NovelToon NovelToon
Ketika Salju Turun

Ketika Salju Turun

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / One Night Stand / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:30k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Lahir, dan besar, di negara yang terkenal karena budaya tolong menolong terhadap sesama, tanpa sengaja Reina menolong seseorang yang sedang terluka, tepat ketika salju tengah turun, saat dirinya berkunjung ke negara asal ayah kandungnya.

Perbuatan baik, yang nantinya mungkin akan Reina sesali, atau mungkin justru disyukuri.


Karyaku yang kesekian kalinya, Jangan lupa mampir dan tinggalkan jejak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Liburan

Sudah tiga hari lamanya, Reina, dan si kembar, berlibur di pulau Dewata. Beberapa tempat sudah mereka kunjungi, termasuk hutan yang berisi banyak monyet.

Selama itu pula, mereka tak melewatkan sekalipun matahari terbit, dan terbenam. Pantai menjadi tujuan utama mereka berlibur.

Dengan menaiki motor sewaan, Reina mengajak anak-anaknya berkeliling, sekaligus mencari inspirasi, dan melakukan riset untuk novel yang akan dia buat.

Rasanya puas sekali melihat si kembar tak identik itu, tertawa lepas, dan bermain bola di tepi pantai.

Inilah sumber kebahagiaannya, dua buah hatinya, yang tumbuh dengan baik, dan ceria, meski tanpa sosok ayah.

Reina berhasil menjalani dua peran sekaligus, dia juga tak segan, ikut bermain bola, atau berlarian di tepi pantai, bersama si kembar.

Hampir separuh waktu dari waktu dua puluh empat jam, mereka habiskan di luar ruangan. Kamar hotel hanya digunakan untuk tidur, dan mandi.

Energi si kembar, seolah tak ada habisnya, beruntung usia Reina yang masih di bawah tiga puluh, bisa mengimbangi aktivitas bocah yang sebentar lagi berusia delapan tahun.

Rencananya, mereka akan berlibur selama lima hari, karena setelah ini mereka akan mengunjungi nenek di desa, menghabiskan sisa libur sekolah, yang hanya dua pekan.

Ibu, dan dua putranya itu, kini baru saja makan siang di restoran, yang masih berada di area hotel, mereka menginap.

"Ma, Ai mau ke toilet dulu," izinnya, setelah sebelumnya, mengelap mulutnya dengan tisu.

Reina mengangguk, "Nanti mama tunggu di parkiran ya!" rencananya setelah ini mereka akan mengunjungi pusat oleh-oleh.

Aizen menunjukan kedua jempolnya, "Kakak itu kebiasaan, abis makan pasti perutnya mules, nggak baca doa dulu sih," celetuk Eizen.

Reina tertawa, dia jadi ingat, dulu saat seusia putranya, mempunyai kebiasaan yang sama. Rita kadang mengomel soal hal ini, "Kapan makanan kamu jadi daging? Kebiasaan abis makan pasti mules."

Ibu, dan putranya yang berambut hitam, melangkah keluar menuju parkiran, tapi sebelumnya mampir ke lobi, guna mengambil barang yang dititipkan ke resepsionis hotel.

Suasana Lobi saat itu ramai, dipenuhi dengan lelaki berbadan kekar, dengan pakaian formal berwarna hitam.

"Ada acara apa ya, Ma? Kok tumben rame banget." kata Eizen seraya mengamati orang-orang berwajah bule, "Rambutnya kayak kakak deh,"

Reina yang sedang berbicara dengan resepsionis, menoleh ke belakangnya, sesaat dia merasakan Dejavu, dia jadi ingat saat dulu berada di bandara Narita, hanya saja kali ini didominasi oleh lelaki berwajah bule, "Di dunia ini, orang berambut pirang banyak Ei,"

Eizen mendongak menatap wanita yang melahirkannya, "Kok bisa ya, kita kembar, tapi beda banget. Temen-temen di sekolah yang baru, nggak ada yang percaya, kalau kami kembar, mereka mengira kami bohong."

Reina mengucapkan terima kasih pada resepsionis, lalu merangkul pundak Eizen, "Ya biarin aja mereka mau bilang apa, yang penting kalian memang benar kembar, hanya saja tidak identik. Memangnya Ei, keberatan karena itu?"

