"Oh my God, kamu ganteng banget, pokoknya kamu harus jadi pacar aku titik!!"
"Apaan sih gak jelas"
❄️❄️❄️
"Kak Ken, Caca cinta sama kakak kapan sih mau jadi pacar Caca"
"Sampai kapan pun gue gak bakal mau jadi pacar Lo"
❄️❄️❄️
Hicca Elenza, sering di panggil Caca yang cinta mati pada pandangan pertama kepada teman dari kakak sepupunya, Kenan Alaska cowok ganteng tapi sayangnya kegantengan tertutup dengan wajah datarnya. Tetapi itu tidak menjadi halangan bagi Caca untuk mencintai seorang Kenan
Kepo gak? Kepo gak? Baca lah kalau kepo masa cuman di buka doang, rugi dong kalau ga baca
anjirrr bercanda hehehe terserah kalian mau baca atau engga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriishn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21
HAPPY READING
Dua minggu berlalu keluarga Caca pulang dari Belanda. Caca menyambut mereka dengan bahagia dan senyum yang tak luntur.
Mamah caca A.k.a Desi memeluk tubuh Caca dengan sayang. "Mamah kangen banget sama kamu sayang." Ucap sang mamah di sela selah pelukannya.
"Sama mahhh Caca lebih lebih kangen pokoknya."
Usai berpelukan dengan Desi, Caca kembali memeluk papah dan adeknya. Dan yang terakhir ia memeluk Ervan anak dari teman papahnya.
"Yah ampun kak Ervannnn Ica tuhh kangennnnn banget sama kakak." ujar Caca begitu terharu sangkin rindunya, Ica adalah panggilan khusus yang diberikan oleh Ervan kepadanya.
"Me too my little girl."
Setelah selesai berpelukan mereka kembali berkumpul diruang keluarga dan bercerita banyak hal hingga menyinggung pada Kenan.
"Ohh iya, kakak dengar kamu sudah ada kekasih apa itu betul?" tanya Ervan memberi tatapan penuh bertanya dan sangat kepo.
"sebenarnya sih dia bukan pacar aku, he is my crush." ucap Caca begitu antusias.
"wow, se-istimewa apa dia dihidup kamu?" Tanya Ervan heran melihat ke antusiasan Caca saat menjawab pertanyaannya.
"Kak Ken tuh orang yang paling spesial bagi Caca setelah kalian, entah kenapa kak Ken bisa buat Caca nyaman padahal kan dia itu cuek banget."
"Papah jadi semakin penasaran tentang siapa itu, boleh kamu ajak nanti malam untuk dinner? Dan papah sangat ingin bertemu dengan dia." Ujar Brayen papah Caca.
"Boleh, bentar ya Caca hubungi kak Ken dulu." Ucap Caca berpamitan pergi sedikit lebih jauh dari keluarganya.
Caca menelepon nomor Kenan dan selang beberapa detik Kenan mengangkat telfonnya.
"Halo kenapa?" Tanya Kenan dari sebrang sana.
"Kak Ken nanti malam free gak? Atau masih kerja?" Tanya Caca to the poin.
"Enggak ada, kenapa?"
"Jadi gini kak, kan keluarganya Caca pulang dan papah pengennn banget ketemu sama kak Kenan, trus papah suruh Caca untuk ajak kak Ken makan malam, emm kira kira kak Ken bisa gak datang kerumahnya Caca?" Tanya Caca dengan penjelasan yang panjang.
"Bisa, tapi mereka tau dari mana tentang gue?."
"Ya Caca ceritain dong, Caca bilang kalau kak Ken tuh orang spesial yang ada di hidup Caca."
"Se-spesial itu?" Tanya Kenan.
"Iya kak Ken gak bohong Caca, kak Ken tuh orang paling spesial bagi Caca tapi masih spesial papah mamah, adek dan kakak Caca hehehe." Nyengir Caca.
"Makasih udah mau buat gue jadi orang spesial di hidup Lo."
"Caca gak butuh kata itu, Caca cuman pengen kakak bales spesialnya Caca di hidup kak Ken."
"Hahaha gak tau kapan itu bisa."
"Harus bisa dong kak Ken, usaha napa."
"Gue akan berusaha, oke gue tutup dulu see you." Kenan mematikan sepilas sambungan teleponnya.
