NovelToon NovelToon
Dewa Petir Kehancuran

Dewa Petir Kehancuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:263.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Jago

Di sebuah keluarga kultivator hidup anak bernama Lei Nan, meskipun dirinya dulu di agung-agungkan sebagai seorang jenius, namun terjadi kecelakaan yang membuat lenganya lumpuh, karena hal itu dirinya menjadi bahan cemohan di keluarganya, tapi hal itu berubah ketika dirinya tidak sengaja tersambar petir yang langsung mengubah hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8 Pisau Usang

Tak terasa udara pagi datang begitu cepat, membangunkan tiga manusia yang tertidur lelap sebelumnya. Mereka berkumpul di sekitar perapian yang mulai meredup, mengusir sisa-sisa kantuk dengan perlahan.

"Baiklah, kita akan melanjutkan perjalanan," ucap Yi Feng, memecah keheningan pagi dengan suaranya yang tenang.

Lei Nan berjalan mengikuti Yi Feng dan Yi Hua, menelusuri jalan setapak yang berkelok melalui hutan belantara yang lebat. Pepohonan tinggi menjulang di sekitar mereka, memberikan bayangan yang menyejukkan dari sinar matahari yang mulai terik.

Di sepanjang perjalanan, Lei Nan tak bisa menahan rasa penasaran. Setiap kali dirinya melihat sekeliling, ia menemukan keindahan dan misteri yang tersembunyi di antara dedaunan dan pepohonan.

"Kakek, apakah kita akan langsung kembali?" tanya Yi Hua, yang berjalan di sampingnya, suaranya penuh rasa ingin tahu.

"Kita akan mampir ke kota di dekat sini terlebih dahulu karena ada hal yang ingin kakek beli," jawab Yi Feng dengan nada tenang, seolah menyimpan banyak rahasia di balik kata-katanya.

Yi Hua segera menyipitkan matanya,"Kakek kau tidak akan membeli anggur lagi kan?"

"Hahaha..ha, apa yang kau masuk Hua'er mana mungkin kakek membeli barang itu."ucap Yi Feng mencoba tidak menatap mata cucunya itu.

Setelah berjalan cukup lama, mereka akhirnya tiba di sebuah jalan setapak yang ramai dengan lalu lalang kereta kuda. Keramaian kota yang terasa asing bagi Lei Nan membawa kesegaran tersendiri setelah perjalanan panjang di hutan.

Lei Nan agak heran dengan kota ini dirinya ingat sekali tidak pernah mendengar nama kota ini di kerajaan Hu, dan dirinya berpikir mungkin saja mereka berada di luar wilayah kerajaan Hu.

"Jika ini berada di luar wilayah kerajaan Hu, seberapa cepat aku di bawa pergi, bahkan perjalanan untuk mencapai perbatasan membutuhkan 1 hari."batin Lei Nan kebingungan.

Setelah membayar beberapa koin perak sebagai tanda masuk, mereka melangkah masuk ke kota yang penuh dengan hiruk pikuk kehidupan. Pasar yang penuh dengan pedagang dan pembeli, aroma rempah dan makanan khas, serta suara riuh rendah perbincangan memenuhi udara.

"Baiklah, kalian berkeliling dahulu. Saat siang hari, kita kembali bertemu di sini," ucap Yi Feng kemudian menghilang di kerumunan, meninggalkan Lei Nan dan Yi Hua untuk menjelajahi pasar sendiri.

Yi Hua berjalan lebih dulu, diikuti oleh Lei Nan yang masih terpukau oleh keindahan dan keramaian kota. Mereka menyusuri lorong-lorong pasar yang dipenuhi dengan berbagai macam barang dagangan.

Lei Nan melihat ke kiri dan kanan, terpesona oleh barang-barang yang dijual. Ada kain sutra berwarna-warni, rempah-rempah dengan aroma yang menggugah selera, dan perhiasan dengan batu-batu mulia yang berkilauan. Yi Hua, yang berjalan di depannya, juga tampak tertarik pada beberapa barang yang dipajang di kios-kios.

