Follow IG @ersa_eysresa
Bagaimana jika kekasih yang kamu cintai ternyata bermain hati dengan adikmu. Dan di hari pertunanganmu dia membatalkan pertunangan kalian dan mempermalukanmu dengan memilih adikmu untuk dinikahi.
Malu sudah pasti, sakit dan hancur menambah penderitaan Rayya gadis berusia 23 tahun. Gadis cantik yang sudah mengalami ketidakadilan di keluarganya selama ini, kini dipermalukan di depan banyak orang oleh adik dan kekasihnya.
Namun di tengah ketidakadilan dan keterpurukan yang dia alami Rayya, muncul sosok pangeran yang tiba-tdi berlutut di depannya dan melamarnya di depan semua orang. Tapi sayangnya dia bukanlah pangeran yang sebenarnya seperti di negeri dongeng. Tapi hanya pria asing yang tidak ada seorangpun yang mengenalnya.
Siapakah pria asing itu?
Apakah Rayya menerima lamaran pria itu untuk menutupi rasa malunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Keputusan Rayya
Rayya sama sekali tidak menggubris ucapan dari Arin ibu angkatnya. Dia malah berpaling dari mereka berdua dan berjalan menjauh. Melihat sikap Rayya yang sangat tidak sopan membuat Irwan geram dan marah.
"Hey, Rayya. Tidak bisakah kamu bersikap sopan kepada orang tuamu. Kenapa kamu tidak mendengar ucapan dari ibumu? " bentak Irwan kesal.
Seketika Rayya menghentikan langkahnya dan berbalik menatap dengan tajam pasangan paruh baya di depannya sambil bersedekap.
"Ibu? Ibu yang mana? Apakah selama ini kalian bersikap layaknya orang tua kepada ku? Apakah selama ini kalian menganggapku keluarga kalian, anak kalian? Tidak, aku hanya orang asing di rumah kalian yang kalian pungut di pinggir jalan." ujar Rayya penuh emosi.
"Terima kasih. Tapi baktiku sudah selesai saat kalian mempermalukan ku di hari pertunangan ku dan mengusirku dari rumah kalian. Aku juga sudah mengganti setiap butiran nasi yang masuk kedalam perutku sehari sekali sejak aku kecil dengan memberikan semua tenagaku untuk menjadi pembantu gratisan dirumah kalian sejak kecil dan gaji yang kalian minta dariku setiap bulan. Aku rasa sudah cukup untuk membayar semua jerih payah kalian dalam membesarkanku. Sekarang aku tidak ada hubungan lagi dengan kalian. Kalian boleh pergi." ujarnya lagi dengan dingin.
Irwan dan Arin terdiam mendengar ucapan Rayya yang penuh rasa sakit dan kecewa di setiap kata-katanya. Sehingga orang yang mendengarnya bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Rayya.
Wanita itu sepertinya tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari keluarganya dan selalu mendapatkan perlakuan tidak adil oleh keluarga angkatnya sehingga dia bisa berkata seperti itu. Mengungkapkan semua rasa sakitnya kepada orang yang ada di hadapannya itu.
Namun sesaat kemudian Rayya dan semua orang dikejutkan dengan kelakuan Arin yang tiba-tiba jatuh bersimpuh dan berlutut di hadapan Rayya.
"Kami tau selama ini kami salah, maafkan kami Rayya. Tapi sekali saja pikirkan kebaikan kami yang sudah mengambilmu dari jalanan. Jika bukan karena kebaikan kami, aku tidak yakin kalau kamu akan menjadi seperti ini. Pikirkan kebaikan kami sekecil apapun itu, untuk membebaskan Livia. Kasihan dia tinggal dipenjara yang dingin. " ucap Arin sambil berlutut memohon kepada Rayya.
"Cih, " Rayya terlihat berdecih kesal dan enggan mendengarkan ucapan memelas Arin. "Berdirilah, tidak ada gunanya anda melakukan itu. Apakah kalian bisa mengembalikan nama baik tokoku jika aku membebaskan Livia. " ucap Rayya seolah enggan melakukan apa yang diminta oleh Arin.
Mendengar keengganan Rayya, Irwan langsung meminta istrinya untuk bangun karena apa yang dia lakukan sia-sia, sama seperti perkiraannya sebelumnya. Rayya tidak akan mau melakukan apa yang mereka inginkan untuk membebaskan Livia dengan mudah.
Melihat keadaan yang sudah tidak kondusif Mama Lina langsung mendekati Rayya dan memberikan pelukan untuknya. Mencoba memberikan ketenangan kepada menantunya itu yang sudah terbakar emosi.
"Tenang sayang, sabar ya. Mama tau perasaan kamu. Tapi bagaimana jika kita memberikan kesempatan untuk mereka." kata mama Lina mencoba bicara baik-baik dengan kepada Rayya.
