NovelToon NovelToon
Rahasia Sang Ibu Susu

Rahasia Sang Ibu Susu

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / One Night Stand / Janda / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ibu Pengganti
Popularitas:66.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Alika tidak pernah menyangka kehidupannya akan kembali dihadapkan pada dilema yang begitu menyakitkan. Dalam satu malam penuh emosi, Arlan, yang selama ini menjadi tempatnya bersandar, mabuk berat dan terlibat one night stand dengannya.

Terry yang sejak lama mengejar Arlan, memaksa Alika untuk menutup rapat kejadian itu. Terry menekankan, Alika berasal dari kalangan bawah, tak pantas bersanding dengan Arlan, apalagi sejak awal ibu Arlan tidak menyukai Alika.

Pengalaman pahit Alika menikah tanpa restu keluarga di masa lalu membuatnya memilih diam dan memendam rahasia itu sendirian. Ketika Arlan terbangun dari mabuknya, Terry dengan liciknya mengklaim bahwa ia yang tidur dengan Arlan, menciptakan kebohongan yang membuat Alika semakin terpojok.

Di tengah dilema itu, Alika dihadapkan pada dua pilihan sulit: tetap berada di sisi Adriel sebagai ibu asuhnya tanpa mengungkapkan kebenaran, atau mengungkapkan segalanya dengan risiko kehilangan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Terkunci

Malam semakin larut ketika Terry membantu Arlan yang mabuk keluar dari mobil. Tubuh Arlan yang berat membuatnya terhuyung beberapa kali, tetapi dengan susah payah, ia berhasil memapah pria itu ke kamarnya.

Malam yang telah larut membuat tidak ada seorang pelayan pun yang melihat Terry memapah Arlan, terutama karena para pelayan berada di belakang rumah utama.

Setelah pintu tertutup rapat, Terry menghela napas panjang, kemudian menyeringai licik. Matanya memandangi Arlan yang terbaring tak sadarkan diri, wajah pria itu memerah karena pengaruh alkohol.

"Malam ini kau akan jadi milikku, Arlan," gumamnya penuh keyakinan. Ia mendekati ranjang, jari-jarinya menyentuh dagu pria itu dengan lembut, lalu melangkah mundur untuk mengambil ponsel dari sakunya, bersiap merekam adegan yang sebentar lagi terjadi.

Namun, wajahnya berubah panik ketika ia tidak menemukan ponselnya. "Sial! Ke mana ponselku?" desisnya sambil merogoh saku celana dan jaketnya. Kekesalan mulai memuncak saat ia menyadari di mana ponsel itu mungkin berada. "CK. Pasti jatuh di mobil Arlan."

Terry berjalan cepat keluar dari kamar, meninggalkan pintu sedikit terbuka. Ia melangkah menuju garasi dengan langkah tergesa-gesa, bertekad menemukan ponsel itu agar rencananya berjalan lancar. Namun, ia sama sekali tidak menyadari bahwa satu kejadian tak terduga akan segera menggagalkan niat liciknya.

Setelah Terry meninggalkan kamar Arlan, tak lama kemudian Alika melewati kamar Arlan. Ia tersentak mendengar suara benda pecah dari dalam kamar. Ia menghentikan langkahnya, alis mengernyit penuh kekhawatiran. "Kak Arlan? Apa yang terjadi di dalam?" panggilnya penuh kekhawatiran.

Tidak ada jawaban.

Alika merasa semakin khawatir. "Kak Arlan, aku masuk ya!" katanya lagi sambil mengintip di celah pintu kamar yang tidak tertutup rapat, tapi tak bisa melihat apa yang terjadi di dalam dan tetap tak ada sahutan dari dalam.

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka. Arlan berdiri di sana, terlihat berantakan. Matanya merah, sorotnya tidak fokus, dan aroma alkohol menyeruak di udara. Ia tidak seperti dirinya yang biasa.

"Kak, apa kau baik-baik saja?" tanya Alika dengan nada cemas.

Namun tanpa peringatan, Arlan menarik pergelangan tangan Alika dengan kasar, membuatnya terseret masuk ke dalam kamar. Alika berusaha menyeimbangkan tubuhnya, tetapi sebelum ia bisa protes, Arlan sudah menutup dan mengunci pintu di belakang mereka.

Alika berdiri kaku di balik pintu kamar Arlan, merasa bingung sekaligus cemas melihat keadaan pria itu. Arlan tampak tak seperti biasanya, mata merah, napas berat, dan tingkah laku yang tidak terkendali.

"Kak Arlan, apa yang kau lakukan?!" seru Alika, suaranya sedikit bergetar, tangan kanannya masih dipegang Arlan.

Arlan tidak menjawab. Ia mendekatkan tubuhnya pada Alika, napasnya berat dan wajahnya semakin dekat. Aroma campuran alkohol dan sesuatu yang asing menusuk hidung Alika, membuatnya menyadari ada yang salah.