Mereka berhenti di sebuah kios yang menjual berbagai macam senjata. Yi Hua mengambil sebuah pedang pendek yang terlihat kokoh dan mengamatinya dengan seksama.

"Pedang ini terlihat bagus," komentar Lei Nan, mencoba menghilangkan rasa canggung di antara mereka.

Yi Hua mengangguk. "Ya, sepertinya senjata ini dibuat dengan baik. Mungkin aku akan memikirkanya apakah harus dibeli," katanya sambil terus mengamati pedang tersebut.

Lei Nan melihat sekeliling dan menemukan sebuah kotak berisi delapan pisau yang terlihat usang namun menarik perhatiannya. Meski dirinya tidak memiliki uang, ia memutuskan untuk melihat lebih dekat.

"Apakah kau menginginkannya?" tanya Yi Hua, menyadari ketertarikan Lei Nan pada pisau-pisau tersebut.

"Tidak-tidak, aku tidak memiliki sepeserpun uang," jawab Lei Nan cepat-cepat, mencoba menepis keinginan yang muncul di hatinya.

"Tidak apa-apa, kau ambillah. Kau bisa menggantinya jika dirimu memiliki uang nanti," ucap Yi Hua dengan tegas, menunjukkan niat baiknya.

Lei Nan hanya bisa mengangguk setelah didesak oleh Yi Hua, dan akhirnya bertanya kepada penjualnya.

"Paman, berapa harga delapan buah pisau ini?" tanya Lei Nan, masih merasa ragu.

Penjual yang melihatnya hanya mengangkat tiga jarinya.

"Apakah tiga keping perak?" tanya Yi Hua.

"Tidak, Nona. Harganya tiga keping emas," jawab penjual itu dengan tenang.

"Apa!" ucap Yi Hua terkejut, merasa harga tersebut terlalu tinggi.

Lei Nan juga terkejut mendengar harga yang disebutkan. Tiga keping emas adalah jumlah yang besar, jauh lebih dari yang mereka bayangkan.

"Kenapa harganya begitu mahal, Paman?" tanya Yi Hua penasaran, mencoba mencari tahu alasan di balik harga yang tinggi itu.

Penjual itu tersenyum kecil. "Pisau-pisau ini bukan pisau biasa. Mereka dahulu dimiliki oleh seorang pendekar yang terkenal," jelasnya.

Lei Nan menatap pisau-pisau itu dengan lebih serius. Meskipun terlihat usang, ada aura kekuatan yang mengelilinginya. Namun, tiga keping emas masih terlalu mahal bagi mereka.

"Maaf, tapi kami tidak mampu membelinya sekarang," kata Lei Nan dengan sopan sambil mengembalikan pisau-pisau itu ke tempatnya.

Penjual itu mengangguk. "Tidak masalah. untuk dirimu anak muda, aku akan berikan hanya dengan dua keping emas," tawar penjual itu.

"Paman, apakah tidak bisa kurang?" tanya Lei Nan sekali lagi, mencoba menawar lebih rendah.

"Itu harga terendah, Nak. Jika kau tidak ingin, pergilah," ucap penjual itu dengan tegas.

Setelah lama berpikir, mereka memutuskan untuk pergi. Namun, Lei Nan merasa ada sesuatu yang mengikatnya pada pisau-pisau tersebut. Akhirnya, dirinya memutuskan untuk membelinya, meskipun tidak tahu pasti dari mana datangnya keinginan kuat itu.

Lei Nan dan Yi Hua berjalan kembali ke tempat pertemuan yang telah disepakati dengan Yi Feng. Langit semakin terang, dan kerumunan di pasar mulai menipis seiring dengan berjalannya waktu.

Sesampainya di tempat pertemuan, mereka menemukan Yi Feng sedang duduk di bawah pohon besar, tersenyum pada mereka. Beberapa kantong yang tampak berat berada di sampingnya.

"Kalian sudah kembali. Apakah kalian menemukan sesuatu yang menarik?" tanya Yi Feng, menyambut mereka dengan ramah.