Ternyata percakapan keduanya didengar oleh Ervan, "saya harap dia tak mengecewakan." Batinnya menatap Caca dan kembali pergi dari sana.
Kembali lagi dengan Caca, ia senyam senyum sedari tadi membuat keluarganya merasa aneh. "Kenapa gitu kak? Waras?" Tanya Caka heran.
"Yah iya dong waras, masa kakak kamu yang cantik ini gila? Tau ah Caca mau siap siap nanti malam kak Ken datang dan aku harus terlihat cantik di depannya." Ucap Caca beranjak pergi dari sana.
Siang berganti dengan malam, tiba lah acara dinner yang diadakan oleh papahnya, Aksel dan juga kedua orang tuanya sudah ada disana semenjak sore tadi dan Rendi juga disana sebab Aksel yang mengundangnya.
Dan saat ini mereka tinggal menunggu kedatangan Kenan saja, Caca berulang kali menghubungi nomornya tetapi satupun tak ada panggilan yang di respon.
Begitu juga dengan Aksel dan Rendi keduanya juga menghubungi nomornya Kenan, tapi hal yang sama yang mereka dapatkan.
"Gak biasanya Kenan kayak gini?" Ujar Aksel.
"Apa jangan jangan di kecelakaan, atau di kurung sama mamahnya atau lebih parahnya lagi di siksa?" Tanya Rendi sangat overthinking.
"Gak mungkin dong, jangan aneh aneh deh kak ren." Kesal Caca.
"Sayang ini udah larut tapi Kenan belum datang loh." Ujar papah Caca angkat bicara.
"Bentar lagi yah pah kak Ken pasti datang kok."
"Dari tadi kakak bilang bentar bentar bentar, Caka udah laper kakk."
"Jadi orang harus sabaran dikit." Kesal Caca
"Ya udah dari tadi loh kak."
"Sudah sudah kalian ini ca kalau Kenan tidak datang 5 menit lagi terpaksa dia tidak ikut makan malam hari ini." Lerai sang mamah membuat keputusan.
5 menit berlalu tetapi Kenan tak kunjung datang, acara makan malam pun dimulai mood Caca seketika berubah dan rasa kecewa dengan wajah masamnya.
"Udah sayang gak usah sedih gitu, lagian masih ada hari esok." Ucap Brayen menenangkan Caca dengan senyumnya
"Papah jangan benci sama kak Ken yah, jangan gara gara ini papah gak restuin Caca sama kak Ken." Pinta Caca membuat seisi meja tertawa.
"Gak mungkin dong nak, masa papah setega itu sama kamu?"
"Maafin kak Ken juga udah ingkar."
"Udah ihh anak papah kenapa jadi letoy gini? Gakpapa mungkin Kenan lagi ada urusan yang lebih penting, kamu fokus makan aja oke."
Caca mengangguk dan mulai makan dengan nafsu yang sudah berkurang.
Usai makan malam tetapi tidak dengan mood Caca ia berkumpul dengan keluarganya tetapi tidak seceria waktu mereka bertemu dan dia hanya banyak diam
Saat semua asik bercerita Caca memutuskan untuk pergi ke taman rumahnya dan duduk menatap langit malam yang sepi sebab tak ada bintang satu pun yang menyinari malam itu, demikian pula dengan hati Caca.
"Anjirr caaa masa cuman gegara ini Lo gak semangat sih?" Tanya Rendi tiba tiba datang dan duduk disebelah Caca.
"Ckk Caca tuh kesal kak ren, kenapa kak Ken bilang iya padahal gak datang?"
"Ya sih, tapi kan siapa tau tiba tiba ada urusan dadakan yang gak bisa di tunda sama dia."
"Setidaknya dikasih kabar kek."
"Lo kek baru kenal Ken aja." Cibir Rendi
"Tau ahh Caca masih kesal, jangan ganggu Caca dulu." Badmood Caca.
❄️❄️❄️
Sedangkan Kenan ia sudah rapi hendak pergi kerumah Caca tetapi tiba tiba Jelita datang dengan suara yang gemetar antara takut dan khawatir. "Ken bantuin gue pliss ibu gue pergi dari RSJ hiks."
Kenan yang ikut panik pun mengangguk mengiyakan ucapan Jelita dan melupakan perjanjiannya dengan Caca.