Mereka melangkah menuju parkiran, ramainya lobi, sama sekali tak berpengaruh bagi ibu, dan anak itu.

"Ya nggak lah, Ei senang malah, seenggaknya nggak ada yang seganteng Ei,"

Selain jahil, Eizen memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Terkadang membuat Reina geleng-geleng kepala, karena memiliki putra pemberani.

"Memangnya Kakak Ai, nggak ganteng?"

"Ganteng sih, cuma beda versi sama Ei, tapi yang jelas Ei lebih ganteng,"

Lihat kan, bagaimana percaya dirinya bocah itu, "Kalian sama-sama ganteng, anak baik, pintar, dan selalu buat Mama bangga. Mama bersyukur memiliki kalian." Reina menepuk pundak bocah berambut hitam itu.

Mereka duduk di bangku, dekat area parkiran kendaraan roda dua, seraya berbincang, mengenai tempat yang akan mereka kunjungi.

Namun sudah lima belas menit berlalu, Aizen tak kunjung datang, Reina mulai merasa khawatir, "Apa kakak Diare? Kenapa lama sekali?"

"Apa perlu Ei susul, Ma?" tawarnya.

"Apa tidak apa-apa?"

Eizen menggeleng, "Ei akan masuk, Mama tunggu sini saja,"

Reina mengangguk, dan kembali duduk, setelah sebelumnya sempat berdiri, guna menatap ke pintu lobi.

Bocah berambut hitam, yang kini mengenakan kaus kuning, dan celana pendek hitam, kembali memasuki lobi.

Sepuluh menit berlalu, dari kejauhan, kedua bocah kembar tidak identik itu, baru saja keluar dari lobi.

Reina bangkit, dan mulai memakai helm-nya, bersiap-siap berangkat. Namun panggilan salah satu putranya membuatnya menoleh.

"Mama," seru Eizen.

Reina melepaskan kembali helm-nya, "Kenapa Ei?" tanyanya heran, seraya menatap bocah berkaus kuning itu, lalu dia mengalihkan pandanganya ke arah bocah berkaus biru, yang terlihat berwajah murung. "Ai, kenapa?"

Kedua bocah kembar itu, kini berada di hadapan Reina. "Kakak menumpahkan kopi, dan mengenai salah satu om-om bule di lobi tadi, om-nya marah-marah, dan memaki kakak. Lalu si Om meminta ganti rugi,"

Reina menghela nafas, dia tak terima putranya di maki-maki, jiwa emak-emak nya seketika bangkit. Reina menaruh helm-nya kembali, lalu bersiap menghampiri orang yang berani memaki anaknya.

"Nggak apa-apa Ai, Mama yang akan hadapi, jadi jangan merasa bersalah, bukankah kamu tidak sengaja?"

Aizen mengangguk lemah, sementara Eizen merangkul pundak kakaknya, berusaha menghiburnya.

Reina berjalan di depan, sementara si kembar mengikutinya dibelakangnya, "Kasih tau Mama, yang mana orangnya," amarahnya meningkat.

Sampai di lobi, Eizen menunjuk lelaki berambut pirang, yang bertubuh jangkung, dan berbadan kekar, berdiri membelakangi mereka.

Gentar, Oh tentu tidak, Reina si ibu tunggal, tak akan gentar, demi membela putranya. Apapun akan dia lakukan demi sang buah hati, walau harus sampai adu jotos, jangan lupakan bahwa Reina adalah peraih mendali dalam kejuaraan bela diri, saat sekolah.

Reina berdehem, "Excuse me, I am the mother of the child you were cursing at earlier." #1

Lelaki berjas hitam, dan kemeja putih itu menoleh, mendapati seorang wanita berambut sebahu, berkacamata, yang mengenakan pakaian santai.

Reina bisa melihat noda kopi di sekitar perut lelaki berambut pirang itu, "I apologize in advance because my son accidentally spilled coffee on your clothes, I will take responsibility for the laundry costs, but can you please take back the curse words?" #2

Lelaki bule itu tersenyum sinis, "Teach your son to behave in public places," #3

Reina tau, tidak usah diajari, dia sudah mengajari kedua putranya segala tata Krama, tapi bukankah tadi putranya tidak sengaja?

