NovelToon NovelToon
Sorry, I Hurt You

Sorry, I Hurt You

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Paksaan Terbalik
Popularitas:994.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Nana 17 Oktober

"Brakk" dengan kasar Delia mendorong pintu kamar itu hingga terbuka lebar.

"Wow.. ini namanya makan ketupat pakai opor, pengkhianat bertemu pelakor. Pengkhianat memang cocok dengan pelakor,"

"Tahu apa kamu? Talitha adalah istriku. Aku sudah menikahi dia secara agama sebelum aku menikah sama kamu hari ini," ucap Zico membuat Delia membulatkan matanya.

Zico berniat menikahi Talitha, gadis yang pernah menyelamatkan nyawanya. Namun Delia mengadukan tentang keburukan Talitha, pada orang tua Zico, hingga Zico dipaksa menikah dengan Delia yang sudah sejak SMA tinggal bersama orang tuanya karena tak lagi memiliki keluarga.

Zico berusaha membuat Delia menyerah menjadi istrinya. Ia tidak memperlakukan Delia selayaknya seorang istri.

Akankah Delia bertahan dengan Zico? Apakah Zico akan tetap menyukai Talitha yang pernah menyelamatkan nyawanya?

Yuk, ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Jangan-jangan..

Delia tak bisa lagi melanjutkan kata-katanya karena Zico sudah keburu menutup mulut Delia dengan bibirnya. Lagi-lagi Delia tak mampu berbuat apa-apa saat Zico mencium bibirnya. Hal ini membuat Delia benar-benar merasa kesal pada Zico.

Sedangkan Zico sangat menikmati saat-saat dirinya memagutt, dan menyesap bibir Delia. Mengecap rasa manis di bibir Delia yang entah mengapa tak bosan untuk dinikmatinya sejak semalam mulai mencium Delia.

"Akhh.." pekik Zico spontan melepaskan pagutannya di bibir Delia saat Delia menggigit bibirnya. Zico mengusap bibirnya yang sedikit berdarah karena di gigit Delia.

"Berhenti mencium aku! Aku nggak mau dan nggak suka kakak cium. Kenapa kakak terus saja memaksa mencium aku?" protes Delia meluapkan rasa kesalnya.

"Ck! Kamu pikir aku suka mencium kamu? Aku hanya memberi pelajaran sama kamu. Aku suka melakukan hal yang kamu benci. Semakin kamu benci, aku akan semakin sering melakukannya sama kamu," ucap Zico tersenyum sinis.

"Munafik! Aku nggak percaya kakak melakukannya karena aku membencinya semata. Kakak terlihat sangat menikmati saat mencium aku," tukas Delia yang memang melihat Zico sangat menikmati saat mencium bibirnya.

Delia merasakan Zico begitu agresif dan bernafsu saat mencium dirinya. Bahkan Zico mencium dirinya lebih agresif dari saat Zico berciuman dengan Talitha di kamar hotel semalam.

"Siapa yang menikmatinya? Aku sama sekali tidak menikmatinya. Aku nggak suka, apalagi cinta sama kamu, gimana aku bisa menikmati saat mencium kamu?" kilah Zico kembali duduk menghadap stir mobilnya.

"Kakak benar-benar munafik. Ngomongnya nggak suka sama aku dan nggak akan pernah mencintai aku, tapi kakak selalu mencari kesempatan dan alasan untuk mencium aku. Jangan-jangan.. kakak sudah mulai menyukai aku," cibir Delia tersenyum sinis pada Zico.

"Suka sama kamu? Jangan GR! Aku nggak bakal suka, apalagi cinta sama kamu," kilah Zico merasa kesal dibilang suka pada Delia. Pemuda itu kembali melajukan mobilnya.

"Buat apa aku GR karena kakak. Aku juga nggak suka, apalagi cinta sama kakak," balas Delia tak mau kalah. Delia memilih menyumpal telinganya dengan headset bluetooth yang baru di beli tadi, karena tidak mau berdebat lagi dengan Zico. Ia memutar musik dan menghadap ke arah jendela mobil, enggan melihat wajah Zico yang membuat dirinya merasa kesal.

