DI PINANG KAKAK IPAR KU

CINTA memang selalu mampu melakukan segalanya, cinta mampu menarik seseorang keluar dari batas logikanya, cinta juga mampu membuat seseorang bertingkah konyol, menangis, tertawa tanpa sebab, bahkan fatalnya bisa membuat nya seperti orang gila. yah, gila karena cintanya.

layaknya kisah cinta termasyhur LAILA MAJNUN, entah siapa asal mula penyebar kisah cinta itu, yang pasti cintalah yang lincah menggiring nya dari telinga ke telinga, kisah Qais dan Laila sungguh sangat abstrak, semesta pun tau seperti apa gilanya seorang Qais mencintai Laila, hingga ketulusan nya mampu menjalar ke seluruh hati.

ALKISAH, pernah qais di tanyakan oleh seseorang, tentang bagaimana rasa cinta mu terhadap wanita itu hingga engkau mampu mengorbankan segalanya hanya untuk semua perkara tentang dia???

dan ini lah jawaban terdalam dari seorang Qais, " ambillah kedua bola mata ku ini, lalu letakkan di matamu, maka kau akan dpt kan semua jawaban dari pertanyaan mu disaat engkau memandang nya dg mataku. "

subhanallah, cinta yang begitu tulus, begitu mendalam, juga begitu suci. bukan kah sesungguhnya cinta itu memang fitrah dari yang kuasa??? Hanya saja banyak yang menyalahgunakan fitrah cinta dengan fenomena pacaran. cinta yang seharus nya muncul setelah adanya pernikahan dan berumah tangga.

DAN kini ja'far merasa kan nya, dia bahkan tak tau sejak kpn cinta itu jatuh di hatinya, kemudian menetap dg memaksa, padahal dia sdh lama menutup hatinya. sdh lama sekali dia mengusir sisa cinta di jiwanya, tapi ia juga tau jika cinta bukan lah hal yang baru, bahkan penghuni pertama bumi ini juga menjadi korban cinta.

"aku kalah, cinta telah berkuasa,bahkan cinta ini seakan menjadikan ku budak nya, sebentar lagi pasti dunia akan menyebutku begitu, budak cinta yang tak pernah lelah bersajak indah. " batin ja'far sambil tersenyum sendiri, tatapan nya masih tertuju pada aluna nya yang bergerak lincah untuk menyiapkan makan siang nya pada ojek online, yah, ojek online yang ingin ja'far bantai saat itu karna telah mengganggu momen terbaik dlm hidup nya, setelah sedikit drama karna mood ja'far yang memburuk istrinya begitu pengertian mengajaknya sholat berjamaah, suatu kewajiban yg tk mungkin ja'far abaikan, setelah menunaikan sholat disini lah dia kini, duduk manis menunggu istri cantiknya selesai mempersiapkan segalanya,

"jangan melamun mas ,kan kata pak ustadz gk baik, nanti luna jadi janda lagi gimana???" seru luna sambil menaruh makan siang yg ia bawa. " mas gk ngelamun honey, lagi tafakkur ini honey, bukan melamun" "tafakkur yg bagaimana mas? " selidik luna yg mulai akan melahap makanan nya stlh td ia sempat kan berdoa sejenak, "subhanallah,... sungguh indah ciptaan mu ya robb dlm bentuk istri hamba ini! " bluuuusss, pipinya yg sdg mengunyah merona seketika, sungguh suaminya ini terlalu pintar dlm urusan mengambil hati,

