Samudra Pandu Wirayuda, seorang suami yang merasa tidak bahagia dengan kehidupan pernikahannya dengan Cassandra Morgan. Istrinya yang cantik dan muda tidak mau melayani kebutuhannya dengan baik sebagai seorang istri, baik di ranjang maupun di kehidupan sehari-hari. Alasannya, Cassandra tidak mau bentuk tubuhnya berubah.
Kehidupan pernikahan yang retak ini memancing Samudra untuk mencari kepuasan di luar. Ia kemudian terjebak dalam perselingkuhan dengan Davina Grizelle Ayudia, anak pembantunya yang cantik dan perhatian. Davina selalu ada di kala Samudra membutuhkannya, dan ia merasa sangat bahagia dan puas dengan kehadiran Davina.
Namun, perselingkuhan ini tidaklah mudah. Samudra harus berhadapan dengan konsekuensi dari tindakannya, dan Davina juga harus menghadapi risiko kehilangan pekerjaannya dan reputasinya.
Apakah Samudra akan mampu mempertahankan perselingkuhannya dengan Davina?Ataukah ia akan memilih untuk kembali kepada Cassandra dan memperbaiki kehidupan pernikahannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Kamu seharusnya tahu diri mas,kamu itu bukan siapa siapa jika bukan karena bantuan papa dan juga aku" ejek Cassandra dengan keras.
"Aku memang tidak punya apa apa jika bukan karena bantuan papamu dan juga kau,Cassandra.Tapi kau tidak seharusnya terus mengejekku dan menghina harga diriku terus terusan seperti ini." ucap samudra dengan penuh penekanan.
Emosi Cassandra dan Samudra semakin membuncah.Mereka berdua tidak bisa mengontrol diri mereka sendiri dan terus-menerus saling menyerang.
"Kamu memang tidak pantas menjadi istriku, Cassandra!Kamu tidak pernah mencintai aku dan menjadi istri yang baik untukku!Aku benar benar menyesal telah menikah denganmu dan juga mengenalmu." teriak Samudra dengan keras.
Pertengkaran antara Cassandra dan Samudra akhirnya berakhir dengan samudra yang keluar dari kamar dengan kesal dan meninggalkan Cassandra sendirian di kamar.Samudra merasa bahwa ia telah kehilangan kontrol atas dirinya sendiri dan ia merasa tidak pernah dirinya seperti itu sebelum menikah dengan Cassandra.
Samudra menuju ke ruang makan setelah ia bertengkar dengan Cassandra. Ia merasa bahwa ia membutuhkan sesuatu untuk mengalihkan perhatiannya dari pertengkaran yang baru saja terjadi.
Melihat raut wajah Samudra yang tidak terlihat baik-baik saja membuat Davina dan juga Bi Atun kompak saling memandang satu sama lain.Mereka berdua merasa bahwa suasana Samudra yang tidak baik saat ini pasti karena habis bertengkar dengan Cassandra.
Bi Atun merasa sangat sedih dengan kehidupan Samudra.Ia tahu bahwa Samudra adalah laki-laki yang sangat cocok untuk dijadikan sebagai suami,tapi sayangnya Cassandra tidak pernah menghargainya.Bi Atun merasa bahwa Samudra layak mendapatkan kebahagiaan yang lebih baik daripada yang ia dapatkan sekarang.
Davina juga merasa sedih melihat Samudra dalam keadaan seperti itu.Ia bisa merasakan betapa sedih dan kecewanya Samudra.Davina ingin melakukan sesuatu untuk membantu Samudra,tapi ia tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Bi Atun memutuskan untuk bertanya kepada Samudra tentang apa yang terjadi.
"Pak Samudra,apakah semuanya baik baik saja?Pak Samudra terlihat sangat sedih." tanya Bi Atun dengan suara yang lembut.
"Saya tidak apa-apa bi,tolong sajikan makanannya ke piring saya." ucap Samudra yang tidak mau membagi bebannya kepada orang lain.
Bi Atun pun segera menyajikan makanan yang telah Davina masak ke piring Samudra.
"Pak Samudra,sarapan pagi hari ini adalah buatan Davina.Dia sengaja memasak sarapan hari ini sebagai bentuk ucapan terima kasih karena pak Samudra mau mengantarnya ke rumah temannya, kemarin." kata Bi Atun dengan senyum.
Samudra langsung mengarahkan pandangannya ke arah Davina tanpa sepengetahuan dari Bi Atun.Ia terkejut karena selama ini urusan memasak di rumahnya selalu dikerjakan oleh Bi Atun.Saat ia mengetahui bahwa Davina lah yang memasak makanan hari ini,Samudra merasa senang.
Samudra segera melupakan kesedihannya sejenak karena Cassandra untuk mencicipi makanan buatan Davina.Ia mengambil sendok dan memasukkan makanan ke dalam mulutnya.Rasanya sangat lezat dan membuat Samudra merasa sangat puas.
Samudra diam-diam memuji makanan yang dimasak oleh Davina tanpa sepengetahuan Bi Atun.Ia merasa bahwa Davina memiliki bakat memasak yang sangat baik.Samudra tidak bisa menahan diri untuk tidak memandang Davina dengan penuh terima kasih.
Davina merasa bahwa Samudra memandangnya dengan penuh rasa terima kasih.Ia merasa senang karena Samudra menyukai makanan yang ia masak.Davina tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum ketika Samudra memandangnya.