Naina Nurannisa seorang wanita cantik dan pekerja keras
Naina berasal dari keluarga sederhana,dia dinikahi oleh seorang Pria tampan dan mapan dari keluarga berada benama Al-Bara Adhitama Rahardian di Rahardian group
Naina dan Al-Bara saat Naina baru berusia 19 Tahun dan Bara berusia 22 tahun saat Naina bekerja sebagai seorang office girl atau cleaning service di perusahaan Papi Bara
awalnya mami Bara tidak setuju karena Naina tidak sederajat dengan mereka namun Bara tetap pada pendiriannya mau menikahi Naina karena sudah benar-benar jatuh cinta pada gadis cantik nan polos itu
awal pernikahan mereka Naina sangat bahagia karena Bara memperlakukannya sangat manis ditambah saat Naina melahirkan putra pertamanya
Azka Adithama Rahardian mereka terlihat sangat menyayangi Azka
Tuan Abraham Papi Bara sangat menyayangi cucu pertamanya itu namun berbeda dengan Nyonya Dianra Mami Bara tidak begitu antusias dengan cucunya dan masih tidak menyukai Naina
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Kekampung Naina
"oh iya bos,maaf kalau saya jadi kepo
kamu ingin kekampung Naina untuk apa!? apa kamu ingin mengajaknya rujuk!?"tanya leo
"tidak saya tidak ingin memintanya rujuk saya hanya memberinya ini "ucapku memperlihatkan buku tabungan dan ATM atas nama Naina yang sudah sejak lama ku buatkan untuk Naina
"buku tabungan !?" ucap mereka berdua
"iya,ini untuk Naina dan anak-anakku
saya sudah mengisi saldonya karena untuk kembali rujuk itu tidak mungkin sudah cukup dia menderita dan tersiksa " tak terasa Air mataku luruh membasahi pipiku
"iya bos kasihan Naina, selama ini hanya dianggap sebagai pembantu bukan menantu oleh mami bos"ucap Damar
"iya kamu benar,makanya saya memilih untuk melepaskannya demi kewarasannya walaupun naina akan membenciku seumur hidupnya ataupun mempengaruhi Anak-anakku membenciku saya ikhlas asalkan dia bisa bahagia Dan hidup tenang tanpa gangguan dari mami"air mataku rasanya tidak mau berhenti mengalir
"saya yakin bos Naina tidak akan melakukan itu,dia tidak akan mungkin mempengaruhi anak-anak bos untuk membenci bos
Naina wanita yang baik hati "ucap Leo
dan benar yang dikatakannya Nainaku wanita yang sangat baik hati
tidak mungkin menghasut Anak-anakku untuk membenciku
cintaku pada Naina masih sangat besar namun apalah dayaku restu mami sangat sulit kudapatkan walaupun pernikahan ku dengan Naina kupertahankan Naina akan semakin tersiksa batin
Naina tidak pernah mengeluh ataupun mengadu padaku namun saya sering melihatnya menangis dalam sujudnya
mungkin ini doa yang dimintanya terbebas dari mami dan saya suami yang pengecut karena tidak bisa membelanya
ya saya sangat pengecut karena terlalu Takut untuk membantah perkataan mami berbeda dengan adikku Narendra
yang selalu membantah dan melawan mami
saat jam istirahat saya bergegas meninggalkan kantor setelah memberitahukan pada Damar dan Leo mereka berdua adalah orang-orang kepercayaanku
sebelum berangkat kekampung Naina saya singgah di rumah makan Padang untuk mengisi perut terlebih dahulu karena akan melakukan perjalanan yang lumayan jauh karena menghabiskan waktu sekitar tiga sampai empat jam untuk bisa sampai dikampung halaman wanita yang kucintai
semoga saja dia ada disana bersama Anak-anakku
Saya sangat rindu pada mereka walaupun saya tidak bisa lagi memeluk wanita yang kucintai itu karena bukan muhrimku lagi tapi setidaknya saya dapat melihat wajahnya dan bisa memeluk Anak-anakku
"maafkan papa nak selama ini papa mengabaikanmu karena papa tidak ingin omamu menyakiti mu,papa memang pengecut namun dengan cara itu papa melindungi kalian semoga kalian mau memaafkan papa dan tidak membenciku "
"maafkan mas Naina,mas tidak bisa melakukan apa-apa selain menceraikanmu demi untuk membebaskanmu dari siksaan dan hinaan mami" saya berbicara sendiri seperti orang gil*
ya saya memang sudah gil*, karena naina tak lagi bersamaku, istri yang begitu kucintai namun tak bisa ku jaga dan kulindungi
"maafkan mas sayang maaf hiks hiks hiks "tangisku pecah dada ku terasa sesak
kupukul dadaku untuk mengurangi rasa sesaknya
setelah menempuh perjalanan selama empat jam lebih,saya sampai di kampung Bambu seribu saat azan ashar berkumandang
saya menyempatkan diri untuk sholat terlebih dahulu sebelum kerumah orang tua Naina
setelah sholat saya jalankan mobilku perlahan menuju rumah orang tua Naina
terlihat dihalaman ada mobil yang dulu kubelikan untuk abah saat kami baru menikah tanpa sepengetahuan mami, disana juga ada motor matic milik Jihan adik Naina tapi saya tidak melihat motor kesayangan Naina
rumah abah pun terlihat sunyi tidak terdengar suara riuh anak-anakku
saya turun dari mobil dan berjalan menuju pintu dan mengetuknya
"Assalamualaikum "ucapku
"waalaikumsalam warahmatullah" sahut seorang pria yang dulu menikahkanku dengan putri kesayangannya dan memintaku berjanji menjaganya dan tidak menyakitinya namun janjiku kepadanya sudah kulanggar
"Eh nak Bara,Ayo masuk nak"ucap Abah mempersilahkanku dan matanya seperti mencari seseorang
"Naina dan anak-anakmu mana!?
