Vina, seorang Ibu yang rela dan sabar menahan sakitnya perlakuan KDRT dari suami terhadap dirinya selama sepuluh tahun terakhir.
Ketika, Adit anak pertamanya berkata bercerailah bunda. Saat itulah dia tersadar akan sakitnya dan sia-sia semua perngorbanannya.
Akankah semua berjalan lancar?
Yuk, ikuti kisahnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 33
"Bagaimana Mas? Ibu mau kan?" tanya Nadin saat sampai Anwar di rumah.
"Gak yang, Ibu menolaknya." sahut Anwar lesu.
"Untuk sementara biar Bibi aja yang urus Rania. Lagian kamu juga gak ada kerjaan. Bisa lah untuk jaga Rania." papar Anwar.
"Ya gak bisa dong Mas, aku udah capek dari hamil sampai lahiran. Masak sekarang aku juga yang harus ngurus sih Mas." bantah Nadin.
"Tapi dia anakmu juga Nadin." bela Anwar.
"Memangnya Rania bukan anaknya Mas?" tanya Nadin balik.
"Tapi tugasmu sebagai Ibu yang menjaganya Nadin." geram Anwar.
"Jadi tugasmu sebagai Ayah apa? Mas, aku juga mau bebas kayak dulu. Bisa jalan bareng teman-temanku. Gak melulu di rumah." jelas Nadin.
"Ya ampun Nadin, kamu sadar gak sih? Kalo kamu sekarang sudah jadi seorang Ibu. Ada anak kecil yang butuhin kamu. Dia ingin kamu yang jaga dia. Dia ingin kamu jadi orang pertama yang meluk dia saat dia jatuh. Kamu itu bagai malaikat dimata kecilnya." berang Anwar.
"Kamu tau? Dulu Vina bisa mengurus anak-anak dengan tangannya sendiri. Bahkan tanpa ada ART yang bantu dia. Dia bisa ngurus dua anak sekaligus. Gak kayak kamu." banding Anwar.
"Ooo … Sekarang Mas bandingin aku sama mantan Mas ya? Mas nyesel udah ninggalin dia? Ya udah balik saja sana." teriak Nadin marah.
"Aku cuma mau kamu contohin dia Nana, bukan nyesel." suara Anwar lunak.
Sebenarnya dia benar-benar menyesal. Apalagi dia sering lewat depan rumah Vina. Dia cemburu, karena sekarang Vina hanya melihat dr. Iqbal seorang. Bahkan saat dia mampir, Vina hanya menoleh sekilas. Tidak ada lagi cinta seperti dahulu di mata Vina.
Bahkan, saat dia menyakiti Vina dulu, dia masih bisa melihat sedikit cinta di mata Vina untuknya.
Nadin terisak, dia kecewa dengan pengakuan Anwar. Secara tak langsung, dia membandingkan dirinya dengan Vina.
Nadin, belajar dari orangtuanya dulu, saat dia kecil, dia banyak menghabiskan waktu bersama baby sister nya. Sedangkan Mamanya sibuk dengan dunianya sendiri. Bahkan saat Nadin sakit, Mamanya menyerahkan semuanya pada baby sister nya. Makanya, dia ingin menerapkan pola asuh yang di ajarkan oleh Mamanya untuk Rania. Anaknya sekarang.
Nadin, masuk kamar sambil membanting pintu. Sedangkan Anwar menarik rambut frustasi.
Anwar memutuskan untuk ke kamar Rania. Disana Rania sedang tidur dengan Bibi. Dia kasihan melihat anaknya yang kurang kasih sayang dari Mama kandungnya.
"Bibi keluarlah. Aku mau sama Rania bentar." suruh Anwar.
Anwar memeluk Rania yang sedang terlelap. Akhirnya Rania terjaga akibat gangguan dari Anwar.
"Yah, yah" celoteh Rania.
"Ya sayang, Ayah disini. Kamu tidur ya. Ayah akan selalu menjagamu." ucap Anwar.
Akhirnya Anwar memilih untuk tidur dengan Rania. Sedangkan Nadin, dia masih di kamarnya. Dia menunggu Anwar masuk kamar untuk merayunya seperti biasa. Tetapi malam sudah larut. Anwar tak kunjung datang.
🍁🍁🍁🍁🍁
Hari minggu telah tiba, Vina mengatakan pada Iqbal jika nanti Bu Fatma dan Sarah ingin berkunjung ke rumah. Iqbal mempersilahkan. Asalkan Vina nyaman dan senang. Hari ini, Iqbal memutuskan untuk di rumah saja.
Iqbal bekerja hanya untuk satu rumah sakit saja. Makanya dia bisa menghabiskan waktu di rumah. Apalagi untuk urusan kafe dia percayakan pada Saka. Dan Saka mengusulkan untuk membuka cabang di tempat Adit kuliah.
