Dibalik Pernikahan Hi Ma

“Ini udah pas untuk Ummi, Terima kasih ya nak. Pesan ku adalah, jadilah wanita atau istri yang baik untuk suamimu hormati dia sayangi dia sebagaimana ia mencintai dan meratukan mu.”

Sambil mengusap pelan bahu Hira sang empu hanya mampu membalas dengan senyuman.

Karena batinnya juga bingung banyak pertanyaan yang mengembang di otak nya . Terlebih untuk sekedar kata aku mencintaimu saja Hira belum bisa memastikan itu semua. 

“Jangan ngelamun!” Tegur Umma yang mendapati Hira menatap kosong pintu utama yang terbuka satu. 

“Ehe nggak kok Um__”

“Permisi!”

“Iya…” jawab ketiganya bersamaan. 

Delin masuk ke dalam rumah sambil menenteng tote bag berisi obat untuk Hira. 

“Nona, saya kesini diminta Tuan Axell untuk mengantarkan obat untuk mu. Disini sudah ada aturan minum beserta dosis nya . Serta ada komposisi nya juga, kegunaan untuk membantu Anda mengingat semuanya.”

“Mengingat? Ada apa dengan kamu Hira?” Tanya Ummi yang terkejut dengan apa yang dikatakan Delin. 

“Emm a-aku…”

“Dia mengalami beberapa musibah dan sebagian ingatan nya hilang jadi kami berusaha untuk membantu Hira mengingat segalanya.”Sahut Umma dengan nada rendah. 

Terdengar ada kesedihan yang teramat mendalam disetiap ucapan Umma. 

Hira hanya mampu menundukkan kepala seraya menyembunyikan raut wajahnya nya yang sendu. 

Sedangkan Delin tetap tersenyum manis namun terlihat seperti senyuman sinis. 

“Baiklah Terima kasih, nanti akan saya minum. Selamat bekerja kembali Delin!”

Meraih uluran tote bag tersebut. 

Lalu Delin pamit pergi begitu juga dengan Ummi yang ikut pamit karena sudah ada janji sama seseorang. 

Tersisa lah Hira dan Umma yang masih sama-sama terdiam serta terfokus dengan pikiran masing-masing. 

“Umma, Hira pamit keluar sebentar ya, aku pingin nyusul Aira.”

“Eh, Umma antar ya…”

Menggelengkan kepala nya, “Tidak usah Umma, kan katanya mau pergi ke kajian. Aku sendiri aja ya, insya allah bisa jaga diri baik-baik,” Berusaha menyakinkan Umma dan beranjak pergi. 

Hira menyimpan obat tersebut di kamar lalu mencium punggung tangan Umma dan melangkahkan kaki keluar. Terik matahari sangat terasa seakan panasnya menembus kulit padahal baju yang ia kenakan sudah tebal. 

Ia mulai memasuki kawasan santri wati dari kejauhan terlihat Aira sedang membimbing latihan taekwondo dengan suara yang lantang serta penuh dengan semangat. Ia mengukir senyum sambil memandangi Aira, hingga tiba-tiba seseorang menyeretnya agar menjauh dari Aira. 

“Loh perasaan tadi kaya ada kak Hira, kok gak ada ya,” Batinnya sembari mengalihkan pandangan nya ke segala arah. 

“Tia kamu tadi ada lihat Ning Hira?”

“Loh gak tau Ning, memang nya Ning Hira kemari?”

“Lah ya gak tau , makanya  aku nanya karena kaya lihat gitu! Barangkali kamu lihat kan barisan mu itu paling depan!”

“Santuy kali ning , jangan ngegas gitu. Kalau mata kita jelalatan diomelin giliran fokus juga di salahin mau nya kita gimana Ning?”

“Ya, ya, fokus, fokus deh! Mungkin aku hanya salah lihat saja .”

“Nah loh, udah bikin orang panik malah ngomong salah lihat hadeh!”

“Jangan dibiasakan nyaut aja Tia!”

“Tau akh Ning, kalau bukan karena Gus Mahen aku juga gak ada disini. Jadi mari lah Ning kita kembali belajar jangan ngomongin hal yang gak pasti begini mana bikin penasaran orang lagi.”