"Tapi, ma–? "
Mendengar percakapan akrab antara Rayya dengan wanita cantik di sampingnya membuat Irwan dan Arin jadi bertanya-tanya siapa sebenarnya wanita itu. Kenapa mereka terlihat sangat dekat, apalagi wanita itu terlihat sangat menyayangi Rayya.
"Kita beri kesempatan untuk Livia. Dia yang sudah menghancurkan nama baik toko ini. Sekarang kita beri kesempatan kepadanya untuk memperbaiki nama baik toko ini. Bagaimana? " Mama Lina memberikan saran kepada menantunya.
"Tapi jika nama tokoku tidak kembali seperti semula bagaimana ma? " Rayya sepertinya sangat berat memberikan kesempatan itu kepada Livia.
"Kita coba dulu, sayang. Tidak ada salahnya bukan jika kita melakukan hal ini. Dia yang melakukan maka dia juga yang harus bertanggung jawab. " kata Mama Lina mencoba meyakinkan.
"A– Aku tanyakan kepada mas Saka dulu, ma. Aku tidak mau membuat kesalahan dalam memutuskan hal ini. "
"Baiklah, hubungi Saka sekarang mama ingin tau bagaimana pendapatnya, nanti mama juga ingin bicara dengannya." ujar mama Lina.
Rayya berjalan sedikit menjauh dari mereka untuk menghubungi suaminya dan meminta pendapat suaminya. Apa yang harus dia lakukan karena mama Lina juga menyetujui untuk membebaskan Livia.
Saat Rayya sedang sibuk menghubungi suaminya, Irwan mencoba bertanya kepada wanita didepannya siapa dia sebenarnya, karena dia terlihat sangat menyayangi Rayya.
"Kalau boleh tau, anda siapa?? Kenapa anda terlihat begitu menyayangi Rayya?" tanya Irwan penasaran
"Perkenalkan ,Aku adalah ibu mertua Raya." ujar Lina memperkenalkan dirinya kepada orang tua angkat Rayya.
"Oh, jadi anda ibu mertua Rayya, kenapa anda begitu menyayangi anak itu? Tapi sudahlah, yang penting sekarang tolong nasehati Rayya agar mau melepaskan anak kami, dan mencabut laporannya terhadap anak kami. " Arin ikut bicara saat tau kalau Lina adalah ibu mertua Rayya.
"Aku sih terserah Rayya saja. Tapi kalaupun Rayya membebaskan anak kalian semoga bisa menjadikan pelajaran agar tidak suka seenaknya mengganggu orang ataupun usaha orang. " kata Lina dengan lembut tapi menusuk.
Saat mereka sedang bicara, Rayya tiba-tiba mendekati mama Lina dan memberikan ponselnya kepada sang mama mertua. Lina segera menjauh dari mereka saat berbicara dengan anaknya karena tidak ingin mereka mendengar percakapannya. Lalu memberikan kembali ponselnya kepada Nala.
"Jadi bagaimana keputusan kalian?" tanya Arin penasaran.
"Aku sudah bicara dengan suamiku dan suamiku setuju untuk melepaskan Livia. Tapi Livia harus memberikan permintaan maaf kepadaku dan penyataan kalau dialah yang sudah melakukan kecurangan dan ingin menjatuhkan nama baik tokoku. Apa kalian mengerti! " kata Rayya penuh penekanan.
"Iya, apapun itu, hanya permintaan maaf kan? Dia akan melakukannya, kami berjanji. Aku tidak mau gara-gara kasus ini, Livia gagal menikah dengan Putra. " kata Arin.
"Aku tidak peduli dengan apa yang akan terjadi pada anak kalian, yang aku inginkan hanya dia melakukan apa yang seharusnya dia lakukan. Dia yang sudah menghancurkan nama baik toko ini, jadi dia harus mengembalikan kembali nama baiknya. Jika tidak, dia akan aku masukkan ke dalam penjara lagi. " ucap Rayya penuh penegasan.
Arin dan Irwan berjanji akan meminta livia untuk melakukan apa yang seharusnya dia lakukan. Yang terpenting saat ini adalah Livia segera keluar dari penjara dan menyelamatkan pertunangannya dengan Putra.
"Jangan terlalu berharap, anakku tidak akan meneruskan hubungannya dengan anak kalian. Aku putuskan untuk mengakhiri pertunangan Livia dengan Putra. " ucap seseorang yang tiba-tiba masuk ke dalam toko.
Semua orang menoleh kearah pintu dan orang tua Livia sangat terkejut saat melihat kedatangan ibu dari putra yang tiba-tiba ada disana. Untuk apa dia ada disini dan memutuskan pertunangan tiba-tiba disana?
"Aku ingin anakku kembali menjalin hubungan dengan Rayya. " ucap Aya mama Putra dengan percaya dirinya.