NovelToon NovelToon
EGO

EGO

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: si_orion

Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon adalah keempat CEO yang suka menghambur - hamburkan uang demi mendapatkan kesenangan duniawi.

Bagi mereka uang bisa membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan bahkan seorang wanita sekalipun akan bertekuk lutut di hadapan mereka berempat demi mendapatkan beberapa lembar uang.

Sampai suatu hari Maxwell yang bertemu dengan mantan calon istrinya, Daniel yang bertemu dengan dokter hewan, Edric yang bertemu dengan dokter yang bekerja di salah satu rumah sakitnya, dan Vernon yang bertemu dengan adik Maxwell yang seorang pramugari.

Harga diri keempat CEO merasa di rendahkan saat keempat wanita tersebut menolak secara terang terangan perasaan mereka.

Mau tidak mau Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon melakukan rencana licik agar wanita incaran mereka masuk ke dalam kehidupan mereka berempat.

Tanpa tahu jika keempat wanita tersebut memang sengaja mendekati dan menargetkan mereka sejak awal, dan membuat keempat CEO tersebut menjadi budak cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si_orion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 21

Minggu pagi yang cerah dan lumayan ramai oleh suara-suara satwa di kediaman Daniel, atau lebih tepatnya disebut sebagai rumah penangkaran. Daniel dengan senyuman jahatnya berjalan-jalan di sekitaran kandang bermain Hoshi dan Woozi.

Setelah menengok anak-anak Harimaunya, Daniel menyapa Hoshi dan Woozi yang sebentar lagi akan menyaksikan sebuah tontonan yang hebat, apalagi kini Hoshi dan Woozi sudah memasuki masa kawin lagi.

Pikiran kotor Daniel mencemari area kandang bermain dua Harimau itu. Entah apa yang dia pikirkan, tapı begitu dia keluar dari kamar, Daniel langsung meliburkan semua pekerjanya. Hingga kini yang masih berada disana hanyalah Ben.

Veronica dengan wajah bingungnya menatap sekitar, biasanya ketika membuka pintu kamar dia akan mendapati beberapa pelayan yang sedang menyapu atau mengepel lantai. Atau ketika ke dapur dia akan disambut dan beri hidangan sarapan. Namun, pagi ini rasanya berbeda karena rumah terasa sepi, dipenangkaranpun hanya terdengar suara-suara satwa peliharaan Daniel saja.

"Kemana semua orang?" tanya Veronica menghampiri Ben yang sedang menggulung selang yang biasanya dipakai memandikan Woozi dan Hoshi.

Ben mengedikkan bahunya. "Entah, Tuan Daniel tiba-tiba meliburkan semua pekerja hari ini, dan jangan ada yang tetap disini sampai besok." jawab Ben.

"Termasuk kau?" tanya Veronica lagi dijawab anggukan Ben.

"Kenapa?"

"Mana aku tahu, mungkin dia ingin seharian berdua bersamamu." goda Ben mengerling nakal.

Dengan pipi yang memerah, Veronica memukul lengan Ben. Ben memang sudah tahu hubungan tanpa kepastian Veronica dan Daniel. Ya, Ben hanya berharap bahwa sahabat karibnya itu tak akan terus menerus digantung seperti ini. Bagaimana pun, dia dan Veronica sudah lama bersahabat bahkan sejak masih di bangku perkuliahan.

"Ekhem." Veronica dan Ben langsung menengok ke sumber suara. Daniel sudah berdiri disana sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku celana pendeknya.

"Ben, siapkan Tiger cage sekarang juga." perintah Daniel langsung diangguki Ben.

"Kenapa kau tiba-tiba meliburkan semua pekerja? Apa itu artinya aku juga mendapat libur hari ini?" tanya Veronica setelah kepergian Ben.

Daniel berjalan mendekat pada Veronica, mata nakalnya memindai Veronica dari atas hingga bawah. Apakah Veronica berniat menggoda Daniel sepagi ini? Kenapa pagi-pagi Veronica hanya memakai tangtop putih yang dibalut oleh cardigan floral panjang dengan rok denim diatas lutut.

"Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu, dan aku memiliki kejutan untukmu. Sesuatu yang antimainstream. Bukankah kau menyukai sesuatu yang ekstrem, hem?" jawab Daniel menciumi cuping telinga Veronica.

Gadis itu menggeliat geli dan berusaha melepas kaitan tangan Daniel, tapi justru Daniel malah menggedongnya.

"A-apa yang kau lakukan?"tanya Veronica takut.

"Tutup matamu." perintah Daniel.

"Untuk apa?"

"Just close your eyes, little tiger." perintah Daniel dengan sorot mata tajamnya.

Veronica akhirnya menurut meskipun dia takut, gadis itu mengeratkan kaitan tangannya dileher Daniel saat pria itu mulai berjalan.

Terdengar suara benturan kecil antara dua besi, dan Veronica tak tahu besi apa itu, suaranya terdengar seperti kunci sebuah kandang. Apa Daniel membawanya ke kandang satwanya? Oh apakah Daniel berniat menjadikan Veronica sarapan untuk Daniel dan Woozi?!

"Buka matamu."

Veronica membuka matanya saat Daniel perintahkan, tubuhnya masih berada digendongan Daniel.

"Tiger cage? Kita berada di Tiger cage? Untuk apa?" tanya Veronica dengan kening mengkerut.

