Rull, seorang pemuda berusia 17 tahun yang sering menjadi korban perundungan di sekolahnya, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis. Dalam sebuah kegiatan kemah sekolah, ia tersesat di hutan dan mengalami serangkaian kejadian mengerikan yang membawanya ke ambang kematian. Saat berada di antara hidup dan mati, sebuah entitas misterius memberinya kesempatan kedua di dunia yang asing dan penuh keajaiban.
Terbangun di dunia baru yang indah namun berbahaya, Rull harus belajar bertahan hidup dengan kemampuan serta kekuatan yang ia miliki. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Jack, Blade, dan Arlecchino. Mereka berpetualang bersama dan menyelesaikan konflik di berbagai region.
Entah takdir apa yang mereka hadapi bersama di dunia yang penuh keajaiban dan bahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon The rull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arc Disturbia Bab 1 Frustasi Seorang Rull
Rull, blade, jack, dan Arlecchino pergi mengembara bersama, tujuan mereka adalah menuju ke region Disturbia, mereka menempuh perjalanan jauh bersama-sama hingga mereka sampai ke region tersebut. Disturbia adalah tempat yang menarik untuk dijelajahi! Dengan kekayaan budaya dan meriahnya negara itu, pasti akan ada banyak hal menarik yang bisa mereka temui dan lakukan di sana.
"Wow jadi seperti ini kah disturbia," ucap Jack yang kagum. Mereka semua menikmati indahnya region ini, namun mereka bingung harus tinggal di mana. Selang beberapa waktu mereka memikirkan itu tiba-tiba seorang kakek tua menghampiri mereka, "apa kalian seorang pengembara, perkenalkan nama Kakek adalah Jyan." Kakek itu menawarkan tempat tinggal kepada mereka dan mereka pun menyetujuinya dengan perasaan bahagia, "Baik kek, terimakasih sudah memberikan kami tempat tinggal." Mereka semua pergi ke tempat kakek Jyan tinggal yang ternyata adalah sebuah dojo.
Mereka semua diberikan kamar masing-masing. "kalian istirahat lah, kakek rasa kalian lelah karena menempuh perjalanan jauh." Dimalam hari, dimana semuanya sedang beristirahat, tetapi kakek Jyan melihat Rull duduk sendiri di teras.
Kakek Jyan : "Sepertinya kau memiliki masalah anak muda".
Rull : "Kakek aku merasa heran dengan diriku, aku mempunyai kekuatan yang bahkan aku sendiri tidak mengetahuinya".
Kakek Jyan : "Kau tidak menyadarinya karena kau tidak mengembangnya anak muda, kau memiliki kekuatan yang terpendam, kau harus menggali nya, kakek yakin kau bisa melakukannya".
Rull : "Bagaimana caranya?".
Kakek Jyan : "Apa saja yang kau kuasai dalam kekuatan mu?".
Rull : "Hanya besi hitam, itupun tidak terlalu kuat".
Kakek Jyan : "kembangkan itu, besok kakek bisa melatih mu untuk menggunakannya dengan bijak".
Rull pun menerima ajakan kakek Jyan.
Keesokan harinya Rull mulai berlatih ilmu bela diri dengan menggunakan kekuatannya, besi hitam, di bawah bimbingan kakek Jyan. Dia mengajarkan teknik-teknik dasar untuk mengendalikan kekuatan Rull dan cara memanfaatkan besi hitam dalam berbagai bentuk serangan dan pertahanan.
Setiap hari, latihan dimulai dengan meditasi untuk memperkuat konsentrasi dan fokus. Setelah itu, mereka beralih ke latihan fisik yang intens untuk meningkatkan kekuatan dan kelincahan. Kakek Jyan mengajarkan Rull cara mengalirkan energi besi hitam ke berbagai bagian tubuh, memperkuat serangan dan pertahanan.
Selama latihan, Arlecchino, Blade dan Jack melihat Rull menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang semakin sulit. Namun, dengan setiap latihan, Rull merasa kekuatannya semakin berkembang dan kendalinya atas besi hitam semakin baik.
Seiring berjalannya waktu latihan yang Rull jalani sangatlah berat dan penuh dengan penderitaan. Setiap hari, dari pagi hingga pagi berikutnya, Rull hampir tidak memiliki waktu untuk istirahat. Latihan itu sangat intens hingga hampir membunuhnya. Rull sering merasa stres dan tertekan dengan latihan yang begitu keras.
Di pagi hari, Rull harus berlari melintasi medan yang berat, melewati rintangan yang menuntut kekuatan fisik dan mental. Kakek Jyan tidak memberinya kelonggaran sedikit pun. Setiap gerakan yang salah mendapatkan teguran keras, dan setiap kemajuan yang Rull capai selalu diikuti dengan tantangan yang lebih sulit.
Dan akhirnya Rull tidak sanggup lagi melanjutkan latihannya.
Rull : "Kek. Ini bukan latihan, tapi penderitaan. Aku tidak ingin berlatih lagi!". ucap Rull kepada kakek Jyan, dengan suara yang penuh kelelahan dan frustrasi.
Kakek Jyan hanya menatapnya dengan mata yang bijaksana, seolah-olah sudah mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.
Kakek Jyan : "Rull, suatu hari nanti kau akan menyesalinya. Kau akan merasa rugi karena tidak bisa mengembangkan kekuatanmu," katanya dengan tenang, seakan-akan kata-katanya adalah kenyataan yang tak terelakkan.
Tanpa menoleh kembali, Rull pergi meninggalkan kakek Jyan, mengabaikan perkataannya. Rull merasa terbebani oleh segala tekanan dan penderitaan yang telah ia alami selama latihan. Rull hanya ingin merasakan kebebasan sejenak, jauh dari segala tuntutan dan ekspektasi. Tapi di dalam hatinya, tersimpan keraguan apakah keputusannya ini benar atau akan dia sesali di kemudian hari.
Saat Rull berjalan dengan penuh kekesalan, Rull tidak sengaja menabrak Arlecchino.
Arlecchino : "Rull, ada apa dengan kau?" tanyanya dengan cemas.
Rull : "Minggir, Hino. Aku tidak ingin diganggu," jawabnya kasar, tanpa memperhatikan perasaannya.
Arlecchino merasa heran melihat sikap Rull yang tak biasa. Tanpa membuang waktu, dia menghampiri kakek Jyan.
Arlecchino : "Kakek, apa yang terjadi dengan Rull selama dia latihan?" tanyanya dengan nada khawatir.
Kakek Jyan menghela napas panjang sebelum menjawab.
Kakek Jyan : "Beri dia waktu untuk sendiri. Biarkan dia memilih keputusannya," katanya dengan bijaksana.
Arlecchino hanya bisa mengangguk, meskipun hatinya masih penuh dengan kekhawatiran tentang keadaannya.