NovelToon NovelToon
Takdir Indah

Takdir Indah

Status: tamat
Genre:Teen / Tamat / Teen Angst / Masalah Pertumbuhan / Keluarga / Slice of Life
Popularitas:149.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Nana 17 Oktober

"Pergi kamu! Jangan pernah datang ke sini lagi! Bapak dan ibuku bukanlah bapak dan ibu kamu!" usir kakak sulungku yang ucapannya bagaikan belati menusuk hati, tapi tidak berdarah.

Kakak kandungku mengusir aku yang datang menemui bapak dan ibu kandungku, tapi bapak dan ibuku hanya diam tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Inilah kisahku. Kisah seorang gadis yang terjebak dalam konflik keluarga. Memaksa diriku yang masih kecil berpikir dewasa sebelum waktunya.

Aku berusaha menjalani hidup sebaik yang aku bisa dan melakukan apapun semampuku. Selalu berusaha berpikir positif dalam setiap masalah yang menderaku. Berjuang keras menahan semua penderitaan dalam hidupku. Berusaha tetap tegar meskipun semua yang aku hadapi tidak lah mudah.

Bagaimana caraku, menghadapi kemelut dalam keluargaku yang berpengaruh besar dalam hidupku?

Yuk, ikuti ceritaku!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Ekskul Pilihan

Berpikir dewasa, itulah yang harus aku lakukan. Mencoba mengerti keadaan orang lain, meskipun terkadang mereka tidak mengerti atau mungkin tidak mau mengerti aku.

Aku serahkan kembali sepeda Kak Fauzan yang akan di jual untuk menambah uang Kak Fauzan membeli motor. Aku pakai lagi sepeda butut ku yang...

Ah, sudahlah. Yang penting masih bisa sekolah naik sepeda dari pada nebeng sama temen terus. Lagian kalau nebeng setiap hari juga nggak enak. Apalagi kalau harus jalan kaki ke sekolah.

Aku mengayuh sepeda butut ku ke sekolah seperti beberapa waktu yang lalu. Aku mengikuti pelajaran seperti biasanya, hingga bel tanda pun terdengar. Semua teman-teman ku pun keluar dari dalam kelas.

"Indah, sudah kamu putuskan mau ikut ekskul apa? Aku akan segera menyerahkan datanya pada wali kelas," ucap Hendro saat hampir semua teman-teman kami keluar dari kelas ini.

"Aku ikut ekskul karawitan aja, lah. Hitung-hitung melestarikan kebudayaan daerah," sahut ku tersenyum tipis. Aku ini merupakan siswa pecinta sejarah.

"Okey, aku catat, ya. Kebetulan tadi ada pemberitahuan kalau siswa yang mau ikut ekskul karawitan ntar pulang sekolah di suruh kumpul di ruangan karawitan. Oh, ya, In, karena personel karawitan tidak banyak, jadi akan di seleksi siapa saja yang bisa ikut ekskul karawitan," ujar Hendro menjelaskan.

"Hah? Diseleksi? Itu berarti kalau aku nggak lolos seleksi, aku harus pilih ekskul yang lain? Apa gitu maksudnya?" tanyaku memastikan.

"Benar, kalau kamu nggak lolos seleksi, maka kamu harus memilih ekskul yang lain. Ya, udah, aku ke kantin dulu, ya?" sahut Hendro, kemudian melangkah keluar dari kelas.

Mampus! Kalau nggak lolos seleksi ikut jadi personel karawitan, mau ikut ekskul apa aku? Aku harus memilih ekskul yang tidak mengeluarkan biaya, terus ekskulnya juga harus yang sesuai dengan kemampuan dan bakatku dan juga tidak boleh ikut ekskul yang menghabiskan banyak waktu.

Meskipun aku belum tahu aku mampu atau tidak menjadi personil penabuh gamelan, tapi hanya ekskul ini yang aku prediksi tidak mengeluarkan biaya dan tidak menghabiskan banyak waktu.

Dengan IQ yang standar ini, aku harus lebih banyak belajar, belum lagi membantu nenek di sawah dan menambah penghasilan.

Pulang sekolah, aku langsung pergi ke ruangan karawitan yang tidak terlalu luas. Ada Kendhang, Saron, Demung, Bonang, Kenong, Gong, Kempul, Gambang dan yang lainnya di dalam ruangan ini.

"Okey, selamat siang semuanya!. Mungkin sudah ada yang kenal dengan bapak, tapi mungkin juga masih ada yang belum kenal dengan bapak. Perkenalkan, nama bapak adalah Sujiwo. Di sekolah kita ini, bapak mengajar bahasa Jepang, mengajar karawitan dan juga menjadi pembimbing Pramuka. Langsung saja, sekarang kita seleksi siapa saja yang bisa ikut jadi personil karawitan. Silahkan pilih alat musik yang kalian ingin mainkan, nanti akan di seleksi satu persatu," ujar Pak Sujiwo tegas dan lugas.

Pantas saja jadi guru bahasa Jepang, caranya bicara begitu tegas seperti orang Jepang. Jujur, begitu banyak guru di sekolahku, karena muridnya juga banyak. Jadi aku tidak mengenal semua guru yang ada di sekolahku. He..he..he..

