NovelToon NovelToon
Cinta Satu Malam CEO

Cinta Satu Malam CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Beda Usia / Kehidupan di Kantor
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aina syifa

Seorang gadis bernama Arumi terjebak satu malam di kamar hotel bersama pria asing. Tak di sangka pria itu adalah seorang CEO. Orang terkaya di kotanya. Apa yang akan Arya lakukan pada Arumi? apakah Arya akan bertanggung jawab dengan kejadian malam itu, lalu bagaimana dengan calon istri Arya setelah tahu hubungan satu malam Arya dengan Arumi. Apakah dia akan membatalkan pernikahannya dengan Arya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menggoda

Bik Ijah membuka pintu gerbang. Dia tersenyum saat melihat Arumi.

"Selamat datang Non..."

"Non? jangan panggil aku Non. Panggil aku Arumi," ucap Arumi yang merasa risih dengan panggilan Bik Ijah.

"Non Arumi mau mencari Tuan muda kan?"

"Saya mau mencari bosku, namanya Pak Arya. Benar nggak sih, ini alamat rumah Pak Arya?"

Bik Ijah bingung dengan sikap Arumi. Namun bik Ijah bisa memaklumi, Arumi dari latar belakang keluarga sederhana, pasti dia belum terbiasa berada di tengah-tengah masyarakat kelas atas seperti keluarga Arya.

"Benar ini rumah Pak Arya," ucap Bik Ijah

"Pak Arya apa sudah pulang kerja?" tanya Arumi.

"Pak Arya tiga hari tidak masuk kerja," jelas Bik Ijah.

"Apa dia sakit?"

"Lebih baik Non Arumi lihat sendiri ke dalam. Sepertinya Tuan muda sedang membutuhkan Non Arumi."

"Baiklah. Tapi motor aku?"

"Biarin. Nanti bibik yang bawa masuk."

Arumi mengangguk.

Arumi kemudian memasuki gerbang rumah Arya. Arumi menatap sekeliling. Tampaknya dia merasa takjub dengan rumah besar itu.

Benarkah ini rumah Pak Arya? kenapa besar sekali rumahnya. Aku baru pernah lihat rumah sebesar ini, batin Arumi.

"Fani ada di dalam juga?" tanya Arumi.

"Non Fani belum pulang dari tadi pagi. Sepertinya dia sedang main di rumah temannya. Kalau Nyonya dan Tuan juga barusan pergi."

"Jadi bibik ini siapa?"

Bik Ijah tersenyum.

"Oh, jadi tadi bibik belum memperkenalkan diri ya. Nama saya Ijah Non. Saya asisten rumah tangga di rumah ini. Non Arumi bisa panggil saya dengan sebutan Bik Ijah."

"Bik Ijah sudah lama kerja di sini?"

"Sudah lama banget Non. Sudah sejak Tuan muda dan Non Fani masih kecil-kecil."

"Betah banget bik Ijah kerja di sini?"

"Karena Nyonya dan Tuan orang yang baik. Begitu juga dengan Tuan Arya. Dia juga anak yang baik Non. Cuma kalau Non Fani, agak sedikit arogan. Dia bawel, suka marah-marah, tapi dia sebenarnya juga anak yang baik."

Arumi tersenyum.

"Ya udah Non. Ayo kita masuk. Mungkin Tuan muda sedang menunggu Non."

"Dia sudah tahu aku ke sini?"

Bik Ijah menatap ke atas.

"Tuan muda ada di atas."

Arumi juga menatap ke atas. Arumi terkejut saat melihat Arya melambaikan tangan padanya.

"Itu Tuan muda yang bibik maksud?"

Bik Ijah mengangguk.

Kenapa penampilan Pak Arya begitu berantakan saat di rumah.

"Ayo Non. Bibik antar ke kamar Tuan muda."

Arumi kemudian melangkah mengikuti Bik Ijah sampai ke kamar Arya. Setelah di depan kamar Arya, Bik Ijah mengetuk pintu kamar Arya.

"Tuan muda, Non Arumi sudah ada di sini," ucap Bik Ijah.

"Tinggalkan dia sendiri Bik...!" seru Arya.

"Baik Tuan."

Bik Ijah kemudian pergi meninggalkan Arumi. Setelah Bik Ijah pergi, Arya membuka pintu kamarnya. Arumi terkejut saat melihat kamar Arya yang begitu berantakan.

Semua barang-barang Arya berserakan di lantai. Kaca lemari pecah berkeping-keping, begitu juga dengan bingkai foto, semuanya pecah tak tersisa. Bantal-bantal juga berserakan di lantai. Tidak ada barang yang utuh di kamar Arya. Semua sudah Arya hancurkan.

"Apa-apaan ini. Kenapa kamar Tuan muda begitu sangat berantakan. Apakah Nyonya Monika memanggil aku ke sini , hanya untuk membereskan kamar anda Tuan muda?" tanya Arumi sembari meniru gaya bicara Bik Ijah.

"Apa kata mu? Tuan muda? Kamu masih memanggil aku seperti itu."

Arya menarik Arumi masuk ke dalam kamarnya. Setelah itu dia menutup pintu.

Arumi terkejut saat Arya mendekatinya. Arumi mundur beberapa langkah hingga tubuhnya terbentur ke dinding.

"Apa yang mau kamu lakukan?" tanya Arumi gugup.

"Kenapa kamu gugup, kamu takut sama aku?" tanya Arya menatap Arumi lekat.

Arumi menggeleng.

"Nggak Pak Arya. Cuma kamu jangan terlalu dekat seperti ini," ucap Arumi sembari menahan dada Arya dengan ke dua tangannya.

