Ku Miskinkan Suami Penghianat

Ku Miskinkan Suami Penghianat

Mengetahui hal menyakitkan.

Ting,,,

Suara ponsel milik mas Rudi berbunyi, aku yang berada tak jauh dari ponsel itu pun mengambil dan menyeritkan kening ketika membaca pesan yang tertera di layar utama ponsel tersebut.

"Apa-apaan ini, apa selama ini mas Rudi sudah menghianati ku?" gumam ku.

"Mas makasih ya untuk hari ini, I love you" begitu lah pesan masuk yang di kirimkan oleh seseorang yang di kontaknya hanya tertulis "Service Ac".

"sayang,,, sedang apa?" tanya mas Rudi yang baru saja selesai mandi dan masih mengenakan kimono di badannya.

Aku pun bergegas kembali menaruh ponsel mas Rudi ditempatnya.

"aah, tidak apa-apa mas." jawab ku dengan senyum lembut.

"Mas, kamu mau aku buat kan kopi?" tanya ku dengan suara lembut.

"tentu saja sayang, tapi mas mau menikmati kopi di balkon kamar kita. Mas tunggu disana ya?" jawabnya membuatku tersenyum dan menganggukan kepala.

Aku pun bergegas keluar dari kamar, menuju dapur untuk membuatkan kopi mas Rudi seperti apa yang aku lakukan biasanya.

"aku harus mencari bukti untuk penghianatan yang mas Rudi lakukan, kalau hanya chat mesra di ponselnya aku yakin dia tidak akan mengaku" gumam ku sambil mengaduk kopi milik mas Rudi.

"Assalamualaikum Andine" terdengar suara yang sangat aku kenal.

"ada apa lagi mama mas Rudi itu kesini, pasti uang lagi" gumam ku yang sudah hafal dengan tabiat mertua ku itu.

"waalaikumsalam, andine di dapur mah" kataku menjawab dengan berteriak juga.

"kamu lagi ngapain ndine?" tanya ibu mertua ku itu yang langsung menghampiriku di dapur.

"buat kopi" jawabku dengan singkat.

"oh, Rudi udah pulang?" tanyanya lagi, aku hanya menjawab dengan anggukan kepala.

"emm ndine, mamah minta uang dong?" katanya membuatku menghentikan aktivitas.

"uang, lagi bu? Dua hari yang lalu kan aku baru aja kasih ibu uang!" kataku dengan nada sedikit heran.

"itu kan untuk belanja keperluan rumah ndine, hari ini ibu ada arisan sama temen-temen ibu. Ibu juga pengen belanja untuk keperluan ibu sendiri, ibu pengen beli baju, beli perhiasan." kata bu Murni dengan mata berbinar menatap menantunya.

"Maaf ya bu, tapi andine sudah tidak punya uang. Mas Rudi juga belum memberikan jatah bulanan andine" kataku dengan menundukkan wajah.

"Haduh andine, kan bisa pakai uang kamu dulu seperti biasanya. Kok kamu jadi pelit sih sama ibu?" jawabnya dengan nada sedikit membentak.

"Maaf ya bu sekali lagi, uang itu uang andine. Sepertinya sudah cukup andine memberikan semua nya untuk keluarga Mas Rudi, termasuk ibu. Mulai sekarang, Andine gak bisa lagi ngasih ke ibu di luar dari uang bulanan yang Mas Rudi kasih. Kalau kurang, ibu bisa minta sama Mas Rudi langsung" jawab ku dengan nada santai.

Bu Murni pun membelalakan mata setelah mendengar apa yang dikatakan oleh menantunya, tentu saja ia merasa tak terima. Selama ini, ia begitu menikmati fasilitas yang diberikan oleh keluarga Andine. Seperti Rumah, mobil, bahkan biaya kuliah anak kedua nya pun ditanggung oleh Andine.

