NovelToon NovelToon
IDIOT BUT LUCKY

IDIOT BUT LUCKY

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Hamil di luar nikah / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: diahps94

Tiga sejoli menghabiskan usia bersama, berguru mencari kekebalan tubuh, menjelajahi kuburan kala petang demi tercapainya angan. Sial datang pada malam ketujuh, malam puncak pencarian kesakitan. Diperdengarkan segala bentuk suara makhluk tak kasat mata, mereka tak gentar. Seonggok bayi merah berlumuran darah membuat lutut gemetar nyaris pingsan. Bayi yang merubah alur hidup ketiganya.

Mari ikuti kisah mereka 👻👻

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diahps94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Kadaluarsa

Figur seorang ayah adalah yang penting bagi tumbuh kembang anak. Seorang anak bisa jauh lebih cerdas pribadinya saat dihabiskan masa emas bersama sang ayah. Bermain modal utamanya, jutaan sel otak akan berkembang saat saraf bahagia bermain bersama ayah ada. Itulah mengapa peran ayah begitu penting bagi anak. Djiwa mendapat itu semua, tanpa kekurangan suatu hal apapun. Dia sudah punya ayah tak perlu ayah lainnya.

Mahendra tercekat dengan penolakan putranya, benar mungkin dirinya lah yang terlalu terburu. Menarik diri kembali ke posisi semula, kini Djiwa duduk di tengah Dayat dan Ujang serta Yanto. Anak itu menatap bengis ke arah Mahendra. Semua tahu Djiwa tak seperti itu, kali ini ada gejolak amarah dalam dirinya. Sisi diri sebagai seorang anak tetap terluka meski tak di rasa.

"Ini silahkan di perhatikan, ini adalah hasil tes DNA dari tuan dan tuan muda, hasilnya 99.9% cocok." Botak meletakkan map yang sedari tadi ia pegang ke atas meja.

Dayat tahu meski tak tes DNA jelas sudah Mahendra ayah dari Djiwa, rupa mereka tak bisa bohong, meski demikian guna mengetahui kebenarannya Dayat melihat lembaran itu. "Apa bisa di percaya, bisa saja kan ini palsu, hasil rekayasa kalian, tes DNA tanpa menginformasikan pada pihak satunya bukankah ilegal?"

Wahdi ingin menjitak Dayat yang mulai realistis, kedudukan Wahdi baru setahun menjabat, dia belum punya banyak sekutu, berada di pihak Mahendra adalah yang perlu ia ambil tanpa pertimbangan. "Aku menjamin keasliannya, pihak kami sudah melakukan cek di rumah sakit tersebut."

Brakkk.

Dayat menggebrak meja, sampai Abah Mail terjingkat dibuatnya. "Secara profesional kau tak boleh berpihak pada siapapun, kau harusnya tahu barang bukti seperti ini ilegal di mata hukum, jangan membuatku tertawa terbahak dengan ucapan mu, aku kecewa dengan mu."

Wahdi tak heran jika Dayat tahu ia bohong, Dayat terkenal idiott, tapi sebenarnya dia hanya orang cerdas yang bosan dengan kecerdasannya. "Baiklah aku tarik kembali ucapan ku, anggap aku tak berkata apapun, sekarang aku hanya sakit dari permasalahan ini."

Dayat menggenggam tangan Djiwa yang gemetar, ada amarah yang coba anak itu redam. "Sayang, tanya lah apapun yang ingin kau tanya, kami semua di sisi mu."

Ujang juga memberi dukungan. "Hum, jangan ragu."

"Semua pernah salah Djiwa, tapi semua harus di luruskan, sekarang tinggal kembali padamu, jika kau enggan tak apa tak meneruskan ini semua." Yanto bijak.

Hati luka namun berbisik ingin tahu fakta. Djiwa bertanya pada orang yang mengaku ayah kandungnya. "Kenapa baru mencari ku sekarang?"

Kata yang sama dengan pertanyaan ketiga ayahnya, Mahendra tak bisa merayu anak ini dengan kata. "Karena sulit bagiku untuk percaya, aku tak tahu kalau anak ku benar-benar lahir ke dunia."

"Kau harap aku mati terkubur bersama ibuku yang di kubur hidup-hidup oleh mereka? Apa kau tak tahu menderitanya ibuku saat itu, apa kau merasakan sesaknya kuburan, sedang dia masih bernafas, apa kau tahu kalau di akhir ajalnya dia meneriakkan namamu, apa kau merasakan sakit yang ia derita, dia di lecehkan padahal dia berlumuran darah saat itu, aku bersumpah atas nama ibuku, kelak aku akan menuntut balas semua itu." Matanya banjir, dia sesenggukan namun mampu mengeluarkan keluh kesah.

Keadaan ruangan tak lagi penuh ketegangan, yang ada hanya airmata setiap insan. Siapa yang tak ikut menyumbangkan airmata saat Djiwa bersuara dengan rasa pilu. Mahendra bahkan mengutuk dirinya, begitu banyak luka yang di pendam sang putra. Dayat, tak pernah tahu jika Zalina di kubur hidup-hidup begitu pun Yanto dan Ujang. Ketiga ayah itu merasa Djiwa tahu berdasarkan mimpi yang kerap datang. Yang jelas, mereka benar-benar tak terima dengan kejadian lampau itu. Mereka murka dengan jajaran manusia berhati iblis.

"Maaf tapi bicara dengan kondisi Djiwa sekarang tak akan menemukan titik terang, sebaiknya kita sudahi saja." Wahdi menawarkan jalan tengah.