tak memakan waktu lama, acara makan siang pun usai, setelah membersih kan peralatan makan nya luna menyusul sang suami yang duduk di shofa panjang di ruang depan.luna langsung saja duduk,ja'far yg td sdg berselancar dg gawai nya terlihat meletakkan gawai nya, tiba2 dia merebahkan kepalanya di pangkuan luna, hal yg sungguh membuat luna kaget, tangan nya melingkar ke sisi belakang, luna blm bisa bereaksi, jantung nya sdh bertalu-talu di dlm sana, dia bahkan bernafas dg begitu pelan nya krn ia tk ingin suaminya mendengar degup jantung nya, tapi kemudian dia mencoba rilex, dia angkat tangan nya untuk mengusap surai suaminya, tanpa diduga ja'far semakin memperdalam kepalanya, terus menggesek di perut luna, " izinkan begini dulu ya honey, sebentar saja! " luna tak menjawab tapi tangan nya masih mengusap rambut hitam itu . sungguh, meski kini cinta itu mgkn blm ada, tapi luna bersyukur jika lelaki ini lah yg allah siapkan untuk nya,untuk membimbing masa depan nya. "udahan yuk rebahan nya, biar cepet selesai, " keluh luna. "kamu gak capek honey????"tanya ja'far yg msh dlm posisi semula, "gak lah, udah biasa juga," tapi lelaki itu semakin mengeratkan pelukan nya dan seperti menggumamkan sesuatu di pusat perut nya. "mas geli...! " ja'far pun berhenti menciumi perut istrinya, luna tau lelaki ini menginginkan sebuah keluarga sederhana yang bahagia, entah mengapa perasaan nya jadi bimbang, dia menghawatirkan posisi si kembar, merasa tak sda pergerakan dari wanitanya ja'far mendongak, dia mendapati tatapan kosong istrinya, " ada apa honey??? " tanya ja'far seraya menyentuh pipi istrinya, aluna pun mengarahkan pandangan nya pada sang suami di bawahnya, wajah sendu itu dg mudah nya bisa terbaca, " kamu melamun lagi??? "wanita itu menggeleng, ja'far coba meraih tangan nya dan mengecup nya dalam, sungguh energi yang ja'far salurkan sampai ke jiwa luna, hatinya kembali menghangat seakan melepas beban yang tadi menghimpit dadanya, entah sejak kapan tatapan lelaki di pangkuan nya ini juga mampu menenangkan hatinya,sesuatu yang tidak ia dapatkan dari mendiang suaminya ilyas.

"kamu memikirkan sesuatu??? " luna masih diam, " kamu menghawatirkan tentang ini,??? " tebak ja'far sambil kembali mengelus permukaan perut luna yang dilapisi mini dress yg ia kenakan, kediaman luna sudah cukup memberi jawaban bagi ja'far, dia pun beranjak dr rebahan nya duduk menghadap sang istri, dia meraih kedua telapak tangan luna dan menggenggam nya. " percayalah honey, mas gak akan menuntut lebih jika kamu tidak berkenan memiliki buah hati yang lain bersama mas, ketakutan mu patut dipertimbangkan, aku paham hal itu, si kembar juga bukan orang lain bagi mas, mereka juga sdh mas anggap anak2 mas sendiri terlepas dari hubungan kita saat ini, please, jangan berpikir terlalu jauh, mas ingin kamu bisa jalani hubungan ini se nyaman mungkin,! "mata yang tadi nya menunduk itu sdh mengarah ke mata suaminya, dari sisi pandang luna ia tak dapat menemukan keraguan sedikitpun, luna mencoba tersenyum, meyakini semua ucapan suaminya. "terimakasih ya mas, my husband is the best" luna mengacung kan ke dua jempol nya, senyum cerah itu ia semat kan untuk menghapus semua kebimbangan yang pernah singgah, "ya,maka dari itu berterimakasih lah dengan baik" ah, luna di buat gelagapan oleh jawaban suaminya, lihatlah, suaminya sok cuek dg memain kan gawai nya.

