NovelToon NovelToon
Benih CEO

Benih CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Anak Genius
Popularitas:19.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Dhessy

Tentang Kania yang hamil di luar nikah. Tanpa dia tahu, yang menghamilinya adalah seorang CEO muda.

***

Dunia Kania menjadi gelap setelah malam itu. Tak ada lagi Kania yang ceria, tak ada lagi Kania yang murah senyum.

Yang ada hanya Kania yang penuh dengan beban pikiran yang gelisah menanti bulan selanjutnya. Berapa garis yang akan di hasilkan oleh sebuah testpack di bulan depan?

**

Bertahun-tahun Kania berjuang sendiri menghidupi buah hatinya yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Kepandaiannya menarik orang-orang untuk menjadikannya bintang. Hingga akhirnya, lewat jalan itulah Kania di pertemukan dengan ayah kandung anaknya yang ternyata bukanlah orang biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhessy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Rama tidak pernah berhenti berjuang untuk meminta penjelasan Kania mengapa sikapnya tiba-tiba berubah. Hampir setiap hari Rama datang ke rumah, namun tidak pernah bisa bertemu dengan Kania.

Entah Kania sedang keluar, mengantar Shaka, atau memang Kania ada di rumah namun Kania tak mau menemui Rama.

Awan mendung mulai menyelimuti langit sore. Perlahan gerimis mulai turun membasahi bumi.

Rama baru saja sampai di rumah kedua orangtua Kania. Namun rumah itu terlihat sepi. Rama mencoba mengetuk pintu. Rasa lega menyelimuti hati Rama setelah beberapa saat menunggu, terdengar suara kunci di putar dan pintu itupun terbuka.

Senyum bahagia terukir di wajah Rama saat melihat pujaan hatinya yang membuka pintu. Namun kembali meredup berganti wajah panik saat Kania menutup kembali pintu tersebut.

"Kania, tunggu! Jangan di tutup dulu pintunya. Jelaskan dulu apa salahku sehingga kamu mendiamkan aku begini?"

Rama berhasil menahan pintu agar tidak tertutup dengan menyelipkan satu kakinya di antara celah pintu. "Kakinya sakit, Ka. Buka dulu, dong," keluh Rama meminta perhatian.

"Suruh siapa kakinya di buat nahan pintu. Udah pergi sana! Aku nggak mau ketemu kamu lagi." Kania masih menahan pintu agar Rama tidak berhasil membukanya.

"Kita bicara dulu, Sayang. Masalah nggak akan selesai kalau kamu diam begini. Buka, ya."

"Enggak mau. Lebih baik kamu pulang dan jangan temui aku lagi. Hubungan kita selesai di sini."

Rama terdiam mendengar ucapan Kania. Seperti mimpi, Kania tiba-tiba memutuskan hubungan mereka dan meminta Rama untuk tidak lagi menemuinya.

"Tapi kenapa, Ka? Jelaskan dulu apa masalahnya."

"Pergi, Rama! Atau aku akan teriak maling kalau kamu nggak mau pergi."

Rama menarik kakinya. Membiarkan Kania menutup pintu rumahnya rapat-rapat tanpa berniat menemui dirinya.

"Aku nggak akan pulang sampai kamu mau bicara sama aku, Kania!" teriak Rama di iringi dengan gemuruh petir dan di susul hujan deras yang turun begitu saja.

***

Berkali-kali Kania melongok ke luar jendela. Masih ada Rama yang berdiri di halaman dan bersandar di mobilnya. Hujan yang turun dengan derasnya membasahi seluruh tubuh Rama.

"Kenapa masih di sini, sih? Nyari penyakit itu anak." Kania menggerutu kesal. Sebentar lagi pasti orangtuanya dan Shaka akan sampai di rumah setelah pergi ke rumah kakek buyut Shaka.

Adanya Rama di depan sana pasti akan mengundang tanya bagi kedua orangtua Kania dan juga Shaka.

Sudah jam setengah delapan malam. Namun Rama sepertinya belum ada niat untuk meninggalkan kediaman Kania. Sudah dua jam lamanya Rama berdiri di bawah guyuran air hujan.

Kesal sendiri dan tak mau menjadi pembicaraan tetangganya, Kania segera mengambil payung lalu keluar dari rumah dan menghampiri Rama.

"Mau kamu apa, sih? Jangan cari penyakit! Pulang sana," seru Kania. Namun suaranya terdengar pelan karena beradu dengan air hujan.

