Sumpah Wanita Tersakiti

Semenjak tuan Wiratama meninggal  perlakuan kedua wanita beda usia itu semakin menjadi jadi kepada Zeline, sedangkan Arkan hanya diam tidak berbuat apa apa

Zeline tidak boleh keluar rumah untuk pergi bermain dengan teman temannya atau hanya untuk sekedar bermain di taman di komplek itu juga tidak bisa.

Zeline disuruh mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak pernah habisnya, walaupun dikediaman ini ada beberapa art yang bekerja.

Sering mendapatkan hukuman tidak boleh makan karena kesalahan yang tidak Zeline perbuat, jatah bulanan untuk Zeline hanya cukup untuk ongkos berangkat kuliah dan sedikit uang makan.

Untung Zeline selama ini suka menulis dan juga suka menjual produk digital disebuah website dari sanalah Zeline bisa mendapatkan uang tambahan untuk keperluan nya yang lain.

"Makanya kalau jadi anak jangan suka membantah perintah orang tua, apalagi kamu disini hanya dianggap anak har*m, jadi jangan sok belagu" ucap Tini anak saudara nya nyonya Lucy yang ada di kediaman ini

"Jaga ucapan anda mbak Tini, jangan lancang" sahut Zeline

"Mending saya dari pada anda, yang terlahir dari wanita rendahan yang bisanya menggoda tuan Arkan" balas Tini

Mendengar bundanya dijelekkan oleh Tini Zeline pun membalas perkataan Tini itu

"Jangan pernah menghina bunda saya" bentak Zeline

"Dasar anak...." belum selesai Tini berkata Zeline langsung menatap tajam kearah Tini yang langsung membuatnya ciut, Tini sedikit lebih tua dari Zeline, dia selalu menjadi mata mata untuk mama Dania dan neneknya Zeline, jadi dia merasa punya pelindung dan suka menyindir Zeline.

"Ada apa ini ribut ribut, loh Tini kamu kok sampai basah begini?" tanya nyonya Dania

"Saya disiram oleh nona Zeline, nyonya Dania" adu Tini dengan wajah penuh kemenangan karena dia tau pasti sebentar lagi Zeline akan mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari Dania

"Zeline kamu apa apaan, lama lama kamu makin liar ya, begini anak kalau tidak punya sopan santun bertindak seenaknya" bentak nyonya Dani

"Sekali lagi kamu bertingkah seperti ini, awas saja kamu" ancam nyonya Dania, Zeline hanya diam dia malas menjawab apa yang dikatakan mama Dania, pasti akan panjang dan lama marah nya, Segera Zeline membalikkan badannya dan pergi dari hadapan istri ayahnya itu.

"Zeline mau kemana kamu, main pergi saja" panggil Dania

"Mau kekamar nyonya" balas Zeline membuat nyonya Dania terdiam.

Semenjak zeline tau semua kisah hidup bunda dan dirinya, mulai saat itu dia memanggil nyonya pada istri papanya itu, begitu pun pada nyonya Lucy, sedangkan pada tuan Arkan dia masih memanggil papa.

Lagian Zeline juga jarang berinteraksi dengan papanya itu, tuan Arkan sangat acuh terhadap nya, dulu Zeline masih suka sedih mendapatkan perlakuan begitu dari papanya itu.

Tapi sekarang dia sudah tidak peduli, dan lagi papanya itu tidak pernah sekalipun menganggap dirinya ada, tuan Arkan hanya sibuk dengan kehidupan nya sendiri, Zeline tau papanya itu banyak mempunyai wanita diluar sana, dan Zeline pernah beberapa kali melihat papanya membawa wanita lain, selain mama Dania.

Sesampai dikamar Zeline mengunci kamar lalu mengambil stock makanan yang dia beli sendiri pakai uang penghasilan Zeline sendiri.

"Sebenarnya aku kasian melihat mama Dania, diselingkuhi oleh papa sejak lama, tapi ya sudahlah memang harus begitu, nanti dikasih tau tidak akan percaya juga, dari pada menambah masalah mending diam lebih aman"

"Carla juga sama seperti papa suka gonta ganti kekasih, mereka berdua mirip sekali dan pintar bermain sandiwara didepan mama Dania, huff anak sama bapak sama saja kelakuan nya kasian sekali dua wanita beda usia itu"

"Dibohongi oleh dua orang manusia yang sangat mereka sayangi, malah aku yang tiap hari dimarahi" gumam Zeline 

Lalu dia memakan mie instan untuk mengisi perutnya yang terasa lapar, setelah itu Zeline pun membuat produk digital nya yang lain, agar bisa dijual dan menghasilkan uang.