Iqbal sudah mengatakan pada Adit. Jika ada toko yang disewakan atau dijual yang tempatnya strategis, untuk segera memberitahu padanya.
Yang ditunggu-tunggu akhirnya sampai. Bu Fatma datang bersama dengan Sarah menggunakan mobil. Ya, Bu Fatma baru membeli mobil untuk Sarah. Dia sengaja membelinya. Supaya dia lebih nyaman saat pergi-pergi.
"Wahh Nenek beli mobil baru." seru Saka senang sekaligus takjub.
"Tante juga, sudah pintar mengendarai mobil." kata Saka.
"Iya, tante udah belajar jauh-jauh hari. Kata Nenek baru beli mobil jika tante sudah bisa mengendarainya." jawab Sarah.
Kemudian mereka masuk ke dalam. Vina datang dari dapur bersama dengan Iqbal. Vina membawakan cemilan sedangkan Iqbal membawa minuman. Bu Fatma bisa melihat rona bahagia di wajah Vina. Itu pula yang membuat Vina semakin cantik di matanya.
"Silahkan dinikmati." ucap Iqbal.
Tak lama kemudian , di depan terdengar suara mobil. Iqbal bisa menebak, itu adalah mobil Syahril. Dia memang mengatakan akan berkunjung di hari minggu karena lagi ngidam masakan Vina. Itu yang Syahril katakan pada Iqbal.
"Eh kok rame sekali." tanya Syahril. Dia membawakan aneka sayuran, ikan dan daging. Karena dia berniat untuk makan di rumah Iqbal.
"Iya. Bu, ini Syahril saudara aku waktu di panti dulu." kata Iqbal.
"Oo … ya, kenalin saya mantan mertua Vina. Ini anak saya, Sarah." ucap Bu Fatma.
Akhirnya Vina dan Sarah masak bersama. Sedangkan Bu Fatma kebagian duduk saja. Para lelaki sedang ngobrol-ngobrol di teras depan.
"Mbak, mau nanya. Yang tadi itu udah nikah?" bisik Sarah. Dia takut kedengaran sama Ibunya.
"Syahril maksudnya? Belum, dia jomblo sejati." ucap Vina. "Memangnya kamu suka?" sambung Vina.
"Eh bukan, cuma penasaran saja." ucap Sarah malu-malu.
"Nanti Mbak bantu comblangin." ejek Vina. Membuat pipi Sarah bersemu merah.
Setelah makan Bu Fatma dan Sarah pamit pulang. Tinggal lah, Syahril di rumah mereka. Saat Vina sedang membuat minum di dapur. Syahril nyamperin Vina untuk bertanya tentang Sarah.
"Kenapa? Suka?" ejek Vina.
"Kan gak ada salahnya di coba. Karena tadi, gua lihat dia senyum. Hati gua bawaannya adem gitu. Terus pas matanya liat ke arah gua. Jantung gua memompa lebih cepat. Seperti gua habis lari-larian." jelas Syahril.
"Menurut kamu, apa itu yang namanya cinta pada pandangan pertama? Soalnya gua belum pernah ngerasain sama cewek manapun. Ini pertama kalinya di hidup gua." sambung Syahril.
"Bisa jadi, tapi kok bisa barengan gitu ya. Tadi saat kami masak. Sarah juga bertanya tentang kamu. Apa jangan-jangan dia juga menyukaimu ya. Soalnya tadi mukanya kayak bersemu gitu." beber Vina.
"Wah benarkah? Minta nomornya boleh?" pinta Syahril.
"Boleh, tapi aku izin sama Sarah dulu ya Mas. Takutnya nanti dia keberatan." jawab Vina.
"Tapi jangan cerita-cerita sama Iqbal dulu ya. Nanti gua di ejeknya." ucap Syahril.
Akhirnya Vina mengirimkan nomor Sarah pada Syahril. Dan itu atas persetujuan Sarah. Sarah di rumah menunggu dengan hati yang berdebar, akankah Syahril menelponnya atau pun hanya basa-basi melalui aplikasi WA.
Sedangkan Syahril sudah sampai rumah. Dia belum melihat ponselnya. Karena dia ingin membersihkan diri dulu.
Setelah membersihkan diri, Syahril cek ponselnya. Dan ada kiriman chat dari Vina.
"Makasih ya Vin. Doakan Mas mu berhasil ketemu jodoh." balasan Syahril kepada Vina.
Kemudian Syahril menyimpan kontak Sarah dengan nama SEMOGA JADI. Setelah di cek, tapi kok? Berada di kontak yang terblokir. Mana pesan dari nomor Sarah sudah dihapus. Jadi dia gak tau Sarah di blokir gara-gara apa.
Syahril hanya menepuk jidat!