Kisah wanita yang tinggal dengan segala lika liku tinggal dengan mertua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FEZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Syarat pindah rumah
waktu terus bergulir akhirnya tidak terasa sore hari suamiku pulang kerja ku sambut dengan senyuman dan ku buatkan secangkir kopi tanpa ada teman minum kopi karena memang tidak ada apa apa dirumah setelah selesai rutinitas suamiku menemui mertuaku untuk menyampaikan maksud untuk pindah rumah
"Pak, bu Harun ada perlu sama dan ibu"Harun mencoba untuk tenang tapi tetap rasa takut menyelimuti. "ada apa Run"timpal ibu "begini bu Harun dan Mirna ada keinginan untuk pindah rumah"plak meja dipukul oleh ibu Harun karena marah merasa tidak terima anaknya pindah karna dalam pikiran bu Ratmi kalo harun pindah siapa yang akan mengerjakan pekerjaan rumah sedangkan bu Ratmi tahu anak perempuanya semuanya malas. namun Harun tetep teguh pendirian untuk pindah rumah akhirnya ayah dan ibu Harun mengatakan akan diputuskan besok
setelah pertemuan itu pada saat makan malam semua saudara Harun memandang Mirna dengan penuh kebencian namun Mirna tak ambil pusing karena keinginannya sudah diungkapkan meskipun belum jelas kepastiannya
setelah makan malam Mirna dan Harun masuk kekamar untuk istirahat setelah didalam kamar Mirna mengucapkan terimakasih karena sudah mau menyetujui permintaanya suaminya hanya diam seperti biasa karena sudah terbiasa Mirna tidak ambil pusing lebih baik tidur
saat pagi hari tiba Mirna melakukan tugasnya seperti biasa dan setelah selesai semua keluarga berkumpul untuk makan pagi dan setelah selesai Harun dan Mirna disuruh keruang tamu diruang tamu tidak hanya orang tua harun yang ada ditempat itu saudara dan ipar Harun juga disitu"Harun langsung saja napak dan ibu sebenarnya berat untuk melepas mu keluar dari rumah ini namun karena kamu memaksa bapak dan ibu menuruti keinginan kamu namun dengan syarat" "syaratnya apa bu" Harun bertanya "syaratnya kamu boleh pindah rumah namun kamu pindah disebelah rumah bapa dan ibu kamu bangun sendiri rumah itu tanpa bantuan uang dari kami tapi kamu harus bayar uang sewa tanah yang kamu tempati kepada kami bagaimana kamu mau ga"dengan tatapan penuh kebencian ke pada Mirna bu Ratmi menyampaikan usulannya
Harun bingung namun Mirna dengan mantapnya menyetujui keinginan mertuanya"baik bu saya setuju "jawab Mirna namun Susi adik ipar Mirna yang ketiga menyahuti perkataan Mirna dengan kebencian"heh si miskin ingin pindah rumah yakin bisa makan" Mirna hanya diam dalam hati dia akan membuktikan kalo pilihan nya adalah yang terbaik
setelah pertemuan keluarga Mirna mengantar kan Harun untuk bekerja dan Mirna menyelesaikan rutinitas nya sehari hari dirumah tanpa ada yang membantu yang ada malah hanya dengan sengaja mereka membuang bungkus makanan sembarangan padahal baru disapu oleh Mirna
sore harinya Harun pulang lebih awal dari hari biasa untuk menemui pak Sapto yang memiliki pohon kayu rencananya Harun akan membeli dari Pak Sapto karena Pak Sapto terkenal orang yang baik hati meski terkenal kaya ditempat itu
"permisi pak"Harun mengetuk rumah pak Sapto "krek" pintu dibuka dan terlihat bu Sapto "oh Harun ada perlu apa ke rumah saya" "begini bu saya mau membeli kayu punya ibu "oh silakan masuk dan duduk dulu Harun saya panggilkan bapa" "baik bu" selah tak berapa lama pak Sapto datang keruang tamu dan menemui Harun dan mereka pun membahas tentang kayu dan semuanya terselesaikan setelah urusan selesai Harun pulang kerumah langsung masuk kekamar untuk menyampaikan pada Mirna tentang hasilnya dan Mirna merasa senang karena diberi kemudahan
jdi jantan kok plinplan
seru