Diculik dan hendak dijual organ tubuhnya membuat Eva salah jalan dengan meminta pertolongan kepada pria asing yang rupanya seorang Mafia Berdarah Dingin??
Tinggal bersama kumpulan orang-orang bringas yang hobi berbisnis ilegal di Mansion D'Alle. Mansion milik seorang mafia berdarah dingin bernama Damiano Shaw D'Allesandro— pria dengan ambisi yang ingin menguasai 3 wilayah terbesar milik mafia terkenal dan memperluas kekuasaannya.
Pertemuannya dengan Eva malah membuatnya menemukan arti kehidupan yang sesungguhnya. Lalu bagaimana nasib Eva? Hidup bersama lima keluarga mafia yang masing-masing memiliki kisah dan dendamnya tersendiri. dibunuh dan membunuh! menyiksa, merebut, memaksa, seks, kriminal.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MY MR.MAFIA — BAB 21
KETEGASAN DAMIANO SHAW D'ALLESANDRO
Keesokan paginya. Eva mengerjapkan matanya ketika berasa berat hingga sadar karena keberadaannya yang masih kurang aman, ia memutuskan bangkit dan melihat ruangan yang begitu hening, gorden yang sengaja tak dibuka sehingga cahaya matahari tak dapat menembusnya.
Mata Eva melirik ke arah ranjang yang masih rapi dan kosong.
“Apa dia— ” wanita itu menatap ke pakaiannya yang masih utuh.
Dengan bergegas, Eva meraih tasnya dan keluar dari kamar suram baginya. Dan beruntungnya, pintu sudah bisa dibuka. “Oh, ya Tuhan, syukurlah!” ucapnya lega dan segera pergi.
Melihat beberapa pelayan hingga beberapa pria berjas rapi ada juga yang berkaos hitam berlalu lalang membuat Eva mengernyit heran. Apakah dia berada di Mansion? Kenapa ada seseorang yang dengan santainya berjalan-jalan di lorong Mansion mewah itu.
“Nyonya Eva?” tanya seorang pelayan yang menghentikan langkahnya dengan berdiri di dekan Eva.
“Iya. Why?”
“Anda sudah ditunggu di lantai bawah, mari.” Pelayan wanita tadi berjalan menunjukkan arah lantai bawah yang dia maksud.
Ya! pintu utama adalah lantai dua, dan lantai pertama dibangun di bawah tanah. Begitulah keunikan Mansion D'Alle yang sengaja Shaw modif seperti itu.
Eva benar-benar terpukau akan Mansion itu, unik dan sangat bagus. Hingga langkahnya yang menuruni tangga memutar dan sampailah ia di lantai satu tempat kericuhan dan kesibukan para anak buah atau pekerja Damiano Shaw D'Allesandro berada.
Wanita cantik dengan dress hitam itu menatap kagum melihat bisnis Shaw rupanya terkumpul di lantai bawah. Casino kecil yang mengarah ke perjudian dan permainan kuno yang banyak diminati. Tak cuman itu saja, dibalik dinding sekat ada laboratorium pembuatan obat-obatan terlarang termasuk ganja.
“The innocent woman! (wanita polos)!” Gumam Camila menatap dengan seringaian kecil.
Kate yang mendengarnya hanya menatap datar ke Eva seperti sebuah ancaman.
Sungguh?! Eva terpaku saat semua mata tertuju ke arahnya hingga kegiatan yng tadinya sibuk terhenti begitu saja.
“CONTINUE YOUR WORK, C'MON (LANJUTKAN PEKERJAAN KALIAN, AYO)!" tegas Shaw dengan suara besarnya yang menggema hingga anak buahnya kembali melakukan pekerjaan mereka.
Sementara itu, Shaw, Kate, Will, Camila dan Kit— kelima orang itu masih menatap tajam ke arah Eva yang mulai menuruni anak tangga dan berjalan ke arah mereka dengan kegugupan. Bagaimana tidak? Aura kelima orang tadi benar-benar membuatnya seperti domba dikelilingi serigala.
“What is your name, woman?” tanya Kate yang masih memegang rokok disela jari telunjuk dan tengah, menopang tangan kirinya itu ke tangan kanan yang ia lipat di depan perut.
“Eva.” Jawab singkat Eva tanpa gugup.
Mereka mendengar nama itu, dan tak bergeming sedikitpun. Sedangkan Shaw hanya mengamati bagaimana keluarganya itu berkenalan dengan tamu baru mereka.
“You have nice boobs! (Kau memiliki dada yang bagus)!" ujar Camila terus terang bak sebuah candaan hingga refleks Eva sedikit menaikkan dress bagian dadanya.
Camila menyeringai kecil, begitu juga dengan Will yang merasa itu hiburan Camila.
“Thank you!” balas Eva penuh percaya diri hingga senyuman di bibir Camila seketika hilang menjadi tatapan tajam. Eva melirik ke Kit, si laki-laki remaja yang juga mengenakan setelan jas hitam rapi.