Lei Nan mengangkat kotak yang berisi delapan pisau terbang, menunjukkan hasil belanjanya. "Aku membeli ini, Paman. Penjualnya mengatakan bahwa pisau-pisau ini pernah dimiliki oleh seorang pendekar terkenal, namun mungkin itu hanya karangannya."

Yi Feng mengangguk, melihat kotak itu dengan tatapan penuh arti. "Pisau terbang, ya? Itu bisa menjadi senjata yang sangat berguna jika digunakan dengan benar, tapi kenapa dirimu membeli barang rusak ini," komentarnya.

Yi Hua menunjukkan pedang pendek yang dibelinya. "Aku sendiri tidak tahu kakek, Lei Nan memilihnya sendiri, bahkan pisau ini sangat mahal nilainya sampai 2 keping emas," katanya kesal.

"Hm....., sudahlah mungkin Lie Nan memiliki pandangan bagus, Baiklah, kita akan melanjutkan perjalanan karena sebentar lagi kita akan sampai di tujuan kita,mungkin sore hari kita akan sampai," kata Yi Feng sambil mengangguk.

Setelah memastikan bahwa semua barang mereka telah terkumpul, Yi Feng memimpin jalan keluar dari kota itu. Mereka kembali menyusuri hutan belantara, mengikuti jalan setapak yang membawa mereka menuju tujuan berikutnya.

"Nona sebenarnya kita ingin pergi kemana?"tanya Lei Nan penasaran karena jalan mereka semakin memasuki hutan.

"Hm...., lebih baik dirimu melihatnya saja nanti."jawab singkat Yi Hua.

Berjam-jam mereka berjalan, dan matahari mulai terbenam, menandakan bahwa sore hari telah tiba.

"Berhenti, kita sudah sampai," ucap Yi Feng, menghentikan langkah mereka.

"Sudah sampai, apakah tempat ini yang di maksud tapi tidak ada hal istimewa dari tempat ini."batin Lei Nan.

Lei Nan terkejut melihat di depannya hanya hutan yang sama seperti yang mereka lalui sebelumnya. Namun, dirinya segera terkejut melihat Yi Feng perlahan mengangkat tangannya, seolah membelah sesuatu. Dari belahan itu muncul sebuah ruang.

Lei Nan terperangah. Kini ia tahu bahwa tempat ini dikelilingi oleh sebuah formasi. Meskipun gugup, ia mengikuti Yi Feng dan Yi Hua memasuki ruang tersebut.

Harus di ketahui sebuah formasi sangat sulit di buat tempat yang biasanya memiliki formasi adalah kekaisaran dan lima kekuatan besar lainya, bahkan setingkat kerajaan Hu hanya mimpi jika memiliki sebuah formasi di wilayahnya.

Karena kultivator yang berjalan di jalan Tao sangat sulit di temukan, karena dimanapun mereka pergi akan selalu ada kekuatan besar yang mengiginkan mereka.

Setelah memasuki tempat itu, Lei Nan merasa lututnya lemas melihat pemandangan yang begitu indah. Di sana terlihat gunung-gunung tinggi dan banyak air terjun yang mempesona.

"Selamat datang di markas besar Aula Informasi," ucap Yi Feng dengan suara penuh kehangatan.

1
Derajat
Apakah Ada hub dg Aliran hitam yg mulai bergerak
bogel
teyuuuz
bogel
lanjuuuut
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
Derajat
Bocah Nakal... bagaimana tidak Hanton berpakaian seperti Biksu tapi suka Mabuk kepayang
bogel
gasss
bogel
tooop
algore
joz
algore
jos
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
Derajat
Naga laut
Di AZ
Luar biasa
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
Derajat
Alur yang bagus... dan ceritanya cukup Seru 🙏
algore
joz
algore
jos
bogel
gasss
bogel
toppp
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
Yogi Yogi
semua ilustrasi ini seolah olah semua wajah mirip perempuan. bentuk dagunya lancip.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!