NovelToon NovelToon
Ternyata Hanya Kamu Cintaku

Ternyata Hanya Kamu Cintaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Ketos / Dosen / Nikahmuda / Poligami / Romansa Fantasi
Popularitas:950
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Bella, seorang gadis ceria berusia 21 tahun, diam-diam menyukai Alex, pria berusia 33 tahun yang sukses menjalankan perusahaan keluarganya. Perbedaan usia dan status sosial membuat Bella menyadari bahwa perasaannya mungkin hanya akan bertepuk sebelah tangan. Namun, ia tak bisa mengingkari debaran jantungnya setiap kali melihat Alex.

Di sisi lain, Grace, seorang wanita anggun dan cerdas, telah mencintai Alex sejak lama. Keluarga mereka pun menjodohkan keduanya, berharap Alex akhirnya menerima Grace sebagai pendamping hidupnya. Namun, hati Alex tetap dingin. Ia menolak perjodohan itu karena tidak memiliki perasaan sedikit pun terhadap Grace.

Ketika Alex mulai menyadari perhatian tulus Bella, ia dihadapkan pada dilema besar. Bisakah ia menerima cinta dari seorang gadis yang jauh lebih muda darinya? Ataukah ia harus tetap berpegang pada logika dan mengikuti kehendak keluarganya? Sementara itu, Grace yang tak ingin kehilangan Alex berusaha sekuat tenaga untuk memiliki Alex.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bara Dalam Cemburu

Di dalam kamarnya, Grace membanting ponsel ke kasur, napasnya memburu penuh emosi. Matanya memerah, menahan amarah yang meluap-luap.

"Dasar cewek murahan! Bella, kamu pikir kamu bisa merebut Alex dari aku semudah itu?" geramnya, sambil menahan tangis.

Dia mengusap wajahnya dengan kasar, lalu duduk di tepi ranjang, pikirannya kacau. Hatinya panas melihat bagaimana Alex memperlakukan Bella dengan penuh perhatian.

"Nggak bisa! Aku nggak bakal tinggal diam. Aku harus cari cara biar mereka nggak bisa dekat lagi!" gumamnya dengan tekad membara.

Grace mulai berpikir keras. Dia tahu, selama ini Alex hanya menjalani hubungan dengannya sebagai formalitas, tapi selama Bella ada di dekat Alex, ancaman itu nyata.

Tiba-tiba, matanya berbinar. Sebuah rencana mulai terbentuk dalam kepalanya.

"Kalau Bella nggak ada di hidup Alex, semuanya bakal balik normal, kan?" senyum sinis mulai terbentuk di wajahnya.

Dia meraih ponselnya kembali, jari-jarinya lincah mengetik pesan ke temannya.

"Gue butuh bantuan lo. Kita harus bikin Bella pergi dari hidup Alex."

Temannya mencoba menenangkan Grace yang masih terbawa emosi.

"Grace, lo jangan gegabah. Kalo lo mau ngelakuin sesuatu, pikirin dulu matang-matang. Jangan sampe malah lo yang rugi," ujar Sarah sambil menatap layar ponselnya, di mana video call dengan temannya masih menyala.

"Iya, jangan bertindak cuma karena emosi. Kita harus bikin strategi biar lo tetap bisa dapetin Alex," tambah Sandra dari seberang sana.

Grace menghapus air matanya dengan kasar. "Gue gak bisa diem aja liat cewek itu deket sama Alex. Gue udah nunggu bertahun-tahun!"

Sarah menghela napas. "Justru karena itu, lo gak boleh ngawur. Lo harus buat dia menjauh tanpa bikin Alex benci sama lo."

Grace mulai berpikir. Dalam hatinya, ia bertekad tidak akan membiarkan Bella merebut Alex darinya. “Oke, gue bakal pikirin cara paling ampuh buat pisahin mereka.”

_____

"Kakak mau ngobrol apa sama aku?" tanya Bella akhirnya, suaranya sedikit bergetar.

Alex tersenyum tipis. "Gak ada topik khusus, cuma pengen ngobrol aja. Apa nggak boleh?"

Bella menunduk sebentar, mencoba menyembunyikan rona merah di pipinya. "Boleh, cuma biasanya kakak gak betah ngobrol lama sama orang baru."

Alex tertawa kecil. "Siapa bilang kamu orang baru? Aku sudah sering lihat kamu. Lagian, kita kan udah kenal."