Kit terus menatap ke Eva seperti pengingat bahwa dia memintanya untuk diam setelah dipergoki merokok diam-diam. “Siapa namamu?” tanya Eva kepada Kit sehingga Shaw melirik ke adiknya yang nampak gugup.
Will, Kate dan Camila masih fokus ke Eva.
“Beritahu dia, siapa namamu.” Pinta Shaw ke adiknya dengan tegas namun masih terdengar santai.
“Kit.” Ucap laki-laki rapi itu tanpa senyuman.
Eva mengerti sekarang, kenapa laki-laki bernama Kit itu takut bila ketahuan merokok. Kakaknya Shaw mendidiknya dengan sangat baik namun sedikit keras.
“Aku tidak yakin dengan wanita ini.” Bisik Kate kepada Camila namun bisikan itu sedikit keras sehingga Shaw sendiri dapat mendengarnya.
“Me too.” Sela Shaw yang mulai membuka kotak rokoknya dan mengeluarkan satu ia apitkan ke bibirnya.
Pandangan mereka tertuju ke Shaw yang tiba-tiba menyela begitu saja. Usai menyalakan rokoknya, pria itu melempar kecil korek api tersebut ke atas meja di samping.
Asap mengepul saat Shaw mengembuskan napas panjang. “Tapi sayangnya aku membutuhkannya sebagai pancingan.” Jelas Shaw membuat Kate berkerut alis dan berjalan ke arahnya dengan bingung.
“Jelaskan lebih detail Shaw.” Pinta Kate.
Shaw menatap datar wanita tua di depannya saat ini, mengambil rokoknya dari sudut bibirnya. “Para polisi memblokir pelabuhan. Kelompok bandar, mereka sepakat rehat sampai polisi itu pergi. Tapi Kate, ini adalah kesempatan kita untuk menjadi yang terdepan.” Shaw menjelaskan sebisa mungkin agar wanita tua didepannya itu setuju dengan idenya.
Tatapan serius Shaw membuat Kate yakin dan selalu percaya dengan setiap idenya. Sebagai yang tertua dia selalu dihormati.
“Jika para bandar itu berhenti dan kita tidak tahu sampai kapan polisi memblokir pelabuhan. Sudah aku jamin mereka yang berada diluar sana akan lebih berbisnis dengan seseorang yang menepati janji dan lebih bertindak tanpa takut.” Mata abu-abu milik Shaw begitu mengkilat dan menunjukkan ambisi besar di dalamnya.
“I always agree with what you say Damiano! (Aku selalu setuju dengan ucapan mu Damiano)!” balas Kate tersenyum tipis seraya menghisap rokoknya.
Mereka yang mendengarnya pun ikut-ikut saja dengan ide Shaw. Mereka juga ingin memperluas kekuasaan dan wilayah sebagai bentuk dendam atas penindasan orang-orang sialan di kalangan atas yang memiliki kekuasaan lebih.
Berbeda dengan Eva yang tentu saja tak setuju karena itu diluar kata halal. Ya... Seperti itulah.
“C'mon.” Shaw berjalan keluar dan meminta mereka mengikutinya termasuk Eva.
Tentu saja mereka berempat mengikuti Shaw termasuk Eva yang masih kebingungan akan rencana apa yang mereka maksud. Kate sendiri sudah mengerti tanpa bertanya apa yang akan Shaw lakukan kepada Eva dan para polisi tadi.
Sampai di halaman depan. “KIDS!!" panggil Shaw dengan suara keras dan lantang sehingga anak buahnya yang entah dari mana saja, tiba-tiba datang bergerombol dengan wajah tegas mereka yang siap mendapat perintah.
Eva baru pertama kalinya melihat seorang pria gagah dan tampan, susah tersenyum pemilik sifat angkuh yang kini tengah memerintah kepada anak buahnya.
“Listen to me. Prepare the items to be sent as per their fucking request, out there. (Dengarkan aku. Siapkan barang-barang yang ingin dikirim sesuai permintaan mereka, di luar sana).” Jelas Shaw dengan suara besarnya.
“We're going to continue this fucking business (Kita akan melanjutkan bisnis ini).” Lanjutnya dengan penuh ketegasan dan tatapan yang selalu fokus.
Will, Camila, Kate dan Kit sudah biasa melihat hal seperti itu. Shaw selalu bersikap tegas dan gagah! Pria idaman.
-‘Apa yang akan mereka lakukan padaku?’ pikir Eva mulai tak karuan.
...***...
msh ada musuh2 shaw sprt Alfie cham, Mr. chester & ayah shaw Adrian egort.
eva & shaw sdh sepakat mau pny baby 😁😍😀😁🫢🤭
bener² pasangan ini
nyosor aja terus si shaw 🤣
akhirnya will & gina menikah..
apakah shaw akan sanggup membunuh ayah nya sendiri si adrian ..
dan shaw sll bisa menenagkan eva 🥰😘😍🫢🤭
kalo ga jodohin aja sama Kate yakan hehee 🫶