NovelToon NovelToon
Harapan Baru

Harapan Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:612
Nilai: 5
Nama Author: Big.Flowers99

Seorang gadis muda, reinkarnasi dari seorang Assassin terhebat di masanya terdahulu. Gadis tersebut tidak menyadari bahwa ia adalah reinkarnasi Assassin tersebut.

Ia menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang wanita dewasa yang ternyata adalah mentor Assassin itu. Wanita ini sudah hidup beratus-ratus tahun lamanya hanya untuk bertemu dengan gadis ini dan akan melatihnya sampai gadis itu siap menghadapi lawannya sendirian karena perlu diketahui, gadis muda itu adalah reinkarnasi terakhir dari Assassin itu.


Tugasnya adalah mencegah lawannya yang juga bereinkarnasi sampai masa di mana gadis itu hidup. Lawannya berencana menguasai suatu pemerintahan di kotanya dengan cara yang kotor.

Ternyata tugasnya tidak hanya itu saja. Ia juga menanggung nasib dunia.
Nasib dunia berada di tangannya.

Mampukah dia menyelamatkan dunianya? Atau dunianya harus punah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Big.Flowers99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Ulangtahun Jalundra

Sfx : burung hantu.

"Hmm, burung itu lagi," gumam Nathalia seraya membuka matanya. Nathalia melihat ada burung hantu sedang bertengger di atas pohon, menatap Nathalia.

Nathalia yang baru saja bangun, mengedipkan matanya beberapakali. Ia mendengus pelan karena suara burung tersebut ia terbangun di pagi hari, jam tiga dini hari. Nathalia berusaha tidur kembali namun tidak bisa. Akhirnya ia memutuskan untuk membuat sarapan saja. Nathalia berjalan dengan malas-malasan karena masih mengantuk.

Tiba-tiba, ia mendapat ide jahil. Nathalia berencana berteleportasi ke depan burung hantu. Ia tersenyum tipis karena tidak sabar dengan reaksi burung tersebut.

Nathalia menoleh sedikit ke belakang. Ia menempatkan titik perpindahannya di depan burung tersebut. Lalu, hitungan sepersekian detik, Nathalia sudah berada di hadapan burung hantu tersebut. Burung itu terkejut dan langsung terbang menjauhi Nathalia.

Itulah akibatnya jika mengganggu orang yang sedang tertidur pulas.

Di sisi lain, murid Arumi berinisial H sedang asyik-asyiknya mengawasi Nathalia menggunakan penglihatan dari burung hantunya sambil memakan kue. Hal itu diminta langsung oleh Arumi.

H sedikit heran tatkala Nathalia berhenti sebentar di depan pintu kamarnya. Matanya tidak berkedip sama sekali, menunggu apa yang dilakukannya di sana. Ia menghentikan kegiatan cemilannya sementara waktu.

"Haaaahhh!!!"

H berteriak kaget sampai tubuhnya terjungkal ke belakang. Tiba-tiba, ada wajah Nathalia di depan mata burung hantunya. H terbaring menatap atap. Nafasnya memburu, akibat terkejut melihat wajah Nathalia yang muncul secara tiba-tiba di depan burung hantunya.

Gadis itu. Sempat-sempatnya dia menjahiliku. Mentang-mentang mempunyai kemampuan teleportasi, dengan seenaknya dia bertingkah seperti itu. Dimana harga diriku sebagai murid Sensei Arumi??

Kembali ke posisi Nathalia. Setelah puas memberi pelajaran kepada burung hantu, ia berteleportasi kembali ke kamarnya. Ada perasaan senang tatkala ia berhasil membuat burung hantu itu jera.

Sampai di dapur, ia mencoba memeriksa bahan-bahan yang sekiranya dapat dimasak olehnya. Pengetahuannya tentang masakan masih minim. Ayam panggang adalah masakan yang dikuasainya. Namun, semalam baru saja menyantap makanan tersebut. Setelah berpikir keras, akhirnya ia memutuskan untuk meminta bantuan pembantunya. Nathalia tahu mereka berdua pasti masih tertidur lelap. Tak ingin mengganggu mimpi keduanya, ia menunggu di ruang tamu sambil menonton televisi.

Hmm, sungguh aneh sekali. Di kota canggih seperti ini, tidak ada acara yang menarik di televisi. Isinya hanya hiburan saja.

Merasa tidak ada yang menarik untuk ditonton, Nathalia beralih membaca buku saja sampai matahari terbit.

Pagi harinya, kedua pembantu terkejut melihat Nathalia sudah duduk manis di ruang tamu. Mereka berpikir Nathalia begadang.

"Nona, apa Anda tidak bisa tidur??" Tanya salah satu pembantu.

