Namaku Kinanti Prayoga
Umur : 10 Tahun
Yatim-piatu.
Aku hidup dari hasil ladang warisan Ayahku, walau tidak besar, tap cukup untukku bertahan hidup.
Aku bertani sayur dan bumbu dapur, Kacang panjang dan terong itulah yang bisa ku tanam, serei, kemangi dan daun selasih itulah tanaman tambahan di kebun ku yang kecil.
Tapi walau kecil, aku bisa menghidupi diriku sendiri, 30 hingga 40 ribu bisa ku hasilkan, dan itu sudah sangat baik.
Di kebun ku juga ada pisang, singkong dan ubi jalar, itu bisa kupakai sebagai tambahan panganku selain beras.
Ayam yang kumiliki juga cukup banyak, jika aku ingin makan, tinggal ambil seekor, cukup aku makan seharian bahkan hingga esok juga.
Aku tak bisa mengeluh, tak ada yang lain warisan dari orangtuaku selain Cincin berwana Hitam.
Ibuku berkata sebelum dia meninggal, bahwa cincin itu warisan turun temurun, jadi aku pakai saja, kebetulan pas di jariku, saat aku mencobanya.
ikuti terus ceritaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21. Mereka bilang Kinanti miskin
"Tapi kan kamu ada masalah, jadi kamu langsung pulang sajalah, jawab Pengkhianat C.
"Tidak begitu tujuan kalian, aku baru sadar sekarang, selama kita berteman, tak pernah sekalipun kalian membayar makananku, kemarin juga aku sudah tau, pasti ujung-ujungnya aku yang aku yang bayar.
Aku kasihan dengan kalian yang tak punya uang, maka selama ini aku bersedekah kepada kalian, dan sekarang aku tambah sadar, ternyata kalian bisa bayar sendiri, dan belajar jangan bergantung pada orang lain.
Dan satu lagi, proyek yang kalian banggakan, sudah di ambil alih oleh ayahku, karena kebohongannya orangtua kalian sudah terbongkar, Kalian pantas aku sebut, keluarga pengkhianat, tegas Sonya.
Kinanti, Lidya dan Chintya, hanya tersenyum tipis melihat para Pengkhianat terdiam menahan amarah.
"Sonya, kasihan juga mereka, barangkali sekarang mereka tak bisa pulang karena kehabisan ongkos, ucap Lidya.
"Itu urusan mereka, seandainya kemarin Kinanti tidak mengampuni ku, apa mereka peduli padahal mereka tahu sendiri taruhannya seperti apa, jadi sudah ku putuskan, tidak ada untungnya bergaul dengan mereka, aku jadi tukang melawan orangtua, dan juga jadi boros.
Lidya, mereka ini kalau datang kesini, minimal makan di Solaria, aku pesan hanya es teh manis, mereka juice, bahkan bukan sekali aku belikan mereka pakaian hingga pakaian dalam.
Ada beberapa kali, paket mereka aku yang datang kerumah mereka untuk bayar karena COD, tapi demi kawan aku ikhlas, tapi ternyata mereka hanya memanfaatkan kebaikan ku, tutur Sonya mengeluarkan uneg-uneg nya.
"Kalian berempat, harusnya bersyukur, punya sahabat yang peduli dengan kalian, tapi kalian terlalu serakah, dan haya hidup tidak sesuai dengan apa yang kalian punya, ucap Kinanti menasehati.
"Berani kamu bicara seperti itu, karena sekarang kamu mereka berdua yang menikmati uang Sonya dan memprovokasi Sonya agar tidak lagi berteman dengan kami, ucap pengkhianat A.
"Aku di bayarin Sonya, hahahaha, kamu salah besar, saya mendukung penuh Sonya tidak berteman dengan kalian, kalian ingin enak tapi orang yang membuat kalian hidup enak, kalian injak, sama dengan orangtua kalian, jadi hiduplah sesuai kemampuan mu, jangan berlagak jadi orang kaya, lanjut Kinanti.
"Dasar penjilat, mentang mentang sekarang dekat dengan Sonya kamu mengatai kami, umpat pengkhianat B.
"Kalian tidak tahu saya siapa, jadi jangan asal bicara, kalian makan di restoran Anugerah masih belum bayar, totalnya 275 ribu, Sonya belum bayar itu, dan memang dia terbukti belum pesan apa-apa, Ucap Kinanti.
"Memangnya kamu siapa, berani mengatai kami belum bayar di Anugerah Restoran, Sengit Pengkhianat D.
"Akun pemiliknya, jika hingga besok kalian tidak bayar, aku suruh orang bawa nota kalian kerumah masing-masing, ancam Kinanti.
"Mimpi di siang bolong, mengaku kamu pemilik restoran itu, kamu pikir ini di sinetron, Ejek Pengkhianat C.
"Memang aku tidak membayar makanan kalian, lagian kemarin aku tak bawa uang, karena kalian bilang akan mentraktir saya, jadi ya silahkan bayar, pemilik restoran nya sudah kasih hingga besok, tutur Sonya.
