NovelToon NovelToon
Same But Different

Same But Different

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Teen School/College / Mengubah Takdir / Teman lama bertemu kembali / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kanza Hann

Isya sadarkan diri dalam kondisi amnesia setelah mengalami kecelakaan ketika studi wisata. Amnesia itu membuat Isya lupa akan segala hal yang berkaitan dengan dirinya, bahkan banyak yang menilai jika kepribadiannya pun berubah. Hari demi hari ia jalani tanpa ingatan yang tersisa. Hingga pada suatu ketika Isya bertemu dengan beberapa orang yang merasa mengenalinya namun dengan identitas yang berbeda. Dan pada suatu hari ingatannya telah pulih.

Apa yang terjadi setelah Isya mendapatkan ingatannya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kanza Hann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

021 : Terlalu Berharap

Perlahan Isya menoleh ke belakang. Ia mendapati seseorang yang belakangan ini sering berjumpa dengannya dan lagi-lagi itu adalah, "Daniel?" Isya segera melepas tangan Daniel yang masih melingkar di perut guna membebaskan diri dari pria itu.

Daniel berhenti dari kegiatannya bermain piano setelah mendengar kegaduhan di luar ruang musik. Ia penasaran dengan apa yang terjadi di luar sana. Setelah dilihat ternyata itu adalah Isya yang tanpa sengaja bertabrakan dengan siswa lain dan ditinggal begitu saja tanpa ditolong lebih dulu. Daniel khawatir ketika melihat Isya sempoyongan saat mencoba berdiri, "Kamu tidak apa-apa?"

"Iya, aku tidak apa-apa!" jawab Isya dengan masih memegangi jidat sebelah kanan dan nampak sedang kesakitan.

Daniel tidak sepenuhnya percaya dengan ucapan Isya. Ia pun ingin membuktikannya sendiri. Perlahan Daniel mendekatkan diri ke gadis yang tepat berdiri di hadapannya, kemudian meraih tangan yang menghalangi pandangan untuk dapat melihat jelas apa yang tengah ia tutupi. Setelah tangan itu tersingkir, kini Daniel menyibak rambut di sekitar jidat Isya hingga nampaklah goresan luka dengan sedikit aliran darah dari luka tersebut. "Kamu berdarah?"

Isya menampik tangan Daniel yang berada di kepala dan mundur beberapa langkah. Isya merasa sedikit tidak nyaman setelah Daniel mengetahui kondisi yang sebenarnya. "Aku tidak apa-apa! Hanya sedikit pusing saja! Lagipula ini bukan luka yang serius, mungkin akibat tertimpa beberapa buku tadi!"

"Kamu benar-benar tidak apa-apa?" tanya Daniel menyakinkan.

"Iya, tentu saja!" jawab Isya mantap. Namun, ia masih nampak mengernyit kesakitan dari sudut mata sebelah kanan. Isya merasa bersalah permainan piano tadi jadi terhenti akibat kegaduhan yang ia buat di luar ruangan. "Maaf, jika aku mengganggumu saat bermain piano di dalam!"

Daniel sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu, "Tidak apa-apa!"

Isya teringat dengan apa yang harus ia lakukan saat ini, "Oh iya aku harus ke perpustakaan sekarang juga!" Isya mulai mencari buku yang sebelumnya ia bawa. Sebelum bertabrakan dengan kedua siswa tadi, jelas-jelas buku itu ia pegang. Namun, sekarang tidak ada satupun buku di sekitarnya. "Di mana? Kenapa tidak ada?"

Daniel penasaran dengan apa yang Isya cari. "Kamu sedang cari apa?"

"Buku. Tadi buku itu ada bersamaku, tapi sekarang sudah tidak ada! Aduh... padahal aku harus segera mengembalikannya sebelum perpustakaan tutup!" keluh Isya saat mendapati barang yang hendak ia kembali tidak ada.

Daniel pun terpikirkan oleh suatu hal, "Apa tadi siswa yang menabrak kamu juga membawa buku?"

"Iya. Bahkan banyak sekali buku yang mereka bawa!" jawab Isya.

"Mungkin saja bukumu ikut terbawa oleh mereka," ucap Daniel sesuai kemungkinan besar yang muncul di pikirannya.