"cuuppp" sebuah kecupan mendarat di pipi ja'far, sedang si pelaku sdh dg jurus seribu kaki, "ayo mas kita lanjutin beberes nya biar cepat selesai, " seru luna dari belakang sana, senyum ja'far mengembang, tak menyangka dg sikap berani istrinya yg sdh sejauh ini, dia lantas segera beranjak untuk menghampiri istrinya, sosok yang ia tuju terlihat mulai memegang vakum Cleaner, langsung saja ja'far rengkuh tubuh itu, "kamu mulai berani pancing2 ya, mulai nakal sekarang" ucap ja'far sambil memeluk tubuh sinyal itu, " siapa juga yg nakal dan mancing2 mas, itu kan sekedar ucapan terimakasih luna, gk suka juga gk pa2 luna gk bakal lakuin lagi" "NO honey, jangan hentikan,mas akn sangat kecewa kalau kamu lakuin itu,! " tolak ja'far cepat, "yaudah, sekarang kita lanjutin beberes nya ya, udah mau sore lo, " ajak luna, "ya, mari kita lanjutkan bersama, " ja'far melepaskan pelukan nya setelah mengecup pucuk kepala sang istri meski dr belakang. " ini yang belum di beresin tinggal kamar 2 ini aja lo, masih gak mau nih buka pintunya, sebenernya ada apa sih di dalam sana " ja'far yang tadi nya hendak ke ruang dpn berhenti,dia melihat istrinya dg expresi kesal, ja'far memutar langkah nya kembali fia terkekeh melihat tingkah wanitanya itu, "mas lupa kalau pintunya ke kunci" luna mencebik, setelah ja'far memasukkan Doorcode nya, luna mengikuti sang suami yang mulai melangkah, sunyi, ruangan ini gelap dg aroma khas suami nya yang mulai luna kenal, luna kira didalam nya akan banyak barang2 milik kk ipar nya, karna yg luna tau unit ini adalah pilihan Hanna, tak banyak furnitur disini, kamar ini begitu luas, hanya ada ranjang king size dan nakas kecil disamping nya, dan disisi ujung ada lemari super mewah yg memenuhi ukuran ruangan itu, ja'far mulai membuka tirai yang menutupi jendela ful kaca di depan nya, luna tertarik dg pemandangan itu, dari sana dia bisa melihat pemandangan dari ketinggian tempat nya berdiri, dia merasa berada di atas awan dr posisi ini, subhanallah... jika bukan karna kuasa ALLAH sungguh ini tak kan mungkin bisa didirikan, tangan nya menyentuh dinding kaca itu, " kau suka honey??? " tanya ja'far tiba2, sungguh lelaki ini sangat menyukai posisi memeluk dari belakang.

"subhanallah ya mas, tanpa dengan kuasa ALLAH mustahil bangunan semegah dan setinggi ini bisa didirikan" ucap luna yang mulai merasa nyaman dalam rengkuhan sang suami, " ini blm apa2 honey, masih ada langit yang bisa ALLAH bentangkan tanpa satu tiang pun yang menyanggahnya. " sungguh, luna selalu dibuat kagum dg semua yg keluar dr suami nya itu, luna pun membalikkan tubuh nya, "mas selalu bisa melebihi siapapun,pemikiran mas selalu bisa membuka mata kita agar kita pandai bersyukur," mata mereka sdh saling bertemu, " jangan coba2 membuat mas besar kepala honey, mas hanya ingin menyalurkan apa yang mas tau" jantung mereka mulai saling bertalu-talu kencang, beradu dan saling memburu, " bahkan luna sudah menemukan ketenangan hanya menatap mata mas! " luna mencoba jujur dg apa yg dia rasakan, ja'far semakin menarik pinggang istrinya rapat, " jangan memancingku honey, bahkan kaupun tau jika pada ilyas saja aku masih begitu cemburu" nafas ja'far sdh memburu, dia benar2 tak mampu melihat ekspresi istrinya, " luna hanya mencoba jujur mas,tentang apa yang luna rasakan "tanpa ja'far duga istrinya dg berani menaruh tangan nya di dada yang masih dilapisi kemeja, sungguh ja'far hanya bisa memejamkan matanya menahan sebuah gejolak aneh saat jari2 lentik itu bermain di sana, tak tahan dia cekal pergelangan tangan istrinya sejenak, dia menunggu reaksi disana, ternyata sang istri menerbitkan senyum manis nya, langsung ja'far ciumi telapak tangan itu menjalar hingga ke lengan dan bahunya, setelah itu dia kembali menatap wajah ayu didepan nya, terlihat tanpa beban, dia kembali mencoba peruntungan nya, dia tarik pelan khimar yang menutupi rambut hitam sebahu istrinya, leher jenjang itu terlihat indah dihiasi kerah sanghai dari mini dress yang luna kenakan, kulit putih bertemu dengan warna Burgundy yang membuat kulit itu terlihat sangat segar. ja'far merengkuh leher jenjang itu dari belakang, sungguh nafas nya sudah benar2 memburu, dia mulai mendekati bibir kenyal aluna, bak di beri lampu hijau ketika dia melihat wanitanya ini menutup mata pasrah, tak ingin membuang waktu dia melumat bibir kecil itu melumat nya lembut hingga luna dg sadar mengalungkan tangan nya di leher ja'far, lama mereka beradu hingga ciuman itu terurai dirasa mereka Sama2 kekurangan oksigen,