"Kamu gak bisa begitu dong Ndine, gaji Rudi mana mungkin cukup untuk memenuhi semua kebutuhan dua rumah. Apalagi kebutuhan ibu pribadi, kebutuhan kuliah Niken. Kamu kan tau sendiri berapa gaji Rudi sebagai staff di kantor itu" kata bu Murni dengan tidak tau malunya.

"itu lah, makanya gak usah kebanyakan gaya dengan ikut-ikutan arisan sana sini bu. Gak selamanya Andine mau memenuhi semua kebutuhan ibu yang diluar nalar itu, ibu sadar gak sih berapa yang Andine keluarkan untuk kebutuhan pribadi ibu? Lima belas juta bu sebulan, sebulan!? Bahkan gaji Mas Rudi aja gak sampai segitu tiap bulannya!" kata ku menyorot tajam wajah ibu mertua yang tampak memerah padam.

"kurang ajar kamu!!! Jadi, sekarang kamu perhitungan dengan saya? Kamu lupa kalau suami kamu itu anak saya, jadi kewajiban kanu untuk berbakti pada saya seperti apa yang dilakukan suamimu!!!" teriak bu Murni hingga membuat Rudi yang berada dikamarnya pun terjingkat kaget.

"Ada apa dibawah ribut-ribut!" gumamnya yang langsung keluar dari kamar dan menuju lantai bawah dimana suara ibu nya bergema.

"Ada apa ini bu? Kenapa ibu teriak-teriak jam segini?" tanya Rudi dengan dahi menyerit ketika melihat ibu nya menghela nafas yang terengah-engah.

"istri kamu ini Rud, sudah mulai kurang ajar pada ibu. Ibu nya meminta uang arisan padanya seperti biasa, tapi dia tidak mau memberikannya. Bahkan terang-terangan dia mengatakan tidak akan membiayai kebutuhan ibu mulai sekarang!" kata bu Murni pada Rudi dengan menggebu-gebu.

Rudi pun membelalakan mata. "Apa benar yang dibilang ibu Ndin?" tanya Mas Rudi yang langsung mendapat anggukan dariku.

Melihat aku yang langsung menganggukan kepala dengan mantap, Mas Rudi pun menyeritkan kening dan menatapku dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kenapa? Bukannya selama ini kamu fine-fine aja memberikan semua kebutuhan ibu? Kenapa kamu jadi pelit begini sekarang?" tanya Mas Rudi membuatku berdecak kesal.

"Mas kamu tau gak sih, kebutuhan pribadi ibu kamu itu menyentuh angka lima belas juta sebulannya. Belum lagi uang bulanan dari kamu sebesar lima juta, belum biaya kuliah Niken. Bahkan uang untuk kebutuhan pribadi ibu mu aja lebih besar dari pada uang gaji kamu!" kataku dengan nada santai tapi sanggup membuat Mas Rudi membuka mulutnya lebar-lebar.

"A-apa maksud kamu? Kamu sudah mulai perhitungan dengan keluarga ku Ndine?" tanya Mas Rudi dengan nada tak percaya.

"Iya! Kenapa? Aku rasa selama ini aku sudah berbaik hati pada kalian. bukan hanya kebutuhan pribadi ibu yang sangat besar tapi juga biaya kuliah Niken, Rumah yang ibu mu tempati, mobil yang Niken pakai, itu semua milikku. Milik keluarga ku! Jadi, mulai sekarang aku gak akan menggelontorkan uang untuk hal yang menurutku gak penting,,,,"

"gak penting katamu? Itu semua penting buat ibu, ibu bisa malu kalau sampai gak ikut arisan itu. Semua yang ikut arisan itu teman ibu, kamu gak bisa kaya gini andine!!" kata Bu Murni dengan memelototkan mata.

"Aku gak peduli bu! Kalau ibu masih tetep kekeh mau melanjutkan arisan ibu, silahkan ibu minta pada anak ibu." Kataku membuat Mas Rudi menggasak rambutnya dengan kasar.