"Kak Zico ini menyebalkan sekali. Ngaku nggak suka, tapi nyosor terus. Lalu, apa dia melakukannya karena nafsu? Aku nggak mau dijadikan pelampiasan nafsuu," gerutu Delia dalam hati.

Zico mendengus kesal mendengar Delia mengatakan tidak menyukai dirinya untuk yang kesekian kalinya. Apalagi saat melihat Delia menyumbat telinganya dengan headset dan menghadap ke arah jendela mobil.

*

Sesampainya di rumah, mereka langsung masuk ke kamar. Delia tetap memakai headset sembari mengetik di laptopnya. Gadis itu bahkan acuh pada Zico. Hal itu tentu saja membuat Zico semakin kesal pada Delia, namun bingung harus bagaimana.

Sore harinya Delia keluar dari kamar dan membantu pelayan memasak untuk makan malam seperti yang biasanya ia lakukan.

"Duh, nyonya nggak usah bantuin kami lagi. Nyonya, 'kan, istri majikan kami," ucap salah seorang pelayan tak enak hati.

"Nggak apa-apa, bik. Aku suka, kok, melakukannya. Dan jangan panggil aku nyonya, dong! Panggil Eneng aja seperti biasanya," pinta Delia.

"Mana berani kami memanggil nyonya seperti itu?" sahut sang pelayan.

"Ah, bibi nggak seru, ah!" keluh Delia.

Delia malah merasa tidak nyaman karena para pelayan yang biasanya suka mengobrol dengan dirinya, sekarang malah terlihat sungkan pada dirinya, bahkan merubah panggilan mereka.

Usai membantu memasak, Delia kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri. Ia melirik sepintas ke arah Zico yang duduk di ranjang seraya memangku laptopnya, lalu bergegas masuk ke kamar mandi.

Zico yang pura-pura sibuk dengan laptopnya pun membuang napas kasar setelah melihat Delia menutup pintu kamar mandi.

"Apa dia benar-benar tidak menyukai aku sedikit pun? Tidak! Dia pasti pura-pura tidak menyukai aku. Banyak di luar sana yang suka sama aku dan berusaha mendekati aku, tapi nggak aku tanggapi. Jadi, nggak mungkin dia nggak suka sama aku. Dia hanya pura-pura jual mahal agar aku tertarik sama dia. Ya, pasti begitu," gumam Zico yang benar-benar tidak terima saat Delia mengatakan tidak menyukai, apalagi mencintai dirinya.

Beberapa menit kemudian Delia keluar dari kamar mandi menggunakan bath robe (jubah mandi). Delia masih terlihat acuh dan langsung masuk ke dalam walk in closet. Tak lama kemudian Delia sudah keluar dengan pakaian rumahan, lalu memakai skincare di depan meja rias. Zico nampak curi-curi pandang pada Delia.

"Tok! Tok! Tok!"

"Tuan muda, nyonya muda, Tuan dan Nyonya sudah menunggu di meja makan," ucap seorang pelayan dari luar kamar setelah mengetuk pintu.

"Iya, bik," sahut Delia.

Delia pun keluar dari kamar di susul Zico. Setelah tiba di ruangan makan, sepasang suami-isteri itu langsung duduk di kursi meja makan. Tak ada pembicaraan apapun di antara keduanya. Hanya pada saat Delia menanyakan Zico ingin makan lauk apa, baru ada komunikasi di antara keduanya.

Marcell dan Ingrid saling melirik setelah menatap anak dan menantu mereka yang auranya nampak berbeda malam ini. Ada aura kesal dan tidak suka pada keduanya. Beberapa menit kemudian, mereka pun selesai makan malam.

"Ma, pa, aku sudah mendapatkan pekerjaan dari teman lama aku sebagai sekretarisnya. Besok sudah langsung masuk kerja. Nggak apa-apa, 'kan, ma, pa?" tanya Delia lembut, menatap kedua mertuanya bergantian dengan ekspresi penuh harap.

"Gadis ini...aku sudah tidak mengizinkan dia, tapi dia malah sengaja minta izin dari mama dan papa," geram Zico dalam hati.

