Kehidupan Weni semakin memburuk semenjak dia menikah dengan Aldi Wijaya. Weni mengira dia akan bahagia dengan pernikahan nya dengan Aldi, tetapi semua nya salah.
Hingga Weni memutuskan untuk pergi karena sudah lelah dengan semua nya.
"Maaf aku menyerah, dan aku akan pergi sesuai keinginan kamu"
Weni Widjadja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Permalukan
Acara inti pun sudah di laksanakan, tidak banyak tamu undangan yang hadir hanya memang banyak keluarga dan kerabat saja yang datang.
Aldi pun masih saja menemani Lauren yang merasa tak enak badan. Bahkan Aldi sudah membujuk nya untuk pulang tetapi Lauren menolak nya.
"Nak, apa kamu sakit?" tanya Ayah saat melihat Lauren yang agak pucat.
"Iya Ayah, tapi dia kekeuh mau disini gak mau pulang" jawab Aldi sedikit kesal.
"Pulang saja dulu, Nak. Istirahat dulu, nanti baru kesini lagi pas acara Resepsi nya" ucap Ayah Bram.
Lauren menghela nafas lalu menganggukan kepala nya, ia juga merasa sangat pusing.
"Yaudah sana pulang lah, nanti Ayah sampaikan pada Paman mu" ucap Ayah tersenyum.
"Maaf merepotkan, Ayah" balas Aldi tak enak.
"Tidak apa, pergilah" ucap Ayah menepuk pundak Aldi lembut.
Aldi lalu bangkit dan merangkul sang Istri, mereka lalu keluar dari gedung tersebut.
"Loh , Ayah kenapa mereka pulang?" tanya Bu Mia saat melihat Aldi keluar dari gedung.
"Lauren sedikit tak enak badan, jadi mereka pulang dulu dan nanti malam baru kesini lagi" jawab Ayah Bram.
"Ohhh yaudah" ucap Bu Mia kembali pergi ke meja yang ada teman-teman nya.
"Bagaimana cara nya memisahkan mu dengan mereka, Bu" gumam Ayah Bram saat melihat istri dan teman sosialita nya sedang memamerkan barang-barang mewah.
**
Ayah Cokro dan Istri nya pun sudah sampai di gedung pernikahan Keluarga Wijaya. Banyak pasang mata yang menatap mereka dengan remeh dan sinis.
Ayah Cokro langsung saja menggandeng tangan Istri nya naik ke atas pelaminan.
"Om" sapa Putra dari Adik Bram.
"Selamat ya, Nak. Semoga bahagia dan langgeng" ucap Ayah memeluk sang pengantin Pria.
Bunda Kirana juga mengucapkan hal yang sama dan memeluk pengantin wanita nya.
Lalu setelah itu mereka turun dan menemui Tuan Rumah nya.
"Terimakasih sudah datang, Ro" ucap Paman Aldi.
"Suatu ke hormatan karena kami di undang langsung oleh kalian" balas Ayah Cokro tersenyum.
Lalu Bunda Kirana di ajak oleh Jihan, Istri dari Ardi Adik pertama Bram.
Jihan duduk bersama dengan Adik ipar nya dan Putri nya. Mereka terlibat obrolan ringan dengan canda dan tawa yang renyah.
Hingga datanglah Bu Mia bersama dengan teman-teman nya.
"Wah siapa ini" ucap Bu Mia dengan sinis.
"Jihan, kau yang mengundang wanita m*sk*n ini ke Pesta mu?" tanya Bu Mia.
"Iyaa, Mbak. Dan pesta ini juga untuk semua bukan untuk yang punya dan tak punya" jawab Jihan
"Ck, memalukan sekali sih jeng" bisik salah satu teman Bu Mia.
Sedangkan Adik ipar Bu Mia menyuruh anak-anak pergi dari sana, karena ia sudah bisa menebak pasti Kakak Ipar nya akan berbuat ulah.
"Kenapa kau mengundang mereka sih? Mereka itu hanya orang bawah yang tak mengerti orang-orang seperti kita" ucap Bu Mia dengan sombong.
"Mbak, ayo kita pergi saja dari sini" ajak Jihan pada Bunda Kirana.
"Iyaa" balas Bunda Kirana dengan tersenyum.
Lalu mereka berdiri dari duduk nya dan melangkah menjauh , tetapi baru saja 2 langkah kaki mereka , Bu Mia sudah berbicara dengan sangat lantang.