"Ndine, kenapa kamu jadi keras kepala begini. Gajiku mana cukup untuk semua kebutuhan dua rumah, kamu yang bener aja ndine nyuruh aku buat ngasih buat kebutuhan ibu!" kata Mas Rudi. Aku menanggapinya dengan santai dan menggidikkan bahu, ku tinggalkan dua manusia yang masih terpaku di tempatnya.

"Rudi, kamu harus lakuin sesuatu Rud! Kurang ajar istrimu itu!!" kata Bu Murni yang masih sangat bisa aku dengar.

"gatau bu,, aku pusing ah!!" jawab Mas Rudi membuat ku tersenyum kecil.

"ini belun seberapa, lihat saja jika aku sudah bisa membuka perselingkuhan Mas Rudi dengan wanita itu. Akan ku buat kalian kembali ketempat asal kalian di jalanan!!" kataku dalan hati sambil melihat ke arah keduanya dilantai bawah.

Sesampainya di depan kamar, aku pun langsung masuk dan mengunci pintunya. Aku membuka brangkas tersembunyi yang selama ini tidak ada yang tau selain diriku, termasuk Mas Rudi.

"Aku harus segera mengamankan semua aset ku ini, baik yang Mas Rudi tau mau pun yang Mas Rudi gak tau. Tapi, kemana aku harus simpan semua ini?" gumam ku dengan bingung.

Tanpa berpikir panjang, aku mengambil dua tas branded milikku yang lumayan besar. lalu ku masukkan semua yang ada di dalam brangkas itu kedalam kedua tas tersebut, besok aku berniat menemui pengacara keluarga untuk menitipkan semua aset dan perhiasan milikku ini pada pengacara keluargaku.

Bukan aku tak percaya pada keluarga ku sendiri, terutama mama dan papa. Tapi, aku tak ingin mereka terbebani dengan segala masalah ku saat ini. Biarlah nanti, saat waktu nya aku dan Mas Rudi berpisah baru aku beritahukan pada mereka.

"selesai, sebaiknya aku simpan dulu di sini. Begitu juga dengan kunci lemari barang-barang mahal ku dan Mas Rudi yang di beli nya menggunakan uang ku. Ahh,, aku taruh satu kunci lemari Milik Mas Rudi agar dia tak curiga, Aahh atau aku beralasan aja kalau kuncinya hilang. hmm,,, sebaiknya begitu, aku juga akan menyewa detektif untuk mencari tau apa yang Mas Rudi lakukan di luar sana. Terutama jika bersama wanita itu, supaya bisa menjadi bukti kuat saat persidangan nanti" kataku dengan yakin dengah rencana yang sudah ku susun.

Terpopuler

Comments

Yuni Ngsih

Yuni Ngsih

Thooooor baru nongol dah bikin hatiku ngenes ,apalagi klwrga suaminya dah jd benalu ngeyel lg ,bener Ndine selamatkan hartamu jangan sampai diambil klwrga si Rudi ....👍👍👍💪💪💪

2025-03-21

0

Memyr 67

Memyr 67

suami layak ditinggal, rudy. uang istri intuk biaya dia dan keluarganya dia. uang dia buat biayain selingkuhannya.

2025-03-17

0

Mamah dini

Mamah dini

ya bagus ndine gitu cepet bertindak , mau nya cuman minta enak banget kluarga suamimu ndine

