Hidupku semula baik-baik saja, tapi ketika aku berani melanggar aturan keluarga.
Semua berubah. ketika aku masuk kedalam kamar mendiang nenek dan kakekku, aku menemukan sebuah novel usang berdebu.
Ketika aku membuka sampul novel bercahaya, cahaya itu membuat mataku perih dan secara refleks terpejam.
Namun ketika aku membuka mata, aku tidak berada di kamar mendiang kakek dan nenek. Aku berada di sebuah kamar asing.
Seketika ingatan yang bukan milikku memenuhi memoriku. Ternyata aku memasuki novel usang itu, dan bagaimana mungkin aku harus terjebak di peran figuran yang hanya satu kali namanya di sebutkan sebagai mantan dari seorang pemeran utama laki-laki kedua!!
Cover from pinterest
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon just_orchid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
"salah satu syarat yang tertera adalah kami harus mengobarkan nyawa kami agar bisa masuk kedalam dunia novel" nenek tertunduk dengan raut wajah penyesalan yang terlihat jelas.
"kakek sudah mencegah nenek, tapi nenek tak mendengarkan-- nenek nekat beli anestesi, ketika obat itu datang-- nenek langsung ke kamar dan hendak menyuntikkan anestesi tapi kakek dengan marah dia melemparkan suntikan itu pada dinding. Nenek memohon dan menangis dengan keras tapi kakek tetap tetap kekeh menolak" air mata mata telah turun dengan deras.
"nenek akhirnya melakukan aksi mogok makan selama tiga hari nenek menolak minum dan berhenti berbicara dengan kakek. Akhirnya kakek mengiyakan apa yang nenek mau, kakek bilang pada nenek lebih baik kita berdua mati bersama-sama daripada aku harus hidup sendiri tanpa mu" aku melihat kearah wajah kakek yang terlihat sedih karena melihat nenek menangis.
"kakek mengambil suntikan yang berisi anestesi, kakek berpikir kami lebih baik mati tanpa rasa sakit. Kakek menyuntikkan obat itu pada nadi nenek sesudahnya kakek dengan buru-buru menyuntikkan kepada tangan kakek, kakek hanya ingin meninggal bersama dengan nenekmu" air mataku mengalir, aku bisa melihat betapa besar kakek mencintai nenek, dia rela melakukan apa saja untuk menuruti keinginan nenek. Termasuk memberikan nyawanya untuk permintaan nenek yang menurutku konyol.
"setelah kami meninggal-- bukannya masuk ke dalam dunia novel, kami malah terjebak didalam ruang hampa ini. Nenek menyesal karena nekat melakukan ini tanpa pikir panjang-- karena keegoisan nenek, kakek harus meninggalkan dunia dan putra-putra kami" kakek berjalan menghampiri nenek dan memeluknya dengan erat, kakek mengelus punggung nenek dengan lembut di sertai kecupan di atas kening nenek.
Nenek terus menangis tersedu-sedu dan kakek terus memberikan kata-kata penenang. Kakek bilang ini bukan kesalahan nenek, kakek yang memutuskan untuk ikut bersama nenek, jadi jangan pernah menyalahkan diri sendiri.
"kenapa aku bisa masuk ke dalam novel yang ada di kamar kakek dan nenek?" aku bertanya bingung, kakek dan nenek yang tadinya berpelukan merubah posisinya dengan kakek yang merangkul pundak nenek dan nenek yang merangkul pinggang kakek. mereka berdua menatap ku dengan raut wajah bersalah.
"maaf, ini semua karena nenek-- nenek ingin mencoba masuk kedalam novel itu. didalam buku 'Romaani Maailma' tertulis salah satu syarat yaitu membunuh diri di depan sebuah novel yang nenek mau. Nenek dan kakek membunuh diri di depan novel itu-- nenek membuka halaman novel itu dengan harap nenek dan kakek bisa masuk kedalamnya" ucap nenek.
"nenek dan kakek berhasil membuat portalnya, tapi sayang kami tidak bisa masuk kedalam dunia novel itu. Nenek dan kakek harus menerima kenyataan bahwa kami harus terjebak selamanya di dalam ruang hampa ini" dengan suara bergetar nenek melanjutkan ucapannya.
"kamu membuka halaman novel itu-- sama saja kamu membuka portal masuk kedalamnya" ujar kakek yang sedari diam, sibuk menenangkan nenek.
"kenapa aku bisa? Dan kenapa kakek dan nenek nggak bisa?" aku berujar bingung.