"Kemana Putri mu yang wanita r*ndahan itu, ohh aku tau pasti dia sedang berkencan dengan Pria lain agar kasta mu naik" ucap Bu Mia dengan lantang.
Seluruh tamu undangan langsung menatap ke arah Bunda Kirana, begitupun dengan sang suami.
"Kau boleh menghina ku, tetapi jangan menghina Putri ku" bentak Bunda Kirana dengan penuh emosi.
"Kenapa? Karena memang begitu kenyataannya bukan? Saat menikah dengan Putra ku dia malah berkencan dengan lelaki lain" balas Bu Mia.
"Lalu apa kabar nya dengan Putra mu yang se atap dengan Wanita lain?" tanya Bunda Kirana.
"Miaaa" teriak Bram dengan penuh emosi.
"Apa sih Mas? Memang benar bukan, keluarga mereka itu sangat berbeda jauh dengan kita, dan aku menyesal telah menikahkan Putra kita pada Putri nya" bentak Bu Mia dengan geram.
"Jaga bicara kamu Mia, kau boleh menghina kami di depan semua nya tetapi jangan pernah menghina Putri ku. Atau kau akan menyesal" ucap Ayah Cokro penuh dengan tekanan.
"Menyesal karena apa? Aku tidak takut dengan ancaman kalian apalagi kau Cokro, kau itu laki-laki yang tak bisa membuat anak dan Istri mu bangga, kau hanya bisa bertani dan tinggal di desa saja" bentak Bu Mia dengan sombong.
"Aku dan Putri ku sangat bangga memiliki suami seperti dia, karena dia bisa menjaga dan mendidik kami dengan benar" balas Bunda Kirana dengan sinis.
"Tidak seperti suami mu, hanya bisa diam saat sang Istri berbuat salah" lanjut nya lagi
"Suatu saat ke sombongan dan ke angkuhan mu akan luntur dan kau, akan malu dengan sifat mu itu" ucap Bunda Kirana lagi.
"Ingat ini Mia, di atas langit masih ada langit dan kehidupan itu seperti roda yang berputar. Bisa saja saat ini kau di atas tapi besok kau akan berada di bawah" lanjut Bunda Kirana dengan datar.
"Jangan harap, keluarga kau dan Putri kau itu hanya orang-orang re*dahan saja" cibir Bu Mia.
"Ingat ini Bram, aku akan membalas semua nya dan ingatlah satu hal, Putri ku akan datang dengan sejuta kebanggaan dan tentu nya akan melebihi kalian" ucap Ayah Cokro dengan dingin.
Seluruh tamu undangan memandang Ayah Cokro dan Istri nya meremehkan , sinis dan banyak bisik-bisik tentang kelakuan Putri nya.
"Aku akan membalas kalian" ucap Ayah Cokro sebelum pergi dari sana.
"Om, Tante maafkan kekacauan ini" ucap Putra Jihan yang mengikuti langkah mereka keluar.
"Cokro, Kirana, maafkan atas tindakan Kak Mia. Kami mohon maafkan kekacauan ini" ucap Ardi dan Jihan.
"Aku bukan orang yang semudah itu, Ardi. Kau tau aku bukan, dan aku akan membalas semua perlakuan mereka padaku, istriku dan terutama pada Putri ku yang sudah pergi entah kemana" balas Ayah Cokro datar.
Lalu mereka langsung saja pergi dari sana, Ardi, Jihan dan Putra serta menantu nya pun ikut pergi setelah membubarkan acara.
Mereka merasa sangat malu dengan tindakan Kakak ipar mereka.
Sedangkan Bu Mia, dia terlihat tersenyum karena sudah berhasil membuat Keluarga Cokro malu dan pasti nya besok berita tersebut akan menyebar di Kota J.
Bram langsung pergi menyusul Adik dan Keluarga nya, ia akan meminta maaf pada Ardi dan Jihan karena sudah mengacaukan acara mereka.
Sedangkan Ayah Cokro, mereka langsung pergi ke Hotel untuk istirahat.
"Aku takut besok berita nya akan menyebar dan membuat Putri kita down, Ayah" ucap Bunda dengan terisak.
"Tenanglah, suatu saat perbuatan Mia akan kembali pada nya. Dan aku yakin, Putri kita akan kuat melihat berita ini" balas Ayah Cokro dengan memeluk sang Istri.
.
.
.
yg gak baik itu bram sama Weni dan keluarga nya
kalo orang jahat pasti saling mendukung sesama penjahat