"Mungkin saja begitu. Baiklah aku akan mengambilnya dari mereka!" Isya hendak bergegas mengejar kedua siswa tadi, namun langkahnya terhenti ketika Daniel meraih tangannya sebelah kiri. Isya pun bingung dan bertanya, "Ada apa?"

"Biar aku saja yang mengambil bukumu dari mereka dan mengembalikannya ke perpustakaan! Kamu pergi saja ke UKS untuk mengobati lukamu itu! Nanti kalau sudah selesai aku akan menemuimu di sana!" ucap Daniel penuh perhatian.

Tentu saja Isya terkejut disertai rasa bingung dengan sikap Daniel barusan. Belum lama mereka saling mengenal dan belum terlalu akrab juga, kenapa bisa orang itu sangat baik padanya? Apa yang membuatnya bersikap seperti itu?

Memikirkan jawaban pastinya membuat jantung Isya kembali berdebar-debar. Rasa aneh ini selalu ada saat dirinya berjumpa dengan Daniel. Ia sendiri pun tidak tahu apa penyebab pasti dari rasa berdebar ini. Bahkan saat bersama Haikal yang berstatus sebagai pacarnya, Isya tidak merasakan hal yang begitu mendebarkan atau kesannya cenderung biasa saja.

Bukannya menanggapi ucapan Daniel, Isya malah bengong dengan beberapa pertanyaan yang masih mengambang di kepala serta perasaan aneh yang sedang ia rasa. Daniel pun sekali lagi menanyakan kepastian dari jawaban Isya, "Bagaimana?"

Seketika Isya mulai sadar, namun masih agak linglung. Tanpa pikir panjang tentang apa yang barusan Daniel katakan ia mengiyakannya begitu saja, "I-iya..."

Daniel tersenyum senang mendengar jawaban Isya yang mengizinkan dirinya untuk membantu kali ini. "Baiklah aku akan pergi untuk menggantikanmu mengembalikan buku itu! Kira-kira bukunya seperti apa?" tentu saja Daniel harus mengetahui detail jelas buku yang akan ia kembalikan.

"Buku itu berwarna biru tua dengan judul Fisika Modern karangan Elia Kimaya edisi 2," jawab Isya.

"Oke akan aku cari dan kembalikan buku itu ke tempatnya!" Daniel menepuk ringan pundak Isya. Kemudian, ia memutar tubuh gadis itu agar menuju ruang UKS yang berada tidak jauh dari hadapannya sekarang. Daniel mulai membisikkan perintah di telinga Isya, "Nah... kamu pergi saja ke UKS! Aku akan datang menyusul setelah selesai mengembalikan buku pinjamanmu!"

Seperti dihipnotis, Isya dengan mudahnya menuruti perintah Daniel. Ia melangkah ke ruang UKS dengan tenang. Bahkan Isya sama sekali tidak menolak atau bertindak sesuai kehendak hatinya. Biasanya dia sama sekali tidak suka jika diperintah orang lain dan selalu saja melakukan apa yang dia mau.

Entah apa yang merasukinya kali ini? Mungkinkah timpaan buku tadi cukup membuatnya linglung dan loading lama untuk berpikir? Apapun itu, kini Isya nampak seperti sebuah robot yang fokus menuju tujuan tanpa pindah haluan.

Melihat Isya sudah melangkah menuju UKS, Daniel pun harus segera mengambil buku milik Isya yang mungkin ikut terbawa oleh siswa yang menabraknya. Ia harus bergerak cepat karena waktu tutup perpustakaan sudah hampir tiba.

***

"Hosh hosh hosh..." napas Daniel terengah-engah karena ia berlari kencang saat menuju perpustakaan setelah mendapat buku yang harus ia kembalikan. Untung saja dia tepat waktu, karena perpustakaan benar-benar akan tutup beberapa detik kemudian.

"Eh, ada apa nak? Perpustakaan sudah hampir tutup nih kalau mau pinjam buku!" ujar petugas perpustakaan kepada Daniel.

Daniel mengatur napas terlebih dulu sebelum berbicara, "Hosh hosh... ti-tidak pak! Saya ke sini mau mengembalikan buku teman saya!"

"Oh begitu... siapa nama peminjamannya?" tanya petugas perpustakaan yang segera melayani Daniel sebelum tempat itu ditutup.