"Huh?? Tidak, Bu. Hanya saja aku bangun pagi-pagi. Ingin membuat sarapan, tetapi tak tau apa yang mau dimasak. Bisa bantu aku??"

"Iya bisa." Nathalia tersenyum senang.

Mereka bertiga mulai membuat hidangan untuk sarapan. Nathalia mengamati kedua pembantunya memasak supaya ia dapat membuatnya sendiri. Sekitar setengah jam, hidangan sudah siap. Bertepatan dengan Nick yang bangun dan keluar dari kamarnya.

Nick terlihat hendak keluar rumah sambil memakai topi cowboy. Nathalia bingung, Nick ingin pergi kemana dengan penampilan yang seperti itu.

"Nick, mau kemana??" Tanya Nathalia.

"Hmm?? Oh, Kak Nat. Aku ingin pergi ke ladang. Mencabut beberapa rerumputan liar di sana," jawab Nick. Nathalia menaikkan sebelah alisnya sambil tersenyum geli. Nick berpikiran, ia sedang berada di rumah bibinya. Nathalia membiarkan saja Nick pergi.

Tak berselang lama, Nick kembali masuk ke dalam rumah. Ia menatap Nathalia dengan wajah kesal.

"Ada apa??" Tanya Nathalia tidak merasa bersalah.

"Kenapa tidak memberitahuku kalau aku sedang dirumahmu??" Tanya balik Nick.

"Oh iya. Aku lupa, Nick. Kamu sama bibi kan sedang di rumahku ya?? Aduh, gimana aku ini." Jawaban Nathalia membuat Nick tambah kesal. Wajahnya memerah, nafasnya berat, bibirnya bergerak-gerak dan tangannya dikepalkan. Bukannya takut, Nathalia justru tertawa geli.

Kemudian, ia menghampiri Nick sambil memberinya kue. Sontak saja, wajah Nick berubah seketika menjadi ceria melihat ada kue yang disodorkan kepadanya.

"Masih aja kayak dulu gampang dibujuk," batin Nathalia.

Nathalia bergegas mandi sedangkan Nick membangunkan bibinya. Setelah itu mereka sarapan.

"Kita akan pergi kemana kak??" Tanya Nick. Nathalia berpikir sebentar. Acara pesta kembang api, pasti akan dilaksanakan pada malam hari. Tidak mungkin sekarang acara tersebut dimulai. Siapa yang dapat melihat indahnya kembang api, kalau ada sinar matahari yang menghalanginya.

Ke taman, bagi Nathalia tidak ada yang spesial. Hanya ada rerumputan dan kolam saja. Di Bogsan lebih indah, bukan taman dengan kolam melainkan hutan rimba dengan danau di tengahnya.

Ingin mengajak ke mal, tidak ada yang menarik di sana. Hanya membuang-buang uang dan waktu saja. Ke Rott Restaurant tidak bisa, karena masih dalam perbaikan. Kylo mengabarkan, kemungkinan akan selesai esok hari.

"Kita jalan-jalan saja, Nick. Sembarang tempat. Kasihan kakakmu berpikir keras menentukan tempatnya," kata Anne menjawab pertanyaan Nick.

"Huh, dasar Kak Nat. Tidak bisa menjawab pertanyaanku," ledek Nick. Nathalia menatapnya tajam. Nick membalasnya dengan menyeringai saja.

Sesuai kesepakatan, mereka bertiga hanya berkeliling saja. Entah tempat seperti apa yang akan mereka temui nanti, yang terpenting bagi Anne adalah berkeliling bersama mereka berdua sudah cukup bahagia.

Nick bergegas ganti pakaian, begitu juga dengan Nathalia. Anne sendiri tidak mengganti pakaiannya karena sudah siap sebelum sarapan.

Di dalam kamar, Nathalia memutuskan mengenakan jaket jubah hitamnya saja. Menurutnya, sangat keren jika mengenakan pakaian itu. Didukung dengan adanya tudung kepala yang dapat melindunginya dari panas matahari.

"Wah, haha. Selama dua bulan lebih kakak di sini, jadi modis saja. Tidak seperti dulu," puji Nick mengomentari penampilan Nathalia.

"Maksudnya dulu aku kuno, begitu??" Tanya Nathalia sembari menatap Nick.

"Eeee... Gak begitu. Maksudku... Aku..eh kakak... Jadi itu... Apa namanya... Tambah keren daripada yang dulu, hehe," jawab Nick terbata-bata.

Nathalia melototi Nick, membuat Nick sedikit mundur langkahnya.

"Ey, kalian berdua. Ayo. Keburu siang," kata Anne.

Anne, Nathalia dan Nick keluar rumah dan berkeliling.