2025-04-01

0

lihat semua
Episodes
1 Mengetahui hal menyakitkan.
2 Menemui Pengacara Keluarga
3 Drama Ibu Mertua.
4 Bebenah
5 Malam Terakhir dirumah.
6 Pindah
7 Perdebatan.
8 Drama pagi
9 Pergi ke Mall
10 Menyusun rencana.
11 Drama keluarga
12 Pergi
13 Setelah kepergian Andine
14 Bertemu di Mall
15 Tidak tau diri.
16 Memastikan Tidak ada pembagian Harta gono-gini
17 Hari Persidangan
18 Sidang pertama.
19 Rencana pergi
20 Rencana usaha tante sulis.
21 Rencana di Mulai.
22 I'an coming new zealand.
23 Vidio tersebar.
24 Welcome in New Zealand, Andine!
25 Rudi sakit.
26 Rudi di Rawat.
27 Hamid dan Nita.
28 Belanja sebelum ke Australia.
29 I'm coming Australia
30 Operasi.
31 RADIT.
32 Rudi sadar
33 Back to Indonesia
34 Obrolan seputar rencana Usaha baru
35 Rudi pulang dari Rumah Sakit
36 Percakapan para Perempuan
37 Melamar pekerjaan.
38 Bertemu Kerabat Almarhum ayah.
39 Luka lama bu Murni
40 Kantor baru
41 Pekerjaan Niken.
42 Kecurigaan Rudi
43 Cerita Pada Om Surya.
44 Memulai Usaha baru Tante Sulis.
45 Berjalan lancar
46 Penemuan Rudi.
47 Kedatangan bu Murni ke kantor Andine.
48 Niken lagi, Niken lagi
49 Viral lagi
50 Kunjungan Surya
51 Menuju kepulangan Mami Papi.
52 Tiba di Indonesia.
53 Kejutan!
54 Hamil.
55 Skincare berbahaya.
56 Pengumuman
57 Taktik
58 Owner skincare licik.
59 Melaporkan!
60 Konfrensi pers.
61 Musuh dalan selimut.
62 Tertangkap!
63 Bertemu Rudi.
64 mencoba berbicara.
65 Kembali bersiasat.
66 Kekesalan Nuri.
67 Cerita Surya.
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Mengetahui hal menyakitkan.
2
Menemui Pengacara Keluarga
3
Drama Ibu Mertua.
4
Bebenah
5
Malam Terakhir dirumah.
6
Pindah
7
Perdebatan.
8
Drama pagi
9
Pergi ke Mall
10
Menyusun rencana.
11
Drama keluarga
12
Pergi
13
Setelah kepergian Andine
14
Bertemu di Mall
15
Tidak tau diri.
16
Memastikan Tidak ada pembagian Harta gono-gini
17
Hari Persidangan
18
Sidang pertama.
19
Rencana pergi
20
Rencana usaha tante sulis.
21
Rencana di Mulai.
22
I'an coming new zealand.
23
Vidio tersebar.
24
Welcome in New Zealand, Andine!
25
Rudi sakit.
26
Rudi di Rawat.
27
Hamid dan Nita.
28
Belanja sebelum ke Australia.
29
I'm coming Australia
30
Operasi.
31
RADIT.
32
Rudi sadar
33
Back to Indonesia
34
Obrolan seputar rencana Usaha baru
35
Rudi pulang dari Rumah Sakit
36
Percakapan para Perempuan
37
Melamar pekerjaan.
38
Bertemu Kerabat Almarhum ayah.
39
Luka lama bu Murni
40
Kantor baru
41
Pekerjaan Niken.
42
Kecurigaan Rudi
43
Cerita Pada Om Surya.
44
Memulai Usaha baru Tante Sulis.
45
Berjalan lancar
46
Penemuan Rudi.
47
Kedatangan bu Murni ke kantor Andine.
48
Niken lagi, Niken lagi
49
Viral lagi
50
Kunjungan Surya
51
Menuju kepulangan Mami Papi.
52
Tiba di Indonesia.
53
Kejutan!
54
Hamil.
55
Skincare berbahaya.
56
Pengumuman
57
Taktik
58
Owner skincare licik.
59
Melaporkan!
60
Konfrensi pers.
61
Musuh dalan selimut.
62
Tertangkap!
63
Bertemu Rudi.
64
mencoba berbicara.
65
Kembali bersiasat.
66
Kekesalan Nuri.
67
Cerita Surya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!