Peminat ekskul karawitan ini tidak terlalu banyak, jadi tidak terlalu banyak pula yang ikut seleksi.

Satu persatu dari kami memainkan alat musik pilihan masing-masing berpedoman pada not angka lagu yang ada di papan tulis di ruangan ini. Aku sendiri memilih menabuh gong. Meskipun lumayan kewalahan karena gong ada beberapa macam dan deretannya cukup panjang, tapi aku merasa ini seru.

"Okey, Indah, kamu lolos menjadi penabuh gong," ucap Pak Sujiwo yang tahu namaku dari tag nama di dadaku.

"Alhamdulillah.." ucapku yang artinya tidak perlu pusing lagi mencari ekskul lain.

"Untuk hari ini cukup Sampai di sini. Kita latihan besok setelah jam sekolah usai," ucap Pak Sujiwo.

Aku bernapas lega, lalu bergegas pulang mengayuh sepeda butut ku. Namun sesampainya di rumah aku yang lelah, haus dan lapar ini lagi-lagi mendengar perkataan yang tidak mengenakkan.

"Hari Sabtu atau Minggu aja kalau mau di panen. Biar si Indah bisa bantuin," ucap bibiku yang terdengar olehku.

"Kamu selalu saja mengajak dia ke sawah. Bukan hanya hari libur, bahkan sepulang sekolah juga kamu suruh ke sawah," sahut pamanku.

"Buat apa kalau nggak di suruh ke sawah? Aku nggak mau rugi. Ibu kamu itu sudah tua, sebentar lagi pasti bakal mati. Kalau ibu kamu mati, siapa yang bakal ngurusin keponakan kamu itu? Bapak dan ibunya saja menelantarkan dia. Ya, iya, kalau dia cepat menikah, kita nggak perlu ngurus dia terlalu lama. Lah, kalau tidak kunjung menikah dan nggak kerja juga, siapa yang akan ngurus dia? Dia itu cuma beban bagi kita. Kalau nggak dari sekarang diambil keuntungan dari tenaga dia, kita nggak bakal untung apa-apa dari dia, rugi iya,"ujar bibiku yang terasa menusuk hatiku tapi tak berdarah, apalagi berlubang, namun terasa sakit.

"Dia itu sudah aku adopsi, wajar saja kalau dia menjadi tanggung jawabku. Bukannya dari sebelum menikah kamu sudah tahu kalau Indah itu adalah anakku, meskipun cuma anak adopsi," ujar paman.

"Iya, tapi, masa kamu malah lebih mentingin dan lebih menyayangi dia daripada anak kamu sendiri?" sahut bibi.

"Kapan aku mentingin dia lebih daripada anak kita? Bahkan sejak kita menikah, cuma sekali aku beliin dia baju. Itupun kamu marah-marah sampai pulang ke rumah orang tua kamu. Bahkan aku nggak bisa ngasih dia duit jajan karena semua uang ku aku berikan sama kamu. Masalah aku lebih menyayangi dia daripada anak kita itu cuma perasaan kamu saja," sanggah paman.

"Halah, ngeles aja kamu. Sudah jelas kamu lebih sayang sama dia daripada anak kita. Kamu lebih dekat sama dia daripada anak kita," tukas bibiku.

"Dia itu pengertian, kalau aku mengerjakan apapun, dia langsung datang dan membantu tanpa aku pinta. Bahkan dia mengerti apa yang harus dia bantu buat aku tanpa aku mengatakannya. Dia juga tidak pernah membantah kalau di suruh. Bagaimana aku nggak jadi dekat dan sayang sama dia kalau seperti itu?" ujar pamanku membuat aku tanpa terasa menitikkan air mata karena terharu.

Aku masih ingat bagaimana sayang dan perhatiannya paman padaku saat paman belum menikah dengan bibi Samiah. Namun semua itu hanya tinggal kenangan manis yang tak terlupakan dan selalu sukses membuat aku menangis.

"Dasar keponakan kamu itu saja yang suka cari muka," sahut bibi.

"Cari muka gimana? Dari dulu dia memang seperti itu," sahut paman.

"Sudah, cukup! Kamu selalu saja membela dia. Pokoknya panennya pas hari Sabtu dan Minggu. Titik," ucap bibiku.

Aku masuk ke dalam rumah, ganti baju , lalu mencuci tangan dan kakiku. Aku jadi tidak nafsu makan setelah mendengar pertengkaran paman dan bibi. Nenek sepertinya sedang ke sawah, sedangkan Kak Seruni dan Kak Fauzan tadi pagi pulang ke rumah orang tua Kak Fauzan. Jadi rumah ini sepi.

Aku memilih mengerjakan PR, namun baru lima soal aku kerjakan, aku sudah tertidur karena kecapaian.

"In..in.. bangun! Sudah mau magrib," suara nenek membangunkan aku. Aku lihat nenek menyalakan lampu kamarku, membuat aku yang baru membuka mata ini merasa silau.