Rama tersenyum senang. Kania mau keluar rumah saja hatinya sudah sangat senang. "Kamu yang kenapa, Sayang? Kenapa mendiamkan aku? Kalau aku ada salah, kamu bisa bilang ke aku. Kita bicarakan baik-baik. Jangan diam begini."

Kania membuang tatapannya ke arah lain. Kania tak ingin luluh karena tatapan mata Rama yang terlihat sedih. "Sudah seperti yang aku bilang. Aku mau hubungan kita selesai sampai di sini."

"Tapi kenapa?"

"Jangan tanya kenapa karena kamu sudah tahu alasannya! Orangtua kamu nggak pernah suka denganku. Dan kamu juga di jodohkan dengan Dita! Apa, Rama? Selama ini aku seperti orang bodoh yang nggak tahu apa-apa. Tapi kenyataannya ada masalah besar di balik hubungan kita."

Kania menarik napas dan membuangnya kembali. Dia lakukan berkali-kali untuk melegakan rasa sesak di dadanya. Air matanya jatuh tak tertahankan. Hatinya sakit mengingat semua sandiwara yang di lakukan Rama dan Dita.

Rama terperangah mendengar semua pernyataan Kania. Tidak menyangka bahwa semua akan terungkap secepat ini. Rama memang akan menceritakan semuanya pada Kania. Tapi tidak sekarang.

Tapi kenyataannya justru Kania tahu lebih awal. Entah dari siapa.

"Ka, aku bisa jelasin semuanya."

"Cukup, Ram!" Kania menyentak kedua tangan Rama yang ada di bahu Kania dengan kasar. "Aku nggak mau jadi perusak hubungan kamu dengan kedua orangtua kamu. Kalau kamu memang sayang sama aku, lepasin aku dan kamu turuti perintah orangtua kamu."

"Apa kita tidak bisa berjuang bersama, Ka? Aku terus berjuang di depan orangtua kamu untuk hubungan kita."

Kania menggelengkan kepalanya dengan kuat. "Nggak perlu, Ram. Kamu nggak perlu memperjuangkan hubungan kita karena kau lebih memilih berhenti."

"Dan aku akan terus berjuang, Ka. Aku cintanya sama kamu. Aku maunya sama kamu. Kamu cukup doakan aku agar bisa memperjuangkan kamu di depan orangtuaku."

Sebisa mungkin Kania membentengi hatinya agar tak terbuai dengan ucapan Rama. Di sini bukan hanya tentang perasaannya dan Rama. Tapi ada perasaan Dita juga.

"Lalu dengan Dita? Apa kamu pikir aku akan bahagia di atas kesedihan sahabatku? Aku lebih memilih persahabatan kami daripada hubungan kita, Ram."

"Dan kamu akan menyesal telah memilih persahabatan kalian, Kania. Lima tahun kalian terpisah, dan Dita sudah jauh berubah."

Kania terdiam, mencerna semua ucapan Rama. Apa maksudnya berkata seperti itu tentang Dita?

Tangan Rama yang basah terulur untuk mengusap kepala Kania. Dia tersenyum saat Kania tak menolak sentuhannya. "Jangan diemin aku lagi, ya. Aku bisa gila kamu diemin lama-lama. Terimakasih sudah mau bicara. Sekarang aku tahu apa yang harus aku lakukan untuk hubungan kita. Tetap di sampingku, menemani aku berjuang, mendukungku dengan doa. Kita pasti bisa bersama. Aku pulang dulu, ya."

Rama hendak mencium kening Kania sebelum akhirnya dia sadar di mana dia sekarang. Rama tidak ingin ada yang melihat mereka berdua dan akhirnya Kania menjadi bahan omongan orang.

Akhirnya Rama meninggalkan rumah Kania. Menyisakan Kania yang masih berdiri di teras, memikirkan semua yang sudah di ucapkan oleh Rama.

Apakah Rama bisa memperjuangkan dirinya di depan orangtua Rama?

Sampai kapan?

Dan, ada apa dengan Dita? Kenapa bisa Rama berkata seperti itu?

🌼🌼🌼

Hari ini Shaka kembali di jadwalkan untuk shooting. Mobil yang biasa menjemput keduanya sudah terparkir di halaman rumah kedua orangtua Kania.

Seperti biasanya, kalau weekend begini pasti kediaman Bram dan Hanum begitu ramai. Yang biasanya bekerja juga sedang berlibur. Di tambah lagi dengan para crew yang bertugas untuk proses shooting Shaka.

