Kayla selalu gagal dalam membina hubungan dengan pria. Ia selalu saja di tinggal menikah.
Sebenarnya Kayla menerima takdir jika ia di tinggalkan kekasihnya menikah dengan orang lain, tapi ia tidak terima jika di tuduhkan menjadi penghalang mantan kekasihnya memiliki keturunan dengan istrinya.
Mampukah Kayla melawan tudingan itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Efelin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Malam itu Gerrard bertekad akan mendekati Kayla dengan cara yang berbeda agar tidak membuka traumanya.
Pagi telah tiba, pak Bernard sekeluarga sarapan bersama. Setelah selesai sarapan, mereka bercengkrama di ruang keluarga.
" Gerrard, kalo boleh tahu, kenapa semalam kau minta restu kami padahal Kayla belum menjalin hubungan denganmu? " tanya pak Bernard.
" Untuk meyakinkan Kayla bahwa papa dan mama tidak akan pernah menjodohkan aku dengan wanita lain dan melarang hubungan kami nantinya. " jawab Gerard.
" Oh..supaya Kayla tidak berpikir kau seperti para mantannya. " ucap ibu Belva.
" Iya. " ujar Gerrard.
Waktu terus berlalu. Gerrard nampak belum melakukan tindakan apapun untuk merebut hati Kayla.
Jumat siang, Gerrard datang ke kantor pak Varel untuk membicarakan perkembangan proyek kerjasama mereka.
Sampai di kantor, Gerrard di sambut oleh Kayla dan mengantarnya menemui pak Varel. Semua terlihat biasa saja.
" Maaf pak, kalo boleh saya meminta nomor kontak Kayla. Maksud saya untuk mempermudah segala urusan tentang proyek ini agar tidak mengganggu kegiatan bapak. " ujar Gerrard di akhir pembicaraan mereka.
Pak Varel yang tidak menaruh curiga sedikitpun, langsung memberi nomor ponsel Kayla. Ia menganggap ini untuk kerjasama perusahaan.
Gerrard keluar dari ruangan pak Varel dan di sambut oleh Kayla.
" Kayla, tolong antarkan pak Gerrard ke lobi. " pinta pak Varel.
" Baik pak. " jawab Kayla.
Kini Gerrard dan Kayla jalan beriringan sampai ke lobi. Sepanjang perjalanan tidak ada pembicaraan antara mereka.
" Terima kasih sudah mengantar saya. Saya permisi. " ucap Gerrard saat tiba di lobi.
" Sama-sama pak. Hati-hati di jalan. " ujar Kayla.
Gerrard merasa senang akan perhatian kecil Kayla.
Sudah 2 minggu dari pertemuan Kayla dan Gerrard di kantor, belum ada perkembangan apapun yang dilakukan Gerrard.
Sabtu pagi, setelah selesai berolahraga, Gerrard berencana akan mengunjungi Kayla di kostannya.
Kini Gerrard sudah tiba di depan kostan Kayla. Ia mengetuk pintu dan terdengar suara dari dalam.
" Sebentar. "
Kayla membuka pintu dan terkejut melihat siapa tamu yang datang pagi ini.
" Pak Gerrard... " ucap Kayla.
Gerrard terdiam sesaat melihat penampilan Kayla. Ia nampak memakai apron dan rambutnya dikucir kuda agar tidak mengganggu kegiatannya tapi itu menampakkan lehernya yang putih jenjang.
" Pak Gerrard.." ujar Kayla lagi sambil melambaikan tangannya di depan muka Gerrard.
Gerrard pun tersadar dari kekagumannya akan kecantikan Kayla.
" Maaf saya mengganggu. Apa boleh saya bertamu? " tanya Gerrard sambil menetralkan hatinya.
" Baik pak, silahkan masuk, maaf keadaannya berantakan. " ucap Kayla.
Gerrard pun masuk. Di ruang tamu kostan Kayla, hanya ada 2 buah kursi dan di tengahnya ada meja. Di sudut ruangan ada TV. Di tengah ruangan ada beberapa kardus.
Kayla datang dari dapur membawa minuman dan kue basah.
" Silahkan di nikmati, pak. Maaf jika kurang berkenan. " ucap Kayla.
" Terima kasih, Kay. Kalo boleh jika di luar pekerjaan jangan panggil pak, serasa tua saya. " ujar Gerrard.
" Saya rasa itu lebih baik, pak. Kita merupakan rekan kerja. " kata Kayla.
" Baiklah jika itu maumu, mana yang enak saja. Maaf jika kedatangan saya mengganggu aktifitasmu karna saya tidak memberi kabar terlebih dahulu. "
" Tidak apa-apa pak, tapi maaf nanti saya ada kegiatan di luar, jadi mungkin bapak tidak bisa lama di sini. "
Kemudian mereka berbicang seputar pekerjaan dan kegiatan sehari-hari.