Ke-empat pengkhianat itu, tak bisa berkutik, mereka sudah sangat malu dilihatin banyak orang.
"Halo Sonya, apa kabarmu, sapa seorang pria Dewasa.
"Paman, teriak Sonya.
Baru saja mau memeluk Sonya, pria itu langsung diam mematung, karena gugup melihat Kinanti.
"Ehh... Maaf Nona Muda, anda disini rupanya? Ucap Yudistira, Direktur Utama Anugerah Konveksi.
"Oh, apa saya tidak boleh datang kesini? balas Kinanti
"Bukan begitu, tak biasanya Nona Muda ke Mall, ucap Yudistira.
"Om Yudistira, gadis itu yang porotin uang Sonya, tolong jangan ijinkan Sonya jalan-jalan dengan hadis itu, lapor Pengkhianat A.
"Oh begitu, bukannya kalian berempat yang jadi lintah buat keponakan saya, kok sekarang nuduh orang.
Om diam bukan berarti tidak tahu, demi Sonya bahagia, om tak protes, tapi ternyata, kalian sungguh tak tau berterima kasih, dan apa kalian tau siapa yang kalian tuduh itu, tanya Yudistira.
"Dia itu teman sekolah Sonya, dia saja bawa bekal ubi jalar atau singkong, kata Sonya pada kami, sekarang dia dekat dengan Sonya, apa tujuannya, sudah pasti porotin uang Sonya,lanjut pengkhianat A.
"Jangankan om, Ayahnya Sonya saja tidak ada apa-apanya dihadapan Nona Muda Kinanti, karena Nona Muda Kinanti adalah pemilik Kinan Anugerah Group, kamu baca saja, setiap ada kata Anugerah, sudah pasti milik Nona Muda Kinan, saya sendiri direktur masih di gaji olehnya, terus Apakah Nona Muda Kinan tidak bisa bayar makanannya, jangan banyak bicara kamu.
Jangan pernah ganggu keponakanku, atau keluarga kalian lebih hancur, sudah cukup kalian jadi benalu, bagi Sonya, bentak Yudistira.
"Tapi Om, dia itu kata Sonya adalah anak Yatim Piatu, bagaimana mungkin dia memiliki harta segitu, hingga om bilang dia pemilik Kinan Anugerah? tutur Pengkhianat A, yang tidak mau menerima kenyataan.
"Lantas saya ini berbohong ? itu maksud Kamu! Geram Yudistira, sayang anak itu perempuan dan masih kecil, jika laki-laki dan sudah dewasa, pasti sudah di tampar.
"Yudistira, sudahlah, terserah mereka saja, intinya jangan sampai mereka mengganggu Sonya saja, aku yang akan bertindak, ucap Kinanti.
"Memangnya kamu bisa apa, sengit pengkhianat D.
"Coba saja kalian mengganggunya, maka lihat saja apa yang terjadi pada kalian.
"Ayo kita pulang, muak aku melihat orang-orang yang tidak tahu diri, umpat Kinanti.
"Apa Kamu bilang, kami tidak tahu diri, sengit Pengkhianat A dan hendak menampar Kinanti.
Plak plak terdengar bunyi tamparan.
"Hanya segitu kemampuan kamu, ejek Kinanti yang baru saja menampar pengkhianat A.
"Ku laporkan kamu ke ayah saya, ancam Pengkhianat A.
"Bawa seluruh keluargamu, aku tak takut, justru aku senang ada kawan untuk olah raga ku dan pasti ada samsak yang enak untuk di untuk tinjuku ini, balas Kinanti mengejek.
Selesai menampar orang itu, Kinanti dan ketiga sahabatnya langsung menuju kasir dan membayar belanjaan mereka dan pulang.
"Tuan, apakah Nona Kinanti adalah bos kita, tanya staf toko itu.
"Ia, dia bos besar kita, jadi ingat baik-baik, saat dia datang lagi, layani dengan baik.
Toko itu, adalah galeri khusus produk Anugerah Konveksi, sebagai tempat promosi sekali penjualan.
Kinanti memproduksi pakaian untuk kelas menengah kebawah, dengan model yang bervariasi serta kualitasnya yang terbaik di kelas itu.
Pendaftaran sekolah milik Kinanti, telah buka dari bulan mei, untuk TK, SD, SMP dan SMA, dan ternyata banyak juga yang mendaftar.
Para orangtua murid tergiur dengan fasilitas yang ada, dan tentunya biaya juga masih ramah di kantong karyawan.
Uang biaya l antara 5 juta hingga 25 juta, sudah termasuk uang gedung, SPP 1 semester dan lain-lain.
Dsn yang terpenting, para orang tua merasa dekat, jadi tidak terlalu repot mengantar anak mereka ke sekolah, sudah begitu, parkiran luas dan ruang tunggu yang nyaman.