Sedangkan Dania yang masih kesal dengan sikap Zeline hanya bisa menggerutu didepan Tini.

"Dasar anak nggak punya etika, bikin emosi saja tiap melihat wajahnya" umpat mama Dania

"Iya mbak, memang Zeline suka begitu kalau mbak Dania dan aunty Lucy sedang tidak ada dikediaman ini, dia sangat senang kalau penghuni rumah ini pada pergi, jadi dia bisa suka seenaknya" adu Tini

"Kamu kasih tau saya kalau dia bertingkah macam macam, biar saya yang kasih pelajaran pada anak itu" ucap Dania

"Siap" sahut Tini, dia tinggal dikediaman ini belum lama

"Ya sudah kamu boleh pergi" balas Dania

Sepersekian detik terdengar suara Carla yang mencari Dania, " ma..mama dimana?" panggil Carla yang baru sampai dikediaman mereka.

"Kamu kenapa Carla berteriak seperti itu, bikin nenek kaget saja" tegur nenek Lucy yang sedang duduk diruang keluarga.

"Eh nenek, maaf nek Carla sedang kesal, sama Zeline, gara gara dia Carla putus sama Edwin" jelas Carla sambil duduk disamping neneknya itu

"Loh kok bisa, memangnya apa yang dilakukan oleh anak wanita itu" tanya Dania yang sudah sampai diruang keluarga saat ini.

Melihat mama Dania datang segera Carla berlari memeluk Dania dengan manja sambil menangis," Edwin memutuskan Carla karena dia suka sama Zeline" jelas Carla

"Kamu tau darimana kalau Edwin suka sama Zeline?" tanya Dania

"Edwin sendiri yang bicara tadi, dia membandingkan sikap Zeline dan Carla itu membuat Carla marah dan tersinggung, lalu kami ribut dan berakhir kata putus dari Edwin" terang Carla dengan masih berurai air mata membuat mama Dania iba.

"Tini panggil Zeline kesini suruh cepat datang, saya ada perlu dengan anak itu" panggil Dania pada Tini yang sedang ada didapur.

Tini segera berlari kearah kamar Zeline dan mengatakan kalau nyonya Dania memanggil Zeline.

"Mama harus kasih pelajaran sama anak wanita rendahan itu ma, Carla sangat mencintai Edwin" ucap Carla

"Iya mama tau sayang, hanya kamu yang pantas berpasangan sama Edwin kalian berdua sangat serasi, sama sama dari keluarga kaya" ucap Dania

"Berani beraninya zeline merebut kekasih cucu nenek yang cantik ini" tukas nyonya Lucy

"Ya gitulah ma, buah nggak akan jauh jatuhnya dari pohon, sama seperti ibunya yang merayu Arkan" umpat Dania sampai sekarang dia masih kesal kalau mengingat itu semua

Sedangkan saat ini tini sedang mengetuk pintu kamar Zeline, mendengar pintu kamarnya diketuk dari luar, Zeline segera membukanya.

"Ada apa mbak tini" tanya Zeline dengan wajah malas

"Anda dipanggil nyonya Dania dan nyonya besar, segera kesana ditunggu diruang keluarga" jawab Tini dengan wajah sinis

"Biasa aja wajahnya mbak, jangan sok merasa jadi nyonya dikediaman ini" balas Zeline

"Apa maksud anda nona Zeline, siapa yang mau menjadi nyonya dikediaman ini" jawab Tini dengan wajah kaget dia tidak menyangka Zeline akan berkata seperti ini.

"Mbak Tini pikir saja sendiri, saya tau yang telah anda lakukan malam itu, jadi berhati hatilah bersikap pada saya mulai saat ini, kalau masih mau aman tinggal disini" ancam Zeline

Membuat Tini langsung diam dengan wajah pucat, Zeline menatap sinis kearah saudara neneknya itu, dia sengaja mengatakan itu agar mbak tini itu tau batasan nya bersikap kepadanya.