Aira kembali melanjutkan pelatihan setelah mendengarkan celotehan Tia . 

...________________________...

Hira dicengkeram dengan erat oleh Ustadzah Nayla . 

“Mau apa kamu ? Bawa saya kesini!”

“Simpel aja! Mundur gak kamu jadi istri sah karena sebentar lagi aku NAYLA akan menjadi istri satu-satunya Gus Mahen! Haha!”

“Kamu gila atau otakmu rusak? Gak ada angin gak ada hujan ngehalu aja!”

“Halu ku akan jadi kenyataan,jika itu sampai terjadi kamu tidak boleh menangis!”

Hira berdecak kesal ,Nayla sudah membuat mood nya hari ini hancur dengan ancaman bodoh itu namun sempat langsung menganggu pikiran nya.

“Ingat ya Hira dimana-mana pelakor lebih mengoda dibanding istri sah!”

“Eh jangan asal ngomong,dan dimana-mana istri sah lebih cantik dari P-E-L-A-K-O-R!”

“Mau apa lagi? Sudah cukup. Tidak usah buang tenagamu untuk mengejar lelaki orang lain .itu semua gak baik!” lanjut nya. 

“Tentunya, tidak akan habis tenaga ku, hanya untuk menyingkirkan kamu itu sangat lah mudah!”

Hira yang hendak melangkah kan kaki pergi pun berhenti sejenak, menengok ke arah Nayla yang masih setia. Tersenyum smirk, Hira menghela nafas lalu kembali menatap intens Nayla. 

“Berani kamu melangkah maju! Akan ku pastikan kamu tidak akan terlihat baik dimata Axell!”

“Hira! Hira! Kamu sebenarnya takut kan ? Iman suamimu goyah.”

“Realy? Ehe  …  apakah dia ikhlas melepaskan berlian lalu mendapatkan batu kerikil?”

Nayla benar-benar sudah naik pitam kala mendengar ucapan Hira yang menyebutkan nya batu kerikil. 

“Atau Benalu? Jangan jadi benalu di rumah tangga orang lain !”

Hira dapat melihat wajah kesal Nayla dalam hatinya merasa puas namun ada rasa takut juga. Takut kata-katanya terlalu menyakiti orang lain, namun bagaimanapun juga Nayla yang memulai terlebih dulu. 

Ia gencar mengejar Axell yang notabene nya sudah beristri. 

“ Sudah cukup ya halu nya, gak baik buat kesehatan mental mu!”

“Halu? Aku gak berhalu karena ini adalah rencana aku dan Axell!” Jawabnya dengan tegas , dengan pupil mata yang nyalang nyaris keluar dari kelopak nya. 

“Rencana? Bagaimana dengan rencana suami ku hmm?”

“Dia tidak mencintaimu! Dia gak mungkin hidup selama nya sama orang lupa ingatan seperti kamu! Dan satu lagi dia gak mungkin hidup dengan orang yang tidak seilmu dengan nya!”

Hira masih diam sambil menganggukan kepala nya, ia merasa semakin panas beradu argumen di siang bolong di bawah terik matahari . Dan tentunya seakan membuang-buang skincare yang ia pakai. 

Peluh keringat mulai tergenang di dahi nya, matanya menyipit melihat Ustadzah Nayla seperti semut kecil sekali. 

“Makin panas nih.” Sambil mengibaskan tangan seperti kipas. 

“Eh tunggu dulu ada yang harus aku koreksi dari perkataanmu, pertama dia gak cinta sama aku tapi setiap hari dia menjadikanku ratu. Kedua hidup sama orang amnesia, hey! Aku hanya amnesia , aku masih bisa jalan, bisa masak, bisa bantu-bantu dan ingat aku bukan cacat jadi jaga mulutmu yang kecil kaya cabai rawit itu!”

“Dan poin ketiga perlu aku koreksi, apakah kamu se ilmu dengan nya? Gak usah sok pintar kalau belum dengar dia bilang aku tidak mencari yang setara secara ilmu dan harta tapi aku mencari cinta yang setara!” Lanjutnya ia sedikit terkekeh geli mengatakan apa yang Axell katakan. 

Hira sedikit merasa senang karena Nayla semakin emosi itu artinya ia telah berhasil membesarkan api dalam tubuh Nayla.