"Kania, ya?" Seorang wanita yang baru saja keluar dari rumah Devan langsung bisa mengenali Kania.

Berbeda dengan wanita itu, Kania justru butuh beberapa waktu untuk mengenali wanita tersebut.

"Kamu lupa sama aku?" ucap wanita itu membuyarkan pikiran Kania yang mencoba mengingat siapa wanita yang kini berdiri di hadapannya. "Aku Tasya. Kamu lupa?"

Mendengar wanita itu menyebutkan nama, Kania langsung salah tingkah. Tasya merupakan teman kuliahnya dulu. Dia merupakan ketua geng yang biasa membully orang lain.

"Ini..." Tasya menunjuk Shaka yang berdiri di samping Kania. "Dia mirip banget sama Devan waktu kecil. Jangan bilang kalau dia itu..."

"Eh, Kania sama Shaka sudah datang? Ayo masuk." Hanum yang baru saja keluar dan memotong ucapan Tasya membuat Kania bernapas lega. Hampir saja Tasya menyuarakan apa yang ada di pikirannya.

Adanya Tasya di rumah Devan mengundang tanya di hati Kania. Apalagi dia tahu bagaimana Devan kecil sehingga bisa mengatakan kalau Shaka mirip dengan Devan.

"Tante itu kenapa bisa mirip banget sama Devan?" Tasya tak tahan untuk bertanya pada Hanum setelah Kania dan Shaka masuk ke dalam rumah.

"Udah. Yang penting kamu diam aja jangan bilang ke siapa-siapa tentang ini. Apalagi di buat story di sosial media kamu. Nanti Tante jelaskan siapa mereka berdua. Kamu kenal dari mana si Kania?"

Tasya akhirnya mengangguk paham sebelum akhirnya bercerita tentang Kania. "Dulu dia teman kuliah Tasya, Tante. Menghilang begitu saja tanpa kabar dan akhirnya di DO dari kampus. Atau Kania menghilang itu karena dia hamil ya, Tante? Jangan bilang kalau Shaka itu anaknya Devan! Tante, ini serius?"

Hanum segera membungkam mulut Tasya sebelum semua orang mendengar ucapan Tasya yang begitu heboh. "Jangan keras-keras, Tasya. Jangan sampai ada orang yang dengar terus berita ini sampai ke media. Susah-susah Tante take down semua foto-foto Devan waktu kecil yang sudah terlanjur tersebar."

Tasya akhirnya bungkam. Lebih baik dia sabar sedikit daripada Hanum memarahinya habis-habisan. Bisa bahaya.

🌼🌼🌼

thanks for reading ❤️❤️

1
Ani Sifa
gue berharap endingnya Kania sama Devan walaupun msih menyebalkan critanya ini😀🙏🏻
Ani Sifa
2episode guwe bisa mewek baca ini..😭bayangin ketemu adiknya yg lama g bisa ketemu....gustiii
Ani Sifa
mulek,kenapa kesannya bu Hanum yg mengendalikan anaknya,bbrp tahun jg kok Devan njiteb wae🙆🏻
Ani Sifa
pilotnya adiknya Kania mungkin
Ma Em
Luar biasa
Ragil Kuning
jangankan dunia novel, yg jelas" lbh banyak cerita sekedar hiburan..
di dunia nyata aja banyak tuh samaan nama..
gak ush peduliin nyinyiran orang thor, anggap aja tuh orang bnr" ngehayati cerita kamu
Ragil Kuning
Luar biasa
Ragil Kuning
hati, mulut sama otak devan minta diuleg cabe sekilo itu mah
Wiwik Retno Eni
Luar biasa
nengkirana
lah kan ditinggalin duit ya. kmana itu duit?
Icha Arlita
Luar biasa
Icha Arlita
ampun bang jago 🤣
Mazree Gati
kata katanya bikin jijik,klo sampai nikah sama devan jgn bikin novel thorrr,,,kaya ga ada laki lain
Mazree Gati
sekolah ma tergantung otaknya ga harus sekolah elit,,jgn mau kania pulang aja kasihan toko kuenya
Atiek Sariningtyas
Luar biasa
Mega Mendung
Buruk
Icha Veronica
Luar biasa
Julia Juliawati
nah gitu terima itu rizki anugerah dr author walo jln nya, salah
Julia Juliawati
anak kuliahan tp goblok
Julia Juliawati
bodoh knpa g blg di perkosa. mlh bungkam huuh gedek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!