Linda adalah adik kandung dari Rani. Linda di boyong Rani ke rumahnya untuk melanjutkan pendidikan di kota tempat tinggalnya sekarang.
Rani sudah berkeluarga tapi belum kunjung di karunia anak. Rumah tangga Rani awalnya adem ayem,tapi semenjak kedatangan sang adik suaminya mulai berubah.
Kebohongan demi kebohongan terus suaminya ucapkan untuk menutupi perselingkuhan denga sang adik ipar.
Apakah Linda tega menghancurkan rumah tangga kakaknya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Mang Asep dan bik Asih terlihat tegang menunggu di depan pintu. Keduanya nampak cemas,bolak balik duduk berdiri menghilangkan tegang.
"Kok lama ya,bu?" tanya mang Asep pada istrinya.
"Iya,ya pak." jawab istrinya.
"Ya Allah mudahkanlah proses persalinan non Linda ya Allah. " sebaris doa keluar dari bibir mang Asep yang langsung diaminin oleh bik Asih istrinya.
Hampir satu jam mang Asep dan bik Asih menunggu di luar. Senyum terbit di bibir keduanya saat dari s3lama terdengar suara tangisan bayi.
"Hoek.....hoek......hoek...."
"Alhamdulillah, pak." bik Asih refleks memeluk suaminya saking bahagianya. Air mata bahagia lolos begitu saja di pipi yang sudah mulai mengkerut disana sini. Mang Asep juga merasa bahagia. Ia membalas pelukan istrinya.
" Keluarga bu Linda." panggil seorang petugas.
"Ya ,sus." Mang Asep dan bik Asih serempak menjawab dan berjalan mendekati petugas.
"Bu Wanda sudah melahirkan,anaknya laki - laki. Suaminya mana bu pak?" tanya suster.
"Lagi dinas sus. Saya kakeknya" jawab Mang Asep sekenanya.
"Kalau begitu silahkan bapak saja yang mengazani cucu bapak." ujar suster menyerahkan bayi merah ketangan mang Asep.
Mang Asep merasa terharu saat bayi munggil itu berpindah kedatangannya. Ia langsung mengazani bayi itu. Bik Asih juga merasa terharu ia mengelus pipi bayi merah itu.
Waktu cepat berlalu tak terasa sudah lima tahun Linda pergi menjauh. Ia bersyukur memiliki Mang Asep dan bik Asih yang selalu ada untuk dirinya dan anaknya Alan. Mereka berdua sudah seperti orang tua kandung bagi Linda.
"Mi."panggil Alan putranya.
"Ada apa ,sayang mami." Linda memangku putranya yang memang agak sedikit manja.
"Mau di krim,mi." rengek Alan.
"Kan karena udah makan es krim sayang mami. Mami pernah bilang apa sama Alan?" tanya Linda lembut sambil tangannya membelai punggung putranya yang masih berada di pangkuanya.
"Ga boleh sering - sering makan de krim ,biar giginya ga sakit." ucap Alan lancar. Karna mamanya selalu mengatakan seperti itu.
"Pintar,anak mami." Linda mencium pipi gembul putranya.
"Assalamualaikum. " terdengar suara perempuan dari arah pintu rumah. Alan langsung turun dari pangkuan maminya dan sedikit berlari ke arah pintu karna sangat mengenal suara itu.
"Waalaikumsalam, nenek." teriak Alan berlari kedalam pelukan wanita yang dipanggilnya nenek.
"Alan udah makan belum?" tanya nenek sambil menggendong Alan. Alan menggelengkan kepalanya.
"Nenek beli sesuatu buat Alan." wanita itu menurunkan akan dari gendongannya dan mengambil paper bag yang tadi dibawanya lalu menyerahkan pada Alan." Ini buat Alan."
"Apa ini,nek?" tanya Alan.
"Buka aja." suruh wanita itu.
Alan dengan semangat membuka paper bag yang berisi makanan kesukaannya. Rona wajah bocah laki - laki Itu langsung sumringah dan meluapkan permintaannya pada maminya tadi.
"Alan bilang apa sama ,nenek. " tegur Linda pada putranya.
"Makasih nenek." ujar Alan sudah tidak sabar mencicipi kue yang di berikan neneknya. Alan memakan kue coklat yang di bawakan oleh neneknya dengan sangat lahap. Maklum di desa tempat tinggalnya tidak ada yang jual. Biasanya maminya yang pergi berbelanja ke kota seminggu sekali akan membawanya kue seperti itu.
"Mami ga ditawari nih." Linda pura - pura merajuk.
"Mami mau." Alan menyuapkan kue itu ke mulut maminya.
"Udah buat Alan aja,mami udah kenyang. " tolak Linda sambil membawa tangan Alan yang tengah memegang kue ke mulut Alan sendiri. Linda selalu dibuat tersenyum oleh tingkah putranya yang sudah mulai besar.
knp jadi dendam ke ari?
malah lbh jahat rani, tega sama adiknya sendiri