Anne tak pernah menyangka jika suaminya kembali berkhianat. Ia pikir permintaan maafnya lima bulan lalu tulus dari hati, akan tetapi semua hanya dusta belaka.
Anne sangat hancur ketika melihat suaminya berduaan di kamar hotel bersama sahabatnya — sahabat yang selama ini ia anggap sebagai adik ternyata tega menusuknya dari belakang.
Hatinya sangat hancur, Anne merasa percuma hidup di dunia hingga ia memutuskan mengakhiri hidupnya. Namun, disaat Anne akan mengakhiri hidupnya, tiba-tiba seorang lelaki datang dan mengagalkan semua.
"Lepaskan lelaki brengsek itu dan jadilah penyembuh pemuas hasratku, maka aku akan membantumu balas dendam."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emak Gemoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28 Dia Asloka
Malam ini Anne sangat sulit memejamkan matanya. Berkali-kali ia mencoba untuk menutup mata, tapi tak bisa. Biasanya sebelum tidur, Anne akan melakukan video call bersama Asloka sampai tertidur.
Namun, kali ini ia harus menahan semua karena mertuanya menyita ponselnya. Ega bilang mereka harus di pinggit sampai acara besok pagi, setelah semua selesai barulah ia bisa puas-puaskan bertemu Asloka.
"Ih, mereka jahat banget sih! Masa telepon saja tidak boleh, jadinya kan sepi kalau seperti ini," gerutu Anne akhirnya memutuskan untuk duduk.
Ia melirik jam dinding, ternyata waktu sudah menunjukan jam sebelas malam. "Pasti Laka sudah sampai bandara, jika Mama mengizinkan aku ikut, mungkin saat ini aku tidak kesepian!" serunya sangat frustasi.
Hari ini memang Asloka kembali ke Indonesia, tapi lelaki itu langsung menuju ke hotel yang sudah disiapkan mertuanya dan mereka baru bisa bertemu besok, saat acara pernikahan.
Awalnya, permintaan Ega ditolak oleh Asloka, tapi mendengar ancaman wanita paruh baya tersebut, mau tidak mau Asloka harus menurut agar acara besok berjalan dengan lancar.
Tok! Tok! Tok!
Seseorang mengetuk pintunya. "Siapa?" tanya Anne sangat kencang.
"Bi Asih, Nyonya," balas bi Asih dari luar.
"Oy ya, sebentar Bi." Anne segera membuka pintunya agar bi Asih tidak terlalu lama menunggu.
Cklek .... (Suara pintu dibuka)
"Ada apa, Bi?" tanya Anne.
"Itu Nona, ada utusan dari nyonya Ega di luar. Katanya mereka ditugaskan untuk menjemput Nona dan segera menuju hotel, karena acar rias akan dilakukan di sana," kata bi Asih.
"Oh, yaudah Bi. Aku siap-siap dulu, tolong sampaikan sama mereka ya," titah Anne langsung di iyakan bik Asih.
Setelah kepergian bi Asih, Anne segera berganti pakaian. Ia harus segera selesai, karena Anne tak mau membuat utusan mertuanya menunggu terlalu lama.
Selesai mengganti pakaian, Anne segera turun dan berangkat ke hotel. Sampai di sana pun ia memutuskan untuk segera beristirahat, Anne tak mau hari kebahagiaannya menjadi hancur gara-gara kurang tidur.
***
Anne menatap takjub pada dirinya sendiri di pantulan cermin. Sungguh Anne merasa jika di balik kaca itu bukanlah dirinya, melainkan orang lain. Sungguh sangat cantik, sampai matanya tak bisa berkedip.
"Wah, Nona sangat cantik sekali," ucap asisten MUA.
"Terima kasih, tapi semua juga berkat kalian semua," kata Anne.
"Itu mah dasarnya Nona sudah cantik, jadi mau di rias bagaimanapun tetap cantik," balas mereka.
Anne tersenyum kecil, setelah itu ia memilih duduk sambil menunggu di panggil. Tapi, baru saja Anne menikmati semua, tiba-tiba saja sahabatnya, Abel masuk ke dalam kamar.
"Abel! Akhirnya kamu datang juga, kemarilah temani aku!" seru Anne sangat senang. Ia tak menyangka, Abel akan datang, padahal kemarin wanita itu sempat bilang tidak bisa hadir.
"An, bisa kita bicara berdua? Hanya kita saja," kata Abel.
"Tentu saja boleh, dong."
Mendengar jawaban Anne, para MUA sadar diri. Mereka memutuskan pamit dan menunggu mereka di luar, sedangkan Abel langsung mendekati Anne dan bersujud.
"Abel kamu kenapa?" tanya Anne panik. Tidak biasanya Abel bersikap seperti ini, Anne sangat yakin jika dia memiliki masalah.
"An, aku mohon batalkan pernikahanmu itu. Aku mohon, lepaskan Asloka, An," ucap Abel langsung bersimpuh di hadapan Anne.
Anne yang merasa risih, segera berdiri dan mundur dua langkah. Ia tak paham dengan ucapan Abel, apa haknya sampai menyuruh dirinya membatalkan pernikahannya.
"Maksudmu apa, Abel! Batalkan pernikahan? Kenapa aku harus membatalkan pernikahan ini, kau harusnya memiliki alasan bukan?" Anne berbalik tanya pada Abel.
Emosinya pun juga semakin menjadi, ketika Abel tak kunjung menjawab, wanita itu terus menangis hingga membuat Anne geram.
"Katakan, Abel!" teriak Anne tak bisa menahan air matanya.
"Kau tau semua ceritaku bukan, An? Aku juga pernah bilang masih mencintai mantan kekasihku," lirik Abel.
"Iya aku tau, tanpa kau ulang aku masih ingat semua!" seru Anne semakin penasaran. Jantungnya juga mulai berdetak tak beraturan, rasanya sangat takut ketika mendengar permintaan Abel.
"Orang itu adalah Asloka, An. Asloka lah cinta pertamaku dan aku mohon batalkan pernikahan ini Anne, biarkan aku bahagia bersama Asloka."
sungguh mantap sekali ✌️🌹🌹
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