Seorang gadis dari keluarga kaya jatuh cinta pada pria biasa. Dia memalsukan identitas dan menikah dengan pria itu. Tidak hanya itu, karena dia secara diam-diam meminta bantuan keluarga untuk membantu karir suaminya.
Sayangnya, setelah sang suami sukses, wanita itu di selingkuhi dan bahkan di ceraikan.
Untuk membalas dendam, dia kembali ke keluarganya dan menjadi putri salah satu dari 10 keluarga terkaya di dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dava hanafisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Pagi harinya...
"Bi.. Anak bibi ada berapa?." tanya Mama Fenny kepada bi Rizka. Sebab Mama Fenny tak percaya dengan ucapan Alisha, seperti ada yang ditutupi darinya.
"Ada dua nyah. Satu laki-laki dan satu perempuan."
"Kedua anak bibi bekerja dimana sekarang."
"Lagi tidak bekerja nyah, kebetulan yang perempuan belum lama keluar dari tempat kerjanya." tutur bi Rizka. "Ada apa ini, apa jangan-jangan Ibu Fenny sudah mengetahui siapa aku." gumam nya dalam hati.
"Oh jadi sekarang anak bibi ada dirumah ya dua-duanya."
"Iya nyah, maaf kalau boleh tau ada apa memang nya?."
"Benar saja dugaan ku, Alisha berbohong. Ada apa sebenarnya, kenapa iya menutupi anak bi Rizka? Apa sebelumnya Alisha mengenal bi Rizka? Alisha memang seperti terlihat sangat akrab dengan bi Rizka. Tapi mereka saling mengenal dimana sebelum nya?." tutur Mama Fenny dalam hatinya. "Bi apa kemarin Alisha sudah memberitahu bibi perihal pekerjaan untuk anak bibi?."
"Aduh aku harus jawab apa ini, aku jadi takut salah jawab. Kenapa non Alisha tidak memberitahu aku sebelum nya."
"Be-belum nyah, non Alisha tidak bilang apa-apa dengan saya."
"Ya sudah Bi, boleh lanjut bekerja. Makasih ya Bi." ucap lembut Mama Fenny. "Ada apa ini sebenarnya, aku harus bicarakan masalah ini dengan Papa dan menegur Alisha."
Bi Rizka segera kembali menuju dapur. "Aku jadi gak enak ini dengan non Alisha. Aku salah jawab gak ya ke nyonya." tuturnya penuh khawatir.
"Ada apa? Kok sepertinya kamu kaya orang gelisah?lagi ada masalah?." tanya bi Nina.
Sontak Bi Rizka terkaget dengan kehadiran Nina didapur. "Gak apa-apa Nin, aku cuma lagi mencemaskan anak-anak ku saja dirumah."
"Ada apa dengan anak-anak kamu? kalau mau izin pulang bilang saja, majikan kita disini orang baik. Kalau masalah pekerjaan jangan khawatir, aku pasti akan bantu." pungkas bi Nina.
Bi Rizka hanya terdiam dan tak menjawabnya lagi, iya langsung bergegas untuk kembali bekerja.
"Aneh sekali dengan dia, aku kasih masukkan malah diam saja." bi Nina menggelengkan kepalanya.
*****
Malam harinya...
"Pa.. Ada yang mama mau bicarakan tentang Alisha."
"Alisha? Ada apa Ma dengan Alisha."
"Seperti nya ada yang dia tutupi dari kita Pa, perihal bi Rizka. Mama dari beberapa hari lalu memang agak curiga dengan nya. Akhirnya tadi mama mencoba tanya langsung dengan bi Rizka perihal anaknya. Dia memang punya anak laki-laki tapi belum bekerja dan juga Alisha belum bilang ke Bibi tentang pekerjaan di proyek itu. Kita harus bicara Pa sama Alisha, ada apa sebenarnya yang membuat dia jadi seperti ini."
"Ya sudah selesai makan malam saja nanti kita bicarakan dengan dia."
Tak berselang lama ketiga nya sedang menikmati makan malam.
"Alisha.. Nanti selesai makan malam ada yang papa mau bicarakan dengan kamu."