"Trisya Oliviana kelas 2-1" jawab Daniel.

Petugas perpustakaan itu mencari nama Isya dengan cermat. Setelah ketemu, beliau pun langsung mencoret daftar pinjaman yang menandakan bahwa buku yang dipinjam sudah dikembalikan oleh si peminjam meskipun diwakilkan.

"Ini bukunya pak!" Daniel menyerahkan buku pinjaman yang ia bawa.

"Oke, buku pinjaman sudah dikembalikan!" petugas perpustakaan itu menerima pengembalian buku dengan senang hati.

Selesai menjalankan misi, Daniel bergegas pergi untuk menemui Isya seperti apa yang sudah ia katakan sebelumnya. Namun, langkahnya terhenti oleh panggilan dari petugas perpustakaan. "Eh tunggu dulu nak!"

"Iya, ada apa?" Daniel berbalik dan kembali mendekat.

Petugas perpustakaan tadi menyerahkan secarik kertas kepada Daniel, "Mungkin ini milik temanmu! Berikan saja padanya daripada hanya menjadi selipan sampah di celah halaman buku ini!"

Daniel menerima kertas tersebut. Sekilas dia membacanya sebentar. Petugas perpustakaan pun segera meminta Daniel untuk pergi karena beliau akan mengunci pintu masuk perpustakaan sekarang juga. "Membacanya di luar saja ya! Soalnya perpustakaan ini akan bapak kunci dari luar."

"Baiklah pak."

Daniel pergi ke UKS sembari membaca tulisan yang tertera pada kertas tersebut. Secarik kertas itu rupanya berisi tentang curahan hati Isya belakangan ini. Daniel begitu fokus membacanya tanpa memperhatikan arah jalan. Dan tanpa sadar ia sudah sampai di depan ruang UKS.

"Aaa... sudah sampai rupanya." Daniel mulai masuk sembari memanggil nama seorang gadis yang hendak ditemuinya, "Isya?" Daniel masuk sampai bagian terdalam ruang UKS. Namun, hanya ada keheningan yang menyapa tanpa adanya jawaban suara dari seseorang. "Sya... kamu ada di dalam sana kah?"

Satu persatu tirai pembatas ruangan ia buka. Tidak ada satupun orang di sana termasuk Isya. "Apa mungkin dia sudah pulang?"

Napas Daniel kembali terengah-engah. Ia terlalu semangat berlari untuk menemui Isya di UKS, "Hosh hosh hosh..." usahanya kali ini cukup mengecewakan setelah mendapati Isya sudah tidak ada di sana. Mungkinkah Isya sudah pergi karena menunggu kedatangannya yang terlalu lama?

Daniel mendekat ke jendela di ujung ruangan untuk mendapat udara segar, "Huft..." pikiran Daniel kembali segar selepas ada hembusan angin senja yang menerpa wajahnya. Namun, dari situ pula ia dikejutkan oleh seseorang yang sedang melintas di lapangan bawah dan terlihat dari posisi berdirinya sekarang.

"Isya..." Daniel melihat Isya berjalan di lapangan bersama dengan seorang pria yang kabarnya itu adalah kekasihnya. Mereka berdua berjalan melewati gerbang sekolah dan seolah hendak pulang bersama. Dari atas Daniel hanya bisa menyaksikan kedekatan mereka berdua dengan rasa cemburu berkobar dalam hatinya.

Sebenarnya Daniel bukan siapa-siapa bagi Isya, tapi entah kenapa ia merasa cemburu saat gadis itu bersama dengan pria lain meskipun itu pacarnya sendiri. Sosok Isya yang nampak mirip seperti Ella membuat Daniel sulit untuk melupakannya.

Perlahan Daniel mundur, kemudian membaringkan tubuhnya di atas ranjang UKS. Ia kembali menghirup napas panjang lalu dikeluarkan secara perlahan, "Huftt... sepertinya aku terlalu berharap!"

1
Anonymous
keren
Wy Ky
.
Protocetus
izin promote ya thor bola kok dalam saku
F.T Zira
like sub dan 🌹 untukmu kak Thor🫰🫰
F.T Zira
aku ninggalin jejak di chapter 1 dulu ya kak.. nanti baca secara berkala...

-One Step Closer-
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!