Aku beranjak bangun dari tidur, lalu pergi ke kamar mandi karena sepertinya sebentar lagi magrib. Perutku terasa sakit lagi. Ini pasti karena maag aku kambuh lagi. Karena terakhir aku makan adalah tadi pagi saat akan berangkat ke sekolah.

Menahan rasa sakit di perutku, aku mandi, lalu makan. Namun setelah makan perutku semakin sakit saja.

"Brakk"

"Ngekk.."

"Ya, Allah, Pri..tega banget kamu.." teriak nenekku membuat aku terkejut.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Syarifah
Thor mana dong kisah indah yg versi dewasanya,
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih KK 🤗🙏🙏🙏
Syarifah: semoga semua karya mbk Nana sukses selalu,AQ suka semua ceritanya
total 3 replies
Regina Pasaribu
Halo Thor . Kisah Indah kok datar banget.. Anyway, tetap semangat dalam berkarya.. Semoga next episode Indah bisa bertemu dan kumpul lagi dengan sahabat² nya.. Jodohkanlah Indah dengan Yoga atau Antonio.. Buat a beautiful happy ending juga utk hidupnya Indah..
Regina Pasaribu
Prolog nya agak membosankan ya Thor.. Semangat ya!
Baharuddin Udin
bagus
syisya
ditunggu thooor, masih fokus ke kisah Zico & Delia ya thor..semangaaaaat 💪🏻
Dewi S Ayunda
selamat y ndah... km suksees. apa yg kamu impikan tercapai.hidup bahagia mnikmati masa muda wlpun masa kecil dan remajamu penuh ksulitan ekonomi.dn krj keras
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
༄ⁱᵐ᭄✿ΛLєKƬΉΛ࿐🌴 🍉🔻🔻
Luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Septya Tya
good
༄ⁱᵐ᭄✿ΛLєKƬΉΛ࿐🌴 🍉🔻🔻
bendahara bank itu apa ya kak ?
༄ⁱᵐ᭄✿ΛLєKƬΉΛ࿐🌴 🍉🔻🔻: teller maksudnya kak ? 😁
Krn aku baru dgr bank ada bendahara nya . 🫣
🌠Naπa Kiarra🍁: Orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang.
Itu yang aku tahu. Maaf klo jawaban kurang memuaskan.🙏
total 2 replies
Sugiharti Rusli
suka yah sama petualangan si Indah, karena apa yang dia alami mungkin banyak terjadi di kebanyakan orang di masyarakat kita yah, istilah nya sehari-hari masyarakat kita yah seperti Indah dan lingkungannya,,,
Sugiharti Rusli
betul In, mending nothing to loose aja hidup mah, dan bagus tuh kamu tetap mau bersilaturahmi sama kedua ortu kamu, karena walo mereka ga pernah merawat kamu ridho mereka buat hidup kamu lagi mudah kelak,,,
cenil
ayondong lanjutken....sampai Indah jd kuliah lagi ketemu teman² SMAnya pasti asyiik deh...ayo dong kak Nana...lanjut episode berikutnya
Dinniey Meyla
waaaahh koq udah tamat ajh ,, seneng melihat indah sudah menemukan kebahagiaannya ...
trus kabarbindah yg dijodohkan dan udah nikah bagaimana ??
apa akan di lanjutkan di cerita indah yg sudah dewasa nanti ??
🌠Naπa Kiarra🍁: Insyaallah,kak.
total 1 replies
abimasta
waahh sudah tamat,terimakasih thor
Mutiara Tiara
kau tunggu jangan lama kk Nana 😘😘😘😘🌹
Farida P
lho..tiba2 tamant ka
terimakasih author.ditunggu karya berikutnya
Ass Yfa
end ta,,, tak kira lanjut dewasa... ternyata sampai disini. kita tunggu kak judul barunya
Hermawan Ajja
novel jiplakan kaya gini ni
🌠Naπa Kiarra🍁: Maaf njiplak novel yang mana, ya, kak? Karya siapa?
total 1 replies
Hermawan Ajja
g jelas awal g jelas akhir cuman segitu doang cerita indah nya g kreatif banget
🌠Naπa Kiarra🍁: Coba dijelaskan, g jelasnya dimana?
Klo soal panjangnya cerita, jujur nulis 46 bab cerita Indah ini aku g dpt reward serupiah pun dari NT. Cuma dpt capai nulis dan mikir alur cerita doang.

Ini novel beneran GRATIS. Yang baca gratis g beli bab dan author nya juga g dpt reward sama sekali dari novel ini.
Biasanya author lain pilih Hiatus, alias ceritanya g dilanjutkan klo g dpt reward dari NT . Tapi aku g suka Hiatus kayak gitu. Jadi, meskipun g dpt reward sepeserpun dari NT, aku tetap tulis sampai tamat.

Kenapa kisahnya hanya sampai Indah kerja? Karena klo aku lanjutkan, genre dan tag cerita akan kacau balau.
Ada aturan dalam menulis. Genre dan tag cerita harus sesuai cerita.
Semoga penjelasan aku bisa dimengerti.🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!