"Tentang apa Pa? Kelihatan nya serius sekali." Iya tak kefikiran tentang masalah anak bi Rizka. Karena menurutnya semua sudah selesai dan kedua orang tuanya tak akan mungkin bertanya kembali ke bi Rizka.
"Ya sudah nanti saja, sekarang kita makan dulu."
Tak ada sahutan kembali dari Alisha. "Ada apa ya tumben banget Papa seserius ini, Mama juga gak bicara apa-apa sama aku. Biasanya suka spill dikit-dikit tapi ini diam saja. Apa tentang reno?." gumam nya dalam hati.
"Pa.. Ma.. Aku ke kamar dulu ya." ucap nya setelah selesai makan.
"Iya.. Nanti Papa tunggu diruang keluarga ya."
Alisha menganggukkan kepalanya dan pergi menuju kamarnya.
Beberapa menit kemudian, iya kembali turun menghampiri orang tua nya yang sudah menunggu diruang keluarga.
"Sha Mama mau tanya sama kamu, tapi Mama berharap kamu menjawab dengan jujur tidak membohongi Mama dan Papa. Apa kamu sudah sampaikan perihal pekerjaan untuk anaknya bi Rizka?."
Alisha terkaget mendengar pertanyaan Mama nya itu.
"Kemarin kan aku sudah bilang ke Papa, Ma."
"Tapi belum kamu sampaikan kepada Bibi kan? Yang kamu sampaikan kepada Papa itu hanya karangan kamu saja, benarkan Alisha?."
Alisha langsung tertunduk dan menahan buliran airmata nya supaya tak jatuh membasahi pipinya.
"Jawab Alisha, kenapa kamu diam saja? Memang ada apa sebenarnya, kenapa kamu malah berbohong. Maksud Papa itu baik Nak, supaya bisa membantu anaknya bibi yang mungkin belum bekerja. Apa kamu kenal dengan anaknya bibi?."
Alisha semakin takut mengangkat kepalanya, apalagi menatap kedua orangtuanya itu.
"Alisha.. Ayo jawab dulu Nak pertanyaan Mama kamu, sebenarnya ada apa dengan kamu, kenapa kamu membohongi kami, maksud kamu apa berbuat seperti itu." ucap Papa Darren lembut.
"Pa.. Ma.. Maafkan aku, aku tak bermaksud membohongi kalian. Cuma disini aku hanya ingin kalian tetap mempekerjakan bibi dirumah ini setelah tau siapa bibi sebenarnya dan kenapa aku tidak mau memberitahukan kepada bibi tentang masalah pekerjaan itu karena anak laki-laki bibi itu adalah Elenoa Ma.. Pa.."
"Elenoa? Maksud kamu bibi itu orang tua nya Elenoa, mantan mertua kamu dulu yang sudah memperlakukan kamu dengan tidak baik itu?."
Sontak bi Rizka kaget mendengar ucapan majikan nya itu, iya yang sedari tadi mendengarkan obrolan tersebut tak menyangka bahwa akan membahas masalah keluarga nya itu.
Alisha menjawab dengan anggukkan kepalanya.
"Jadi bi Rizka bisa bekerja disini juga karena kamu yang memberitahu?." Pak Darren semakin kesal dibuatnya.
"Bukan Pa, aku juga gak tau kalau bi Rizka bisa bekerja disini, karena setelah aku pulang dari Apartemen bi Rizka sudah ada disini, aku juga kaget dan aku bukan nya mau membohongi kalian, cuma aku melihat kalau bibi itu sudah banyak berubah, dia menjadi lebih baik tidak seperti dulu. Aku takut kalau kalian tau siapa bibi, malah kalian tidak mempekerjakan bibi lagi disini. Makanya aku menutupi nya. dan kalau masalah pekerjaan diproyek itu kalau aku kasih tau bibi, Papa juga akan tau siapa yang akan bekerja di proyek nanti selain Elenoa."
"Tidak seharusnya kamu membohongi kami Nak, kamu bisa bicarakan ini dengan baik-baik kepada kami."
"Maafkan aku Pa.. Ma.. Aku tak bermaksud membohongi kalian." ucap Alisha diiringi tangisan nya.