"Tentu saja nggak apa-apa," sahut Ingrid, lalu menatap suaminya, "iya, 'kan, pa?" tanya Ingrid pada suaminya.

"Iya, nggak apa-apa," sahut Marcell tersenyum lembut.

"Keputusan aku membicarakan hal ini dengan mama dan papa ternyata memang keputusan yang tepat," batin Delia merasa senang.

"Aku nggak setuju. Buat apa Delia bekerja? Aku masih mampu, kok, menghidupi Delia," sahut Zico beralasan.

"Ishh..Kak Zico ini benar-benar bikin aku kesal aja," gerutu Delia dalam hati.

"Oh, ini yang membuat wajah kalian dari tadi nggak enak dilihat?" ujar Marcell yang akhirnya tahu kenapa aura anak dan menantunya berbeda dari biasanya. Ternyata karena Delia ingin bekerja dan Zico tak mengizinkannya.

"Kamu ini hidup di zaman apa, sih, Zic? Ini sudah zaman modern, zaman emansipasi wanita. Kedudukan pria dan wanita saat ini sama. Wanita nggak harus di rumah saja menjadi ibu rumah tangga yang kerjanya hanya memasak, mengurus anak, mengantar suami berangkat kerja dan menunggu suami pulang kerja. Kamu jangan jadi laki-laki patriarki, Zic!" tandas Ingrid yang dulu juga merupakan wanita karir. Ingrid tahu dan bisa memahami perasaan Delia saat ini yang ingin meniti karir dan mengukur kemampuan dirinya.

Patriarki merujuk pada sistem sosial di mana laki-laki memiliki kontrol dan kekuasaan penuh terhadap perempuan.

"Aku nggak gitu, ma. Aku cuma nggak suka aja dia kerja," sahut Zico.

"Kenapa nggak suka? Apa alasannya?" tanya Ingrid memicingkan sebelah matanya menatap putra tunggalnya.

"Nggak suka ya, nggak suka aja, ma. Nggak ada alasannya," sahut Zico yang tidak mungkin mengatakan tidak suka karena Delia ingin bekerja sebagai sekretaris teman lamanya yang menurut pengamatan Zico menyukai Delia.

"Nggak mungkin. Kamu nggak suka pasti punya alasan," bantah Ingrid tak percaya.

"By the way, teman lama kamu cowok apa cewek, Del?" tanya Marcell menaikkan kedua alisnya menatap Delia.

"Cowok, pa," sahut Delia jujur.

"Oh, begitu. Jangan-jangan... kamu nggak ngasih izin Delia buat kerja karena kamu cemburu, Zic?" tebak Marcell memicingkan sebelah matanya menatap Zico.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

.

1
Eka Bundanedinar
kenyataan kamu memang bodoh zico
Eka Bundanedinar
dikira delia akn diem aja g mungkin lah bvar" dia
Eka Bundanedinar
ow kerjaan paa marcel
Eka Bundanedinar
loh kn zico nikah sama thalitha dulu ya
kok izin ke delia memang udah nikah sama delia hrsnya blm
Eka Bundanedinar
ini alasan zico benci delia
hotel bnyak g mmpu bayar ya disemak"
YuWie
happy end...
YuWie
tabur tuai ya Thalia...sing sabarrr yo
naifa Al Adlin
aku nunggu up nya,, eh ternyata dah tamat. baru baca bab yg 99 cuma setengah,,,, ternyata itu akhir kisah nya.
Melani Sunardi
Baik..... dah waktunya sarapan perusahaan bertindak.
silakan meraih meluapkan emosi......
Niar Zahniar
semangat berkarya
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Putri Dhamayanti
kasih tau ajah del, biar pd pingsan saking syok nya 🤣
Evita Pandensolang
keren👍👍👍👍
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Diana diana
seru
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Diana diana
benarkah udah end . . kurang kakaaaaaaaak
Diana diana
mau kasian , tapi ini akibat ulahmu sndri
Diana diana
bagussss
Diana diana
sabar , bro
Rojanah Ana
kasih bonus lanjutan dong thor
Diana diana
aku yakin Lia itu adalah Delia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!