"Mau sampe kapan juga bakal begitu, seorang lelaki harus kuat, sekarang harus selesai, Djiwa kau harus dapat semua jawaban, kau menunggu belasan tahun lamanya bukan?" Abah Mail, berpikir jika tak sekarang atau tidak selamanya.

Mahendra setuju dengan pendapat sesepuh, dia beringsut lantas duduk di dekat Djiwa, kini jarak mereka terpaut satu meter. "Aku juga terluka meski luka ku tak separah kalian, tapi bisakah kita bicara demi mendiang ibumu juga?"

Jika tadi Djiwa menatap penuh amarah, kini dia mulai tenang. Bukan karena sosok Mahendra, tapi sosok ibunya yang kini berdiri di belakang Mahendra. Djiwa benci kenyataan kalau ibunya begitu cinta pada lelaki itu. Dia bahkan mendukung Mahendra walau sudah jadi tulang belulang. Ingin sekali mengabaikan arwah ibunya, tapi kejujuran juga ada di bahu Mahendra. Djiwa bimbang hingga akhirnya dia kalah.

"Hem, kau paling tahu tentang dia." Singkat Djiwa.

"Tidak, dia wanita penuh tipu muslihat. Dia tak mengizinkan aku melihat lukanya bahkan hanya luka terkena jarum pentul saja dia bungkam, Zalina begitu indah, begitu menyilaukan untuk dunia ku yang gelap, kami hidup bahagia, kebahagiaan kami akan lengkap dengan kehadiran mu, namun tuhan rupanya tak mengizinkan itu semua, hidup ku kian pelik usai kehilangan kalian." Tutur Mahendra.

"Aku mengerahkan semua orangku untuk mencari Zalina, bertahun mencari aku mencium jejak mungkin sekitar kau berusia dua tahun, itu pun aku baru tahu makamnya, aku belum tahu kelahiran mu. Mengirim orang untuk melindungi makan Zalina, ternyata tak ada pergerakan dari orang yang menguburnya, justru aku menemukan pergerakan dari bayiku."

"Orangtua macam apa yang membawa bayi mungil secara rutin ke depan pusara istri ku, kecurigaan muncul hingga penyelidikan dilakukan mendalam, dan saat kau beranjak usia rupa mu makin serupa dengan ku, hingga aku melawan akal sehat, memaksakan diri percaya kau lahir dari rahim Zalina. Kau putra ku, dan fakta itu di benarkan dengan tes DNA." Imbuh Mahendra.

"Kau tahu tentang aku sejak aku usia dua tahun, namun datang saat aku sudah lima belas tahun, alangkah lama waktu yang kau butuhkan." Cemooh Djiwa.

Mahendra ingin mengatakan kalau ia depresi dan nyari mendapat pendampingan, orang normal pasti menyangkal kelahiran Djiwa, tapi jika dia berkata apa putranya percaya. Mahendra bungkam, hingga Djiwa berucap. "Kau sudah dapat faktanya, aku juga sudah tahu kau orangtuaku, tapi ku harap kedepannya kita tak saling menahu, toh untuk memulai hubungan sudah amat terlambat, ibarat makanan yang basi, ikatan kita kadaluarsa."

Djiwa tak membenarkan tindakannya, tapi dia menyuarakan isi hati, lekas berlari usai bicara. Dia tak sanggup menatap arwah ibunya, dia tak sanggup untuk memaafkan Mahendra demi sang ibu. Djiwa mengunci diri, dia butuh ketenangan, dadanya sesak terasa perih, dia tak ingin menangis tapi air matanya khianat.

Mahendra memejamkan matanya, berat semua cobaan yang ia terima. Uang berlimpah tapi tak ada ketulusan keluarga untuknya. "Aku permisi mungkin hari ini sampai disini."

Dayat mengantarkan sampai depan pintu utama. "Seringlah untuk datang."

Mahendra menatap Dayat lekat, mencoba menelaah ucapan Dayat. "Aku tak di terima, hubungan kita hancur tanpa di mulai."

"Djiwa masih remaja, cara berpikirnya belum luas, mengusir mu pergi, siapa tahu sejatinya ia ingin di rangkul." Ucap Dayat.

"Kau benar." Mahendra menerabas masuk lagi ke dalam rumah.

Dayat tepok jidat. "Ya nggak sekarang juga, hadeuh katanya orang pinter tapi kok sebelas dua belas sama Ujang."

"Kenapa bawa-bawa aku sih, eh btw ngapa itu bapak masuk lagi?" Dayat penasaran, makanya dia keluar.

"Kebelet kali lah." Sahut asal Dayat.

"Ya dikira rumah Yanto WC umum apa, ada-ada aja orang kaya."

Bersambung

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
aduhhhh djiwaaaaaa tolonginnnn
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
yaa alloh,,, knp jd kerasukan lagiiii...
mkny pakkkk dekatkan diri sama yg maha kuasa....
jd kasiannn sm C musdal🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
djiwa dipercaya 👍👍👍👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
gelang ny sayang ma djiwa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
ya salammmm galauuuuu😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
ngareppp yaaa🤭🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
😱😱😱
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
waduh 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Memang kesurupan 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Setuju 🤫
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
klo tinggal di desa,,, bareng2...
koplak nyaa nularrr nnti😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
wajarrrrr
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
😂😂😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
diaa inget Zalina🤧
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
😂😂😂😂
lbh kyakkk yaaa,,,
bpk nyaa djiwa sultannn
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Itu ujian untukmu Djiwa, semoga kamu bisa menjaga amanah kiai 😁
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ternyata Djiwa msh keturunan kiai 👍😍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Alhamdulillah ternyata gelangnya bisa melindungi Djiwa lg 😉
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Wow apa gelangnya hidup lg 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!