Dan terbukti ada salah satu dari mereka yang terkena dengan senjata itu Jack menghindar lalu orang itu langsung keracunan.
“Racun, hebat juga menggunakan racun sebagai senjata mematikan” Ucap Jack, karena dia jarang menggunakan racun dan terakhir saat ada yang memesan
Sreeet Sreeet Sreeet
Belati-belat itu mulai di arahkan kepada Jack, Jack sudah tidak mungin bertahan lalu dia menggunakan pedangnya.
Ting Ting Ting
Pedang dan belati saling beradu, Jack harus melawan mereka secara bersamaan.
“Kau akan mati brengsek” Sarkas Salah satu dari mereka
Mereka tak gentar, Jack memang sangat kuat. Dia belum mengeluarkan semua kemampaunnya tapi mereka sudah mulai kesulitan untuk melawannya.
Ting Ting Ting
Dug Dug Dug
Tendangan dan beradunya pedang kembali tak terelakan, Jack dengan mudah menghindar. Jack bahkan membuat kaki mereka tersayant pedang di tangannya, semua tak luput dari pedang yang haus akan darah itu.
Sreeet Sreeet Sreeet
Jack tersenyum licik, mereka satu persatu mulai bisa di lumpuhkan. Namun tiba-tiba datang beberapa panah yang mengarah kearah Jack, dia terkejut karena dia belum memprediksi serangan dadakan itu.
Ting Ting Ting
Khalisa menangkis semua panah yang akan mengarah ke tubuh Jack.
Bruuug …
Khalisa mendekat ke arah suaminya, lalu melihat ke arah Jack.
“Dari mana saja kamu sayang ?” Tanya Jack
“Ada yan harus aku selesaikan” Jawab Khalisa
Tak lama muncullah beberapa orang masuk ke ruangan itu.
“Sialan, siapa kamu ?” Tanya Jack
Jack dan Khalisa menatap tajam mereka semua.
“Kita harus keluar, tempat itu terlalu sempit. Lebih mudah melumpuhkan mereka di luar” Ucap Khalisa
Jack menganggukka, lalu mereka berdua keluar dan mulai bertarung di luar sana.
Bruuug …
Jack dan Khalisa saling kolaborasi, mereka menyerang dan memanncing lawan bergantian.
“Tebas sayang” Titah Jack
Sreet …
Khalisa menebas tangan dengan sekali tebasan, meski pun dia tidak menggunakan seluruh tenaganya.
Bruuuk
Mereka semua tergeletak ke bawah setelah Khalisa menebas dan Jack menendangnya.
“Hahahaha” Pemimpin kelompok itu tertawa, seakan mereka tidak takut dengan Khalisa dan juga Jack yang baru saja mengacau
“Kalian pikir semua ini sudah selesai ?” Tanya pemimpin itu
“Apa dia akan menggiunakan panah belati beracun lagi ?” Tanya Jack
“Aku sudah membuah semua panah yang tersimpan, ku perkirakan yang tadi menyerangmu itu yang tersisa” Jawab Khalisa
“Jadi kamu tadi sempat menghilang ?” Tanya Jack
Khalisa hanya melirik sasaat kemudian menatap ke depan.
“Akan ada kejutan, tapi tidak terlalu berbahaya. Aku sudah menyebotasenya” Ucap Khalisa
“Kejutan ?” Tanya Jack tidak paham apa yang di katakana oleh istrinya itu
Pemimpin itu dan anak buahnya yang tersisa mulai mengeluarkan panah-panah beracun, Khalisa sedikit terkejut melihat panah-panah itu.
“Panah yang berbeda, kita harus berhati-hati sayang” Ucap Khalisa
“Tadi kamu bilang sudah membuangnya” Ujar Jack
“Bukan panah yang itu” Jawab Khalisa
“Mundurlah, panah itu pasti beracun” Sahut Jack
“Kamu ?” Tanya Khalisa
“Aku akan melawan mereka” Jawab Jack, dia menatap tajam ke depan
Khalisa melihat sekeliling, dia memperhatikan ada sebuah drum tak terpakai.
“Aku punya edi” Ucap Khalisa
“Ide sayang” Jawab Jack memperbaiki
“Ah, sama saja” Ucap Khalisa
“Dasar wanita” Jawab Jack mendumel
“Apa idenya ?” Lanjut Jack
Khalisa menunjuk kea rah drum tak jauh dari mereka berdua berada.