"karena kamu yang diizinkan dan kami tidak diizinkan" kakek menghela napas pelan.
"di izinkan? siapa yang memegang izin itu?" aku benar-benar penasaran siapa yang bisa memberikan izin, untuk masuk kedalam dunia novel ini?
"novel itu, novel itu yang dapat memberikan izin" ujar kakek.
"novel? ini nggak masuk akal kek, nek. Bagaimana bisa?" aku tertawa dengan raut wajah tertekan. Aku ingin cepat-cepat pergi dari dunia novel ini, aku ingin cepat bertemu kembali dengan keluarga ku di dunia asliku.
"lalu bagaimana caranya aku bisa kembali ke dunia asliku?" nenek dan kakek menatap penuh penyesalan kearahku.
"maafkan kami, kami tidak tau caranya" kakek menitikkan air mata lalu dengan cepat menghapusnya.
"jadi aku akan terjebak di dunia novel ini untuk selamanya? dan sekarang pasti mama,papa dan kakak sedang sedih karena aku yang menghilang" nenek dan kakek sontak menggelengkan kepala dengan cepat mereka berdua dengan segera menghampiriku.
"ngga sayang, kamu pasti bisa pulang-- tapi kamu harus cari tau sendiri bagaimana caranya. Dan yang nenek baca dari buku itu waktu kamu memasuk ke dalam dunia novel, waktu akan berjalan dengan cepat di dunia novel dan berjalan lambat di dunia nyata. 1 tahun tahun di dunia novel sama dengan 1 menit di dunia nyata, jadi kamu masih punya banyak waktu untuk mencari cara untuk pulang dan juga keluarga kita disana pasti tidak sadar akan kamu yang telah menghilang" nenek memelukku dan kakek mengelus puncak kepalaku dengan lembut.
"aku bisa kembali, benarkah?" aku yang sempat frustasi karena memikirkan tak bisa kembali ke dunia asliku-- setelah mendengar perkataan dari nenek, membuatku menjadi merasa punya harapan lagi.
"lalu bagaimana dengan kakek dan nenek? kakek dan nenek pasti juga bisa kembali bersama ku kan?" aku menatap mereka berdua dengan pandangan berbinar-binar.
Nenek melepaskan pelukannya, nenek dan kakek memandang lemah kearahku lalu mereka menggelengkan kepala secara bersamaan.
"nenek dan kakek tak bisa kembali sayang, di dunia nyata kami sudah tak memiliki tubuh lagi" rasa antusias ku tiba-tiba hilang seketika digantikan dengan dengan rasa sedih.
"sayang, kamu sudah terlalu lama disini, ini sudah waktunya kamu untuk kembali-- lain kali kakek dan nenek pasti akan mengunjungi kamu di mimpimu" setelah kakek mengucapkan itu, kakek mendorong ku dengan kencang.
Aku yang tadinya hendak bertanya maksud ucapan kakek tiba-tiba terkejut karena dorongan yang kakek berikan. Aku menatap mereka bingung sedangkan mereka membalas tatapan bingungku dengan senyuman sedih.
Tubuhku seperti di tarik dengan kencang-- lalu dalam sekejap mata, aku sudah berpindah tempat. Bagaimana bisa?
Ruangan ini hitam dan hanya ada satu titik cahaya yang jauh disana-- cahaya itu tiba-tiba bergerak dengan cepat kearahku, aku rasanua mau berlari untuk menghindarinya namun, tak bisa, badanku rasanya sulit untuk ku gerakan.
Aku memejamkan mata dengan pasrah saat cahaya itu semakin mendekat kearahku, aku tidak merasakan sakit sama sekali ketika kurasa cahaya itu menghampiri ku.
Aku membuka mata dengan perlahan. Apa? Bagaimana bisa? kenapa tiba-tiba aku sudah berada di sebuah ruangan yang serba putih? yang pasti ku tebak rumah sakit.
Tanganku di pasangkan infusan, apakah aku kembali ke dunia nyata ku? tapi itu tak mungkin. atau mungkinkah aku berpindah masuk ke dalam novel yang berbeda?
Clek
Tiba-tiba seorang wanita paruhbaya masuk, jadi aku tidak berpindah ke dalam dunia novel berbeda. lalu kenapa aku ada dirumah sakit? dan kenapa aku harus diinfus?
"Lila akhirnya kamu sadar nak, ada yang sakit nggak? Biar ibu panggil dokter dulu" ibu berjalan dengan terburu-buru kearahku, ya wanita paruhbaya yang masuk adalah ibu.
akhirnya dtng jg Rien🥰