"Kau tahu, Alika..." gumam Arlan dengan suara serak, tangannya menyentuh pipi Alika. "Aku... aku tidak bisa lagi menahan ini."

"Kak, kau mabuk! Berhenti, lepaskan aku!" Alika mencoba mendorong tubuh Arlan menjauh, tetapi kekuatannya tak cukup melawan pria itu.

Dengan gerakan yang tiba-tiba, Arlan menundukkan wajahnya dan mencium bibir Alika. Ciuman itu penuh dorongan tak terkendali, membuat Alika terkejut dan panik. Ia berusaha melawan, tapi tubuh Arlan yang tinggi dan kekuatan genggamannya membuat Alika sulit bergerak.

"Arlan, hentikan! Kau tidak sadar dengan apa yang kau lakukan!" teriak Alika, ketika akhirnya berhasil mendorong Arlan sedikit menjauh dengan tangan kirinya, membuat ciuman mereka terlepas.

Namun pria itu hanya menatapnya dengan sorot mata yang kabur, jelas sedang tidak berada dalam kendali penuh dirinya. "Aku tidak bisa, Alika... Aku tidak bisa..." katanya dengan suara parau. Tangan kirinya tetap menggenggam tangan Alika, sedangkan tangan kanannya masih mencoba menyentuh Alika.

Alika melihat ke sekeliling, mencari cara untuk menyelamatkan diri. "Kak Arlan, tolong sadarlah! Ini aku, Alika!" ucapnya sambil menguatkan diri untuk menjauh.

"Alika, tolong aku," Arlan semakin mendekat.

"Kak Arlan, kau tidak baik-baik saja. Sebaiknya aku memanggil seseorang untuk membantumu," ujar Alika, mencoba menjaga jarak dengan kembali mendorong tubuh Arlan.

Namun, ia tak bisa melepaskan tangannya, Arlan kembali mendekat, menatapnya dengan intensitas yang tidak biasa. "Jangan pergi," gumamnya, suaranya serak dan penuh rasa yang sulit diartikan.

Di sisi lain, Terry melangkah cepat menuju mobil Arlan di garasi, kakinya berderap di lantai dingin. "Ponsel sialan itu pasti ada di sini," gumamnya sambil membuka pintu mobil. Dengan terburu-buru, ia menggeledah konsol tengah, hingga bawah kursi. Namun, ponsel yang dicarinya tidak ada.

Ia berdiri dengan frustrasi, tangannya mengacak rambut. “Di mana lagi kalau bukan di sini?” desisnya sambil memeriksa sekali lagi, kali ini lebih ceroboh.

"Sial! Ponsel itu benar-benar tak ada di sini." Saat akhirnya ia menyerah, Terry berbalik menuju pintu garasi. Namun, ketika mencoba memutar gagang pintu, ia mendapati pintu itu terkunci. Ia mencoba lagi, kali ini dengan lebih keras, tetapi hasilnya sama.

“Tidak mungkin…” gumamnya dengan napas tertahan. Matanya menatap pintu dengan tak percaya. Ia menggedor keras, tangannya meninju pintu berulang kali. "Hei! Ada orang? Bukakan pintunya!" teriaknya, suaranya menggema di ruang kosong itu.

Namun, hanya keheningan yang menjawab. Malam sudah terlalu larut, dan tak ada tanda-tanda siapa pun akan datang menolong.

Terry mundur selangkah, menggigit bibirnya dengan kesal. Ia mencoba mencari tombol pengunci otomatis di sekitar dinding garasi, tetapi tidak menemukannya. Dengan putus asa, ia mendudukkan diri di lantai, menyandarkan punggungnya pada pintu.

“Menyebalkan!” Ia menghentakkan kakinya, rasa frustasi dan amarah membara dalam dadanya. Malam yang dingin terasa semakin panjang, sementara pikirannya terus-menerus memikirkan apa yang mungkin terjadi di kamar Arlan tanpa kehadirannya.

Di Kamar Arlan

"Kak, kau sedang tidak sadar. Lepaskan aku," ujar Alika, mencoba menarik tangannya. Namun genggaman Arlan terlalu kuat, dan dia mendekat dengan langkah goyah, membuat jarak di antara mereka nyaris hilang.

Alika mencoba berbicara lagi, tetapi kata-katanya tertahan saat Arlan mendekat lebih jauh. Ada sesuatu yang aneh dalam sorot matanya, sebuah kombinasi dari dorongan yang tak terkendali dan kebingungan.

Arlan memegang tangan Alika dengan kuat. Alika berusaha melepaskan diri, tapi gagal. "Kak Arlan, sadar! Lepaskan aku!" katanya, namun Arlan tidak merespons.

Dengan langkah goyah, Arlan menarik Alika mendekati ranjang dan menjatuhkan Alika ke atasnya. Alika terus mencoba memanggil namanya, tapi Arlan terus mengungkungnya. Alika merasa tak berdaya.

Tangisan Alika mengalir tanpa suara saat tubuh mereka menyatu tanpa pembatas. Ia merasa bersalah dan terjebak dalam keadaan yang tidak terkontrol. "Kak..." desahnya, berusaha menyadarkannya.

