A True Knight

Desa manusia setengah hewan kini porak porandakan diserang sekumpulan manusia setengah macan yang memborbardir setiap penjuru desa. Zerx dan Teo maju berhadapan dengan mereka tak akan membiarkan desa ini dihancurkan oleh mereka. Tapi tetap saja jumlahnya semakin bertambah hal itu membuat Zerx serta Teo kewalahan menghadapinya. Tak cuma mereka dari arah belakang Fray menghujani manusia setengah macan itu dengan banyak anak panah anginnya.

"Boom!" Boom!"Ledakan terjadi menghancurkan sebagian wilayah desa.

"Srash!"Zerx mengeluarkan tombak petirnya dan melesat menyerang diiringi suara petir yang menyambar.

"Duaarh!"Dalam satu kali ayunan tombak Zerx menumbangkan banyak manusia macan.

"Sepertinya mereka ingin merasakan panasnya sihir apiku ini!"Teo mencari mantra sihir yang lumayan kuat diGrimoirenya untuk membakar mereka.

"Wuuuush!"Fray kembali mengarahkan banyak anak panahnya kearah dimana mereka masih bertahan.

"Baiklah, lihat ini!" Rantai api!"Teo menciptakan banyak rantai yang muncul dari tanah dan mengikat mereka dari sihirnya lalu dialiri panasnya api dirantai tersebut.

"Aaargh!"Teriak mereka tidak bisa bergerak sama sekali.

"Boom!"Anak panah Fray menghujani mereka hingga menghancurkan tempat itu sekaligus mengalahkan mereka semua.

"Shits!" Shits!" Draaash!"Zerx bergerak sangat cepat dan mengalahkan manusia setengah hewan macan itu yang tersisa hingga berjatuhan sana sini.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"Zerx bingung kenapa hal ini bisa terjadi dan dia tak menyangka desa ini dijadikan serangan besar besaran dari satu ras tapi mereka seperti tunduk pada seseorang.

"Apa mereka terluka?"Fray menghampiri Misha yang sibuk menyembuhkan penduduk desa yang terluka akibat serangan.

"Lukanya tidak terlalu berbahaya!"Jawab Misha mengatakan mereka akan sembuh beberapa waktu setelahnya.

"Kau ini malah bersantai tidak jelas?"Teo mengangkat kerah baju Gordon yang malas malasan disini tidak membantu apa apa.

"Tenanglah kepalaku hanya pusing!"Gordon merasa masih ada efek mabuknya mungkin terlalu banyak minum bir.

"Brak!"Teo melemparnya kesal meski dia sendiri juga sedikit pusing tapi tak separah Gordon yang masih mabuk itu.

"Mereka siapa Remi?"Tanya Zerx yang tiba disini dan bertanya pada Remi tentang sosok yang hampir sama dengan mereka.

"Mereka Tree, satu ras dengan kami tapi mereka mengabdi pada penyihir jahat oleh karenanya mereka ingin memusnahkan desa ini agar kami tunduk pada penyihir!"Jelas Remi dengan sedih menatap desanya hancur apalagi banyak penduduk desa yang mati bergelimpangan sana sini.

"Itu benar!"Felika membenarkan perkataan Remi itu sambil membantu penduduk desa yang terluka lainnya.

"Ini tidak bisa dibiarkan!"Zerx berinisiatif membantu mereka mengalahkan penyihir itu walau tak yakin bisa menang melawannya.

"Wah wah ada pertunjukan disini!"Suara seseorang mengejutkan mereka dan sontak menatap kearahnya.

"Tupai terbang?"Teo, Fray, Misha, Remi, dan Felika tak percaya tupai itu dapat terbang dan lebih anehnya lagi dia bisa berbicara pula.

"Aura mistis yang kuat!"Zerx gemetar ketakutan karena tahu tupai itu mempunyai sihir sangat kuat pastinya sulit dikalahkan.

"Ayo lanjutkan pertunjukannya!"Ula menggunakan sihir waktunya mengulang waktu sebelum para Tree mati.

"Grrrr!"Para Tree bangkit satu persatu dengan aura sihir yang kuat bahkan udara mendadak berangin.

"Tangkap mereka!"Perintah Ula pada semua Tree.

"Grrrh!"Para Tree maju menggunakan senjata sihir mereka hendak menyerangnya.

"Wuuuush!"Sebelum mengenainya muncul sihir yang membekukan para Tree juga membuat seluruh tempat diselimuti es.

"Kraak!"Para Tree tak dapat bergerak sama sekali tubuhnya seakan membeku sepenuhnya.

"Slash!"

"Slash!"

"Sring!"Sosok berpedang muncul dari arah belakang dan menebas semua Tree hingga hancur berkeping keping.