degg
pertanyaan abah membuat jantungku berdebar kencang seperti saat Abah menggenggam tanganku saat menikahkanku dengan putrinya
ternyata Naina dan Anak-anakku tidak kembali kesini, dimana mereka tinggal selama ini tapi saya tidak bisa berterus terang karena mungkin Naina tidak ingin orang tuanya khawatir dan kepikiran
"mereka tidak ikut bah, kebetulan saya diajak teman melihat lahan dikampung sebelah"jawabku berusaha setenang mungkin,saya tidak ingin abah curiga
"oh di kampung bambu kuning !? iya memang banyak yang beli lahan disana karena disana itu tanahnya sangat subur "jawab abah
Alhamdulillah ternyata alasan yang kuberikan ternyata nyata padahal saya hanya asal saja berbicara
"iya bah,oh iya bah umi mana!?" tanyaku mengalihkan pembicaraan
"jantung umi kambuh, katanya mimpi melihat Naina luntang lantung dijalan dan itu membuat umi kepikiran sama Naina "ucap Abah
degg
ternyata umi punya firasat pada Anaknya
mungkin ini alasan Naina tidak kembali kesini dan memberitahukan orang tuanya
terbuat dari apa hatimu Nai kenapa kamu begitu baik dan sabar
"Naina Baik-baik saja kan nak Bara"tanya abah
"i-iya bah Naina Baik-baik saja" Ucapku
"syukurlah, sekarang temuilah umimu dan katakan padanya bahwa Naina baik-baik saja
"baik bah!! tapi apakah umi tidak dibawa kerumah aakit!?"tanyaku
"sudah Nak,umi baru pulang beberapa hari yang lalu"Jawab Abah
"oh,kalau begitu saya ingin bertemu dengan umi"ucapku
"iya ayo,abah temani kekamar "jawab abah
"assalamualaikum "ucapku
"waalaikumsalam "sahut Jihan dan umi suaranya terdengar sangat pelan
"Bara!? Naina mana nak"tanya umi lemah
"tidak ikut umi,Bara hanya lewat dan Bara sempatkan untuk singgah untuk jenguk umi dan Abah "jawabku
"Nak Nanti naina antar kesini ya umi kangen "ucap Umi
"iya umi kalau bara tidak sibuk ya, insyaallah saya bawa Naina dan Anak-anak kesini"jawabku
"iya nak, makasih ya"ucap umi
"maafkan saya umi Abah karena telah membohongi kalian, kemana saya harus mencari Naina "batin ku
"sama-sama umi,umi sekarang istirahat ya"ucapku
"iya nak"jawab umi
"kak mari makan dulu"ucap jihan saat masuk kedalam kamar lagi
"iya nak sebaiknya kamu makan dulu"ucap Abah
"iya abah, makasih ya Jia"jawabku
"iya kak sama-sama"ucap jihan dan duduk dikursi dekat tempat tidur umi
"ayo nak"ajak abah
sampai di meja makan terlihat makanan yang begitu menggugah selera
saya makan masakan Jihan, rasanya seperti masakan umi dan Naina
bumbunya pas dilidah
saya makan begitu lahapnya,Abah juga ikut makan walaupun hanya sedikit karena ingin menghargaiku dan tidak membiarkanku makan sendirian
setelah makan saya berpamitan pada Abah Untuk pulang karena rasanya tidak enak nginap dirumah Abah sedangkan ada anak gadisnya saya takut nanti manjadi fitnah
"kalau begitu saya pamit abah,hari juga semakin sore dan sudah hampir Magrib "ucapku berpamitan
"nginap saja dulu nak, nanti besok pagi kamu pulang
tidak baik mengendara dimalam hari, sebaiknya besok saja "ucap Abah
"tapi abah...."
"tidak usah khawatir,jihan malam ini dapat dinas malam "jawab abah seolah membeca apa yang ada didalam otakku
"baiklah abah"jawabku
Jihan seorang perawat,dia bekerja di sebuah klinik besar yang ada di daerah ini dan sekarang mendapatkan tugas
jaga malam'
"abah kak" jia berangkat kerja dulu ya
"ucap Jia pada kami saya melihatnya berjalan mendekati kami,jia dari dalam kamar ibu mungkin habis berpamitan
ke esokan Harinya saya terbangun sholat subuh setelah itu bersiap -siap untuk pulang karena ada beberapa orang klien yang menunggu
Leo dan Damar sudahh menelpom berkali-kali mananyakan diamana dia berada
"Saya masih dikampungnya Naina"ucapku pada leo
"oh baiklah, apakah bos sudah bertemu !?"tanya leo lagi