"Of course, I will teach my son. So can you apologize to my son, because because of your cursing, my son is sad." #4

 "I will not apologize, because your son deserves it," #5

"Brengsek, bule nggak tau diri, udah numpang di negara gue, bisa-bisanya cari masalah," gerutu Reina, "Apologize to my son, Now!" #6

Lelaki jangkung berambut pirang itu menggeleng, "Nope!"

Sebagai seorang ibu, Reina merasa harga dirinya terinjak-injak di hadapan putranya, selama ini si kembar menganggapnya sebagai pelindung.

Dan kini amarah Reina mencapai puncaknya, tanpa pikir panjang, dia menendang tulang kering lelaki jangkung itu, "Mamp*s Lo, sialan!" makinya.

Si bule mengaduh memegangi kakinya, hal itu sontak menarik perhatian orang-orang yang ada di lobi.

Aizen menarik kaus yang dikenakan Reina, "Ma, udah biarin aja, Ai nggak apa-apa kok, kita pergi aja yuk!"

Reina jelas tak setuju, "Nggak bisa Ai, dia harus minta maaf sama kamu," tolaknya mentah-mentah.

"Hey sir, please apologize to my son." #7

Si bule menggelengkan kepalanya, dan Reina hampir saja menghadiahi bogem mentah pada lelaki berambut pirang itu, tapi sebuah suara menghentikannya.

Translate.

#1 \= Permisi, saya adalah ibu dari anak yang anda makian tadi.

#2 \= Saya mohon maaf sebelumnya karena anak saya tidak sengaja menumpahkan kopi ke pakaian Anda, saya akan bertanggung jawab atas biaya laundry, tetapi bisakah Anda menarik kembali kata-kata makian itu.

#3 \= Ajari anak Anda untuk berperilaku baik di tempat umum."

#4 \= Tentu saja, aku akan mengajari anakku. Jadi bisakah kau meminta maaf kepada anakku, karena umpatan mu membuat anakku sedih.

#5 \= Saya tidak akan meminta maaf, karena putra Anda pantas mendapatkannya.

#6 \= Minta maaf pada anakku, sekarang.

#7 \= Hei tuan, tolong minta maaf pada anakku.

Follow IG @mareeta_88

1
ayudya
😂... nah ryu cari noh ustadz..., biar paham.
ayudya
😂😂😂 kasihan si reina.. gak di izin kan plng.
ayudya
aduh Thor kira² dapat jatah gak si ryu tu
Mareeta: mode maksa, kayak pertama kali, mereka gituan
total 1 replies
LISA
Wah Reina g di ijinkan utk pulg jg
Nadila Nisa
kak herma paling suka ngegantung dan bikin penasaran.. lanjut kak 🥰
Ripah Ajha
hais nanggung kali thor
Mareeta: entar malah nggak lolos sama editor
total 1 replies
ayii
ceritanya menarik....
Mareeta: terima kasih sudah mampir
total 1 replies
FeVey
tuu kan firasatku bener. jangan2 hamil.
waktu itu kan masa subur reina? /Whimper/
Anton Batubara
bagus ceritanya /Good//Good//Good/
Anton Batubara
bagus ceritanya /Good//Good//Good/
LISA
Reina sabar y..pelan² lehermu masih belum sembuh lukanya
ayudya
up nya lama ya Thor, semangat wae lah.
Mareeta: bentar lagi di kerjain, semoga nggak sampai malam udah up
total 1 replies
Ripah Ajha
semangat ya kak, keren karyamu🥰
Nadila Nisa
hadir kak.. karya yg selalu ditunggu2
semangat 💪🏻👍🏻🥰🥰
beybi T.Halim
ceritanya bagus...,cuma up nya gak tentu .,semoga setelah ini Rheina bs mengerti dan memahami klo Ryu benar2 mau bertanggung jawab 👍
ayudya
ayo lah rei sekali² dengar lah kata papa nya anak² kamu biar gak di ganggu lagi.
ayudya
kk nya ryu ada urusan apa sama Reina, mass sama adik sendiri selalu ikut campur.
ayudya
REI keras kepala sekali jangan gitu lah.
ayudya
mengalah demi anak gak apa² toh ryu orang bertanggung jawab.
ayudya
ryu tu serius orang cuma Reina takut aja mengingat bagaimana kk nya ryu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!