tapi ja'far tak berhenti disitu, dia sdh terlanjur tergoda dg leher jenjang istrinya dia mulai mencumbunya, luna bereaksi pasrah dia memberi akses sang suami agar menikmatinya ja'far mendorong pelan dan tubuh luna sudah bersandar di dinding kaca itu, desahan itu masih tertahan dibibir luna membuat ja'far semakin tak tahan tuk menggigit leher itu, dan benar saja, lenguhan merdu itu lolos begitu saja, membuat ja'far mengeluarkan senyum smirk nya. dia menatap wanitanya sejenak, sungguh wajah sayu dengan dada naik turun itu semakin membakar gairahnya, langsung saja ja'far meraup bibir itu rakus, kini dia menuntut balas dari wanita di dpn nya, tangan nya jg sdh bergerak aktif membuka resleting dpn mini dress aluna, keduanya sudah terhanyut dlm permainan yang sdh mustahil diakhiri, mereka sedang ber euforia dg perasaan penuh cinta, luna mulai bergerak gelisah kala tangan kekar itu mulai meremas buah dadanya, tapi suara dering tlpn membuyarkan ilusi luna, kesadaran nya mulai kembali perlahan, tapi tdk dg dang suami, ja'far malah menolak keadaan itu dia tetap berusaha fokus pada ciuman nya "masss" luna berhasil mendorong dada suaminya hingga ciuman itu terlepas, dering tlpn itu masih memenuhi ruang utama itu, ja'far masih menyatukan kening nya dg kening luna, nafas nya begitu memburu luna mengerti betapa tersiksa nya lelaki ini, kembali luna fokus pada suara tlpn itu, begitu nyaring dan menuntut untuk diterima.

"masss" luna berusaha membujuk, ja'far justru membenturkan kepalan tangan nya pada dinding kaca dibelakang luna, luna menggigit bibir bawah nya untuk menahan rasa kaget dan takut yang didesain nya, ia tau itu bukan keadaan yang mudah untuk seorang lelaki, ketika hasrat mereka sdh memuncak hingga ke ubun2 tapi semua nya malah tak tersalurkan, ja'far mulai melepas penyatuan kening nya, dia menatap wanita di bawah tatapan nya ini, " handphone nya bunyi terus, takut nya ada yang penting, ja'far menghembuskan nafas nya berat, "dasar, pengganggu laknat! " gerutu ja'far sambil mulai melangkah menuju ranjang tempat dia menaruh handphone nya tadi, sungguh jika saja tdk ingat ketegangan yg terjadi mungkin luna sudah menyemburkan tawanya, dua menggeleng -geleng tak percaya dg gerutuan sang suami,

"apa katanya, pengganggu laknat???? "🤣🤣