Mereka menyusuri jalan mengarah ke Rott Restaurant. Nathalia ingin menunjukkan tempat kerjanya kepada mereka berdua.

"Nathalia! Hai!"

Caroline berlari kecil menghampiri Nathalia. Terlalu asyik berlari, Caroline tidak melihat ada sebuah kabel yang melintang di jalan.

Akibatnya, ia tersandung. Beruntung, ia mendarat di tubuh Nathalia.

"Hehe, terimakasih," katanya seraya tersenyum.

"Hati-hati. Awas tersandung," kata Nick memperingati.

"Terlambat, Nick," kata Nathalia.

"Oh iya, hehe. Aku hanya mengulangi kata-kata dari seseorang yang pernah mengatakan itu kepadaku. Orangnya wanita, tinggi, menjengkelkan, menyebalkan, huh. Kesal sekali," sindir Nick. Nathalia meliriknya tajam. Ia tahu siapa orang yang dimaksud oleh Nick. Siapa lagi kalau bukan dirinya sendiri.

"Siapa mereka berdua, Nathalia??" Tanya Caroline.

"Ini bibiku, Bibi Anne. Dia sepupuku, Nick," jawab Nathalia memperkenalkan mereka berdua.

"Oh, ya ampun. Salam kenal. Aku Caroline, teman Nathalia," kata Caroline memperkenalkan diri seraya membungkukkan badannya.

Anne terkejut dengan sikap ramah tamahnya.

"Eh. Iya salam kenal juga. Jangan begitu, Nak," kata Anne.

"Tidak apa-apa, bibi Anne. Boleh aku panggil bibi saja??" Tanya Caroline dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Anne.

"Baik. Jadi, kalian ingin berkeliling pastinya, ya?? Mari aku tunjukkan kotaku ini," kata Caroline dengan semangat mudanya.

"Kotanya??" Bisik Nick kepada Nathalia.

"Hmm, perusahaan keluarganya berpengaruh terhadap perkembangan kota ini. Katanya, Jalundra tidak akan menjadi seperti ini tanpa bantuan perusahaan tersebut," jawab Nathalia.

"Jangan bilang dia adalah putri pewaris tunggal Parvita Company??" Tanya Nick.

"Yap, benar."

"AHH!!" Nick berteriak kaget. Caroline secara tiba-tiba muncul dihadapan wajahnya sembari tersenyum manis.

"Sejak kapan kamu di sana??" Tanya Nick.

"Baru saja. Mari kita berkeliling menggunakan Rhino," ajak Caroline seraya melemparkan sebuah alat kecil.

"Rhino???" Tanya Nathalia dan Nick dengan serempak.

Dari alat tersebut, terbentuk sebuah kendaraan besar, mirip seperti bis kecil. Tidak adanya supir di dalamnya menandakan kendaraan tersebut sudah dilengkapi dengan fitur auto pilot.

Nick tercengang melihat kendaraan tersebut, sampai-sampai ia membuka mulutnya cukup lama sebelum akhirnya ditutup oleh Nathalia. Anne juga takjub dengan kecanggihan kota Jalundra.

"Mari masuk," ajak Caroline. Mereka semua masuk ke dalam Rhino. Caroline menekan lokasi dari sebuah layar lebar di kaca Rhino.

"Kita akan ke Jalundra Bridge. Sebuah jembatan yang menghubungkan antara Jalundra dengan Sky City. Akan tetapi, kita hanya menikmatinya saja dari luar. Mohon maaf, karena sebuah peraturan di sini melarang penduduk luar kota Jalundra ke sana," kata Caroline.

"Ah tak apa-apa. Yang penting berkeliling saja," kata Anne menanggapi.

"Lalu bagaimana caranya kita ke sana?? Tidak ada supir. Aku yakin bukan kamu yang mengendarai kendaraan ini kan??" Tanya Nick.

"Memang bukan. Tidak ada supir. Dia akan berjalan dengan sendirinya," kata Caroline sembari duduk di depan bangku Nathalia dan Nick.

Rhino mulai berjalan menuju Jalundra Bridge.

Selama perjalanan, Caroline memperkenalkan berbagai tempat di sana. Mal, pasar, bioskop, beberapa toko, halte, gedung perkantoran dan pemerintahan, restoran, dan lain-lain. Tempat-tempat tersebut dihiasi berbagai ornamen untuk memeriahkan peringatan hari ulangtahun Jalundra. Sangat meriah sekali. Para penduduk juga terlihat sibuk berkeliling dengan keluarga masing-masing. Caroline menjelaskan, khusus hari ini, mereka yang bekerja akan diliburkan. Diberikan kesempatan untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

"Sepertinya dia punya kerja sampingan selain menjadi pewaris," bisik Nick kepada Nathalia.