"Sudah kuduga mereka tak mungkin melupakan kita!"Zerx senang mereka kembali lagi bertemu dengannya.

"Maaf membuat kalian khawatir!"Elsa menghampiri mereka tak lupa meminta maaf telah terpisah darinya.

"Tidak masalah Elsa!"Jawab Fray tak mempermasalahkannya lagipula mereka kembali bertemu lagi.

"Aduh kepalaku!"Gordon merasa tubuhnya mulai membaik dan menatap sekitaran mengingat beberapa menit yang lalu.

"Sihir yang hebat!"Ula memuji sihir milik Elsa sangat menarik dan dia tak sabar menyerahkannya pada Walter dengan begitu seluruh dunia akan terselimuti salju tidak ada yang berani menentangnya.

"Hah... hah...!"Leorin berkeringat dingin melihat Ula pasalnya ia takut jika sihirnya mengenainya maka ia bisa saja terjebak diruang waktu.

"Ada apa dengan diriku ini?"Leorin bertanya tanya mengapa dirinya seakan takut menghadapinya padahal dia juga makhluk sama sepertinya.

"Kita bertemu lagi manusia!"Ula tersenyum sinis melihatnya ketakutan itu.

"Leorin kita serang dia bersama sama!"Zerx dan Teo berada disampingnya bersiap menyerang Ula.

"Percuma saja dia sangat kuat serangan sihir biasa tak akan mampu mengalahkannya!"Leorin memperingati mereka untuk tidak gegabah.

"Mari kita coba saja!"Zerx tak menghiraukannya dan melesat diikuti aura sihir petir yang menggelegar.

"Rasakan ini tupai lemah!"Teo turut menyerangnya dengan bola api berturut turut menuju arahnya.

"Prang!"Ula yang merasa diremehkan bergerak menghilang lalu menendangnya Zerx hingga terpental sebelum menyerangnya.

"Lingkaran waktu!"Ula menciptakan sebuah bola waktu dari tongkat sihirnya mengurung Teo didalamnya.

"Tolong aku!"Teriak Teo panik tak dapat bergerak bahkan dia hanya mampu menggerakkan matanya saja.

"Slash!"Leorin menebaskan pedang peraknya kearah lingkaran waktu sampai hancur menyelamatkan Teo dari kepanikannya.

"Sudah saya bilang dia terlalu kuat untuk kita lawan!"Ucap Leorin pada Teo dan Zerx yang tak berdaya itu.

"Bagaimana ini?"Zerx merasa tak mungkin bisa mengalahkan Ula dalam sekali serang saja dia sudah terpental begitu saja.

"Sihir yang merepotkan!"Gumam Teo tak percaya ternyata sihir dari tupai terbang bisa sekuat itu.

"Sudah terlambat bagi kalian!" Lingkaran sihir!"Ula mengarahkan tongkat sihirnya pada Elsa lalu mengurungnya didalam lingkaran sihir waktunya.

"Tolong aku Leo!"Ucap Elsa didalam hatinya karena tubuhnya sama sekali tak bisa bergerak dan dia hanya bisa pasrah saja.

"Hahaha, Sebentar lagi riwayatmu akan berakhir manusia!"Ula terbang menghilang membawa Elsa menuju istana bawah tanah menemui Walter.

Mereka yang berada disini tak bisa berkata kata lagi melihat teman mereka tertangkap oleh Ula. Terutama Teo dia sangat marah bagaimanapun Elsa adalah sepupunya tak mungkin dia membiarkan menghabisinya.

"Tupai sialan!"Umpat Teo diikuti aura sihir api yang membara membakar tempat ini hingga menjadi panas.

"Ayo Leorin kita selamatkan Elsa!"Ajak Teo pada Leorin dengan suara keras kearahnya.

"Saya... !"Leorin nampak gemetar ia bukan tak mau menyelamatkan Elsa tapi ia tahu tak mungkin bisa menyentuh apalagi mengalahkan Ula.

"Kita tidak punya waktu sebelum Elsa dihabisi olehnya!"Tegas Teo pada mereka semua.

"Tidak akan kubiarkan dia menghalangi tugasku!"Mendengar perkataan Teo yang menyebut Elsa pasti tak selamat dalam beberapa saat Leorin melesat dengan pedang terbangnya mencari dimana Ula berada.

"Ikuti Leorin!"Zerx berlari mengejar Leorin yang lebih dulu dari mereka semua.

"Kami mengerti!"Mereka termasuk Remi dan Felika mengikuti Zerx dari belakang menyusulnya.

"Saya harus meningkatkan sihir perak ini demi mengimbanginya!"Gumam Leorin dalam hati berniat meningkatkan sihirnya setidaknya mampu mengimbangi Ula dalam hal sihir.