Arumi tidak mau terlalu dekat dengan Arya. Karena Arumi tidak mau kejadian malam itu terulang lagi.

Arya tersenyum.

"Arumi, Arumi. Apa yang kamu takutkan. Apa kamu takut aku akan menyentuhmu seperti malam itu? lagian, jika aku menyentuh mu, apakah aku berdosa? kamu kan sudah halal untuk aku."

"Aku tahu, tapi ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan itu. Bisakah anda menjauh dariku?"

"Hehe... apa kamu fikir aku akan melakukannya?"

"Ng... Nggak."

Arumi sudah takut setengah mati, namun Arya masih tetap menggodanya. Begitulah Arya, dia memang selalu pandai merayu. Tidak ada yang tahu apa yang tersembunyi di hati Arya. Arya membenci seseorang, atau Arya mencintai seseorang, itu tidak akan terlihat di depan orang. Karena sikap Arya yang begitu humble sama semua orang. Tidak perduli itu musuh atau kekasihnya. Arya akan selalu memperlakukan mereka dengan baik.

Sebenarnya beruntung Arumi bisa mendapatkan suami seperti Arya. Namun untuk mendapatkan hati Arya, rasanya sangat sulit. Karena Arumi harus berjuang lebih keras lagi untuk mendapatkan hati dan cinta dari Arya. Karena saat ini, Arya masih sangat mencintai Olivia. Hatinya masih terikat pada Olivia, itu semua bisa dilihat, betapa rapuhnya Arya saat Olivia meninggalkannya. Mungkin dengan berjalannya waktu, Arumi akan bisa merebut hati Arya dan cinta Arya.

Arumi mendorong tubuh Arya dengan kuat.

"Kenapa kamu mendorongku?" tanya Arya

"Kamu sudah menakutiku. Aku tidak mau melakukan itu. Karena..."

"Karena apa? Apa kamu malu sama aku? bukankah kita sudah pernah melakukannya."

Arumi mengalihkan pembicaraannya.

"Karena, aku harus membereskan kamar kamu sekarang. Aku tidak akan membiarkan kamar kamu berantakan seperti ini."

Arumi melangkah mendekati tempat tidur Arya. Namun Arya menghentikannya.

"Berhenti Arumi."

Arumi menoleh ke arah Arya.

"Ada apa?"

"Biar Bik Ijah saja yang membereskannya. Aku tidak mau kamu terluka karena pecahan kaca seperti waktu di kantor. "

Arya keluar dari kamarnya untuk memanggil Bik Ijah.

"Bik Ijah, tolong beresin kamar aku. Suruh Arumi keluar dari kamar aku. Bilang aku menunggunya di teras belakang. Di sisi kolam renang "

"Baik Tuan muda."

Bik Ijah naik ke lantai atas untuk memanggil Arumi.

"Non, biarkan bibi saja yang beresin kamar. Non di tunggu Tuan di teras belakang."

"Teras belakang yang mana? rumah ini besar banget. Aku sampai bingung nyarinya."

"Tuan muda ada di dekat kolam renang. Non cari saja sendiri kolam renangnya."

Arumi menghela nafas dalam. Tanpa banyak bicara, dia pergi untuk mencari Arya.

Arumi terkejut saat melihat Arya sedang berenang. Arumi sejak tadi masih menatap Arya tanpa berkedip.

Sore-sore gini, dia berendam di kolam renang? Apa dia nggak takut masuk angin atau kedinginan? batin Arumi.

Arya tersenyum saat melihat Arumi.

"Arumi, apakah kamu mau ikut berenang? air di kolam renang ini segar banget Arumi."

Arumi menggeleng.

"Aku ngak bisa berenang Pak Arya."

"Hehe... kamu masih memanggil aku Pak? Kita hanya beda beberapa tahun aja Arumi. Kenapa kamu harus panggil aku Pak sih. Lagian ini juga bukan di kantor. Jangan terlalu formal."

"Lalu, aku harus memanggil kamu apa?"

"Terserah. Panggil suami, sayangku, cintaku, baby, darling, atau Mas. Terserah kamu Arumi."

"Tapi aku nggak terbiasa dengan panggilan itu."

"Harus dibiasakan dong. Kita kan sekarang suami istri. Setelah kita punya anak, kamu bisa panggil aku ayah, Papa, Daddy, Papi, terserahlah."

Arumi terkejut saat mendengar kata anak. Arumi tidak pernah membayangkan sebelumnya kalau dia akan menikah muda dan punya anak.

Sebenarnya aku belum siap punya anak. Aku ingin mengejar cita-citaku dulu untuk menjadi orang sukses. Sayang banget kuliah aku, kalau pada akhirnya aku akan menjadi ibu rumah tangga, batin Arumi.

1
muna aprilia
lanjutkan
Dinda Putri
karya yang bahus
Nana Susanty
bagus
Adinda
pergi aja arumi kehadiranmu tidak diharapkan mereka terutama Arya, pergi tinggalin arya biar nyesal dia.
Adinda
mungkin Arumi anak orang kaya ayah dan ibunya mungkin cerai karena orang ketiga
millie ❣
Si Arya jadi laki yg tegas disamping itu karma loe jg harus menyadari semua diatur takdir jg semesta kannnn loe bs nikah ama Arumi perlakukan Arumi dgn baiklah jadilah suami yg tegas bisa melindungi arumi kelak dr keluarga loe org lain yg akan membully dia 😏😏
millie ❣
Gw kok kasian ama Arumi siiiiii kalau cinta satu mlm terjadi bukankah itu takdir harusnya bs bersatu apalg nanti kalau Arumi hamidun gmn donk pertanggung jawaban'y g kasian apa ??????
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!