Evelyn yang tumbuh tanpa kasih sayang dari keluarga nya sejak kecil karena,di anggap pembunuh ibunya.
setiap hari ia berusaha membuat ayah dan kakak-kakaknya nya melihat dirinya.sampai akhirnya ia memutuskan untuk pergi dan di adopsi oleh keluarga margaux.
16 tahun ia di adopsi ia menjadi wanita yang tangguh bahkan memiliki perusahaan no 3 di dunia dan hidup dengan kasih sayang yang ia dambakan.namun,sampai suatu hari ia mengetahui bahwa ia di khianati oleh tunangannya dan adik angkatnya,saat itu juga kenyataan terungkap dimana keluarga angkatnya mengkhianati dirinya mengambil alih semua yang ia punyai,tunangannya,harta miliknya.
hal itu membuat Evelyn begitu kecewa dan ia memilih bunuh diri daripada mati di tangan keluarga itu.
namun, ajaibnya dia tidak pergi ke surga maupun ke neraka,ia malah kembali terlahir di waktu hari pertama ia di lahirkan.
saat tau ia di berikan kesempatan ke 2 ia akan memilih untuk tetap bersama keluarganya meski di benci.
JANGAN LUPA LIKE AND COMENT
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R3C2YMYFMYME, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 11
"Daddy,Eve menghilang"ucap Areksa yang tidak mau berbasa-basi.
"apa? menghilang??"ucap Damian sedikit terkejut.
"Kane kerahkan anggota untuk mencari kecoa itu sampai dapat,setelah dapat bawa dia ke ruangan ku"ucap Damian tenang sambil berjalan menuju ruang kerjanya.
Sesampainya di ruang kerja Damian menutup pintu dan seketika raut wajahnya berubah,ia membuka satu kancing kemejanya dan berlari kecil menuju meja kerjanya.Ia membuka komputer nya memeriksa semua cctv yang ada di mansion itu.
"ck,kemana perginya dia"gumam Damian gusar.
-
-
-
Alvaska merasa kesal karena ia sempat bertengkar dengan saudara kembar nya.
"gara-gara anak itu,aku dan Areksa yang selama ini tidak pernah bertengkar malah bertengkar gara-gara dia.awas saja kalau aku menemukanya aku akan membunuhnya"gumam Alvaska.
Saat ingin pergi menuju ke perpustakaan di mansion itu ia melihat pintu menuju kebangunan dimana tempat Gileon berada.
"apa jangan-jangan......huh,aku akan menatap bagaimana anak itu mati di makan Gileon"ucap Alvaska menyeringai lalu memasuki ruangan itu.
Saat di atas lobang besar nan remang-remang itu Alvaska memicingkan matanya saat melihat sesuatu di bawah sana.
Alvaska terkejut melihat pemandangan itu,karena tidak yakin dengan apa yang ia lihat Alvaska melompat turun.
RRRAAOOOMM
Singa raksasa mendesis saat Alvaska melompat turun.singa itu bangkit perlahan dan mulai menunjukkan taringnya pada Alvaska.
Singa itu melompat dan menyerang Alvaska namun dengan gesit Alvaska menghindari cengkraman singa itu.
Cukup lama singa raksasa itu merasa kesal kepada Alvaska ia mengagumi keras dan kembali menyerang Alvaska.
Alvaska menghindari namun cakar singa itu sempat menggores lengan Alvaska.
RRRROOOOOMMMMRRRR
Alvaska sedikit kesal karena lengannya terluka,bau darahnya semakin membuat Gileon semakin menyerangnya.
Singa raksasa itu melompat dan kini berdiri di depan Alvaska,ia mengambil ancang-ancang ingin menerkam Alvaska.
"singa besar berhenti"suara gadis kecil menghentikan singa itu.
Ajaibnya singa itu menurut dan berbalik mendekati Eve lalu mendusel-dusel wajahnya kepada Eve seolah-olah ingin di elus.
"kau melukainya"ucap Eve.
Eve berjalan mendekati Alvaska.
"apa yang tuan muda Alvaska lakukan di sini??"ucap Eve datar.
"cih,aku ingin melihat mu mati.Huh ternyata kau benar-benar penyihir,bukan cuman Areksa tapi kamu juga menyihir Gileon"ucap Alvaska.
"aku membenci mu penyihir,kau harus mati"ucap Alvaska sambil mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya.
Ia ingin menusuk Eve namun tak di duga oleh Alvaska,Eve menunduk lalu mendang tangannya yang memegang pisau itu sehingga pisau itu terlepas dari tangannya.
Belum selesai keterkejutan nya Eve malah menendang lipatan lutut belakangnya sehingga Alvaska tertekuk lutut di lantai.
"ba-bagaimana bisa??kenapa kumbang kecil seperti mu memiliki energi yang begitu kuat??!"ucap Alvaska.
