NovelToon NovelToon
Miss Rania, I Love You

Miss Rania, I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cinta Terlarang / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Slice of Life
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lalalati

Pecinta K-POP merapaaaaat! Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya kalau mampir!

Rania adalah seorang wanita muda yang berprofesi sebagai guru. Ia multitalenta, baik hati, cantik, dan mandiri. Suatu hari Rania bertemu dengan seorang pemuda tampan yang lebih muda darinya, Logan namanya.

Awal pertemuannya dengan Logan, diwarnai dengan banyak kesalahpahaman. Namun apa daya cinta terlanjur tumbuh di hati keduanya.

Walaupun banyak perbedaan dan rintangan yang hadir di antara keduanya, termasuk kenyataan bahwa ternyata Logan adalah siswa di tempat Rania mengajar, tak cukup kuat untuk menghapus rasa yang sudah tumbuh di antara mereka.

Kisah ini bukan hanya tentang mereka berdua, tapi juga tentang kisah masa lalu orang tua mereka yang begitu rumit.

Mampukah Rania dan Logan bersatu di tengah banyaknya perbedaan yang menjadi penghalang bagi keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20: Siang Hari di Le Bridge

"Ran? Kenapa?" tanya Logan karena Rania yang malah menatapnya terperangah.

"Hah?" Rania tersadar. "Gak apa-apa, kok. Euh... Sekarang kita cari makan dulu. Kita harus makan dulu sebelum main."

Rania membuka ponselnya dan membuka laman pencarian untuk mencari tempat makan yang recomended di sekitar sini.

"Yuk ikut aku aja. Kita parkir di sini juga karena aku emang rencana ngajak kamu makan dulu di sana." Dagu Logan mengarah ke sebuah resto pinggir pantai.

Rania mengikuti arahan Logan dan melihat sebuah resto yang cukup mewah. Resto itu memang sangat cozy. Letaknya di tengah-tengah laut. Harus berjalan di jembatan dulu untuk sampai ke sana.

"Ya udah saya ambil tas dulu."

Rania beranjak dari kursi taman dan melangkah menuju mobil Logan. Logan memijit remote mobilnya agar Rania bisa mengambil tasnya.

Kemudian mereka sampai di resto yang bernama Le Bridge. Mereka duduk di sebuah meja di area ber-AC dekat jendela yang langsung menampakkan birunya lautan. Pramusaji pun memberikan mereka menu.

'Ya ampun, mahalnya gak kira-kira,' komentar Rania dalam hati saat melihat harga makanan di sana yang lumayan mahal.

"Mau makan apa, Ran?" tanya Logan yang masih melihat menu.

"Bingung. Apa ya? Kayaknya enak-enak," Rania masih mencari makanan yang tidak terlalu mahal.

"Aku pesenin aja gimana? Aku pernah beberapa kali ke sini," Logan menawarkan.

Karena Logan menawarkan diri untuk merekomendasikan makanan, Rania tidak enak jika menolak. Akhirnya ia setuju, "boleh deh."

Namun seketika Rania menyesali keputusannya.

"Ya udah, Mbak kita pesen wagyu tenderloin dua, minumnya... kamu mau apa minumnya?" tanya Logan ditengah-tengah pesanannya pada sang pramusaji.

"Es teh manis," sahut Rania cepat.

"Ice tea, Ran?" koreksi Logan. Di menu itu memang tidak ada menu es teh manis, namun tertulis ice tea.

"Sama aja kali," debat Rania dengan gemas. Ice tea adalah menu minuman paling murah sehingga Rania spontan memesan itu.

Rania menyesal telah percaya pada menu yang Logan rekomendasikan karena ternyata yang Logan pesan justru menu paling mahal yang ada di dalam menu. Namun tidak mungkin Rania tiba-tiba membatalkan juga.

"Baik, Mas. Di tunggu sebentar." Pramusaji itu pergi membawa pesanan mereka.

Rania diam-diam berhitung di dalam kepalanya, akan berapa biaya yang akan dia keluarkan untuk makan pagi menjelang siangnya kali ini.

'Kayaknya uang aku cukup,' gumam Rania dalam hati. 'Tapi sayang banget uangnya padahal bisa aku pakai buat beli nasi padang selama 2 minggu. Lebih bahkan.' Jiwa anak kost Rania terus meronta-ronta.

"Kamu kenapa sih kok bengong?" tanya Logan membuyarkan pikiran Rania yang sedang sibuk dengan perhitungan matematikanya.

"Gak apa-apa, kok," elaknya.

Rania memilih untuk menikmati pemandangan indah yang ada di sebelah kanannya. Ia menghela nafas, 'Ya sudahlah, Ran. Gak apa-apa. Jangan dipikirin, boros kali-kali gak apa-apa 'kan?' Rania masih sibuk dengan pikirannya.

Walaupun Rania menatap ke arah lautan lepas, namun sudut matanya bisa melihat Logan yang sedang menatap ke arahnya.

"Kamu bisa gak sih jangan lihat ke saya terus? Mending lihat ke laut, kapan lagi lihat pemandangan kayak gini," saran Rania yang merasa terganggu dengan tatapan Logan.

"Emang gak boleh ya?" tanya Logan dengan polosnya.

"Gak boleh," tegas Rania dengan galak.