"Dengarkan saja. Tidak perlu berkomentar banyak," jawab Nathalia sambil mencubit paha Nick.

"Oh iya. Aku harap kalian ingin datang ke parade di kota ini sore nanti. Malamnya ada pesta kembang api. Kalian bersedia??" Tanya Caroline. Nathalia, Nick dan Anne setuju. Caroline tersenyum senang atas persetujuan mereka.

Beberapa menit kemudian, mereka sudah sampai di Jalundra Bridge. Sebuah lift yang menjembatani antara Jalundra dan Sky City. Tepat di atas mereka, ada sebuah kota yang terlihat kecil karena letaknya yang jauh berada di atas langit, itulah Sky City. Dengan lift itu, penduduk Jalundra dapat menuju ke Sky City. Caroline menjelaskan bahwa keadaan kota Sky City tidak jauh berbeda dengan Jalundra. Hanya letaknya saja yang berada di atas langit.

Selama penjelasan berlangsung, Nick tampak fokus mengamati kinerja lift tersebut. Tidak ada tali di sana. Kemungkinan ada sebuah teknologi mutakhir yang mampu mengantarkan lift tersebut.

"Halo, sedang memperhatikan apa??" Tanya Caroline membuyarkan lamunan Nick.

"Eh, eee... Bagaimana cara liftnya naik?? Tidak ada katrol atau tali di sana," kata Nick.

"Memang tidak ada tali. Dia memiliki jalurnya sendiri. Seperti kendaraan di kota Bogsan yaitu Cyrus, dia mempunyai jalannya sendiri. Tidak kelihatan kan jalurnya di jalanan?? Memang disengaja seperti itu. Tujuannya adalah supaya dapat membaur dengan kendaraan lain. Kalau kamu lihat, Cyrus tidak pernah keluar dari jalurnya. Padahal ada supir yang mengendalikannya," jelas Caroline. Nick mengangguk-angguk saja. Entah mengerti atau tidak.

Nathalia mengamati lift tersebut. Ada empat buah lift. Satu lift dapat menampung lima orang. Caroline menjelaskan, lift itu tidak pernah berhenti bekerja, beroperasi selama 24 jam non-stop. Di sekitarnya, selalu ada petugas yang akan memeriksa kondisi secara berkala.

Di kota Sky City, tidak pernah ada yang namanya tindakan kriminal. Hal itu didasari oleh peraturan mereka yang melarang penduduk selain kota Jalundra masuk ke dalamnya.

Caroline juga menjelaskan, untuk mendapatkan akses tersebut harus tinggal di kota Jalundra selama 10 tahun. Jika ketahuan memaksakan diri pergi ke sana, mereka akan dimasukkan ke dalam penjara. Hanya ditahan saja lalu dipulangkan ke kota asalnya.

"Seperti Nathalia, kamu belum bisa pergi ke sana. Masih 2 bulan kan kamu berada di sini??" Tanya Caroline.

"Iya, kurang lebih," jawab Nathalia.

"Betul sekali. Harus 10 tahun di sini dulu baru bisa ke sana. Mari, kita datang ke paradenya. Sudah hampir mulai," ajak Caroline. Anne dan Nick bergegas masuk ke dalam Rhino.

"Oh iya, Carol. Dimana pengawal mu??" Tanya Nathalia. Ia tidak melihat keberadaan Robert di sana.

"Pak Robert?? Dia dipindahtugaskan ke Parvita Company cabang Sky City. Ia dipercaya mengurus anak perusahaan kami yang bergerak di bidang persenjataan dengan teknologi modern," jawab Caroline.

"Oh, begitu. Senjata apa yang dimaksud??"

"Banyak, Nathalia. Armor, pistol, drone, laser, robot, senapan, tank dan lain-lain. Pokoknya banyak deh. Nanti di parade itu, dari Parvita Company akan memperkenalkan armor terbarunya. Walaupun masih ada kelemahan di daya intinya yang mudah ditembus, tetapi ayahku tetap akan memperkenalkannya. Sambil mencari solusi tentunya. Ayo kita berangkat." Caroline mengajak Nathalia menaiki Rhino. Ia tidak ingin melewatkan parade tersebut. Caroline ingin sekali menunjukkan parade yang hanya terjadi setahun sekali.

Sedemikian semangatnya, Caroline tidak sadar dengan langkahnya. Ia tersandung tangga dan terjerembab ke dalam Rhino.

Nathalia hanya bisa menepuk dahinya saja. Sementara Caroline sendiri sedang merapikan kembali pakaiannya.

"Ayo, masuk."

Nathalia mengangguk lalu mereka berangkat menuju lokasi parade.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!