"Bi.. Bi Rizka." panggil majikan nya itu.
Kini iya sedang kebingungan didapur, entah harus menjawab apa dan tak tau masih dipekerjakan dirumah ini lagi atau tidak.
"I-iya tuan, nyonya. Ada yang bisa saya bantu?."
"Silahkan duduk dulu bi."
Dengan ragu-ragu, iya langsung duduk diatas karpet.
"Duduk di atas sofa saja, tidak apa-apa. Saya hanya mau mengajak ngobrol sebentar."
"Iya Tuan." jawab bi Rizka, iya segera menundukkan kepalanya.
"Bi.. Apa bibi mengenal anak saya sebelumnya?."
Bi Rizka masih terdiam tak langsung menjawabnya. "Ma-maaf tuan iya saya mengenal non Alisha."
"Kenal dimana dengan anak saya? Dan apa pernah kalian tinggal bersama?."
"Non Alisha ini dulunya me-menantu sa-saya tuan, iya kami pernah tinggal bersama."
"Apakan saat anak saya tinggal bersama dengan keluarga bibi pernah merepotkan? Atau sangat menyusahkan keluarga kalian?."
"Ti-tidak Tuan, non Alisha sangat baik sekali kepada kami dirumah."
"Iya sangat baik ya karena melayani kalian dirumah tersebut. Bibi punya anak perempuankan dirumah bagaimana kalau anak perempuan bibi itu diperlakukan dengan sangat tidak baik oleh ibu mertuanya."
"Ma-maafkan saya Tuan.. Nyonya.. Saya menyesali sekali perbuatan saya dan kedua anak saya kala itu."
'Bibi tau tidak, Alisha pergi meninggalkan kedua orang tuanya, demi menikah dengan anak bibi dan yang perlu bibi ketahui anak bibi bisa sesukses kemarin karena siapa? Karena saya, itu semua campur tangan saya. Alisha meminta agar anak bibi diberikan usaha supaya anak bibi bisa menghidupi anak saya, bukan nya anak saya malah kalian perlakukan dengan sangat tidak baik. Bahkan anak saya dengan tulus mencintai anak bibi tapi buktinya apa, anak bibi malah menduakan cinta nya dengan wanita lain. Pengorbanan anak saya sudah sangat luar biasa untuk keluarga kalian, tapi balasan kalian seperti ini. Bahkan anak saya masih mau menerima bibi bekerja dirumahnya sendiri, menutupi siapa jati diri bibi sebenarnya dari kami, supaya kami tetap bisa mempekerjakan bibi disini. Sungguh mulia sekali hati anak saya ini kepada bibi. Dan selama bibi bekerja disini pernah tidak anak saya memperlakukan bibi dengan tidak baik. Bahkan saya dan istri saya tidak pernah memperlakukan orang lain dengan sembarangan. Sakit sekali hati kami sebagai orang tua nya Alisha, ketika anak kami pulang kembali kerumahnya bukan kebahagiaan yang iya bawa melainkan penderitaan yang kami dengar dari mulutnya, hingga trauma berkepanjangan yang dialami Alisha sampai saat ini. Akibat ulah bibi dan keluarga bibi."
"Sekali lagi maafkan saya Tuan dan Nyonya. Saya terima setelah ini mau diperlakukan apapun oleh kalian, saya sangat menyesal atas perbuatan saya dulu kepada non Alisha. Non Alisha memperlakukan saya dengan sangat baik Tuan.. Nyonya.. Tak pernah sedikit pun membalas dendam terhadap saya."
Alisha yang menangis terisak mendengar ucapan Papa nya tersebut, karena iya kembali teringat akan kejadian yang dialaminya saat itu. Mama Fenny hanya bisa memeluk dan mengusap punggung putrinya itu.
"Bisa pertemukan saya dengan Elenoa malam ini."
"Bi-bisa Tuan."
Alisha langsung melepas pelukan mamanya itu, ketika Papa nya ingin bertemu dengan Elenoa. "Untuk apalagi Papa ingin bertemu dengan nya, aku tak ingin terjadi keributan dirumah ini." gumam Alisha dalam hatinya.