" La...ini kadonya. " tiba-tiba Vita muncul di pintu.
" Maaf pak, sebentar saya temui dulu teman saya. " pamit Kayla.
" Eh..ada tamu ternyata, itu siapa La? " tanya Vita saat mereka di teras.
" Itu pak Gerrard, bos perusahaan yang kerja sama dengan perusahaanku. " jelas Kayla.
" Tumben bos main ke sini. Cie..bau bau cinlok nih. " goda Vita.
" Ih..kamu mah ngaco. "
" Aku serius La, jangan-jangan kedatangannya karna ada udang di balik bakwan. "
" Udah ah, mana kadonya karna bentar lagi Albert akan datang. "
" Ini, sudah ku tambahkan isinya. " ucap Vita sambil menyerahkan goodie bag kepada Kayla.
" Terima kasih ya atas bantuannya. Aku pamit dulu, tidak enak ninggalin pak Gerrard. Kamu gak apa-apa kan tunggu sebentar karna Albert dan ibunya sedang kemari. " jelas Kayla.
Vita mengacungkan jempolnya dan duduk di kursi yang ada di teras.
" Maaf ya pak. " ucap Kayla saat kembali masuk.
" Tidak apa-apa. Saya yang mengganggu kegiatanmu. " ujar Gerrard.
Kayla pun pamit untuk mengganti pakaiannya karna sebentar lagi ia akan pergi ke sekolah anak kurang mampu.
Saat Kayla berada di kamar, tiba-tiba ada seorang anak kecil yang mengetuk pintu kostannya.
" Tante Kayla, Albert mau ambil kuenya. " ujar Albert.
" Tunggu bentar, nak, mungkin tantenya ada di belakang. " ucap sang ibu menenangkan anaknya yang terus mengetuk pintu.
Mendengar pintu di ketuk terus menerus, akhirnya Gerrard bangkit menuju pintu.
" Eh..maaf pak, saya kirain tidak ada orang. " ucap ibunya Albert yang merasa tak enak.
" Tidak apa-apa, ibu. Silahkan masuk, Kayla sedang ada di kamar. " ucap Gerrard.
Albert dan ibunya pun masuk. Mereka duduk di karpet di dekat kardus.
" Ibu, ini bingkisan acaranya ya? " tanya Albert.
" Ibu tidak tahu, nanti kita tanya sama tante Kayla. " jawab sang ibu.
Tak lama Kayla keluar. Melihat penampilan Kayla kali ini, membuat Gerrard semakin kagum akan kecantikan Kayla, padahal Kayla hanya mengenakan blouse biru langit yang dipadu dengan celana jeans biru dongker serta rambut diurai dengan jepit kecil pada kiri dan kanannya.
" Tante, mana kuenya? Ini bingkisannya kan? " tanya Albert bertubi-tubi.
Kayla tersenyum sambil mengusap kepala Albert.
" Iya, itu bingkisan untuk acara Albert, nanti di bagi juga ya untuk teman-teman. Sebentar tante ambil kuenya. " ucap Kayla.
" Maaf ya pak jadi menunggu lagi. " lanjut Kayla pada Gerrard.
Gerrard hanya menganggukkan kepalanya.
Kayla keluar membawa kue dengan topper spiderman.
" Wah, bagus sekali, tante. Kuenya gak boleh di potong, nanti rusak. " ucap Albert.
" Kuenya nanti di potong dan bagi teman ya. " ucap Kayla.
" Tapi tante... "
" Nanti tante akan kasih Albert hadiah kalau janji kuenya di potong dan di bagi teman. "
" Iya tante, janji. " ucap Albert sambil menautkan kelingkingnya pada kelingking Kayla.
Kayla pun masuk kembali dan keluar membawa 2 buah goodie bag di tangannya dan saat itu pula Vita masuk.
" Ini hadiah dari tante Kayla dan tante Vita. " ucap Kayla sambil menyerahkan goodie bag yang cukup besar.
" Hore...terima kasih tante semua. " ucap Albert yang kemudian memeluk Kayla dan Vita.
" Nah, ini hadiah dari ibu karna Albert sudah jadi anak yang pintar. " ucap Kayla sambil memberi goodie bag yang agak kecil.
Tentu saja ibu Albert terkejut karna ia merasa tak akan bisa memberi anaknya hadiah dengan keadaan ekonominya sekarang.
Ibunya Albert melirik pada Kayla dan Kayla hanya tersenyum dan mengangguk.
Tentu saja hal itu membuat ibunya Albert terharu dan semua kejadian itu di lihat oleh Gerrard.