“Kamut ahu maksudku ?” Tanya Khalisa
“Jangan mati sekarang, aku masih ingin bercocok taman denganmu” Jawab Jack
“Kalau begitu ayo berjuan untuk hidup” Ajak Khalisa dan Jack mengangguk
Pemimpin itu mengacungkan jari telunjuknya, tanda agar anak buahnya menarik busurnya dan melepaskannya.
Sreeet
Busur panah mengarah ke arah mereka, dengan cepat Khalisadan Jack mengangkat drum dan menjadikan tameng untuk keduanya dari panah beracun.
Tuk Tuk Tuk
Panah-panah itu berjatuhan begitu saja tanpa mengenai tubuh mereka, tapi sayangnya mereka menggunakan alat lain untuk mengejutkan Khalisa dan juga Jack.
Duaaar !
Granak meledak di belaang Jack dan Khalisa, keduanya sampai melompat. Untung saja granat itu sudah di sabotase sebelumnya jadi daya ledaknya hampir mirip petasan.
Bruuug …
Khalisa dan Jack terjatuh ke tanah dengan keras.
“Sayang” Ucap jack mendekati Khalisa
“Itu dia kejutannya ?” Tanya Jack yang diangguki oleh Khalisa
“Apa lagi yang kamu lakukan ?” Lanjut Jack
“Sebentar lagi sayang” Jawab Khalisa
“Apa ?” Tanya Jack
Daaar !
Rumah itu meledak, semua oarng yang berada di teras langsung melompat dengan spontan.
Bruuug …
Mereka dengan kerasnya terjatuh
“Sayang saatnya” Ucap Khalisa, Jack mengangguk
Saat seperti itu Khalisa dan Jack memanfaatkan situasi untuk menghajar mereka semua dan melumpuhkannya.
“Bos, kita sudah memukul mereka satu per satu” Ucap Momon
“Iya bos, bajunya juga sudah kita copot” Tambah Maman
“Kalian datang di akhir episode, apa gunanya ?” Pekik Jack marah
“Maaf bos” Ucap Keduanya
“Pakaikan bajunya lagi” Titah Jack
“Siap bos” Jawab Keduanya
“Man, tadi kamu buang kemana baju-baju mereka ?” Tanya Momon
“Ke dalam sumur itu” Jawab Maman sambil menunjuk ke sebuah sumur
“Matilah kita harus mengambilnya kembali” sahut Momon
Khalisa hanya geleng-geleng kepalanya, untung saja mereka datang di akhir kalau tidak mereka hanya akan mati sia-sia. Khalisa mneghampiri Marwa dan yang lainnya yang suda di amankannya lewat pintu belakang, merka menunggu di bawah pohon.
“Marwa” Ucap Khalisa, untungnya khalisa sempat mengambil penawar racunnya jadi Marwa bisa di selamatkan.
“Kak, aku akan mati ?” Tanya Marwa, wajahnya sangat pucat
Khalisa memegang tangan Marwa yang bersandar di pohon besar.
“Tidak, kamu akan sembuh beberapa hari ke depan” Jawab Khalisa dan Marawa mengangguk
“Lion” Teriak Khalisa
Rauuuw … Rauuuw…
Suara singa besar itu menggelegar, bulu kuduk semua yang duduk bersama Marwa langsung berdiri. Apalagi saat sing aitu muncul di depan mereka.
“Antarkan Marwa pulang ke padepokan” Titah Khalisa
Singa itu hanya diam, tapi dia mengerti yang diinginkan Khalisa.
“Pintar” Ucap Khalisa sambil mengelus Lion dengan tangan lembutnya
Marwa naik ke atas tubuh Lion, singa itu memang sangat besar untuk ukuran singa bisanya. Dia mampu menahan tubuh marwa yang lemah, Khalisa mengikat tubuh Marwa agar tidak jatuh.
“Cepat Lion” Titah Khalisa
Rauuuw … Rauuuw …
Singa besar itu langsung pergi begitu saja, membawa Marwa meninggalkan tempat itu. Setelah itu Khalisa dan Jack meringkus beberapa orang tadi jadi bagian kelompok pejuang keadilan dan membawa orang-orang yang di culiknya, untuk kembali ke padepokan.