NovelToon NovelToon
Kisah Klasik Remaja

Kisah Klasik Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Idola sekolah
Popularitas:303
Nilai: 5
Nama Author: 123123tesmenulis

Simon adalah remaja berusia 16 tahun yang mempunyai pacar bernama Maria.

mereka sudah pacaran selama 3 tahun. ya, sejak SMP sampai saat ini. seluruh murid sekolah Bina Bangsa sudah tidak asing lagi dengan pasangan ini. bukan pasangan yang romantis sebenarnya namun mereka berdua sama sama berprestasi.

Simon yang pandai dalam berorganisasi dan calon ketua osis, sedangkan Maria yang berprestasi di bidang olimpiade sains.

Mari kita ikuti kisah cinta mereka disini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rakor Tahunan

Semenjak dinyatakan sebagai tim OSN Sekolah, Simon sangat sibuk membagi waktunya antara belajar di kelas, latihan OSN dan juga OSIS beruntung Raffi bisa diandalkan untuk memimpin OSIS sementara dia sedang berlatih.

Namun semua itu tentu saja tidak selalu berjalan mulus, seperti saat ini, ada beberapa hal yang Simon tangangani sendiri.

"Mar, aku rapat OSIS dulu nanti langsung kesini kalo udah bisa ditinggal"

Maria hanya mengangguk singkat. Saat ini ia sedang sibuk berlatih soal soal kimia.

Tahun depan ia ingin ikut IChO, olimpiade internasional bidang kimia. Dan taun ini adalah persiapan nya.

Sementara Simon sudah sampai di aula. Kali ini adalah rapat kerja tahunan seluruh exkul sekolah dan OSIS. Karena semua exkul sudah memilih ketua mereka masing masing jadi untuk menyamakan presepsi arah tujuan masing masing organisasi diperlukan rapat koordinasi yang harus dipimpin langsung oleh ketua OSIS.

"Tim OSN ga diajak ?" kali ini Raffi bertanya.

"mereka lagi sibuk jadi ga mungkin bisa ikut."

"Cintia aja ga di kasih karena harus fokus, padahal dia adalah bendahara"

"Maria masih galak?"

"banget!!" Simon tertawa kecil. Walaupun bagi orang lain menyebalkan, tapi entah mengapa baginya itu sangat menggemaskan. Membuat dia ingin sedikit mengecup upsss.. Tidak tidak itu tidak boleh terbesit sedikitpun. Ayo Simon fokus fokus!

Lagi lagi hormon pubertas itu menyerangnya. Kalo kata pa Ustadz sih memang Syetan itu membisikan dalam dada manusia dan ya benar juga.

"udah ah ga usah omongin dia. Yuk mulai"

Rapat pun dimulai, tiap tiap organisasi menyampaikan program kerja dan anggaran yang sekiranya akan diperlukan.

"jadi, total anggaran yang diperlukan oleh exkul tahfiz adalah 10,5jt. " Fauzan mengakhiri pemaparan nya.

"oke noted." ungkap Simon singkat.

"Selanjutnya, "

"oke selanjutnya dari exkul, bola Voly. taun ini Pak Gun minta 3 piala. gimana?" kini Simon mengalihkan pandanganya kepada Reza dan anggotan tim Voly lainnya.

"itu ga mungkin, mengingat tahun ini kelas 12 sudah tidak boleh ikut turnamen. Dengan komposisi tim yang baru dan belum solid 3 gelar juara akan sulit di gapai"

"jadi berapa gelar yang ingin diraih?" Simon mencatat sesuatu di bukunya.

"tidak ada gelar. kami sepakat untuk tidak menargetkan gelar juara apapun" balas Reza terang terangan

Simon menaikkan sebelah alisnya.

"kalau begitu, Raffi, coret anggaran yang akan kita berikan kepada tim voly"

Brak..

Reza memukul meja keras

"ga bisa gitu dong Mon! Enak aja maen coret. Kami perlu kaos tim dan bola voly yang baru, dan logistik lainnya."

