Penjara Hasrat Kakak Tiri Kejam

Jack heran melihat sang istri yang berjalan kearahnya dengan membawa Nara, terlihat jelas kalau Nara kesakitan akibat cekalan tangan Clara. Apa lagi ekspresi serius lebih tepatnya kemarahan Clara, sebenarnya apa yang terjadi.

"Ada apa ini, Ma?" Tanya Jack pada akhirnya karna sudah sangat penasaran.

Tidak pernah Clara marah seperti ini sebelumnya, wanita itu selalu berprilaku lemah lembut. Mungkin selama puluhan tahun menikah dengan Jack, bisa dihitung dengan jari berapa kali marah.

"Jelaskan semua yang Nara lakukan tadi pada Kakak!" Perintah Clara kepada Nara yang hanya menunduk.

"Jelaskan, Nara!" Clara menghuyung pundak Nara hingga Jack terkejut, ia menenangkan sang istri.

"Ma, jangan kasar dengan Nara. Katakan dengan tenang sebenarnya apa telah terjadi, jangan emosi seperti ini." Ucap Jack, sempat juga menatap kearah Noah yang tetap diam sedari tadi.

Clara menarik napas dalam-dalam sebelum menceritakan semuanya. "Nara mencium Noah, tapi bukan di pipi melainkan di bibir, Ayah. Mengapa gadis selugu Nara bisa melakukan tindakan itu kepada Noah?"

Seketika Jack langsung menatap tajam ke arah Noah, ia berjalan penuh kearah putra satu-satunya itu. "Nara adalah anak polos yang tidak pernah tahu tentang dunia luar, Noah. Katakan, mengapa bisa Nara melakukan tindakan berlebihan seperti itu padamu?" Tanya Jack kepada Noah dengan tatapan mautnya.

Noah tidak marah melainkan tertawa kecil, ia terlihat santai agar sang Ayah dan Mama tidak mencurigai dirinya terlalu jauh.

"Aku tidak pernah melakukan hal buruk pada Nara, Ayah. Mungkin saja Nara melakukan hal seperti itu karena aku sering menciumnya selama ini, itupun didepan kalian bukan?" Noah sangat tenang menjawab pertanyaan sang Ayah.

"Itu didepan kami, masalahnya selama satu bulan Nara kami tinggalkan bersamamu. Kami tidak tahu apa yang telah terjadi selama_"

"Tunggu.." Noah menjeda ucapan Jack. "Maksud Ayah sekarang, aku sudah melakukan hal buruk kepada Nara begitu? Kalian mencurigai aku telah melakukan tindakan kasar kepada Nara?" Tanya Noah dengan penuh penekanan, tapi terdengar dingin sebenarnya.

Pasokan udara di sekitar Nara sangat terasa minim, menegangkan. Nara sadar jika pasti Jack dan Noah akan terus bertengkar membahas semua ini. Nara tidak mau Jack dan Noah terus bertengkar hanya karna masalah dirinya, ia ingin menjelaskan semua ini agar tidak menjadi kesalahpahaman.

"Akan lebih baik jika kecurigaan Ayah tidak pernah kau lakukan, Noah." Ucap Jack, ia menatap tajam Noah yang juga sama memberikan tatapan tajam padanya.

"Aku tidak pernah melakukan tindakan kasar kepada Nara, kenapa kalian_"

"Lalu kenapa Nara seperti tersiksa saat ada kau disekitarnya, sikapnya berubah. Dan_"

"Ayah.." Nara memegang tangan Jack, ia menggelengkan kepala sebagai tanda Jack jangan memarahi Noah lagi. "Nara hanya melakukan tindakan yang Nara pikirkan saja, tidak tahu ternyata mencium Kakak di bibir bisa membuat masalah seperti ini." Nara menjelaskan.

Jack menghela napas panjang, ia menatap Nara serius kali ini. "Katakan sejujurnya pada kami, Nara. Apa Kakakmu melakukan tindakan yang menyakiti hidupmu?"

Pertanyaan Jack membuat mata Nara seakan melotot sempurna, Nara sangat sulit untuk berbohong. "Tidak perlu takut, Ayah tidak pernah melakukan tindakan tidak adil. Meskipun Noah anak kandungku tetap saja aku akan memberikan hukuman kematian jika dia benar-benar melakukan itu." Ucap Jack dengan sangat tegas.

