Istri Tuan Muda Casanova

perjalanan yang memakan waktu beberapa menit akhirnya tiba di salah satu hotel bintang lima, dengan nama La Ferso de Phoenix. salah satu hotel di antara hotel-hotel yang lainnya, dan hotel ini milik Reno.

"Mari Nona saya antarkan." Ujar Alan dengan membuka pintu mobil.

Carine turun lalu menatap Kim yang juga dengan sigap berdiri di belakang Nonanya, Carine mengangkat alis sembari menatap Kim, lalu Kim menganggukkan kepalanya. Carine yang sempat cemas kini tersenyum. Ia akan mengikuti permainan dua orang yang sedang membawa-bawa dirinya.

Carine melangkah gontai, melipat lengan kemejanya dengan anggun. auranya yang mahal dan juga berotak pintar, tentu saja tidak mudah terkecoh dengan akal bulus Alan maupun Tuan Muda. jangan lupa kalau Carine seorang mata-mata handal, walaupun diakhir tugasnya berakhir sangat tragis hingga mengubah statusnya 180derajat. menjadi istri Tuan Muda yang tidak diinginkan. dramatis sekali.

Carine juga pernah memata-matai Tuan Muda tepat di hotel ini saat pria itu sedang menikmati malam panjang dengan seorang wanita yang di koleksinya. walaupun bersifat personal, tapi Carine diperintahkan oleh Tuan Aston. makanya Carine tahu kenapa Ia disuruh ke hotel ini, karena hanya di hotel ini Tuan Muda melampiaskan hasratnya.

'dasar Casanova.' Umpat Carine dalam hati, yang mulai muncul tanda kebencian dihatinya terhadap sosok Tuan Muda. pria yang mengatakan tempo lalu akan membuatnya jatuh cinta, tapi dengan bodohnya masih berkeinginan untuk tidur dengan wanita liar. apa Tuan Muda bodoh? dan tidak tahu siapa wanita yang ingin Ia permainkan?.

"Nona, ini kamarnya." Tutur Alan setelah mereka berhenti tepat di lantai teratas, tepatnya di depan sebuah kamar yang interior pintunya tertulis nama Tuan Muda.

"Kim, panggilkan wanita itu." seru Carine menyuruh Kim untuk memanggil wanita yang Ia maksud. hingga membuat sekertaris Alan berdiri membisu. sambil mencerna situasi.

Kim menelpon seseorang dari ponselnya. berselang lima menit mereka bertiga berdiri dan diam membisu antara satu sama lain di depan kamar Tuan Muda. seorang wanita dengan body goals, mengenakan high heels 20 centi meter. menghentakkan kakinya dengan sangat anggun, bak model terlatih dan sudah profesional. melangkah mendekati mereka, dengan buah dada bagai buah kelapa montok yang hampir keluar dari tempatnya itu. bisa saja membuat para hidung belang meneteskan air liur seember.

wanita tersebut lantas berhenti tepat didepan ketiganya, membuat mata sekertaris Alan maupun Kim meronta-ronta dan melebar kala melihat buah dadanya. lalu mereka dengan cepat menguasai diri masing-masing. dan memanjat doa agar tidak tergoda.

"Dia untuk Tuanmu Alan, jangan rakus!" ujar Carine melihat eksperi Alan dan juga Kim, wajar mereka tergoda. sebagai wanita, Carine memuji penampilan luar biasa wanita yang dipilih Kim ini.

"Ma-maksud Anda Nona?" Kata Alan memutar leher ke samping. menatap Carine dengan ekspresi kaget.

"Kau mau jadikan aku tumbal untuk melampiaskan nafsu Tuan Muda?" Ujar Carine dengan sinis.

'Anda bukan tumbal Nona, Anda berhak melakukan hal itu dengan Tuan Muda. Anda kan istri beliau, jadi sudah semestinya. saya juga tidak rela jika Tuan Muda menghabiskan malam dengan wanita selain Anda.' Batin Alan berdiri kaku di tempatnya.

"Berapa kali kau bercinta dengan para lelaki?" Tanya Carine dengan tegas.