"Tentu saja untuk melakukan hal yang antimainstream." jawab Daniel enteng sebelum menurunkan Veronica.

"Kunci kandangnya lalu keluarkan Daniel dan Woozi. Setelah itu pergilah dan kunci gerbangnya. Aku akan meneleponmu setelah urusanku selesai."ujar Daniel.

"Siap bos." sahut Ben keluar dari area kandang bermain setelah mengunci ganda Tiger cage yang berisikan Veronica dan Daniel.

Setelah mengunci kandang bermain, Ben lalu membuka pintu kandang Hoshi dan Woozi, membuat dua Harimau itu berkeliaran didalam kandang bermainnya.

"A-apa ini? Kenapa kau melepaskan mereka?" tanya Veronica kaget ketika tiba - tiba Hoshi menyerang ke Tiger cage.

Di sekitaran Tiger cage, Ben sudah menyebarkan banyak potongan daging sehingga dua Harimau itu hanya berkeliaran disekitar sana.

"Inilah kejutan untukmu." ucap Daniel dengan senyuman misteriusnya.

"K-kejutan? Jadi kau membuat Tiger cage untuk ini?"

Daniel mengangguk sambil memperhatikan Hoshi dan Woozi yang sedang berebut potongan daging.

"Kau tahu, aku suka dengan alam liar. Sampai aku bermimpi untuk tinggal di alam liar bersama satwa - satwa. Dan kau tahu, apa yang ada dalam pikiran liarku?" tanya Daniel mendekati Veronica yang sepertinya sedang waspada sebab Woozi mulai mengelilingi Tiger cage seolah mencari tahu tentang Veronica yang akan dia mangsa.

Daniel merengkuh pinggang Veronica, menepikan rambut panjang yang menghalangi wajah cantik itu. Wajah cantik yang setiap malam selalu menunjukkan ekspresi keenakan di bawahnya, kini mengkerut dan seperti ketakutan. Ini yang Daniel inginkan sebelumnya, melihat wajah ketakutan Veronica.

"Pikiran liarku ingin bercinta di alam liar, dengan para satwa menjadi penonton bagaimana aku mendominasi permainan, dan membuat wanitaku mendesah nikmat." ucap nakal Daniel.

Veronica diam dan mendekat pada Daniel ketika auman Hoshi terdengar saat Woozi menjahilinya. Sekalipun Veronica beberapa kali memeriksa kondisi Harimau, tapi itu dia lakukan saat Harimau itu tengah di bius, Veronica berani bermain dengan Harimau karena posisinya berada diluar kandang. Sedangkan sekarang? Posisinya berada di tengah - tengah kandang Harimau.

"Dan aku akan merealisasikan pikiran liarku itu sekarang, bersamamu." bisik Daniel.

Veronica berusaha menepis tapi tenaga Daniel lebih besar, apalagi posisinya kini yang berada ditengah kandang Harimau.

"Tak akan ada yang melihat, tak ada siapapun disini selain kita dan satwa-satwaku." ucap Daniel

Jadi ini alasan Daniel meliburkan semua pekerja? Untuk bercinta dengan Veronica di dalam kandang Harimau? Apakah pria itu sudah gila? Bercinta di dalam kandang Harimau? Dengan Harimau yang sedang kawin juga?

"Kita temani Hoshi dan Woozi, mereka sedang masa kawin juga, bukan." ucap Daniel nakal mengelus paha Veronica.

"K-kau benar-benar gila” ucap Veronica

***

Sore hari disaat jam pulang kerja, Pricilla mengeryitkan alisnya bingung saat semua pakaian di apartemennya menghilang. Bahkan semua peralatan kecantikannya, serta barang-barang bayi milik Zayden pun hilang.

Pricilla sempat panik, dia pikir apartemennya kemalingan, tapi kemudian dia berpikir bahwa mana mungkin ada maling yang hanya mencuri pakaian dan barang - barang bayi saja.

Maxwell Addison.

Pikiran Pricilla langsung tertuju pada pria itu. Tentu saja, pasti ini adalah hasil kerja Maxwell.

Pria itu memang sempat mengajak Pricilla tinggal bersama. Hanya tinggal bersama. Dengan dalih supaya Zayden bisa tinggal bersama orang tuanya lengkap.

Apakah pria itu bodoh atau bagaimana?

Hanya mengajak tinggal bersama? Tanpa hubungan yang jelas? Pricilla lebih baik hanya tinggal berdua dengan Zayden daripada harus kumpul kebo dengan pria itu.

"Lihat Zayden, Mama pulang."

Pricilla merotasikan bola matanya saat dia menggedor pintu Penthouse Maxwell, lalu muncul dua makhluk yang sering kompak membuat Pricilla sakit kepala.

Maxwell membawa Pricilla masuk dan duduk diruang tengah. Mata Pricilla membulat saat melihat ruang tengah luxury itu yang berserakan oleh mainan Zayden.

"Kenapa mainan Zayden berantakan seperti ini?! Astaga." omel Pricilla hendak meraih dan merapikan mainan Zayden, tapi anaknya lebih dulu merentangkan tangan padanya minta digendong.

Pricilla menggendong dan menciumi Zayden rindu, meskipun mereka hanya berpisah selama beberapa jam saja, tapi rasanya Pricilla sudah sangat merindukan putra kecilnya itu.

"Jadi, kau yang memindahkan semua barangku dan Zayden kemari?" tanya Pricilla mulai menyidang Maxwell.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!