Mungkin ini kesempatan bagi Nara bisa lepas dari penjara hasrat Kakaknya, tapi disebalik hati Nara paham bahwa tidak akan mudah melakukan semua itu disela Noah yang selalu penuh mengendalikan tubuhnya.

"Kak Noah selalu memperlakukan aku dengan sangat baik, Ayah. Soal yang terjadi tadi karna aku terlalu bahagia Kakak menyayangi aku, mau membelikan baju baru untukku." Jelas Nara dengan penuh keyakinan dan ketegasan.

Sampai Jack dan Clara tidak bisa berkata-kata lagi, mereka berperang dengan pikiran masing-masing. "Kalian semua pergi, tinggalkan aku dan Noah berdua saja disini!"

Sontak Clara langsung mengajak Nara dan Erlin untuk pergi, Noah berdecak sebal saja karna ternyata Jack tidak akan melepaskan dirinya begitu saja. Noah duduk santai disofa sembari memakan cemilan yang ada dimeja, mau apapun tetap saja Jack tidak akan percaya padanya.

"Apa Ayah telah salah menitipkan Nara padamu, Noah?"

Pertanyaan itu membuat pergerakan Noah menjadi terhenti, mungkin pertama kali perintah itu turun sangat salah. Tapi, sekarang Noah sangat suka ada Nara disisinya.

"Ayah merasa jika Nara sangat berbeda sekarang, bentuk tubuhnya berubah pesat seperti itu seolah wanita yang pernah disentuh." Jack melanjutkan ucapannya.

Noah kembali menutup toples cemilan tersebut. "Mengapa tubuh Nara yang berubah tapi malah aku yang Kalian curigai?"

"Ayah tidak menyuruhmu untuk bertanya balik, Noah!"

"Aku juga tidak bertanggung jawab untuk selalu melakukan hal yang ayah perintahkan, padahal Ayah sendiri tidak percaya padaku!" Balas Noah balik, Jack membentak maka semakin dirinya melakukan hal yang sama.

"Lagian kalau aku melakukan tindakan yang seperti Ayah bayangkan itu kepada Nara.. memangnya kenapa, dia hanya adik tiriku!"

"Jaga bicaramu, Noah!" Bentak Jack, mungkin saja suara lantang Jack terdengar sampai seluruh Villa. "Nara tetap adik kandungmu, Kami tidak pernah membedakan kasih sayang antara tiri dan kandung. Ingat itu!"

Noah bangkit dari duduknya, ia menatap intens Jack yang memberikan tatapan maut padanya. "Bukankah memang seperti itu? Lalu kenapa Ayah takut kalau Nara bersamaku?" Tanya Noah, kali ini lebih membuat Jack emosi.

Timbul senyuman sinis diwajah tampan Noah karena sang Ayah seperti bingung harus berkata apa lagi. "Lagian Nara seperti mengikuti takdir buruk Ibunya, tentang wanita muda yang dijadikan pelampiasan nafsu oleh orang kaya berusia tua dan wanita itu hamil lalu_"

PLAK

"Jaga bicaramu, Noah! Jangan mengatakan hal tadi jika kau masih ingin hidup!" Teriak Jack, tatapan matanya sangat tajam kepada Noah yang tetap santai.

Clara melihat semua itu dianak tangga, ia menunduk sedih melihat Noah dan sang Suami yang selalu saja bertengkar.

"Ayo kita pulang, Ma. Aku tidak sudi dekat anak tidak tahu diri itu, menyebalkan!" Jack menarik tangan Clara untuk segera pergi, kalau terus bersama dengan Noah mungkin saja Jack tidak bisa menahan diri lagi nanti.

"Tapi, Ayah bagaimana dengan Nara?" Clara terus bertanya sepanjang kepergiannya, segalanya telah menjadi buah simalakama bagi Jack.

Noah tertawa sinis saja melihat semua ini, kecurigaan dan masalah selalu di lampiaskan kepadanya selama ini.

"Feeling Ayah kuat juga ternyata, tidak meleset sedikitpun." Gumam Noah didalam hati, sekarang tinggal urusan bersama Nara saja yang telah membuat kekacauan semua ini.