"Kalau begitu silahkan berdiskusi dan tentukan target" balas Simon dingin.

Reza yang sudah tersulut emosi hendak menghampiri Simon dan seketika suasana rapat pun menjadi riuh.

"Lo!! " Tunjuk Reza keras.

Ia bukannya tidak mau mengejar gelar juara, tapi melihat yang ikut ekskul voly sangat sedikit dan kemampuannya dibawah rata rata membuat Reza pesimis terhadap tim nya.

"silahkan duduk kembali dan diskusikan dengan tim anda. Jika tidak, maka anggaran yang ada minta tidak akan cair sepeserpun" ucap Simon Tegas.

Karena aura Simon yang ternyata sangat berbahaya jika sudah begini, Reza akhirnya mundur dan kembali ketempat. Ia tau untuk saat ini dia tidak akan menang melawan Simon.

"Semuanya Dengarkan!!!" Ucap Simon tegas membuat suasana yang sedang riuh itupun seketika hening.

"sejak awal aku sudah bilang bahwa dikepengurusan ku saat ini aku ingin meningkatkan prestasi Sekolah kita. Baik akademik maupun non akademik. Jika alasannya hanya karena tim nya baru kalian tidak mau berprestasi, maka kalian harus lihat tim OSN kita. Mereka bahkan hanya mempunyai 1 orang yang berpengalaman namun mereka berani menargetkan emas. Lalu kalian? Sudah jelas ada tim nya, latihan seminggu 2x tapi masih menggunakan alasan tim baru. Mau tim baru ataupun lama, jika kalian memiliki keinginan yang kuat untuk Menang dan juara, maka kalian akan berusaha sekuat tenaga untuk meraih itu.. Ini bukan hanya untuk tim Voly saja, namun tim lain juga sama. Minimal 3 piala. jika tidak menyanggupi, maka jangan minta dana ke sekolah. Silahkan cari dana sendiri untuk operasional kalian." Simon berkata dengan tegas.

" sekarang exkul da'wah silahkan " tambahnya

"baik terimakasih, untuk da'wah kami rencananya akan mengikuti 20 lomba. Daftar lombanya memang belum semua kami cantumkan karena kami masih mencari informasi lomba tersebut. untuk anggaran yang kami minta adalah sebesar 20,5jt."

"baiklah, dari 20 lomba tersebut berapa banyak piala yang akan kalian bawa?"

"tentu saja targetnya adalah 20. Karena seperti yang kita ketahui selama ini sekolah kita selalu unggul dalam hal dakwah"

"disini kalian hanya baru menuliskan 8 lomba yang akan di ikuti beserta tanggal keberangkatan. Jadi untuk dana yang kalian minta akan kami berikan H-3 Keberangkatan. Dan untuk operasional kami akan memberikan sebanyak 3jt silahkan ambil setelah rapat selesai "

"satu hal lagi, untuk hadiah, kami selaku OSIS akan mengenakan pajak sebesar 10persen dari hadiah maupun reward dari sekolah. Dan ini berlaku bagi semua exkul yang mendapat hadiah maupun reward "

sesorang mengangkat tangannya yang dibalas anggukan Simon.

"kenapa harus ada pajak? Bukan kah sebelumnya full milik siswa yang berprestasi tersebut?"

"iya betul, rugi dong kalo di potong gitu. Lagian ini kan sekolah bukan negara. Kenapa harus ada pajak?" timpal seseorang yang langsung disetujui yang lainnya. Suasanapun menjadi riuh kembali.

"Semuanya tenang" ucap Simon dengan tenang, ia memang sudah memprediksi bahwa hal ini akan terjadi.

toktotktok Simon mengetukan palunya saat suara tenang nya tidak digubris semuanya masih tidak terima dengan potongan tersebut. 'sesuai prediksi om Ian' batinnya.

setelah mengetukan palu beberapa kali dan mereka masih saja riuh akhirnya ketukan dari pintu aula lah yang menghentikan keriuhan tersebut.

dari balik pintu Munculah Maria dengan Ipad ditangannya. dan tentu saja kedatangannya menjadi pusat perhatian.