Logan terkekeh mendengar ucapan galak crushnya itu. "Oh iya, aku pengen nanya dong boleh gak?"

"Nanya apa?" Rania mempersilahkan.

"Ayah kamu itu umurnya berapa? Kok kayak masih muda banget."

"Papaku empat puluh satu tahun."

"Sama sama Bunda aku dong," Logan cukup terkejut.

"Tante Carla empat puluh satu juga?"

"Iya."

Kemudian makanan mereka datang. Dari aroma dan tampilannya tidak heran harganya sangat mahal. Rania segera memotong sedikit ujung steak itu, dan memasukkannya ke dalam mulutnya dan Rania tercengang karena rasanya benar-benar enak.

Rania memotong sedikit lagi karena lidahnya meminta lagi daging yang memanjakan lidahnya itu. Namun kemudian Logan mengambil piring Rania dan menyimpan piring miliknya yang daging wagyunya sudah ia potong-potong menjadi bagian-bagian kecil.

"Logan ngapain?"

"Udah aku potongin tuh biar kamu tinggal makan."

"Tapi itu yang punya saya udah saya makan sedikit."

"Gak apa-apa. Yuk makan." Logan mulai memotong steaknya dan memasukkannya ke mulutnya.

'meleleh lagi deh aku. Kenapa dia tuh peka banget sama hal-hal kecil dan remeh kayak gini sih? Cewek mana yang gak kelepek-kelepek kalau diginiin coba.' batin Rania sambil terus mengunyah dengan perasaan 'teruwu-uwu.

Sesekali ia melirik ke arah Logan yang juga sedang menikmati makanannya.

"Jadi, kok bisa Papa kamu masih umur empat puluh satu? Padahal kamu udah dua puluh tiga tahun?" Logan melanjutkan percakapan mereka yang tadi sempat tertunda.

"Saya lahir waktu umur papa saya seumur kamu sekarang," terang Rania.

"Oh ya?" Logan agak terkejut dengan yang dikatakan Rania. Tapi ia berusaha untuk biasa saja dan terus mendengarkan.

Rania mengangguk. "Papa saya dulu lulus SMA umur tujuh belas tahun. Sekitar setahun kemudian saya lahir, pas papa saya umur delapan belas tahun. Kalo saya jalan sama papa saya pas SMP, saya suka dikira pacaran sama om-om. Karena style baju papa saya gak kayak ayah-ayah kebanyakan. Terus pas SMA saya malah dikira pacaran sama anak kuliahan. Pas saya kuliah, malah dibilang serasi kalau lagi jalan bareng," kenang Rania.

"Emang sih papa kamu emang masih kelihatan muda banget. Tapi keliatan banget sayang banget sama kamu. Aku sempet patah hati waktu lihat kamu dicium sama papa kamu waktu di toko buku. Kirain pacar kamu," rajuk Logan.

Rania hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Logan.

"Papaku emang gitu. Masih suka nganggep aku anak kecil. Cium peluk dimana aja, gak sadar anaknya udah dewasa."

"Gak nyalahin sih emang kamu gemesin jadi pengen peluk dan ciumin," ucap Logan pelan namun cukup terdengar oleh Rania.

"Apa?"

"Nggak kok."

"Saya denger loh," ucap Rania dengan nada galak.

"Wajar kayaknya kalau aku pengen peluk dan cium, 'kan aku suka sama kamu."

"Kamu tuh gampang banget ngomong suka." Rania selalu merasa terbebani karena Logan yang semakin lugas mengatakan suka padanya.

"Kan emang aku suka sama kamu. Aku tipe yang jujur. Kalau suka bilang suka, kalo nggak ya nggak."

"Kalo ayah kamu gimana orangnya," Rania mengubah topik pembicaraan.

Logan tidak langsung menjawab. Makanannya sudah habis dan ia meminum ice teanya.

"Ayah dan Bunda juga udah cerai kok."

Rania melihat ke arah Logan yang kini memandang jauh ke lautan di sebelah kirinya.

"Maaf ya saya gak tahu."

"Dia laki-laki brengsek suka main cewek dan KDRT. Phobia aku itu gara-gara dia. Gak keitung berapa kali bunda dipukulin sama dia. Tapi akhirnya semua itu udah selesai. Sekarang seudah bunda cerai sama dia, aku sama bunda pindah kesini buat mulai hidup baru tanpa dia." Raut wajah Logan terlihat menahan amarahnya. Sepertinya hanya dengan membicarakan sosok sang ayah cukup untuk membuat Logan emosi.

'Ternyata hidup kamu gak semulus yang aku kira ya, Gan,' batin Rania.

1
Anastasia Arita
semangat Logan kejar Rania mu
Anastasia Arita
lanjut thor, seru ceritanya /Good/
lalalati: thanks kak udah baca sampai sini 🥰
total 1 replies
aca
kasih jodoh buat nindi donk kasian masak g dpet cinta dr suami pdhl dia di sini korban loh
lalalati: ikutin terus aja ya kak 😁
total 1 replies
aca
jngan ampe Rendra ma Carla kasian rania donk nindi jg korban tp Rendra egois malah g kasih kesempatan nindi
aca
bagus ne cerita Q kasih bunga
lalalati: makasih kakk ikutin terus 🥰
total 1 replies
Anastasia Arita
semangat.. lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!