"Tujuh kali Kak, dan ini akan jadi yang kedelapan." jawab sang wanita mendekati Carine, lalu tangannya dengan nakal menyentuh lengan Alan sekilas. Ia lantas menyerahkan rekam medisnya ke tangan Carine.

"Bagus, tunggu sini sampai aku panggilkan untuk masuk." Ujar Carine menyerahkan kembali berkas tersebut ke tangan Kim. dan Carine lantas masuk ke dalam kamar Tuan Muda dengan menarik handle pintu pelan.

suasana di dalam kamar hening, aroma wangian clasic yang menusuk indra penciuman. juga lampu lilin yang hanya sebagai penerangan. Carine menyapu mata ke sekeliling, namun tak ada sosok Tuan Muda di manapun.

lama mencari sosok pria itu, Diam-diam seseorang menyentuh tengkuknya dari belakang dengan jari telunjuk. yang tak lain Ialah Tuan Muda, Carine merasakan sentuhan di kulitnya. lalu diam dan membiarkan Tuan Muda melakukannya, atasan Tuan Muda tersisa singlet dengan bawahan masih utuh.

Tuan Muda membuka jedai Carine, hingga membuat rambut orange milik Carine terjatuh ke bawah. lurus menutupi tengkuknya, dengan nakal, Tuan Muda menyingkirkan rambut Carine menggunakan lidahnya.

Carine merasakan sensasi basah di lehernya, dan berusaha mengendalikan diri agar tidak terbawa sentuhan Tuan Muda. "Anda tahu wanita itu saya kan Tuan Muda." Carine bersuara, dan menatap wajah Tuan Muda yang dibenamkan di tengkuknya.

"Hmmmmm," Dehem Tuan Muda.

tangan Tuan Muda menyentuh kemeja depan Carine, dengan posisi memeluk dari belakang. lalu membuka kancing paling atas kemeja Carine. Carine menahan tangan Tuan Muda, namun dengan gerakan tak terduga. Tuan Muda mendorong tubuh Carine hingga jatuh ke atas ranjang.

Tuan Muda menindih tubuh Carine dan menatapnya dalam. "Kau tahu, wanita yang masuk ke kamar ini adalah wanita yang siap untuk bercinta denganku." Ujar Tuan Muda di telinga Carine.

"dan kau sudah berani masuk ke dalam sini, tandanya kau siap bercinta denganku? mau jadi deretan wanita yang sudah tidur denganku disini?" Tutur Reno dengan senyum smirk. lalu merobek kemeja Carine dengan kasar hingga memperlihatkan Tanktop yang Carine kenakan, Carine cukup terkejut akan hal itu.

Sembari menyilangkan tangan di depan dadanya, Tuan Muda dengan kasar menarik tangan Carine dan menekannya ke kasur.

dengan kasar Reno menyibak tanktop dan bra hitam Carine hingga memperlihatkan buah dada Carine. Reno menelan ludah kasar, punya Carine begitu pas sesuai seleranya. tidak terlalu besar seperti wanita lain dan tak terlalu kecil juga. sangat seusai batin Reno dengan tatapan datar.

"Apa yang Anda lakukan Tuan Muda!!" teriak Carine berontak sekuat tenaga.

"diam jalang! kau pikir dirimu lebih suci dari wanita yang sudah kutiduri sebelumnya? jangan sok jual mahal, kau pasti sudah memberikan tubuhmu ini secara cuma-cuma pada pria yang berkencan denganmu itu, sekarang aku ingin mencicipinya. apakah jalang sepertimu lumayan atau sangat standar!!!" ucap Reno dengan menekan kata-katanya, bahwa Carine tak lebih dari seorang wanita rendahan.

"jaga mulut Anda!!!" teriak Carine di depan wajah Tuan Muda. "kau yang tutup mulut Carine!! begini caramu hidup HAH!? setelah jadi anak pungut lalu menjadi wanita murahan, memang apalagi yang tersisa darimu untuk dijadikan kelebihan??" Sinis Reno mencumbu buah dada Carine dengan beringas.

Carine meneteskan air mata kala mendengar kekejaman mulut Tuan Muda, dan merasakan sakit akibat sentuhan kasar Tuan Muda.

...bersambung.........