Bagaimana tidak, hijab branded yang dia kenakan ditambah pembawaannya yang terkesan tegas dan lugas namun juga anggun secara bersamaan.

"izin masuk ketua, tadi saya disuruh pak Gun untuk ikut dalam rakor ini.."

"duduklah," jawab Simon pelan.

"pajak yang dikenakan OSIS adalah untuk menutupi kekurangan-kekurangan anggaran dimasa yang akan datang. Dan juga untuk dana awal pembuatan unit bisnis baru. Sehingga uang hasil dari bisnis tersebut bisa kita gunakan juga untuk operasional lain. Jadi diharapkan kedepannya kita bisa mandiri dalam hal anggaran. mau ada target tidak ada target, berprestasi ataupun tidak berprestasi semuanya akan tetap mendapatkan anggaran sesuai porposisi atau sumbangsih dalam membayar pajak, untuk lebih jelasnya lagi nanti akan kita bahas secara internal antar ketua organisasi. Bisa difahami?"

"instrupsi ketua" seseorang hendak mengangkat tangannya namun tatapan mengancam dari Simon membuatnya mengurungkan niat itu.

"tidak ada intrupsi dan tidak ada protes untuk pajak ini karena ini demi kepentingan bersama. lagipula kalian hanya membayar pajak jika kalian berprestasi bukan? Jadi tidak perlu khawatir dan merasa terbebani" kini Simon berucap tegas yang langsung membungkam semua orang.

"selanjutnya, dari tim OSN silahkan"

Maria gelalapan. Pasalnya ia sedang mengagumi sosok didepannya sambil terus memuji dalam hati.

"eh, em.. "

"Jelaskan perkiraan anggaran yang dibutuhkan tim OSN dan apa program apa saja yang akan dilaksanakan tim OSN." perintah Simon tegas.

"oh iya baik" Maria sedikit mencebik kesal.

"untuk anggaran sebesar 150jt ru...."

"ha?" semuanya melongo kaget,

"berani banget dia"

"auto kena ulti ga tuh?"

"hahaha ga mungkin cewe syantik kena ulti ketua"

"hahaha kita liat aja,"

"baik semuanya mohon tenang dan dengarkan baik baik."

"150jt apa ga kegedean?"

Toktotktok..

"target kami jelas, emas OSN. Namun memang tidak bisa langsung tercapai semua bidang. untuk bulan depan kami hanya menargetkan 1 emas dan sisanya perunggu. Namun di tahun depan saya berjanji emas internasional pun akan saya persembahkan untuk sekolah ini."

"saat ini tim kami masih tahap pembentukan sehingga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Ketua tentu sangat tau apa yang terjadi di internal tim OSN karena ketua sendiri merupakan salah satu dari tim tersebut." Maria menatap Simon penuh kepercayaan. Ya, ia percaya kalau Simon pasti akan menyetujui permintaan dana ini.

Simon hanya membalas dengan anggukan. Sedangkan yang lain, menunggu dengan penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya.

"baik, terimakasih ketua OSN sekaligus ketua saya. Untuk dana 150jt itu memang benar kita pelukan untuk pembentukan dan pengayaan tim OSN. Namun, dari OSIS sendiri, kami hanya akan mengeluarkan dana untuk operasional organisasi saja. Yakni sebesar 10jt. Untuk dana pengembangan, nanti saya akan dampingi untuk pengajuan langsung ke pihak yayasan. Apakah bisa dimengerti?"

Simon menjawab lugas. Walaupun ia tau Setelah ini kekasihnya akan ngambek lagi karena ia seolah mempermalukan Maria.

"baik saya mengerti ketua. Seperti yang sudah kita diskusikan di tim OSN. Terimakasih, " Maria membungkukan badannya dan kembali duduk.