"Alika..." desah Arlan bergerak cepat di atas Alika, mengguncang tubuh Alika penuh hasrat.

Alika menahan suaranya, mencengkeram seprei dengan erat. Jujur, ia tak lagi bisa menolak dan tak bisa memungkiri bahwa momen ini terasa indah, meskipun rasa bersalah terus menghantuinya. Tubuhnya terombang-ambing di bawah kuasa Arlan, merasa tak berdaya.

"Alika...." Arlan benar-benar kehilangan kendali, melabuhkan hasratnya pada wanita yang diam-diam ia kagumi.

Alika, seorang janda yang menjadi ibu susu untuk putra Arlan setelah istri Arlan meninggal dunia saat melahirkan. Wanita yang tanpa sadar telah membuat Arlan jatuh hati.

Semua terjadi begitu cepat. Dalam kondisi mabuk dan pengaruh yang tidak sepenuhnya dia pahami, Arlan kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Dan dalam kebingungannya, Alika menemukan dirinya berada di tengah badai emosi yang tak terelakkan.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Ririn Nursisminingsih
ndak kapok2 tery.. mau bikin ulah
Dhewyy Aditya
manusiawi menurutku kalo kita ngerasa iri sama kebahagiaan orang lain,tapii ya jangan sampai berakhir jadi julid apalagi jahat hanya karna rasa iri.setidaknya maya masih punya sedikit hati yg mengingatkan kalo yg dia lakuin itu salah.
Ririn Nursisminingsih
ini ibuk widi egois dan jahat yaa jg2 arlan bukan anaknya.. ayo arlan selidiki semuanya kasian alika
Ririn Nursisminingsih
bener2 tery licik semoga arlan segera mnemukan buktinya
Ririn Nursisminingsih
rubah yg licik... segitunya ingin nikah dg arlan
Warung Tari
Luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Marini Azkal
terimakasih author.....aku sungguh terharu kalimat kalimat di akhir episode sungguh sangat menyentuh kalbu membangkitkan gairah untuk saling mengasihi dengan ikhlas ....
sungguh aku sangat-sangat terkesan.....
TOP MARKOTOP BUAT AUTHOR
semoga rejeki nya berlimpah.......
Marini Azkal: sama sama terimakasih.....🤩
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
sum mia
weleh sudah end.... sudah aku duga sih , babnya panjang dan semua bahagia dengan kehidupan masing-masing . cara menulis kata-kata pesan moral kayak mau end ternyata beneran .
tetap semangat kak ...meski gak dapat reward yakinlah ada rezeki yang lain yang menggantikan .
sehat slalu dan rejeki lancar berkah barokah . aamiin 🤲
ditunggu karya selanjutnya kak Nana .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia: sama sama kak 🙏🙏
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
Anitha Ramto
Ku juga sudah menduga ceritanya akan End..karena panjang sekali
phity
sma2, author sdh menyajikan cerita yg dpt kmi bca diwktu senggang melepas lelah seblum istirahat. sukses kedepannya ya...
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
terimakasih tor sehat n sukses selalu love sekebon
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
Hanima
terima kasih banyak Kak Nana... semoga sehat2 dan banyak rejeki
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Sama-sama, Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
kaylla salsabella
wuhhaaaaa tadi udah ku duga klu mau the END Krn cerita nya panjang 🤭 dan terima kasih kak Nana atas karya mu sehat selalu dan di murah kan Rizky nya
di tunggu karya terbaru nya 🥰❤️❤️❤️❤️
septiana: bener banget....aku juga ngerasa kok cara penulisan pesan moral nya kaya udah mau tamat,eh ga taunya beneran. di tunggu karya barunya kak..
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 2 replies
kaylla salsabella
cerita nya bagus kak Nana 🥰🥰🥰
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Iin Rostiani
ko sudah tamat aja thoor padahal aku masih suka ceritamu
iroh hotijah
terimakasih kak,,, moga sehat selalu dan terus berkarya,, yakin rejeki bkn hanya uangnya semata,,, terimakasih atas karyanya yg bagus buat sy
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama, Kak.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
abimasta
trimakasih thor,sukses tuk karya karya selanjutnya
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama,Kak.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
didunia real juga banyak yg begitu keluarga cewek bermasalah selalu dpt bantuan dr pihak cowok tp jarang terjd kebalikan ya......kenapa ya....ya Allah mau puny mantu kaya Arlan tapi ogah punya besan KY Maya .....🤣🤣🤣🤣
abimasta
sudah mulai diakhir cerita satu persatu wmembuka hati untuk saling menerima dan memaafkan
sum mia
syukurlah Widi mulai berpikir positif pada Alika , terutama setelah mendengar percakapan antara Arlan dan Alika .dia baru sadar kalau Alika benar-benar tulus , dan dia begitu baik mau menerima semua meski Widi tak bisa lagi menerima dan mengakuinya sebagai menantu .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!