Keduanya pergi menuju RSJ dan segera mereka menuju ruang cctv untuk memastikan ibunya pergi kemana, dan mereka juga menyempatkan bertanya kepada dokter yang merawat ibu Jelita.
"Kenapa ibu saya bisa pergi, apa yang terjadi dok?" Tanyanya panik
"Penyakitnya kembali kambuh dan kami keliputan untuk menghalanginya, juga ibu anda selalu berteriak memanggil nama 'Mas Bima?'" Jelas yang dokter
Tanpa berucap satu kata pun Jelita udah tau dimana ibunya berada.
Ia mengajak Kenan dan para perawat agar ikut pergi bersamanya.
Sesampainya di tempat tujuan dan benar sana disana ibu Jelita sudah di kerumuni banyak orang yang melempari dan mengatai beliau
Mereka semua berlari dan menghentikan kerumunan itu. Jelita membantu sang ibu untuk berdiri dan membersihkan sisa sampah dari pakaiannya.
"Mamah kenapa pergi?" Tanya Jelita dengan nada yang khawatir.
"I-tu, papah kamu selingkuh, hiks mamah gak terima." Teriak mamahnya.
"Mahh, papah aman dirumah mamah jangan pikirin itu okee."
"Gak gak gak, kamu bohong jelas jelas mamah lihat sendiri papah kamu bawa cewek lain kerumah kita."
Jelita menutup matanya berusaha menahan air matanya. "Mending mamah minum dulu ya, jangan pikirin papah terus." Ucap Jelita mengalihkan percakapan dan memberikan sebotol air kepada mamahnya.
Mamah Jelita meminum air tersebut dan mulai tenang, mereka kembali membawa beliau ke RSJ agar segeralah ditangani oleh dokter.
Jelita berterimakasih kepada Kenan telah membantunya datang kemari.
"Makasih ya udah bantuin gue, maaf ganggu waktu Lo." Ujar Jelita dan Kenan hanya mengangguk sebagaimana jawaban.
"Emm Lo udah boleh pulang kok, gue masih harus rawat ibu gue, maaf kalau gak sopan."
"Iya gakpapa, gue duluan." Pamit Kenan pergi dari sana.
Bukannya menuju apartemen miliknya ia malah berbelok menuju rumah Caca, dilihatnya bangunan besar itu yang sudah tertutup dan hanya lampu yang meneranginya.
Ia membuka handphonenya yang menunjukkan pukul 23:57 dan ia juga membuka roomchatnya bersama Caca
Tulisan di atas online dan dengan cepat Kenan menelepon nomor tersebut, tak butuh waktu yang lama Caca mengangkatnya.
"Keluar sekarang ca." Ucapnya to the poin.
"Hah? Apaan kak gak jelas."
"Keluar sebentar gue didepan rumah lo."
Tanpa berucap Caca sudah mematikan sambungan teleponnya.
Tak butuh waktu yang lama Caca keluar dengan menggunakan piyama tidurnya.
"Kakak ngapain lagi? Acaranya udah selesai, pulang aja sana." Ucap Caca setelah keluar dari gerbang.
"Marah?" Tanya Kenan.
"Iya lah kak, kakak tuh gak mikir betapa kecewanya papah saat tau kakak gak datang, mana kakak gak ngabarin lagi."
"Maaf, tapi gue gak sengaja gue harus bantu Jelita nyari ibunya."
"Jelita? Siapa pacar kakak yah?"
Kenan menceritakan tentang siapa Jelita dan apa permasalahannya.
"Ohh gitu maaf Caca gak tau."
"Gue juga minta maaf karena ingkar."
"Gakpapa, kata papah juga bisa besok Kok, bagi Caca kalau kakak kasih kabar itu udah cukup." Ucap Caca.
"Makasih, ohh iya gimana kalau besok kita berangkat bareng, ya sebagai permintaan maaf gue." Tawar Kenan.
"Serius? Yah Caca mau dong kakk." Ucap Caca begitu antusias.
"Oke kalau gitu tidur sana udah malam, gue pulang dulu." Ucap Kenan dianggukki oleh Caca.
"hati hati kakkk." ucap Caca melambaikan tangannya.
Caca kembali masuk kedalam rumahnya dengan penuh kegembiraan.