"nah kan apa gue bilang? Ga mungkin cewe cantik kena ulty, orang pandangannya aja begitu teduh dan menghanyutkan "

"berarti dia normal kaya kita, masih doyan cewe cantik hahaha"

"hidih laga nya sok sok an menjaga wudhu biar ga bersentuhan dengan lawan jenis, tapi liat yg super bening kaya Maria aja langsung luluh hahaha"

ketiga orang itu langsung tertawa. Mereka adalah anggota ekskul Voly, yang tadi sempat Simon semprot karena tidak mau menargetkan juara dimanapun.

...****************...

Setelah rapat koordinasi yang berlangsung alot dan penuh emosi, Simon berjalan menuju mobilnya bersama Raffi. Hari ini mereka harus mengantarkan Maria karena ayahnya sedang dinas luar kota.

"lama banget Maria, ngapain dulu sih"

"biasa perpus" jawab Simon singkat. Dia masuk kedalam mobilnya dan menyalakan AC.

"gerah banget gue diserang sana sini."

"mental lo baja sih, apalagi pas tadi si Reza nyamperin. Dia kan tinggi banget. Tapi lo setenang itu ngadepin nya"

"hufthh.. " Simon menghela nafas.

"gue udah tau bakal kaya gini kok, om Iyan udah ngingetin gue soal ini."

"om Iyan? Bokapnya Maria?"

Simon mengangguk

"tunggu tunggu, lo curhat ke dia?" Raffi kaget karen alagi lagu Simon mengangguk.

"serius lo?"

Lagi, Simon mengangguk.

"kok bisa?"

"ya bisalah, emang kenapa? Salah?"

"ya bukan gitu, tapi aneh aja"

"ga aneh, biasa aja ah,"

"ya maksud gue kenapa ga sama bokap lo aja curhatnya?"

"ya pastilahh, gue pasti curhat ke bokap juga. Tapi kalo Masalah OSIS gue lebih nyaman ke om Iyan sihh"

"why?"

" karena dia ngasih solusi bukan marahin gue kaya bokap haha "

Simon kembali mengingat ketika dia menceritakan awal mula dia mengeluarkan keluhannya terkait konflik awal yang terjadi di OSIS.

"ya itu sudah resiko kamu, kamu pikir sendiri aja solusinya gimana. Udah gede kan? bentar lagi punya KTP"

Dan begitupun seterusnya ketika dia bercerita dan meminta saran dari ayahnya, ayahnya seolah tidak mau memberikan saran. Jadilah Brian tempat pelarian Simon untuk semua masalah yang dia hadapi.

tuk-tuk-tuk

Maria mengetuk kaca mobil

Simon langsung membuka kunci pintu belakang dan Maria masuk kedalam.

"ini, buku yang harus kak Mon pelajari. Dan ini soalnya. Besok harus udah beres" Maria memberikan tumpukan buku kepada Simon.

Simon menghembuskan nafasnya lelah.

"oke."

"Mar bisa Carikan aku guru les? biaya sendiri aja "

"sebenernya udah ada beberapa nama sih, tinggal nunggu dana cair aja baru aku kontek. Tapi Kalo mau dana pribadi ya boleh boleh aja, nanti aku kontek teman ku."

"les di rumah ya Mar, malam aja jam 7 sampai jam 9"

"oke, bentarr "

Maria mengeluarkan ponselnya, lalu menekan beberapa tombol.

"halo assalamualaikum,"

"............"

"sibuk ga? Bisa ketemu? sekaranglah.. Oke gue kesana. "

Klik. Maria menyimpan HPnya lagi.

"Cafetaria kak. Meja no 9. Sekalian makan ya laper.. Gapapa kan kak Raffi?"

"asal di traktir sih oke oke ajaaa"

Simon mulai menstater mobilnya da melaju ke Cafetaria.

...****************...

1
Muslimah 123
🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Muslimah 123
🌷🌷🌹🌹
Nakayn _2007
Saya terhibur dengan ceritanya, semangat terus!
Arjuna Cakra
Makin penasaran! 🤔
Roxy-chan gacha club uwu
Cepat update dong, seru banget ni ceritanya! 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!