"bukankah kau mengatakan aku penyihir kalau penyihir tidak kuat maka dia sama seperti manusia biasa"ucap Eve sambil mendekati Alvaska.
"hahaha sekarang kamu mengakui nya,apa??kau mendekati ku untuk menyihir ku??cih jangan harap aku tidak selemah Areksa"ucap Alvaska.
Saat Eve sampai di depan Alvaska ia mengangkat tangannya tinggi dan...
PLAK
Alvaska terkejut mendapatkan tamparan kecil dari gadis kecil itu.
"kau...."
PLAK
"kau berisik,aku tidak suka kau banyak nyerocos"ucap Eve menatap tajam Alvaska.
Alvaska terteguh saat melihat wajah yang mirip dengan mommy nya dan tatapan tajam seperti Daddy nya,ia seakan-akan sedang di hakimi oleh orang tuanya.
Eve menghela napas lalu merobek ujung gaun tidurnya yang berwarna putih.
Eve menarik lembut tangan Alvaska lalu membalut luka cakar yang ada di lengan Alvaska.
"apa yang kau lakukan??"ucap Alvaska lirih.
"kau buta tidak melihat apa yang ku lakukan tuan??"ucap Eve sambil terus membalut luka Alvaska.
"kenapa??kenapa kamu malah membalut luka ku??"ucap Alvaska.
"karena kalau kau kehabisan darah,darah di tubuh ku tidak cukup di berikan untuk mu"ucap Eve datar.
"aku membenci mu"ucap Alvaska.
"itu hak mu,tidak ada urusannya dengan ku"ucap Eve
"apa kau bodoh??kenapa kau tidak kembali membenci ku,aku bahkan ingin membunuh mu!!kenapa kamu bersikap biasa-biasa saja,apa kah kau ingin memancing belas kasihan dari ku?!!"ucap Alvaska.
grepp
"akhhh"Alvaska meringis saat Eve menekan luka di lengannya.
Eve diam lalu kemudian menyelesaikan balutannya.
Eve mantap tepat pada mata Alvaska tanpa ada rasa takut sedikitpun.
"aku tidak meminta belas kasihan dari mu atau apa pun itu,karena mungkin saja kau menjebak ku dalam kepalsuan.Kau mau membenci ku aku tidak peduli,jika kau membunuh ku aku akan melawan.Tetapi,kalau aku membunuhmu itu tidak akan"ucap Eve sambil bangkit berdiri dan mendekati Gileon dan mengelus wajah Gileon lembut.
"kenapa??"ucap Alvaska.
"karena merepotkan"ucap Eve.
"Tuan,tidak baik bersembunyi mengintip kegiatan orang lain"ucap Eve sambil menatap ke sudut ruangan yang gelap.
"huh,apa kalian sudah puas bermain??"ucap Damian yang keluar dari kegelapan itu.
"Daddy"ucap Alvaska lirih.
Gileon bangkit berdiri dan mendekati Damian sedangkan Damian mengelus leher singa itu.
"hum,putra mu sudah puas bermain,bawa dia pergi ke atas dan cepat obati dia.dia di cakar oleh singa besar"ucap Eve.
Damian mengangkat sebelah alisnya mendengar penuturan Eve.
"kau memerintah diri ku??punya berapa nyawa kau??"ucap Damian datar.
"silakan saja, mungkin putra mu akan mati karena kekurangan darah"ucap Eve.
"kenapa kau tidak ingin di keluarkan dari sini??"ucap Damian sambil menatap tajam Eve.
Eve bukannya takut ia malah menatap Damian yang tak kalah tajamnya.
"karena hewan lebih baik dari manusia"ucap Eve.
"huh kau begitu berani berucap seperti itu,baiklah aku akan melihat langkah kecil mu yang selanjutnya"ucap Damian sambil mendekati Eve dan mencengkeram belakang gaun tidur Eve dan mengangkat nya lagi-lagi seperti anak kucing.
"Kane bawa Alvaska ke kamarnya dan beritahukan James untuk mengobati lukanya"ucap Damian sambil berjalan pergi sambil membawa Eve.
"lagi-lagi aku di bawa seperti anak kucing,ternyata kebiasaan ini di turunkan kepada putranya,buah jatuh tak jauh dari pohonnya" batin Eve.
Damian membawa Eve menuju ke kamarnya lalu meletakkan Eve ke dalam bathtub dan mengguyur Eve dengan shower air hangat.
"apa yang kau lakukan tuan??"ucap Eve.
"aku tidak suka ada benda kotor yang bau seperti mu"ucap Damian.
"kalau begitu kenapa kau membawa ku??"ucap Eve datar.
"karena aku ingin melihat kecoa seperti apa yang mampu menjinakkan peliharaan kesayangan ku"ucap Damian menyeringai.
TBC
Semangat updatenya thor.. /Rose//Rose//Heart//Heart/