Bella menatap Alex lebih dalam. "Tapi aku cuma adiknya Edward, bukan siapa-siapa buat kakak."

Alex terdiam sesaat, lalu menatap Bella dengan tatapan yang sulit diartikan. "Apa kamu nanti mau jadi siapa-siapanya aku?" Katanya pelan, namun cukup membuat jantung Bella berdegup lebih cepat.

Bella berlari kecil menjauh dari meja Alex dengan pipi yang masih terasa panas. Jantungnya berdegup kencang, bukan karena dia gugup, tapi lebih ke perasaan yang sulit dijelaskan.

"Mau jadi siapa-siapanya aku?" kata-kata Alex tadi terus terngiang di kepalanya.

Bella tersipu malu, merasa seperti remaja yang baru pertama kali jatuh cinta. Tapi kemudian, akalnya mulai jalan lagi.

"Nanti itu maksudnya apa?" gumamnya sendiri. "Siapa-siapa itu bisa berarti apa aja, kan? Teman, sahabat, asisten rumah tangga... atau tukang kebun!"

Bella mendesah pelan, menepuk keningnya sendiri. "Aduh, Bella...kebanyakan halu!" katanya dalam hati, merasa malu pada dirinya sendiri karena sempat terlalu percaya diri.

Tapi meskipun begitu, perasaan hangat tetap bertahan di dadanya. Entah kenapa, dia berharap kalau kata-kata Alex tadi bukan sekadar basa-basi.

Alex menyandarkan tubuhnya ke kursi, matanya masih mengikuti Bella yang berjalan menjauh dengan wajah memerah. Senyuman lebar terukir di wajahnya.

"Lucu juga dia kalau malu gitu," pikirnya sambil sedikit terkekeh.

Tapi kemudian, pikiran lain mulai muncul di kepalanya. "Apa Bella sebenarnya juga menginginkan aku?"

Alex berpikir, Bella memang bukan tipe perempuan yang agresif seperti Grace, tapi dari cara dia bereaksi tadi, ada sesuatu yang membuatnya gemas.

"Atau gue aja yang terlalu percaya diri?" batinnya.

Dia menghela napas pelan, lalu mengambil cangkirnya dan menyesap minumannya. Matanya kembali mencari sosok Bella di antara keramaian cafe, tapi.tidak ada.

Setelah Bella pergi, Alex akhirnya punya waktu sendiri. Ia mengeluarkan ponselnya dan dengan santai membuka kontak baru yang tadi ia simpan, nomor Bella.

Rasa penasaran menggerakkannya untuk mengetuk foto profil Bella. Saat gambar itu muncul lebih besar di layar, Alex terdiam sesaat.

Wajah Bella yang tersenyum lembut dalam foto itu terlihat begitu natural, tanpa banyak riasan, tapi justru di situlah letak pesonanya. Mata jernihnya seperti memancarkan kehangatan yang tak dibuat-buat.

Dalam hatinya, Alex bergumam, "Gadis ini ternyata manis juga... Kenapa aku baru menyadarinya?"

Ia menatap layar sedikit lebih lama sebelum akhirnya menghela napas dan meletakkan ponselnya di meja.

Dari meja sebelah, Sarah dan Sandra saling melirik, penasaran dengan apa yang sedang dilakukan Alex. Mereka memperhatikan gerak-geriknya dengan seksama.

"Lo liat gak?" bisik Sarah pelan.

"Iya... Dia lagi liatin sesuatu di HPnya," jawab Sandra sambil sedikit mencondongkan tubuhnya, berusaha melihat lebih jelas.

Mata mereka membelalak begitu melihat sekilas layar ponsel Alex, foto seorang gadis terpampang di sana.

"Gue gak salah liat kan? Itu... Bella?" suara Sarah melemah, nyaris berbisik.

Sandra mengangguk, kini mereka semakin yakin. Alex terlihat fokus menatap foto itu, seakan sedang mengagumi seseorang yang spesial.

"Fix, dia suka sama cewek itu," gumam Sandra dengan nada penuh keyakinan.

Sarah, langsung teringat reaksi Grace tadi. Jika Grace tahu soal ini, bisa-bisa café ini berubah jadi medan perang.

1
Dee
terima kasih kak/Heart/
Amalia Mirfada
Langsung jatuh cinta deh!
Dee: terima kasih dukungannya...
total 1 replies
Dewi Martizawati
lanjut thor keren ceritanya/Kiss//Heart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!